Di atas menara Iqro sebuah kubus panjang terlentang jauh memanjang, tempat kapal-kapal tempur milik Ratu Langit. Di sana Pelangi siap meluncur dengan salah satu pesawatnya yang berbentuk Piring. Ketika semuanya telah rampung, segera lah Pelangi meluncur kan Piring terbangnya ke permukaan Bumi.
Akan tetapi, sebelum mendarat kan pesawatnya ke permukaan Bumi, Pelangi mengaktifkan lebih dulu maps nya, agar melacak keberadaan Bintang. Pada saat maps menunjukan posisi Bintang maka sebuah tanda bulat berwarna ke merah-merahan memberitahukan secara detail pada pengemudi pesawat itu.
Olehnya itu, ketika mengetahuinya persis segera Bintang menerbangkan pesawat nya pada lokasi yang diberikan maps padanya.
Pesawat itu terbang rendah makin rendah sebab tujuan kali ini yang akan di jangkau nya adalah permukaan Bumi jadi ia hanya butuh kerendahan bukan ketinggian.
Sepuluh menit mengikuti arah titik yang terlentang memanjang ke lokasi yang di tuju, barulah Pelangi dapat mendaratkan pesawat nya ke pinggir tempat pertapaannya.
Di parkirnya pesawatnya dengan baik di tengah-tengah teratai. Lalu ia keluar di dalamnya menghampiri sahabat karibnya.
"Tumben mampir ke mari?" Sapa Bintang lebih dulu ketika terbangun dari pertapaannya.
"Ini karena Rindu," Ujar Pelangi berceloteh pada sahabatnya Bintang.
"Ah, pasti kau di suruh lagi oleh Ratu Nuni, iyakan?" Mencoba menebak kehadiran sahabatnya Pelangi.
"Betul sekali Bintang. Akhir-akhir ini Istana Ratu sedang di incar oleh orang-orang tak tentu asal." Terang Pelangi.
"Maksudnya?"
"Istana Ratu Nuni beberapa hari ini telah di serang oleh suatu kelompok yang tak tau asalnya dari mana saja."
"Kenapa bisa di serang?" Selidik Bintang penasaran.
"Kami tak tau juga latar belakang penyerangan itu sebab pelaku nya tak dapat kami bekuk. Kelompok-kelompok itu berkali-kali menyerang tapi dalam skala kecil. Penyerangan itu mampu kugagalkan dengan kekuatan para militer Ratu Langit."
"Namun di balik penyerangan itu, sebuah surat silih berganti dilayangkan kepada Ratu Nuni, surat tersebut bercat-cat darah segar di lembarannya. Ratu terkejut akan hal itu, lama-lama menjadi suatu ketakutan bagi Ratu." Lirih Pelangi menatap hampa ke depan.
"Siapa pengirim surat itu?" Tanya Bintang lebih jauh.
"Ratu Nuni tak tahu siapa pengirimnya." Jawab Pelangi.
"Kenapa tidak cekal pembawa suratnya, minta penjelasan darinya?"
"Tidak bisa Bintang, sebab pengantar suratnya adalah se ekor burung pipit." Terang Pelangi singkat.
"Um," gumam Bintang.
"Akhir-akhir ini firasat ku berkata bahwa sepertinya negeri Langit akan menjadi incaran para Penguasa berbagai planet. Dan itu dapat di rasakan hawanya melalui tanda-tanda penyerangan yang beberapa kali muncul serta berulang terus menerus, di tambah lagi dengan selebaran surat yang dilayangkan."
"Iya, sepertinya." Lirih Bintang mulai paham apa yang terjadi pada Negeri Langit.
"Selain itu juga, semua peralatan tempur milik Ratu Nuni yang sudah disumbangkan oleh penguasa Merkurius malah ditarik kembali oleh Penguasa Merkurius." Tambah Pelangi pada penjelasan nya.
"Sungguh mencengangkan, dan memalukan. Seorang Penguasa yang telah menyumbangkan peralatan tempur nya malah di tarik kembali. Gerak- geriknya dapat terbaca melalui peralatan tempur itu." Ucap Bintang mulai geram sambil mengatupkan rahangnya.
"Itulah Ratu cemas. Harapanya cuma kita berdua saja yang diharapkannya."
"Baik, apa perintah Sang Ratu?" Tanya Bintang tuduh poin.
"Ratu meminta kita segera melakukan penyelidikan pada pelaku pengirim surat tersebut dengan teror yang terus bermunculan beberapa hari ini di Istananya." Terang Pelangi menjelaskan.
"Apakah engkau siap membantu nya?" Tanya Pelangi sejelasnya pada maksudnya.
