Sampai sore pun Vanya tidak ada kabarnya, membuat Leon dengan mantap memutuskan untuk pergi ke rumah Vanya setelah pulang kerja. Di depan gerbang rumah Vanya, Leon menimbang diri untuk masuk.
Lelaki ini tidak cukup percaya diri untuk masuk, Leon sadar diri. Dirinya hanya seorang karyawan, apa pantas mengkhawatirkan seorang atasan.
"Mas, mau masuk apa gak?" tanya pak satpam.
"Em, mau tanya pak. Bu Vanya ada di rumah?" tanya Leon.
"Sepertinya ada, seharian ini tidak ada yang keluar!"
"Oh, terimakasih. Apa saya boleh masuk pak?"
Satpam langsung mempersilakan Leon untuk masuk. Belum juga masuk ke dalam rumah, Leon terkejut ketika di sapa oleh Liana.
"Hai, mau cari siapa ya...?" tanya Liana yang sebenarnya sudah tahu jika ini Leon.
"Eh, anu bu....!"
"Tante aja...! cari Vanya...?" tanya Liana.
"Iya bu,...eh tante. Vanya ada?"
"Ada kok, gak tahu juga kenapa seharian gak keluar kerja juga gak. Ayo masuk, tante panggilkan Vanya dulu."
Leon mengekor di belakang Liana, Leon bisa menebak jika orang ini adalah ibunya Vanya karena bisa di lihat jika wajah mereka sangat mirip.
Liana mempersilahkan Leon untuk duduk menunggu karena Liana akan memanggil Vanya yang kamarnya berada di lantai dua.
Liana mengetuk pintu kamar anaknya, dengan malas Vanya membuka pintu.
"Ada apa mi?" tanya Vanya lesu.
"Ada tamu untuk mu," jawab Liana.
"Malas ah, bilang aja Vanya pergi atau apa. Suruh pulang aja...!"
"Yakin di suruh pulang?" tanya Liana memastikan.
"Iya, cari alasan apa kek gitu!"
"Ya udah, mami bilang sama Leon dulu ya...!" ujar Liana membuat mata Vanya langsung cerah.
"Apa mi, Leon?"
"Iya Leon. Sebentar, mami suruh dia pulang dulu...!" pancing Liana.
"Gak usah mi, Vanya bercanda. Mi, Vanya udah cantik belum? ada belek gak di mata Vanya,...hah....nafas Vanya wangi gak mi...?"
Liana cekikan melihat tingkah anak perempuannya ini. Baru sekarang Liana melihat tingkah lucu dari Vanya.
"Udah cantik, anak mami sangat cantik!" ucap Liana.
"Ya udah, Vanya turun dulu...!"
Bergegas turun untuk menemui Leon, hampir tidak sengaja Vanya menabrak bibi yang tak sengaja melintas.
"Aduh bi, hampir aja!" Vanya dan bibi saling mengusap dada, "bikin minum yang enak buat tamu Vanya bi...!"
"Iya non,...!"
Vanya menarik ulur nafas, kemudian berjalan dengan anggunnya menuju ruang tamu. Segarnya mata Vanya ketika melihat Leon yang tampan duduk di ruang tamu.
"Leon,...!" sapa Vanya dengan senyum lebarnya.
"Masih bisa senyum?" tanya Leon, "seharian gak ada kabar bikin khawatir aja!" tukas pria itu.
"Eh, hehe...maaf!" ucap Vanya dengan tawa garingnya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Leon.
"Kau mengkhawatirkan ku?" Vanya bertanya balik.
"Tidak, aku tidak mengkhawatirkan mu. Kalau begitu aku pulang dulu...!"
"Eeeeh, gitu aja ngambek...!" seru Vanya.
"Ponsel mu mati, kau tidak pergi ke kantor hari ini. Itu tidak seperti biasanya, apa salah jika aku khawatir pada mu?" tanya Leon menatap wajah Vanya.
Sementara itu, Liana yang langsung memanggil Bagas mengajak anak lelakinya itu untuk mengintip. Liana sangat senang dengan keberanian Leon yang mau datang ke rumahnya.
"Heh, bi...jangan bilang kalau kami ngintip di sini...!" pesan Liana pada bibi yang sedang membawa segelas minuman untuk Leon.
"Siap bu...!"
Kembali ke ruang tamu, Leon dan Vanya terus mengobrol, Vanya sangat senang sekali ketika Leon berani datang bertamu ke rumahnya. Banyak laki-laki yang ingin berusaha dekat dengan Vanya, tapi hanya Leon yang berani datang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Panji Putra Wijaya
mantab duong..
2022-05-04
0
Rienandha Fuji
adik sama mami sama2 kepo
2022-02-08
2
Sri Wahyu Utami
ealah si mami ngintip ntar bintitan dah wkwkwkwk
2022-02-05
1