"Eh, banyak nyamuk loh!" Leon melepas jaketnya lalu memberikan pada Vanya.
"Untuk apa ini?" tanya Vanya bingung.
"Kamu pakai lengan pendek, pakai aja jaket ku. Nanti kamu di gigit nyamuk!"
Vanya tersenyum, perhatian kecil yang di berikan Leon membuat hatinya meleleh.
"Air terjunnya di mana?" tanya Vanya penasaran.
"Kita jalan dulu sebentar, kenapa? apa kamu lelah?"
"Gak kok, aku gak manja loh!" seru Vanya.
"Ya begini lah kalau pergi sama orang miskin. Gak bisa ngajakin kamu ketempat mahal!" ujar Leon merasa tidak enak hati.
"Apa sih kamu? aku gak suka loh dengar kamu ngomong gitu!" Vanya cemberut.
"Kenyataan ya memang begitu, aku mengajak mu ketempat seperti ini. Banyak nyamuk dan melelahkan!"
"Aku senang loh, aku juga gak pernah pergi ke alam terbuka seperti ini. Biasanya kalau hari minggu aku gak pernah keluar, keluar pun bareng mamah kalau gak ya Bagas!" tutur Vanya merasa sedih dengan kehidupannya, "eh, itu air terjunnya. Ya ampun indah banget. Aku baru pertama kali loh lihat air terjun secara langsung!"
"Kau mau turun?"
"Eh, itu ada yang jualan minuman. Kita duduk di sana aja yuk....!" Vanya yang tidak menjawab pertanyaan Leon langsung menarik tangan pria itu.
Senang sekali Vanya pergi ketempat seperti ini. Leon memesan dua teh hangat untuk mereka dan beberapa camilan.
"Eh, airnya dinginnya ya...!" ujar Vanya sambil memainkan air yang mengalir di bawah kakinya.
"Dingin, sama seperti kehidupan!"
"Akan hangat jika kau yang menghangatkan!" sahut Vanya membuat Leon bergeleng kepala.
"Leon,... apa aku boleh bertanya sesuatu pada mu?"
"Tidak boleh. Bayar dulu,!" canda Leon.
"Nanti, akan ku bayar menggunakan hati ku...!" celoteh Vanya seakan menunjukan jika dirinya menyukai Leon dan berharap lebih.
"Tanya apa?"
"Umur mu sudah dua puluh sembilan, kenapa kau belum menikah juga?" tanya Vanya yang masih penasaran dengan Leon.
"Dan kau dua puluh delapan, kenapa belum menikah juga?" Leon malah bertanya balik.
"Leon,...kok malah bertanya balik sih?" kesal Vanya.
"Ada sesuatu yang harus aku selesaikan dulu!" jawab Leon dengan wajah serius.
Vanya mengerutkan keningnya penasaran, "Apa maksud mu Leon, jika kau punya Masalah coba cerita!"
"Nanti aja, suatu saat kau akan tahu apa yang aku maksud. Untuk sekarang aku belum siap memberitahu mu."
"Leon, aku tidak mengerti maksud dari ucapan mu. Katakan lebih jelas lagi,"
"Kita bahas besok saja ya. Aku janji....!" ucap Leon.
"Awas aja gak cerita, akan ku.....!"
"Akan ku apa kan hemmm.....?" Leon memotong ucapan Vanya, "kalau cubit lagi aku gak mau, kalau cium ya aku mau...!"
Vanya langsung membuang wajahnya yang sedang merona malu. Rasanya jika berduaan di tempat indah seperti ini sangatlah syahdu apa lagi bunyi gemercik dari air terjun terdengar indah di telinga.
"Kalau pergi ketempat seperti ini, sepertinya harus bareng pacar atau keluarga gitu ya...?" kata Vanya yang memandang ke sekelilingnya.
"Ah, gak juga lah. Masih banyak yang pergi sama temannya!" sanggah Leon.
"Pastikan orang lain lihatnya pasangan."
"Iya, seperti kita ini...!" seru Leon.
"Emang kamu mau jadi pasangan aku?" tanya Vanya keceplosan. Wanita ini langsung memalingkan wajahnya sambil menahan malu. Vanya menggerutuki mulutnya yang suka sekali keceplosan di depan Leon. Vanya sadar jika ini bukan dirinya yang biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Hasan Abas
7
2022-06-06
0
Sonhaji
bilang mau dong leon.....
2022-05-14
0
Lestari
mau mau mau
2022-05-01
0