Sedangkan kini setelah makan malam bersama , Ema dan yang lainnya duduk di halaman belakang berkumpul sambil mengobrol bersama .
Ema duduk di antara Manda ,Alda , Sifa dan juga Maya . Tak lama Fikri datang sambil membawa gitarnya . Fikri pun duduk di dekat Morgan dan Fauzi , setelah itu mereka pun mulai bernyanyi bersama sambil menikmati langit malam Singapure .
Tak terasa waktu pun kini semakin larut . Dan mereka pun memutuskan untuk pergi ke kamar mereka karena sudah mengantuk , tapi tidak dengan Ema dan Fikri .
Fikri kini sudah duduk di samping Ema , Fikri pun memainkan gitarnya lalu menyanyikan sebuah lagu yang sangat indah untuk Ema. Ema pun tersenyum saat mendengarkan Fikri bernyanyi dengan suara merdunya .
Ema memang selalu merasa senang saat berada di dekat Fikri , tapi itu bukan berarti kalau Ema mencintai Fikri . Hanya saja itu terjadi karena Fikri selalu memperlakukan Ema seperti orang yang sangat di cintai di dunia ini .
"Fikri aku mau bertanya pada mu ."Ucap Ema .
"Apa itu ?."Tanya Fikri yang menghentikan permainan musiknya .
"Sejak kapan kamu mengetahui kalau aku sudah menikah ?."Tanya Ema .
"Sejak kamu masuk sekolah kembali setelah kepergian Ayah mu ."Jawab Fikri .
"Lalu kenapa kamu masih seperti ini pada ku Fik ?." Tanya Ema kembali sambil melihat wajah Fikri .
"Karena aku mencintai kamu Ema . Lagi pula walau pun kamu sudah menikah , tapi pernikahan itu bukan pernikahan yang kamu inginkan . Kamu hanya memenuhi keinginan terakhir dari Almarhum Ayah kamu ." Ucap Fikri . "Aku juga tahu kalau kamu pasti tidur di kamar yang terpisah dengan dia bukan , dan kamu pun belum pernah berhubungan intim dengannya ."Sambung Fikri .
"Iya kamu benar Fikri ." Saut Ema .
"Tapi Ema , sekalipun kamu sudah berhubungan intim dengan dia atau bahkan sudah mempunyai anak darinya , aku akan tetep selalu mencintai kamu dan aku pun akan selalu menerima kamu ." Ucap Fikri .
Tanpa sadar Ema meneteskan air matanya saat mendengarkan ucapan Fikri . Sungguh rasanya pasti sangat luar biasa dan membahagiakan nya jika memiliki pasangan yang baik dan tulus seperti Fikri .
Sedangkan Fikri tetap tersenyum dan menatap Ema .
Ema pun menghapus air matanya lalu menatap Fikri sambil tersenyum . Saat Ema melihat ke arah Fikri , Ema merasa khawatir karena melihat wajah Fikri yang memucat .
"Fikri kamu nggak papa ?."Tanya Ema.
"Tidak , memangnya aku kenapa ?."Tanya Fikri .
"Wajah kamu sangat pucat sekali , kamu sakit ."Jawab Ema dengan wajah yang cemas .
"Ah tidak , mungkin ini karena sudah larut malam dan anginnya pun semakin dingin . Sebaiknya sekarang kita masuk saja dari pada nanti kita sakit ."Saut Fikri .
"Benar juga . Ya sudah sebaiknya kita masuk sekarang juga , ayo ."Ucap Ema.
Ema dan Fikri pun akhirnya masuk kedalam dan pergi ke kamar mereka masing masing . Ternyata tidak jauh dari tempat Ema dan Fikri duduk , ada Fatir yang tengah mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai , dan akhirnya secara m tidak sengaja Fatir mendengar membicaran Ema dan Fikri tadi.
"Kehidupan seperti apa yang kamu alami selama ini Ema ?." Ucap Fatir . "Dan takdir apa yang di miliki oleh Fikri saat ini ." Sambung Fatir .
Tanpa sadar Fatir meneteskan air matanya . Fatir tidak masalah jika Ema mencintai Fikri , karena Fatir hanya ingin melihat orang orang yang di cintainya bahagia . Walaupun Fatir tahu kebahagiaan itu tidak akan bertahan lama karena kondisi Fikri yang semakin lama semakin memburuk .
