17.Sudahlah!

"Kau mengikuti ku?" tanya Vanya.

"Aku khawatir pada mu, makanya aku mengikuti mu!"

"Ya ampun, manisnya!" Dalia tersenyum sendiri.

"Kita tunggu di sini, aku yakin sebentar lagi Naomi akan datang bersama papi dan mamahnya!" ujar Vanya yang sudah bisa menebak.

"Dari mana kau tahu?" tanya Leon.

"Ini mah udah biasa, Naomi suka memutar balikan fakta!" ujar Dalia.

"Kakak.....!" Bagas menghampiri kakaknya setelah mendapatkan kabar dari Dalia.

"Kenapa kau seperti orang kesurupan seperti ini hah?"

"Duh, apa lagi sih? kenapa suka sekali bertengkar dengan Naomi?"

"Dia yang mulai, Jadi apa salahnya jika kakak meladeninya!"

"Dia menghina bahkan hampir memukul kakak mu. Lalu, apa salahnya jika kakak mu melawan?" Leon buka suara.

Lima menit menunggu, belum juga terlihat kedatangan Naomi dan pak Yoman.

"Mereka tidak akan datang, sebaiknya kau tenangkan diri dulu!" ujar Leon mengajak Vanya kembali ke ruangannya.

"Kata siapa?" tanya Vanya lalu menunjuk ke arah pintu yang sejak tadi sudah terbuka lebar.

Vanya yang sudah menyiapkan mental dan tenaga serta sumpah serapahnya langsung bangkit dari duduknya untuk menyambut kedatangan keluarga bahagia tersebut.

"Vanya.....!" suara berat Yoman menggema di ruangan itu.

"Tidak usah teriak-teriak, aku mendengarnya. Kenapa, apa anak kesayangan anda itu sudah mengadu?" Vanya bertanya sambil melipat kedua tangannya.

"Kau memukul anak ku, Naomi tidak bersalah apa pun. Aku lah yang bersalah. Apa kau tidak di didik oleh mami mu hah?" Mira memasang wajah kecewanya.

"Jika anak mu bisa kau didik mulut dan sikapnya, maka Vanya tidak akan turun tangan seperti ini," ucap Leon membuat Yoman dan Mira langsung menoleh ke arah Leon.

"Dia, lelaki ini yang sudah dua kali mendorong ku mah," adu Naomi langsung memeluk lengan Yoman, "Naomi takut pi...!"

Melihat perlakuan Yoman pada Naomi, Vanya benar-benar muak melihatnya.

Yoman memandang Leon dari atas sampai ke bawah.

"Pegawai rendahan seperti kau berani mendorong anak ku hah?" sentak Yoman tidak terima.

Vanya menyunggingkan senyumnya, semakin muak dan benci Vanya pada ayah kandungnya sendiri.

"Pi, Naomi yang salah. Dia suka mengganggu aku dan kakak bahkan menghina kami.Seharusnya papi membela kami, bukan Naomi...!" Bagas membuka suara, kekecewaan pria ini semakin bertambah pada papinya.

"Diam kau Bagas!" sentak Yoman, "apa mami kalian tidak mendidik kalian agar menjadi anak yang memiliki rasa sopan santun dan menghargai orang?"

Vanya tertawa, keras sekali tawa wanita ini.

"Pak tua, apa selingkuh anda ini tidak memiliki cermin di rumah? seharusnya anda bisa bercermin, bukankah tugas seorang ayah mendidik dan memberikan perlindungan pada anak-anaknya. Lalu kenapa anda menyalahkan ibu ku hah?"

"Kak, sabar...!" Bagas menarik Vanya.

"Dan anda, apa kah anda masih bisa makan dan tidur enak setelah apa yang ada perbuat di masa lalu?" tanya Leon pada Mira hingga membuat wanita itu kebingungan.

"Apa maksud mu hah?" tanya Mira tidak mengerti.

"Oh, tidak ada. Mungkin anda sudah lupa dengan masa lalu anda!" jawab Leon kemudian acuh.

"Pukul Vanya pi, Naomi tidak terima dia memukul Naomi tadi...!" Naomi mencoba mengadu domba.

Vanya maju, menatap tajam ke arah papinya.

"Ayo pukul aku, anak tiri anda ini sudah tidak sabar ingin melihat aku menangis. Ayo pukul aku....!" kata Vanya dengan nada yang sangat tinggi.

Yoman mundur, wajahnya gugup.

"Kak, sudahlah...!" Bagas kembali menarik tangan kakaknya, "pergilah pi, jika papi tidak pernah memberi kasih sayang pada kami, setidaknya papi jangan menyakiti aku dan kakak."

"Sebaiknya kita pergi,....!" kata Yoman menarik tangan Naomi dan Mira.

"Tapi pi....!" Naomi menghentakkan kakinya.

"Sudah ayo....!" sentak Yoman membuat Naomi ketakutan.

Mereka bertiga kemudian berbalik badan dan melangkah keluar.

"Untuk nyonya Mira, bisakah anda mengembalikan apa yang sudah anda rampas dulu....?"

Langkah Mira terhenti, wanita itu berbalik badan menatap Leon.

"Apa maksud mu hah, apa yang sudah aku rampas?" tanya Mira geram.

"Kau pikirkan saja!" seru Leon dengan tatapan tajam.

Yoman menarik tangan Mira, Mira yang masih penasaran dengan Leon masih terus memandang kearah Leon.

"Leon,....!" Vanya menarik tangan Leon.

