"Di ajakin pergi kemana sih, kok sepertinya bahagia banget?" Liana penasaran.
"Iya nih, sebelumnya kakak gak pernah loh seperti ini...!" timpal Bagas.
"Mi, ternyata bahagia itu sederhana ya? tidak melulu soal materi, pergi ke tempat wisata aja udah bikin Vanya bahagia."
"Dan contohnya seperti sekarang, lihat anak-anak mami bahagia aja mami jauh lebih bahagia," ucap Liana.
"Kapan dong di remiskannya kak?" tanya Bagas membuat Vanya langsung cemberut.
"Kakak gak tahu deh!" jawab Vanya lesu.
"Sudah beberapa bulan kakak dekat dengan Leon tapi kenapa dia tidak memberi kejelasan hubungan kalian."
"Mungkin Leon sungkan atau tidak percaya diri, secara kamu atasannya. Tidak ada salahnya jika kamu yang memulai dulu Vanya, urusan di terima atau tidak yang penting kamu sudah lega mengungkapkan perasaan mu!" tutut Liana membuat Vanya terdiam.
"Vanya malu mi, masa Vanya yang mulai duluan!"
"Perempuan ya gini, maunya di dahulukan. Kak, perbedaan status kita dengan Leon pasti menjadi satu alasan bagi dia tidak pernah menyatakan perasaannya."
"Terus, aku harus apa dong?" tanya Vanya bingung.
"Ungkapin dong...!" seru Bagas dan Liana bersamaan.
Vanya mendengus kesal, "Kalian berdua ini sama saja. Suka sekali mengompori ku!"
"Kalau bisa secepatnya kamu menikah. Mami kesepian nih pengen gendong cucu," ucap Liana membuat mata Vanya terbelalak.
"Mami, apaan sih?"
Vanya merona malu, wanita ini memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya. Girang sekali hati Vanya ketika membuka ponsel dan melihat beberapa foto yang dia ambil bersama Leon.
"Benarkah hati ku ini? jangan salah aku menempatkan hati, aku tidak ingin memiliki pasangan seperti papi." Vanya memegang dadanya.
Malam telah berganti pagi, seperti biasa semua orang sibuk pada aktifitas mereka masing-masing.
Dengan langkah santai, Leon memasuki kantor, langkah pria ini terhenti ketika dua orang karyawan menegurnya.
"Leon, kalau kerja ya kerja jangan cari kesempatan!" tegur seorang karyawan perempuan.
Leon mengerutkan keningnya dalam, "Kesempatan apa yang kau maksud?" tanya Leon tidak mengerti.
"Gak usah munafik, kau menggunakan tampang mu untuk memikat bu bos. Kau pasti sudah banyak memanfaatkannya!" fitnah karyawan satunya.
"Wah,...wah,...tolong di jaga mulut mu itu, kotor sekali...!" ucap Leon sambil berkacak pinggang.
"Kenyataannya memang seperti itu, semua karyawan tahu bagaimana sifat bu Vanya yang gak mau dekat sama laki-laki. Pasti kau sudah merayu atau memberinya peletkan?"
"Benar-benar kotor mulut kalian ini. Mau aku pel kah? kerja sana, jangan suka mengurusi orang lain. Ku tegaskan ya, aku tidak pernah memanfaatkan ibu Vanya. Bilang aja kalian suka pada ku tapi tak mampu menggapai ku kan?" Cibir Leon membuat kedua karyawan itu terdiam malu.
Leon tidak peduli, lelaki ini kembali melanjutkan langkahnya. Belum jauh Leon pergi, kedua karyawan tersebut di kejutkan dengan kemunculan Bagas.
"Cemburu berlebihan itu tidak baik. Kerja sana!" ucap Bagas membuat kedua karyawan tersebut langsung tertunduk malu.
Bagas terkekeh geli ketika melihat dua karyawan kakaknya itu.
"Untung saja kau yang mendengar, coba kalau kak Vanya yang dengar. Habislah mereka, pasti di pecat!" ujar Dalia.
"Iya, kakak sangat tidak suka jika ada karyawan yang menggosip."
"Kalian sedang apa di sini?" tanya Vanya mengejutkan Bagas dan Dalia.
"Eh, tidak ada kak!" Bagas gugup.
"Kerja sana, mau di potong gaji kalian?" ancam Vanya membuat Bagas dan Dalia langsung pergi ke ruangan masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Vera Diani
Good Job Leon,,org julid y kudu di gituin 😂🤣
2022-10-05
0
um 7098355
mulai ska krakter leon ug tegas ga plinplan pa lgi baik hati mantaaap biarpun msih misterius😁😁😁
2021-12-14
0
𝕽𝖊𝖉ᵏⁱᵗª️𝕱𝖆𝖋𝖆
wah leon jawab nya das des... 🤣ntu karyawan langsung kicep... 🤣
2021-12-11
5