Satu jam usai penyerangan ke pusat kota Galaxy, raja dan seluruh jenderal dan ribuan pasukan kerajaan geram atas penyerangan mendadak yang ditimbulkan oleh dua sejoli itu.
"Bagaimana bisa ada satu orang anak muda menyerang pusat kota ini?" Ucap raja benar-benar geram atas tindakan yang merusak pusat kotanya.
"Hah." Desah raja marah-marah sembari berputar-putar di tempatnya.
"Bagaimana bisa kalian teledor atas kekacauan yang ditimbulkan oleh anak muda itu hah? Desak raja pada seluruh jenderal yang berjejer menghadap.
"Kalian jawab? Mengapa bisa kalian lengah?" Tegas raja Galaxy.
"Jawab? Saya tidak mau menerima alasan yang tidak jelas."
"Maaf raja, waktu penyerangan kami sedang berada dalam bangunan sedang runding. Kami merundingkan agenda kita beberapa hari ke depan yang sejak lama kita telah genjok untuk menyerbu Kerajaan langit. Saat lagi seru-serunya bahas masalah strategi penyerangan saat itu juga terjadi kekacauan di pusat kota sampai bangunan yang kami tempati roboh oleh serangan mendadak tersebut." Terang salah jenderal.
Berhenti jenderal itu sejenak, sambil menarik nafasnya pelan lalu kembali menjelaskan persoalan di lapangan.
"Untung saja saat bersamaan, kami semua para jenderal telah mampu mengakomodir seluruh pasukan untuk menyerang balik pemuda itu. Namun pemuda itu keburu kabur sebelum tertangkap oleh seluruh pasukan."
"Ah, alasan mati. Dasar tidak becus." Geram raja marah atas kesiapan para jenderal yang terlalu lambang dalam mengatasi masalah penyerangan.
"Sudah berkali-kali ku sampaikan pada kalian semua untuk terus bersiap-siap atas segala kondisi." Ucap raja terus marah.
"Maaf raja."
"Maaf, maaf, maaf itulah pribadi kalian para jenderal selalu mengatasi masalah dengan ucapan maaf kalian."
"Maaf itu kalian kira cukup mengatasi dampak kerugian besar yang dialami oleh pusat kota Galaxy hah?"
"Bagaimana persiapan kalian menjelang penyerbuan ke Langit?"
"Sementara diatur kembali raja."
"Serba berantakan, apa yang kita agendakan puluhan tahun akhirnya hancur hanya sekian detik saja. Ini semua adalah gara-gara ulah kalian yang terlalu menggampang-gampangkan sesuatu. Inilah jadinya, pusat kota hancur bahkan sampai ke bangunan penting kerajaan."
"Dengan adanya kejadian ini, apakah kalian tetap berdiam diri. Tak mau bergerak, tak mau mencari pelaku dari kebiadapan peristiwa ini." Terus ucap raja geram.
"Siap raja."
Tak cukupkah peristiwa ini sampai di sini saja? Ini adalah sejarah baru bagi negeri Galaxy, yang konon kata manusia seangkasa bahwa negeri Galaxy adalah negeri yang paling kuat, tidak pernah diporak-porandakan seperti ini. Ini merupakan tamparan keras bagiku, bagi negeriku."
"Ingat? Para jenderal tak becus kalian harus menemukan pengacau itu hidup atau mati kalian harus membawanya ke hadapanku. Menemukan pelaku adalah tugas inti kalian! Icamkan itu baik-baik?" Ucap raja Galaxy tak henti-hentinya memarahi seluruh jenderal kerajaannya.
"Baik raja, kami siap." Ujar para jenderal serempak sambil menunduk takut melihat wajah raja yang sedang meluapkan kemarahannya.
"Segera temukan pemuda yang hanya se ekor saja itu! Dia sudah berani-berani mengacau ke negeri ku ini."
"Siap raja."
Usai pamitan seluruh jenderal maka segera mereka berlalu mencari pelaku pengacaunya.
Sedangkan pemuda yang di carinya sudah sampai di Kerajaan Ratu Nuni.
Ratu Nuni yang mendengar berita yang telah dibawakan oleh dua sahabat itu, langsung berkaca-kaca matanya, hatinya berbunga-bunga menyambut kabar dari Pelangi dan Bintang pemuda asal bumi.
Padahal inti dari tugasnya adalah untuk sekadar menyelidiki saja sebesar apa kekuatan Galaxy yang hendak menyerangnya, itu saja tugas pentingnya.
Namun, apa yang telah di bawakan oleh Pelangi dan Bintang merupakan suatu kabar gembira bagi Ratu Nuni sebab kekacauan yang ditimbulkan oleh Bintang akan dapat melahirkan dampak buruk yang lebih besar bagi Kerajaan Galaxy.
