"Kau yakin, jika aku tidak akan di marahi mami mu jika mengajak mu keluar naik motor seperti ini?" Leon merasa tidak enak hati.
"Tidak, mami ku tidak termasuk dalam golongan yang gila uang!"
"Hai Leon, hati-hati di jalan ya....!" Liana tiba-tiba muncul di teras sambil melambaikan tangan.
"Nah, lihat sendiri kan?" tanya Vanya dengan senyum lebarnya.
"Hai juga tante,....!" Leon hendak turun dari motornya untuk bersalaman dengan Liana namun Liana menolak.
"Udah,gak usah turun. Cepat pergi sana, nanti panas!"
Leon yang gugup hanya bisa tersenyum sembari menghidupkan mesin motornya.
"Mi, kami pergi dulu...!" pamit Vanya melambaikan tangan.
Liana tersenyum lebar, akhir pekan yang cerah karena baru sekarang Liana melihat anak perempuannya pergi bersama laki-laki.
"Nikahin aja mi!" seru Bagas.
"Heh, kamu pikir pernikahan itu mainan kah?" Liana menyentil telinga anak lelakinya, "mau kemana kamu?"
"Jemput Dalia, udah janji kalau hari minggu mau pergi," jawab Bagas, "mami gak pergi?" tanya Bagas.
"Mami sudah tua, sekarang mami hanya ingin menunggu kalian memberikan cucu pada mamah aja!"
"Hih, beli boneka aja mi!" canda Bagas.
"Ya udah, pergi sana!"
Bagas pamit dengan maminya, Liana senang sekali melihat anaknya bisa bahagia seperti ini. Liana kembali melanjutkan pekerjaannya menyiram bunga.
Sementara itu, Vanya dan Leon pergi ke pusat kota karena hari minggu sudah di pastikan sangat ramai. Vanya sangat senang sekali, sejak mengenal Leon banyak hal baru yang di alami.
"Ya ampun, kenapa gak dari kemarin-kemarin ajak aku pergi?"
"Biasanya orang kaya seperti mu perginya ketempat berkelas dan mahal. Aku ini apa lah, cuma remahan kerupuk!" canda Leon membuat Vanya tertawa.
Vanya dan Leon duduk di sebuah kursi tralis sambil meneguk minuman dingin yang baru saja mereka beli di pedagang sekitar.
"Jangan merendah seperti itu, aku tidak suka. Aku juga pernah berada di titik terendah dalam hidup ini," ujar Vanya yang setiap hari pasti akan selalu ingat dengan masa lalu keluarganya.
"Sebenarnya kita sama, bedanya kau jauh lebih beruntung masih memiliki kedua orangtua. Aku sama seperti mu, tidak bisa melupakan kejadian di masa lalu."
"Aku tidak memaksa mu untuk menceritakan masa lalu mu. Tapi, aku yakin kau adalah laki-laki yang baik!"
"Aku memang baik, tampan lagi...!" gurau Leon memuji dirinya sendiri.
"Ya, saking tampannya kau bisa memikat ku!" seru Vanya keceplosan.
"Heh, kau bilang apa tadi...?"
"Tidak ada, aku hanya bercanda!"
"Serius juga gak masalah!"
"Udah ah, aku malu...!" Vanya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Udah panas, kita pergi ke tempat lain yuk!" ajak Leon tanpa sadar menggenggam tangan Vanya.
Jantung Vanya berdesir, wanita ini tersenyum tipis ketika Leon menggenggamnya. Mereka pergi ke parkiran, lalu kembali mengendarai sepeda motornya.
"Leon, kita mau kemana?" tanya Vanya penasaran.
"Ketempat wisata, biasanya kalau hari minggu sangat ramai. Kenapa? apa kau tidak mau pergi ke tempat ramai?" tanya Leon memastikan dulu jika Vanya mau atau tidak.
"Kalau perginya sama kamu, aku mau. Kalau perginya sama tetangga mu, aku gak mau!" canda Vanya.
"Eh, tetangga ku lumayan kaya loh. kamu lihat sendirikan rumahnya besar. Duda anak empat pula!"
"Leon,.....!" Vanya mencubit pundak Leon.
"Aau....kalau mau nyubit, cubit hati ku aja. Jangan pundak ku, gak terasa!"
Saking malunya Vanya, wanita ini tidak menanggapi ucapan Leon, hanya tersenyum tipis. Leon juga tersenyum melihat wajah Vanya dari kaca spion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Vera Diani
Senyam senyum olangan ni euke 😂🤣
2022-10-05
0
bunda syifa
ini cerita d zaman nya dilan y Thor, gombal nya Leon kayak dilan gombalin milea lebai tapi bikin cewek meleyot🤭🤭😘😘
2022-06-09
1
Nanokj
Ini baru novel bagus gak bikin bosen
2022-04-28
0