Saat turun sempurna dari dalam pesawat tempur, Tiga orang melangkah masuk ke dalam ruangan berbentuk kubus. Ketika berbelok dari arah pintu pertama maka puluhan pelayan terlihat dari depan pintu kedua setelah melewati pintu pertama pelayan tersebut membentuk pagar ayu sampai ke Singgahsana Ratu.
Ruangan kubus itu hanya sebagai pembatas saja, dari pada aktivitas para pilot agar tak terlalu menggangu Istana Ratu Langit.
Ratu Nuni duduk di atas Singgahsana nya, dengan mata berkaca-kaca, wajah berseri-seri, dan senyumnya tampak manis membalut di wajahnya yang lebar.
Ratu Nuni tampak bahagia menyambut saudara kembarnya. Ketika dekat, dengan lirih Ia berkata pada saudara nya sambil berhambur memeluk.
"Kau tidak apa-apa Nona?" Sapa Ratu Nuni di depan Singgahsana nya.
"Tidak apa-apa, saya selamat usai beberapa jam di sekat oleh anggota pasukan Merkurius di Kapal Induk nya." Jawab Ratu Nona santai.
"Badanmu tidak luka atau benjol?" Tanya Ratu Nuni memastikan.
"Tidak kurang sedikit pun, badanku baik-baik saja seperti yang kau lihat Nuni semua nya baik. Kedatangan Pelangi dan Bintang tepat waktu, jadi aku tak sempat di bawa ke sel penjara Klan Merkurius." Lirih Ratu Nona.
"Syukur lah jika tak kurang sedikit pun pada dirimu." Gumam Ratu Nuni.
"Kenapa sampai pasukan Merkurius menyerang kerajaanmu? Dan ber antusias sekali ingin menangkapmu." Tanya Ratu Nuni sambil mengajak saudara kembarnya menuju ke kursi dan duduk bersama-sama.
"Permasalahan detailnya, belum diketahui namun alasan yang paling kuat mereka menyerang kerajaanku adalah karena berambisi ingin menguasai negeri itu agar pusat persenjataanya dapat berjalan sesuai rencana mereka." Ucap Ratu Nona menerangkan.
"Senjata?" Gumam Ratu Nona
"Iya, Penguasa Merkurius akhir-akhir ini tengah berusaha untuk memproduksi senjata lebih besar dan juga menarik peredaran alat tempur yang pernah ia sumbangsikan pada seluruh Klan di Angkasa." Terang Ratu Nona.
"Ouh, pantasan Penguasa Klan itu juga mengirimkan surat padaku untuk menarik kembali pesawat tempur nya. Penguasa Klan Merkurius memberitahuku lewat suratnya bahwa semua yang pernah di sumbangsikan oleh kerajaanyaanya akan di tarik kembali." Ujar Ratu Nuni santai tak merasa sukar.
"Jangan-jangan ada rencana busuk Penguasa Klan itu? Sampai mau menarik pesawat tempur nya di negerimu ini Nuni." Ujar Ratu Nona lirih.
"Semoga saja tidak, tapi firasat ku akhir-akhir ini sering kali berkata bahwa ada sesuatu yang buruk akan menghampiri Istana ku ini. Sebelum Penguasa Klan Merkurius itu menarik seluruh pesawat tempur nya di kerajaanku ini maka sudah ku perintahkan terlebih dahulu kepada pasukan Istanaku untuk mengantarkan saja pesawat nya." Gumam Ratu Nuni tegas, lanjut nya.
"Aku tak butuh pesawat tempur darinya."
"Walau kupertahankan pesawat bantuan dari Klan Merkurius itu tetap saja tak ada untungnya bagi negeri ku ini, sebab mereka pada suatu hari nanti pasti berencana menyerang Istanaku ini." Sambung Ratu Nuni.
"Iya saudariku Nuni, seperti yang telah diperlakukanya pada kerajaanku, diam-diam Penguasa Klan Merkurius itu memerintahkan pasukan tempur nya menyerang wilayah kekuasaan ku, tanpa di sangka-sangka saat sedang merayakan sebuah pesta besar, pesawat tempur nya membom bardir kiri kanan sampai tempat pesawatku, mereka pun hancurkan padahal itu juga adalah pesawat yang mereka sumbangsikan beberapa tahun yang lalu." Terang Ratu Nona sambil meneguk minuman dingin di depannya.
"Penyerangan yang betul-betul gila, mereka sudah membantu dengan pesawat tempur malah mereka lagi yang menyerang. Dasar manusia gila." Lirih Ratu Nuni mulai memanas.