"Aku baik-baik saja. Melihat wajahnya, ingin sekali aku memusnahkannya!" ucap Leon membuat Bagas dan Dalia penasaran.

"Kak, ada apa dengan dia?" tanya Bagas.

"Anak kecil, kembali bekerja sana!" usir Vanya.

Bagi karyawan Vanya, sudah biasa hal seperti ini terjadi. Mereka semua juga sudah tahu bagaimana hubungan Vanya dengan keluarga papinya itu.

Terpopuler

Comments

Vera Diani

Vera Diani

Eh Nomi kau punya ginjal brp sii,,mau tak congkel dan goreng tu ginjal 😂🤣🤣🤣🤭🤪

2022-10-05

0

awanbiru95

awanbiru95

boleh gak sih aku geprek tu manusia" astghfirullah

2022-04-06

1

Riska Wulandari

Riska Wulandari

papi udah g waras g bisa mikir..

2022-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 01.Sabar Bagas
2 02.Maaf Bu
3 03.Entahlah
4 04.Eh, Kenapa?
5 05.Bohong
6 06.Diamlah!
7 07.Leon Bertamu
8 08.Tidak Mau!
9 09.Aku Malu
10 10.Seperti Kita
11 11.Kotor Sekali
12 12.Misi
13 13.Aku Menyukai Mu
14 14.Sedikit Masa Lalu Leon
15 15.Aku Rindu Sama Kamu
16 16.Sombong Sekali
17 17.Sudahlah!
18 18.Semua Tergantung Vanya
19 19.Biarkan Saja
20 20.Menikahlah Liana
21 21.Bagaimana?
22 22.Diam Kau!
23 23.Ini Bukan Naomi
24 24.Hentikan
25 25.Apa Hubungannya
26 26.Secepatnya
27 27.Diam Kau!
28 28.Tidak Ada
29 29.Vanya Emosi
30 30.Bercanda
31 31.Memfitnah
32 32.Jangan Di Pikirkan Lagi
33 33.Sialan Kau!
34 34.Kenapa Tersenyum?
35 35.Bohong
36 36.Lepaskan Aku
37 37.Kenapa Memangnya?
38 38.Dia Anakku
39 39.Kita Lihat Saja Nanti
40 40.Menurut Mu
41 41.Jangan Menekannya
42 42.Saya Mengerti
43 43.Tidak Masalah
44 44.Kenapa Tersenyum?
45 45.Kami Berjanji
46 46.Panggil Mami
47 47.Sabar
48 48.Gosip
49 49.Terus Suami ku
50 50.Jangan Bohong
51 51.Biasa Saja
52 52.Ini Masih Sore
53 53.Gas Terus
54 54.Berhenti Menggodaku
55 55.Peluk Aku
56 56.Suka Begitu
57 57.Kau Kenapa?
58 58.Bukalah
59 59.Janji Apa?
60 60.Biarkan Saja
61 61.Lepaskan Dia
62 62.Senyum Dong
63 63.Titip Salam
64 64.Biarkan Saja
65 65.Yang Sabar Leon
66 66.Kenapa Kau Menangis?
67 67.Eh, Kenapa?
68 68.Jawab....
69 69.Masih Kuat?
70 70.Tamat
Episodes

Updated 70 Episodes

1
01.Sabar Bagas
2
02.Maaf Bu
3
03.Entahlah
4
04.Eh, Kenapa?
5
05.Bohong
6
06.Diamlah!
7
07.Leon Bertamu
8
08.Tidak Mau!
9
09.Aku Malu
10
10.Seperti Kita
11
11.Kotor Sekali
12
12.Misi
13
13.Aku Menyukai Mu
14
14.Sedikit Masa Lalu Leon
15
15.Aku Rindu Sama Kamu
16
16.Sombong Sekali
17
17.Sudahlah!
18
18.Semua Tergantung Vanya
19
19.Biarkan Saja
20
20.Menikahlah Liana
21
21.Bagaimana?
22
22.Diam Kau!
23
23.Ini Bukan Naomi
24
24.Hentikan
25
25.Apa Hubungannya
26
26.Secepatnya
27
27.Diam Kau!
28
28.Tidak Ada
29
29.Vanya Emosi
30
30.Bercanda
31
31.Memfitnah
32
32.Jangan Di Pikirkan Lagi
33
33.Sialan Kau!
34
34.Kenapa Tersenyum?
35
35.Bohong
36
36.Lepaskan Aku
37
37.Kenapa Memangnya?
38
38.Dia Anakku
39
39.Kita Lihat Saja Nanti
40
40.Menurut Mu
41
41.Jangan Menekannya
42
42.Saya Mengerti
43
43.Tidak Masalah
44
44.Kenapa Tersenyum?
45
45.Kami Berjanji
46
46.Panggil Mami
47
47.Sabar
48
48.Gosip
49
49.Terus Suami ku
50
50.Jangan Bohong
51
51.Biasa Saja
52
52.Ini Masih Sore
53
53.Gas Terus
54
54.Berhenti Menggodaku
55
55.Peluk Aku
56
56.Suka Begitu
57
57.Kau Kenapa?
58
58.Bukalah
59
59.Janji Apa?
60
60.Biarkan Saja
61
61.Lepaskan Dia
62
62.Senyum Dong
63
63.Titip Salam
64
64.Biarkan Saja
65
65.Yang Sabar Leon
66
66.Kenapa Kau Menangis?
67
67.Eh, Kenapa?
68
68.Jawab....
69
69.Masih Kuat?
70
70.Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!