Fatir langsung membereskan barangnya lalu pergi ke kamar Fikri . Saat Fatir masuk ke dalam kamar Fikri , Fatir melihat Fikri yang tengah meminum obatnya sambil menangis.
"Fikri ." Panggil Fatir sambil berjalan mendekat pada Fikri.
"Iya Kak ." Jawab Fikri .
"Apa kamu sudah minum semua obat mu ?."Tanya Fatir .
"Sudah Kak ."JAwab Fikri.
"Fikri apa tidak sebaiknya kamu kemo saja ."Ucap Fatir .
"Aku gak mau Kak , kalau aku kemo nanti keadaan aku akan semakin parah , bahkan nanti aku tidak bisa melakukan apa pun dan aku pun tidak bisa pergi ke sekolah untuk melihat Ema. " Ucap Fikri.
"Tapi Fikri , kalau kamu kemo , kamu akan sembuh . Setelah itu kamu pasti akan hidup bahagia dengan Ema. " Ucap Fatir.
"Kak aku tahu kalau semua itu tidak mungkin . "Saut Fikri . "Kak , Fikri minta sama Kakak jika nanti saat Fikri tidak ada , Kakak tolong jaga Ema ya Kak . Buat Ema merasa kalau dia sangat di cintai di dunia ini Kak ." Ucap Fikri pada Fatir dengan suara yang semakin melemas .
"Nggak Fikri , Kakak gak bisa . Karena yang bisa jaga Ema cuman kamu ." Saut Fatir .
"Kak aku mohon sama Kakak , ini permintaan aku yang terakhir . Kakak tahu kan kalau hidup aku sudah tidak lama lagi . Jadi aku mohon sama Kakak untuk mengabulkan permintaan aku yang terakhir ." Ucap Fikri yang menangis di pelukan Fatir.
"Tidak Fik , hidup kamu masih panjang jadi jangan pernah mengatakan hal itu lagi pada Kakak ." Ucap Fatir yang mengelus kepala Fikri.
Fikri hanya tersenyum dan berharap kalau yang di ucapkan oleh Fatir itu semuanya benar . Namun pada kenyataannya hidup Fikri hanya tinggal beberapa waktu lagi.
Karena Fikri telah di vonis mengidap penyakit kanker stadium akhir.
Hati Fikri sangat hancur saat dirinya di nyatakan tidak akan hidup lama lagi . Fikri pun akhirnya memutuskan untuk mencari peluang untuk mempertemukan Ema dan Fatir .
Orang tua Fikri pun menyetujui rencana Fikri , karena orang tua Fikri ingin melihat Fikri bahagia di saat saat terakhirnya . Orang tua Fikri pun sudah mengetahui tentang pernikahan Ema , namun mereka tetap menyetujuinya karena Ema memang gadis yang baik dan mandiri . Mereka pun berharap kalau Ema bisa menjadi pendamping hidup anaknya .
Setelah Fikri tertidur , Fatir pun keluar dari kamar Fikri untuk pergi ke kamarnya . Saat Fatir keluar kamar Fikri, Fatir melihat ada seseorang yang tengah duduk di bawah Fatir pun menengoknya .
Saat itu Fatir melihat Ema yang tengah duduk sambil fokus pada leptopnya . Saat melihat Ema Fatir jadi teringat tentang cerita dan kata kata Fikri tentang Ema . Fikri pun memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya . Dan saat Fatir membuka matanya kembali Fatir melihat Ema yang kini tersenyum ke arahnya .
Deg Deg Deg
Jantung Fatir berdetak kencang karena terpesona melihat senyum Ema yang manis . Fatir pun akhirnya langsung pergi menuju kamarnya . Fatir tidak ingin larut dalam perasaannya pada Ema. Karena bagi Fatir kebahagiaan Fikri adalah yang pertama dalam hidupnya .
Sedangkan Ema yang melihat Fatir yang langsung berlalu pergi begitu saja membuat Ema heran . Namun Ema tidak memperdulikannya .
Ema pun melanjutkan memeriksa email email yang di kirim oleh Panji padanya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
maura shi
moga fatir & ema berjodoh
meskipun g rela fikri akhirnya mati,tp kyknya ini jln ninja othor deh
2021-10-24
0
Ariyati
aduh nyesek thor..gitu amat nasib si fikri...
2021-09-17
0
Lia Rochmatuz
Duh knp fikri d vonis kanker sihhh, enggk lucu ihhh.. kasian tau tor, fikri kn baik sama Ema
2021-06-13
1