Tetap seperti biasa, baik Leon maupun Vanya menjalani aktifitas masing-masing. Meskipun mereka sudah terikat sebuah hubungan, namun Leon tetap bekerja sebagai mana tugasnya.
Tidak sekali pun Leon memanfaatkan Vanya seperti kebanyakan yang di bilang orang. Leon masa bodoh, selama Vanya bersedia menerima dirinya apa adanya, Leon tidak akan mendengarkan ocehan orang.
"Mau kemana?" tanya Leon ketika melihat Vanya keluar dari ruangannya.
"Aku ada meeting mendadak. Bagas tidak bisa mewakili ku, aku pergi dulu ya...!" jawab Vanya terburu-buru.
"Hati-hati pacar ku!" ucap Leon.
"Terimakasih pacar ku!" sahut Vanya dengan senyum lebarnya.
Leon menghela nafas panjang sambil menatap punggung Vanya. Entah apa yang ada di pikiran lelaki ini, Leon memutuskan untuk membuntuti Vanya.
Ternyata Vanya hanya pergi ke restoran yang berada tak jauh dari perusahaan. Leon bisa melihat jika sudah ada Dalia di sana.
"Maaf bu, mereka tidak mau tanda tangan!" bisik Dalia memberitahu.
Vanya duduk, menatap dua orang rekan bisnisnya yang terlihat sangat angkuh, "Katakan alasannya kenapa bapak berdua menolak untuk tanda tangan?"
"Seharusnya nona Vanya bisa memberikan kami keuntungan dua puluh lima persen. Baru kami akan tanda tangan," jawab pria yang bernama Dani itu.
"Kalian ini sangat lucu,...!" Vanya terkekeh lucu, "kalian yang meminta kerjasama dengan perusahaan ku tapi kalian sendiri yang menentukan keuntungan. Lucu!"
"Kau menghina kami...?" mata kedua pria itu melotot.
"Ada kah kata-kata ku yang menghina kalian? jika kalian tidak suka, silahkan batalkan kerja sama ini," ucap Vanya dengan tegasnya.
"Cih, sombong sekali. Awas saja kau!" ucap salah satu pria yang berusia empat puluh tahunan.
"Dia ini memang sombong pak, papinya saja ingin bekerjasama selalu di tolak bahkan di hina. Tidak pantas menjadi seorang pemimpin," ucap Naomi yang tiba-tiba ada di sana.
"Sepertinya kau ini ada di mana-mana ya!" Dalia geram.
"Ah, benarkah?" tanya pak Dani.
"Dia ini egois, sama seperti ibunya. Makanya papi Vanya lebih memilih bercerai," Naomi berusaha menjelekan Vanya.
Byuuuur.....
Vanya yang emosi langsung menyiram wajah Naomi dengan minuman milik Dalia.
"Perempuan sampah!" umpat Vanya, "Apa papi ku mendidik mulut mu ini hanya untuk memfitnah orang hah?"
Naomi mengusap wajahnya, wanita ini tidak terima dengan perlakuan Vanya. "Dasar perempuan murahan!" hina Naomi.
"Sekarang yang murahan teriak murahan, di mana kau meletakan wajah mu hah?"
"Kami pergi dulu, tidak penting melihat ini," ujar klien Vanya yang merasa akan ada keributan.
"Diam kau Vanya!" sentak Naomi.
"Kau yang seharusnya diam, aku datang ketempat ini untuk bekerja. Akhir-akhir ini kau selalu muncul di hadapan ku, apa kau menguntit ku?'' cibir Vanya membuat Naomi semakin naik pitam.
Seakan ringan tangan, Naomi yang hendak menampar wajah Vanya langsung di dorong kasar oleh Leon yang tiba-tiba muncul di restoran tersebut.
"Kau, kau lagi. Siapa kau sebenarnya?" Naomi berusaha berdiri.
"Jangan sesekali kau menyentuh Vanya ku!" ucap Leon dengan tatapan dingin.
"Leon, sudahlah!" Vanya menarik tangan Leon.
"Tidak, aku tidak terima jika perempuan ini selalu mengganggu mu!"
Naomi tersenyum cengir, "oh, ternyata kau hanya seorang OB. Di bayar berapa kau sampai kau membela perempuan ini hah?"
Plaaakkk.....
Vanya yang sudah kehabisan kesabaran langsung menampar wajah Naomi.
"Jangan suka merendahkan orang lain jika hidup mu saja jauh lebih rendah!" ucap Vanya lalu mengajak Leon dan Dalia pergi.
Naomi merintih kesakitan, wanita ini langsung mengambil ponselnya dan mengadu pada pak Yoman. Tentu saja Naomi memutar balikan fakta agar hubungan ayah dan anak itu semakin rumit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Vera Diani
Si Nom nom ngeselin amit y 😠
2022-10-05
1
Wandi
mantapmam
2022-06-08
0
Lestari
pelakor teriak pelakor tunggu karma keluargamu naomi
2022-05-01
1