Pagi ini tim pencari kayu dirubah menjadi Alan, Sunil, Leon dan Liam. Tim berburu menjadi Toni, Alex dan Gilang yang tetap dipimpin Robert.
Tujuannya, agar semua orang dapat mempelajari dan menguasai beberapa skill yang diperlukan untuk bertahan hidup.
Sementara para wanita harus menyiapkan sarung tangan dan kaus kaki untuk semuanya.
Dean, dokter Chandra dan Indra kembali sekitar tengah hari. Para wanita yang sedang menjahit terkejut melihat Indra yang berlumuran darah. Laras meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Indra.
"Apa yang terjadi?" Kekhawatiran terlihat jelas di wajah Laras saat dia membawa Indra untuk duduk. Dewi dan Angel menyingkir untuk memberi tempat dekat api agar mereka bisa menghangatkan diri.
"Kami bertemu serigala saat kembali." Dean menyerahkan ikan yang sudah bersih pada Laras.
"Apa kalian menemukan sungai?" Laras menerima ikan-ikan yang disodorkan Dean. Widuri menyiapkan teko air hangat dan gelas-gelas untuk mereka minun.
"Sebenarnya dokter Chandra yang menemukannya. Dia terperosok ke dalam sungai yang membeku." Dean meneguk minumannya dan menoleh pada dokter Chandra.
"Hanya ini hasil yang kami dapat pagi ini," sambung Dean.
"Tidak apa. Nanti kita tunggu Robert kembali dengan hasil buruannya." Ujar Marianne yang terlihat memeriksa beberapa hasil jahitan. Dia menyerahkan sarung tangan untuk Dean, Indra dan dokter Chandra.
Silvia sedang mengganti pembalut di lengan Indra dengan potongan kain yang lebih kecil.
Marianne mengajarkan para wanita menjahit sarung tangan dan kaus kaki. Sebagian lain ditugaskan menggunting perban pembalut luka dari kain yang dianggap tidak bisa dijadikan baju hangat dan kaus kaki. Mereka sudah punya cukup banyak perban luka yang digulung rapi.
"Apa kita punya pisau? Tanya Dean pada Laras.
"Hanya ada pisau meja untuk memotong mentega dan mengoles selai. Untuk apa kau butuh pisau?" Laras bertanya balik.
"Untuk menguliti serigala yang menyerang kami." Dean menunjuk ke arah serigala yang diletakkan di depan pintu masuk. Semua orang menoleh terkejut ke arah sana.
"Apa itu sudah mati?" tanya Dewi takut.
"Ya, sudah mati," jawab dokter Chandra yang duduk di sebelahnya.
"Bisakah itu dimakan?" Nastiti ingin tau.
"Tentu saja bisa dimakan. Itu sebabnya kami bawa pulang. Bulunya juga bagus dibuat topi dan lainnya." jawab Dean.
"Itu sangat bagus dijadikan sepatu yang anti air, anti dingin. Kita tak punya sepatu yang layak untuk cuaca seperti ini." sambung Marianne.
Para wanita mengangguk-angguk. Tapi itu pasti bukan pekerjaan mudah untuk membuat sepatu kulit serigala. Selama ini mereka hanya tau membeli sepatu jika butuh.
"Marianne, bagaimana caranya membuat sepatu? Apa kau bisa?" Michael yang sedari tadi diam, akhirnya ikut bicara.
"Ya, bisa. Kita hanya perlu menjahitkannya pada sol sepatu dengan jarum dan benang. Aku akan mengajarkan kalian membuat sepatu yang nyaman dipakai di sini." Marianne penuh percaya diri.
"Kenapa hanya wanita yang membuat sepatu? Para pria juga harus membuat sepatu mereka sendiri." Suara Lena sangat ketus.
"Yeahh, aku pribadi lebih memilih membuat sepatu ketimbang diharuskan ikut berburu lalu bertemu serigala." Angelina menjawab tangkas.
Wanita lain tersenyum penuh arti. Mereka tau Lena sedang kesal karena tidak ada yang memperhatikan dan melayaninya di sini. Tidak ada yang mempedulikannya selain Alex.
Tak lama Sunil, Alan, Leon dan Liam kembali sambil menyeret 3 batang pohon untuk stok kayu bakar. Setelah itu mereka beristirahat dan menghangatkan diri dekat api.
"Apa kau sudah menemukan jalan ke kaki gunung Dean?"
Alan menggenggam cangkirnya ditangan untuk menghangatkan telapak tangannya yang sangat dingin.
Melihat itu, Marianne meminta Niken memberikan sarung tangan yang sudah selesai pada para pria.
"Sarung tangan yang sudah selesai ini untuk para pria dulu. Jadi silahkan ambil jika belum punya. Untuk wanita, kita harus selesaikan lebih cepat pekerjaan ini."
Marianne menunjuk tumpukan potongan kain yang belum dijahit dan dijawab dengan anggukan kepala para wanita.