Ratu Nuni duduk di atas singgahsananya dengan raut wajah bahagianya. Perlahan-lahan Ia berbicara lembut pada Bintang dan Pelangi yang duduk dihadapanya.
"Terimakasih atas usaha kalian berdua terkhusus kepada Bintang yang telah membantu kami dalam mengatasi masalah besar yang akan ditimbulkan oleh pihak Galaxy."
Bintang hanya tersenyum saja sambil mendengar tuturan sang ratu. Yang memuji kecemerlangan misinya.
"Kekacauan pusat kota Galaxy hari ini adalah suatu kebanggaan besar bagi seluruh penduduk langit. Namun itu hanya sementara saja pasti suatu saat nanti mereka akan menyusun rencana lebih besar lagi untuk menyerang negeriku. Hanya soal waktu saja, mereka tidak menyerang negeri ini."
"Oleh karena itu, aku berharap penuh kepadamu Bintang agar terus membantu kami, melindungi kerajaanku dari gangguan Kerajaan lain yang hendak menguasai." Ujar Ratu Nuni memohon pada Bintang pemuda yang dikenalnya sangat sakti.
Bintang hanya diam saja mengengarkan tanpa berceloteh.
Hening sesaat.
"Apakah engkau akan turun ke Bumi hari ini juga?" Tanya Ratu Nuni.
"Iya ratu."
"Kenapa tidak tinggal beberapa hari saja dulu di istana langit?" Sapa Pelangi pada sahabatnya Bintang.
"Tidak Pelangi, aku harus menuntaskan tugasku berikutnya. Pelaku pembunuhan Sang Kakek harus saya temukan."
Pelangi terlihat sedih melihat sahabatnya tetap akan kembali ke Bumi.
"Jadi bagaimana? Mau berangkat sekarang?" Tanya Ratu Nuni kepada Bintang.
"Iya Ratu, aku harus segera pergi."
Usai berbincang-bincang berapa patah kata, kemudian Bintang mohon undur diri, berpamitan pada Ratu dan lantas turun ke Bumi di antar oleh pasukan Kerajaan Ratu Nuni melalui Piringan terbang.
Sampai di tepi pegunungan Bintang lompat dari dalam Piring itu lalu mulai mengatur langkahnya ke arah Bukit Tinggi.
Bukit Tinggi adalah tempat Kerajaan para penjahat yang tak mengenal belas kasih pada orang yang dibunuhnya. Itulah sampai-sampai penduduk biasa saat mengetahui bahwa pasukan Bukit Tinggi yang datang maka warga akan menjerit ketakutan. Lari menghibdar, mencari selamat.
Bintang menuju ke Bukit Tinggi, perjalananya dari tepi pegunungan ke arah Bukit Tinggi tak terlalu jauh lagi hanya butuh beberapa menit saja.
Tiga puluh menit kemudian, sampailah ia di gerbang selatan Kerajaan Bukit Tinggi. Ia belum masuk ke dalam kerajaan itu, Bintang menunggu malam tiba.
Saat malam tiba barulah Ia mulai bereaksi ke dalam kerajaan, Ia masuk menyelinap ke dalam istana dengan memakai topeng sebagai penutup wajahnya.
Di dalam istana ia melihat ratusan pasukan telah berjaga-jaga, memantau sana sini. Perlahan-lahan Bintang berjalan di atas bangunan dengan suara kaki bagai angin tak terlihat. Suara langkah kaki Bintang di atas genteng tak kedap suara. Tak sampai tembus ke bawah suara langkah kakinya yang menuju ke bangunan penting Kerajaan.
Pelan-pelan Bintang menyelinap ke bangunan penting para jenderal, ketika dekat dengan kediaman sang Jendral mulailah ia membuka tirai jendela perlahan-lahan lalu memeriksa Jenderal Bomel sabagai pembunuh kakeknya.
Lima belas menit Ia memeriksa para jenderal secara detail barulah ia mendapatinya.
Jenderal Bomel ditemukannya di sebuah ruangan khusus yang terpisah dari para teman lainya.
Seketika menemukan keberadaan Jenderal Bomel maka pelan-pelan Ia mendekatinya lalu melekatkannya pada ujung hidung Bomel. Awal mulanya Bomel bergerak-gerak, berkecamuk akibat hirupan racun tikus akan tetapi lama ke lamaan Bomel langsung tergeletak di atas tempat tidurnya.
Tewas seketika oleh dahsyatnya racun tikus tersebut.
Setelah berhasil membunuh Jenderal Bomel, Bintang segera pergi melewati atap bangunan rumah kediaman para jenderal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Anak dewa naga
racun tikus
2022-08-04
0
💯Fhashyafira✅
hai aku datang membawa like jangan lupa mampir nya
2022-08-04
0