"Kapan?" Tanya Bintang balik.
"Sekarang, kalau engkau bersedia." Jawab Pelangi singkat.
"Baiklah. Ayo segera." Ajak Bintang sambil melangkah meniti daun-daun teratai yang lebar.
Olehnya itu, segera mereka menghadap kepada Ratu, menerima saran lantas bergegas mencari jejak pelaku teror.
Sebelum berangkat melakukan pencarian lebih jauh, Bintang mendapat pikiran untuk bertahan, menunggu beberapa hari di dalam kawasan Istana. Lantas menanti peneror itu di luar bangunan yang berbentuk kubus tersebut.
Tiga hari lamanya, menanti secara diam-diam kehadiran para penyerang itu tetap tak kunjung datang juga.
Tepat pada hari ke lima barulah Bintang mendapati ada gerak yang mencurigakanya. Gerak sebuah kelompok yang datang secara tiba-tiba menggunakan sebuah pesawat jenis mini. Hanya beberapa orang saja isinya.
Diperhatikanya perlahan-lahan, gerak gerik sosok beberapa orang itu, ternyata adalah Iblis yang berubah wujud jadi manusia. Dalam hatinya sempat bertanya, kok bisa mereka pakai pesawat tempur juga? Di tepisnya cepat perasaan itu, lalu fokus ia mengikuti langkah kumpulan Iblis itu dari arah belakang sampai masuk ke dalam bangunan kubus.
Sebelum masuk ke dalam bangunan, mereka terlebih dahulu menggantikan panampilanya, mereka berubah wujud menjadi manusia. Pada saat bersamaan salah seorang Iblis mengeluarkan se ekor burung pipit lalu mengikat kanya sebuah surat di kakinya. Usai menerbangkan burung pipit, kemudian secara serempak mereka menyerang ke dalam bangunan yang berbentuk kubus tersebut.
Pelangi sesuai perintah Bintang, agar berpura-pura melawan sampai mereka pergi sebab tujuan para Iblis yang sebenarnya adalah menciptakan teror pada Istana Ratu Nuni.
Sedangkan Bintang beranjak perlahan-lahan mengikuti ke mana burung itu terbang dan hinggap membawa suratnya, saat mengetahuinya dengan jelas, lalu Bintang menangkap burung itu di jendela saat akan terbang kembali.
Ketika usai menangkap burung tersebut, lalu dibiarkanya pergi kawanan Iblis itu oleh Pelangi sambil pura-pura terjatuh saat melepas pegangannya.
Memang itulah triks kecil para Iblis selama meneror di Istana Ratu Nuni.
"Bagaimana Pelangi?" Tanya Bintang menyelidik.
"Sudah kukerjakan sesuai perintahmu." Jawab Pelangi lirih.
"Baik, usaha kita berjalan sempurna, tinggal kita mengikuti petunjuk burung ini." Terang Bintang pada Pelangi sambil memegang se ekor burung pipit.
"Apakah kau baik-baik saja melawan para Iblis itu?" Celoteh Bintang memastikan sahabatnya Pelangi.
"Tak usah ragukan saya," ujar Pelangi sambil tersenyum lebar pada Bintang.
"Bagaimana kita bisa menjadikan burung ini petunjuk sedangkan ini hanya se ekor burung yang tak bisa berbahasa manusia? Kita pun tak mengerti makna apa yang tersirat pada kicaunya." Lirih Pelangi bingung dengan cara Bintang untuk mencari jejak pelaku.
"Yah, harus bisalah, kau harus bisa mengerti nya, kalau tidak kita tidak akan pernah tau berita keberadaanya." Canda Bintang sambil tersenyum pada Pelangi.
"Mana aku bisa?" Jawab Pelangi serius.
"Kau pasti bisa, kau sendiri kan adalah makhluk langit, suka ketinggian. Nah, kemiripan-kemiripan inilah yang membuat mudah memahami bahasa burung ini." Ujar Bintang menimpali sambil tersenyum tanpa diketahui oleh Pelangi bahwa Ia hanya bercanda- canda saja.
"Bagaimana? Apakah kita berangkat sekarang atau menunggu sesaat lagi?" Tanya Pelangi.
"Sebentar lagi. Kalau kita menyusulnya sekarang agak berbahaya sebab mereka sudah pasti belum terlalu lengah." Ujar Bintang mantap.
"Tunggu satu jam lagi barulah kita bergerak menyusup ke lokasi Para Iblis." Tambah Bintang.
"Siap, baik." Jawab Pelangi setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yudha Pradana
lanjut thor asyik ceritx
2022-01-05
1
Yukity
Mampir lagi Thor...
semangaat🆙😍
2022-01-03
0