"Kami belum menemukan jalan ke kaki gunung. Kami belum turun cukup jauh. Tapi sudah menyiapkan 2 shelter untuk kita beristirahat dalam perjalanan. Lebih baik kita diskusikan nanti malam saat semua orang berkumpul." jawab Dean.
Alan mengangguk puas. Jika shelter sudah disiapkan, itu lebih menenangkan dan aman untuk semua orang.
Sekitar jam 3, Robert, Toni, Alex dan Gilang kembali dari perburuan. Kali ini mereka membawa 3 ekor kelinci dan 2 ikat asparagus.
"Ini umbi akar asparagus yang kau minta tadi pagi."
Gilang menyerahkan bawaannya pada Widuri. Widuri tersenyum gembira
"Terimakasih. Mudah-mudahan ini bisa ditanam nanti."
Widuri menyisihkan umbi akar tanaman itu. Kemudian membantu Laras, Angel dan Niken menyiapkan bahan makanan.
Dean meminjam pisau pada Robert untuk membersihkan serigala yang mereka dapatkan tadi siang. Bertiga dengan Alan mereka mengangkat serigala itu menjauh ke dalam hutan untuk membersihkannya.
Kayu-kayu yang sudah dipotong ditumpuk di dalam ruangan. Perapian untuk masak sudah disiapkan. Kali ini bahan makanan ada cukup banyak. Mereka bisa makan lebih kenyang. Widuri dan Laras menggunakan kecap dan saus sambal sebagai perasa makanan. Tak ada garam atau merica. Sepertinya bumbu-bumbu itu terbang bersama rak pantry entah kemana.
Langit mulai senja saat Dean, Robert dan Alan kembali. Makanan dan minuman juga sudah hampir matang. Dean memotong-motong daging serigala dan menyimpannya dalam wadah plastik besar yang diberikan Niken. Itu persediaan makan mereka untuk besok.
"Baik, kita bisa makan dulu sebelum membahas hasil perjalanan Dean," kata Robert.
Merekapun mulai menikmati makanan malam dengan obrolan ringan. Sampai tidak terasa semua selesai saat Widuri, Laras dan Niken membereskan peralatan makan.
Robert meminta perhatian semua orang.
"Mari kita mulai, agar bisa lebih cepat istirahat. Silahkan Dean."
"Kami sudah berjalan turun cukup jauh. Di setengah perjalanan sudah kami siapkan shelter. Di akhir perjalanan sore itu kami membuat shelter di dekat sumber air. Belum bisa dipastikan apakah itu danau atau sungai. Karena permukaannya ditutupi salju. Shelter pertama, sumber makanan dari berburu. Shelter kedua, sumber makanan adalah ikan selain berburu." Urai Dean panjang lebar.
"Apakah sudah dekat dengan kaki gunung atau luar hutan?" tanya Toni.
"Sepertinya belum. Dari bukit di depan shelter itu, kita masih bisa melihat pucuk pohon di kejauhan. Jadi, sepertinya lokasi sumber air itu masih cukup tinggi dari kaki gunung. Jadi kita masih harus membuka jalan lagi untuk sampai ke bawah," jawab Dean jujur.
"Berarti gunung ini sangat tinggi yaa...?" gumam Silvia. Yang lain ikut terdiam dan berfikir.
"Bagaimana kondisi shelter?" Lena buka suara.
"Shelter itu cukup memadai sebagai tempat persinggahan dan perlindungan sementara. Masih bisa diperkokoh agar lebih aman. Tapi ruangannya tidak begitu luas. Jadi kita bisa membagi 3 atau 4 tim untuk berangkat bergantian." jawab Dean.
"Atau, mungkinkah bisa membuat shelter lain di tempat itu agar bisa berangkat bersamaan? Akan lebih baik kita tidak berpisah dalan kelompok kecil. Itu berbahaya." Marianne memastikan.
"Sangat bisa. Tentu. Tim berikutnya bisa membuat shelter tambahan jika ingin tetap bersama-sama. Tapi menurutku itu akan memperlambat gerakan kita." Dean memberi pemahaman baru.
"Pendapatku juga seperti itu. Jika kita ingin membuat shelter cukup besar agar muat untuk semua orang, maka tim paling depan harus terdiri dari lebih banyak pria. Itu artinya keamanan tim belakang jadi lemah. Tidakkah itu lebih berbahaya?" Robert menimpali.
Diskusi malam itu semakin hidup saat Laras mengeluarkan snack yang ditemukan sehari sebelumnya. Mereka tidak buru-buru tidur, karena udara cukup hangat di ruangan itu. Lolongan serigala tidak lagi terlalu menakutkan karena tempat mereka kuat.
Keputusan malam ini, tim dibagi 3. Tim pertama berangkat setelah beberapa pekerjaan selesai dan Robert kembali dari memeriksa jebakan kelinci untuk stok makanan tim terakhir.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 426 Episodes
Comments
system
ko cuman ikan yg d bawa , daging serigalanya mana
2024-12-20
1
Le min hoo
Lena di kick balik sama Angelina
2022-11-21
4
Dewi
Tetap semangat Dean
2022-11-21
5