"Penguasa Merkurius tak mengakui penyerangan di Klan Venus. Beberapa delegasi Klan Mars datang ke negeri biadab itu untuk meminta pertanggung jawaban namun mereka menolak untuk dimintai keteranganya." Ujar Ratu Nona geram.
"Nah, terus yang menyekapmu di Kapal Induk, pasukan siapa?" Lirih Ratu Nuni tambah memanas, marah besar pada Penguasa Klan Merkurius tersebut.
"Dalam penyekapan saya di Kapal Induk, mereka mengatasnamakan pasukan seluruh Angkasa, padahal mana ada seluruh Pasukan dari berbagai Klan untuk menyerbu suatu kerajaan yang tidak sama sekali mengganggu negeri lain. Dan kalau pun ada pasukan tempur yang tergabung dari berbagai kalangan kerajaan maka itu harus melalui perundingan seluruh Klan di Angkasa ini. Tidak hanya satu-satu saja, dan itu telah diatur berdasarkan kesepakatan seluruh kerajaan di Angkasa ini." Terang Ratu Nona.
Tambahnya, "kalau ada yang melakukan perbuatan tersebut yang berani-berani melanggar hasil kesepakatan seluruh Klan maka negeri itu akan ditindak tegas sesuai konsekuensi yang berlaku dalam musyawarah." Tutup Ratu Nona.
"Tetapi kenapa? Penguasa Klan itu memerintah kan pasukannya untuk menyerang kalian."
"Yah, itu tadi bahwa pasukan yang menyerang kami mengatasnamakan dirinya sebagai pasukan seluruh Klan. Mereka mengurai berbagai alasan agar tak terdeteksi aksi jahatnya. Padahal telah jelas-jelas tujuan mereka adalah untuk menguasai Kerajaan ku lantas akan menjadikan Klan Venus tersebut sebagai pusat persenjataanya." Ucap Ratu Nona dengan nada sedikit jengkel.
"Oh, memang Penguasa nya telah dibutakan kekuasaan sampai negeri-negeri lain jadi korban kebrutalannya." Lirih Ratu Nuni ikut merasakan apa yang telah dialami oleh saudara kembarnya.
Ketika sedang berlangsung percakapan ke dua Ratu tersebut, lalu Bintang yang duduk di samping kiri Pelangi memohon izin untuk pamit kepada Ratu Nuni dan Ratu Nona di hadapanya.
Bintang mohon undur diri untuk kembali ke Bumi. Dengan ramah Bintang meminta pada Ratu Nuni.
"Ratu saya mohon pamit, untuk turun ke Bumi?" Lirih Bintang lembut pada Ratu Nuni dan Ratu Nona yang telah diselamatkan nya.
"Mengapa cepat sekali kembalinya Bintang? Padahal sebentar lagi akan ada festival di Istana ku ini?"Pinta Ratu Nuni berusaha mencegah kepulangan Bintang.
"Ada hal penting yang harus saya selesaikan Ratu, di Bumi." Ucap Bintang sedikit menjelaskan tujuannya secara singkat.
"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan bulat mu, aku tak bisa menahan mu atau mencegah mu juga di sini, sebab ini bukan negerimu tetapi negerimu adalah Bumi. Saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya padamu Bintang sebab kau telah membantuku dan membantu menyelamatkan saudariku hingga Ratu Nona sampai di Istana ku ini." Ucap Sang Ratu Nuni kepada Bintang yang berpamitan kepadanya.
"Pelangi segera antar dia ke Bumi!" Pinta Ratu Nuni pada Pelangi.
"Baik Ratu." Jawab Pelangi ramah.
Pelangi yang diam-diam bergerak akhirnya merasakan kembali kesedihan. Kesedihan akan ditinggal pergi oleh sahabat karibnya yaitu Bintang teman hidup dan kawan perjuangannya.
Kerap kali Bintang turun ke Bumi dan dia sendiri sebagai pengantarnya, selalu Ia merasakan kesedihan dalam hatinya. Padahal kapan saja Ia rindu pada sahabatnya maka bisa kapan pun Ia dapat menemui Bintang di Bumi.
"Jangan sungkan-sungkan mampir Ke Langit ini Bintang, ini adalah Istana kita bersama." Ujar Ratu Nuni menyampaikan beberapa potong kalimat perpisahan kepada Bintang pemuda asal Bumi.
"Siap Ratu." Jawab Bintang lembut sambil berlalu di ikuti oleh sahabatnya Pelangi menuju parkiran pesawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments