"Sebelum Naga Raksasa itu kembali, gerakkan pesawat ini menjauh dari bangkai Kapal Induk itu!" Perintah Bintang pada Pelangi segera.
"Segera ke tepi danau!" Pinta Bintang mengarahkan.
"Raksasa itu pasti tidak lama lagi turun ke dasar danau." Lirih Bintang sambil mengatupkan rahang.
"Baik." Jawab Pelangi sambil mulai mengatur tuas kemudi dan segera menjalankan pesawat untuk terbang meninggalkan dasar danau itu.
Sejurus kemudian, Pelangi memegang tuas kemudi lantas mengarahkannya ke permukaan danau, saat pesawat itu baru mulai bergerak seketika itu sebuah gelembung air terdengar dari permukaan air.
"Pelangi hentikan pesawat, tarik cepat kaki pesawat, lipat kakinya dan biarkan pesawat itu mengambang di atas pasir!" Perintah Bintang segera saat mendengar gembung-gelembung air yang makin membesar.
Sesegera mungkin Pelangi mengatur pesawat, menarik kaki nya yang menjadi penyangga dalam air danau.
"Sedikit demi sedikit gerakkan pesawat ini menjauh dari bangkai pesawat atau arahkan ke tepian danau!" Perintah Bintang perlahan-lahan.
"Baik." Lirih Pelangi.
Saat menggerakkan pesawat itu perlahan-lahan ke tepi danau, kaki Naga Raksasa mulai terlihat di dasar laut, lama-lama di ikuti seluruh tubuhnya. Sempurna lah tubuhnya berada dalam air.
Naga itu lambat laun menuju ke Bangkai pesawat yang baru saja tenggelam beberapa jam lalu.
"Jangan timbulkan bunyi sedikit pun, bila ada bunyi-bunyian sedikit pula dari badan pesawat ini maka itu akan memancing perhatian Naga itu." Terang Bintang menjelaskan.
Sedangkan Ratu Nona terlihat takut melihat Naga yang sungguh besar bentuknya itu, kulit Naga Raksasa itu berlumut-lumut dan kuku kakinya terlihat tebal dan panjang. Semua penampilan Naga tersebut menambah ketakutan luar biasa pada diri Ratu Nona.
Saudara kembar Ratu Nuni itu, duduk di atas lantai pesawat yang berbentuk bola karet itu. Ia tak mau duduk di kursi yang berada di samping kursi pengemudi. Rasa takutnya membuatnya duduk melantai saja, Ia tak berani memandang ke arah Naga Raksasa.
"Naga itu pelan-pelan bergerak ke bangkai pesawat." Gumam Pelangi mengikuti arah gerak Naga Raksasa.
"Pelangi matikan lampu pesawat ini!" Pinta Bintang segera.
Pelangi cepat-cepat mematikan lampu pesawat, tak lama kemudian Naga Raksasa itu bergerak ke arahnya.
"Jangan timbulkan suara sedikit pun?" Bisik Bintang kembali sambil memberikan kode dengan telunjuknya.
Naga Raksasa melintas di atas pesawat nya. Naga itu terlihat memerhatikan sekitar sambil bergerak maju mendekati bangkai pesawat.
Sampai di bangkai pesawat, Naga itu mengelilingi puing-puing dengan tubuhnya yang panjang. Naga itu melingkar di sana sambil menekuk kepalanya ke arah bangkai pesawat.
"Bagaimana? Sepertinya Naga itu tak akan pindah lagi dari sini." Gumam Pelangi memberitahukan Bintang.
Bintang berfikir sesaat, memikirkan jalan keluar paling tepat.
"Kita tunggu sepuluh menit lagi." Lirih Pelangi tenang.
Olehnya itu, ketika sepuluh menit tiba tetap juga Naga itu tak kunjung bergerak-gerak untuk pindah tempat.
"Bagaimana?" Tanya Pelangi lagi kepada Bintang.
"Jangan gegabah melakukan tindakan, kita tunggu lagi tiga puluh menit sampai satu jam ke depan." Tukas Bintang menenangkan.
Menunggu hingga satu jam ke depan tak juga ada perubahan sama sekali, sepertinya Naga itu sudah tertidur di lingkaran nya. Sampai-sampai kepala nya tak lagi bergerak sedikit pun.
"Bagaimana?" Tanya Pelangi sekali lagi tak henti-hentinya meminta pendapat.
"Baik, gerakkan pesawat perlahan-lahan ke permukaan air, jika Naga terjaga dari tidurnya maka terbangkan pesawat secepatnya. Jangan mengambil resiko." Perintah Bintang tegas.
