"Mami tahu jika kau masih sakit hati pada papi mu, tapi jangan membuat keributan seperti ini. Malu...!"
"Bukan Vanya yang membuat keributan mi, Naomi datang ke kantor dan mengejek Vanya karena dia dan mamahnya sudah berhasil merebut papi dari kita. Menurut mami aku harus diam, begitu?"
"Kakak benar mi, mereka terlalu membanggakan apa yang sudah mereka rebut!" timpal Bagas yang kali ini setuju dengan perkataan kakaknya.
"Mami mengerti sayang, biarkan saja. Biarkan karma yang membayarnya!"
"Sampai kapan kita akan menunggu karma mi?" tanya Vanya membuat Liana terdiam, "mami terlalu lemah, apa salahnya kita melawan karena selama ini mereka benar-benar sudah menginjak kita bertiga?"
Vanya kesal terhadap maminya, wanita ini memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Bagas dan Liana hanya menatap punggung Vanya yang sama sekali tidak menoleh ke arah mereka.
"Bagas, apa kamu tidak menjenguk papi mu?" tanya Liana.
"Untuk apa mi?"
"Bagas, baik buruknya dia adalah papi mu nak. Ayah kandung mu, sebab dia kau ada dunia ini,"
"Kenapa harus anak yang menjadi korban dari keegoisan orangtua mi? orangtua meminta semua anak-anaknya harus mengerti pada perasaan mereka tanpa memikirkan perasaan kami sebagai anak-anak yang butuh keluarga lengkap dan hangat. Mi, sakit mi. Jadi, jangan meminta aku dan kakak untuk. bersikap baik pada papi...!" tutur Bagas yang juga memuji untuk masuk kedalam kamarnya.
Liana menarik nafas panjang, sebenarnya Liana tidak mau kedua anaknya menyimpan dendam dan kebencian.
Keesokan harinya, dengan langkah tegas namun santai Vanya pergi ke rumah sakit untuk menemui papinya. Tanpa mengetuk pintu, Vanya langsung masuk kedalam ruangan rawat dan mendapati Mira sedang menjaga suaminya atau lebih tepatnya papi Vanya.
"Ada Vanya pi...!" ucap Mira memberitahu.
Mira membantu Yoman duduk.
"Vanya, papi tahu kamu akan datang nak!" ucap Yoman merasa senang.
"Aku datang ke sini hanya untuk memberi peringatan pada kalian semua terutama anda...!" Vanya menunjuk Mira, "aku harap anda bisa menasehati anak anda untuk lebih memiliki rasa malu sedikit. Kenapa? karena Naomi yang tidak memiliki muka itu sudah membuat keributan di kantor ku. Untuk anda tuan Yoman, bisakah anda mendidik anak tiri kesayangan anda itu?"
Mira dan Yoman saling pandang.
"Apa maksud mu Vanya? jangan memfitnah anak ku?"
"Fitnah?" Vanya mengulangi perkataan Mira, "Naomi dengan bangganya berteriak jika kau dan dia sudah berhasil merebut tuan Yoman dari mami ku. Ambil saja, ambil lelaki ini.Aku dan adik ku tidak butuh sosok ayah yang tidak bisa di jadikan panutan ini," ujar Vanya geram.
Tanpa mendengar tanggapan papinya, Vanya langsung keluar dari ruangan tersebut.
Mira mengepalkan tangannya marah, wanita ini tidak terima atas sikap Vanya yang sudah memfitnah anaknya.
"Lihat anak mu itu, apa Liana sudah mendidiknya dengan baik? tidak sopan sama sekali....!"
"Diamlah!" sentak Yoman, "kepala ku pusing...!"
Vanya tidak pergi ke kantor, membuat Leon penasaran apa yang sudah terjadi pada Vanya terlebih lagi ponsel Vanya tidak aktif.
"Dalia,apa Vanya sakit? kenapa dia tidak berangkat ke kantor?" tanya Leon yang mengkhawatirkan keadaan Vanya.
"Aku juga tidak tahu, dia tidak ada bilang apa pun. Biasanya, jika seperti ini pasti ada masalah yang sedang di selesaikan kak Vanya."
"Apa Bagas berangkat ke kantor juga?"
"Tidak, dia menemani maminya yang masih kurang sehat di rumah...!"
Semakin khawatir lah Leon, karena tidak seperti biasanya Vanya bolos kerja seperti ini. Sekali lagi, Leon berusaha menghubungi Vanya namun tetap saja nomor telponnya tidak aktif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
💜bucinnya taehyung💜
seorang anak ga bisa memilih siapa orang tua nya... mungkin klo bs mikih sibbagas ama vanya jg g mau punya bapak kek gt
2022-06-13
0
Imam Sutoto Suro
lanjut
2022-05-16
0
um 7098355
wlaupun msih misterius mga si leon bsa mnjdi benteng pertahanan si vanya.😋😋😋
2021-12-14
2