"Tunggu! Apakah pesawat ini bisa melaju dengan kecepatan tinggi?" Tanya Bintang meminta penjelasan.
"Bisa." Jawab Pelangi.
"Berapa mil per detik?" Lirih Bintang detail.
"Dua puluh delapan mil per detik." Jawab Pelangi menebak-nebak kecepatan pesawat yang dikemudikan nya.
Bintang membuang pandangan ke arah Naga sesaat yang telah tertidur pulas. Ia tahu betul-betul kalau Naga Raksasa itu sebenarnya tidak tidur. Ia hanya memasang posisi seakan-akan seperti makhluk yang sedang tertidur pulas.
Naga diketahui nya kalau Naga Raksasa itu terjaga dari tidurnya, ketika ada suatu gemuruh maka Ia akan segera bergerak ke arah sumber suara. Dan siap untuk menerkamnya.
"Segera gerakkan pesawat Pelangi!" Perintah Bintang usai mengalkulasi segala kemungkinan buruknya.
Sejurus kemudian, Pelangi perlahan-lahan memegang tuas kemudi lantas lambat laun mengangkat pesawat ke permukaan air lalu terbang.
Satu detik, dua detik, tiga detik, hingga satu menit berlalu tetap perlahan-lahan Pelangi menggerakkan pesawat nya menjauh dari lokasi Naga Raksasa.
Ketika akan terangkat sempurna kepermukaan air maka hal yang menegangkan pun terjadi, Naga Raksasa tiba-tiba terjaga dan serempak mengejar.
Bekas bangkai pesawat berhamburan ke mana-mana saat mendapat kipasan gelombang dari dalam air. Naga Raksasa itu mengejar dengan cepat kepermukaan air saat Pelangi melajukan penerbangan nya.
Makin cepat Pelangi menerbangkan semakin cepat pula gerak Naga Raksasa untuk menangkap.
Sampai di atas permukaan Pelangi mengatur tuas kemudi dan menambah kecepatan penuh untuk terbang meninggalkan kawasan danau tersebut.
Akan tetapi, suatu keanehan terjadi pada pesawat yang sedang dilajukan oleh Pelangi, pesawat dengan kecepatan penuh itu seakan-akan kecepatan nya tersebut tak bisa berfungsi. Pesawat itu sepertinya dihisap oleh Naga Raksasa dengan tenaganya.
Pelangi mengatur segala sesuatu nya mengecek segala tombolnya namun tetap Ia tak menemukan masalah di sana.
Bintang yang duduk di sampingnya segera mengetahui apa yang terjadi pada diri pesawat itu, Bintang tahu kalau Naga itu kini melakukan penghisapan pada benda yang melakukan penerbangan, sehingga kecepatan pesawat itu seperti lambat sekali jalanya.
"Pelangi buka pintu satu! Saya akan memancing Naga Raksasa itu kelain tempat agar Ia dapat menyerang pesawat kita."Ucap Bintang tergesa-gesa.
"Siap." Gumam Pelangi sambil membukakan Bintang pintunya.
Ketika terbuka maka Bintang segera terbang menjauh dari pesawat, lantas mengalihkan perhatian Naga Raksasa itu. Seketika teralihkan perhatiannya maka Naga itu kini kembali mengejar Bintang yang sedang menjadi fokusnya.
Sedangkan pesawat yang dikemudikan oleh Pelangi sudah terbebas. Tak lagi seperti di tahan di atas udara.
Bintang membawa Naga Raksasa itu ke pinggiran danau, lalu berusaha lari sampai Naga Raksasa itu tertinggal jauh.
Walau Bintang tengah berusaha lari sekuatnya, menghindar dan terus memancing perhatian Naga Raksasa namun lama-lama membuat Bintang merasakan kelelahan juga pada tubuhnya.
Sambil lari sambil mengatur strategi penyerangan. Ketika terasanya cukup tepat maka Bintang segera berbalik arah lalu melepas pukulan berdentum ke salah satu bagian tubuhnya.
Walau pun pukulan berdentum itu terhitung tak seberapa efeknya, tetapi cukup membuat Naga Raksasa itu terpintal beberapa meter, apalagi serangan Bintang disusul dengan pukulan keras keras ke kepala Naga. Hingga membuat Naga Raksasa terkapar sesaat.
Ketika tergeletak beberapa menit maka kesempatan itulah yang digunakan oleh Bintang untuk lari dan masuk ke pesawat yang telah menunggunya di sekitarnya.
Sejurus kemudian Pelangi menerbangkan pesawat itu dengan kecepatan tinggi sampai tak memberi kesempatan pada Naga Raksasa untuk mengejar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments