"Dek, kamu percaya nggak kalau semua hal yang terjadi dalam hidup kita seburuk apapun itu sudah Tuhan garis kan untuk kita jalani? Meski kita sangat membencinya, kita berusaha sebaik mungkin agar nggak ngelakuin kesalahan sedikitpun tapi ketika Tuhan menggariskan bahwa kita akan mengalami ini maka kita nggak bisa apa-apa selain menjalaninya dengan ikhlas. Dan pasti akan selalu ada pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil suatu saat nanti" Marcell melihat perubahan raut wajah Loli. Jika sejak tadi Loli sama sekali tak memandang wajahnya kini gadis itu menatap kepada Marcell.
"Jawab dek, kamu percaya nggak?" Marcell tau Loli tengah berusaha menerka arah pembicaraan nya, karena itu Loli tak kunjung menjawab pertanyaan nya.
"Iya aku percaya" Tentu saja Loli percaya akan hal itu. Namun ketika kemalangan benar-benar menyapa, maka untuk menjalani nya dengan ikhlas nyatanya tak semudah berucap. Rasanya begitu berat dan sakit.
"Seperti itu juga yang kita alami sekarang, kamu juga percaya kan meski saat ini kamu merasa dunia kamu seakan runtuh, kehilangan arah dan semua tampak gelap tapi ini mau nggak mau harus kita hadapi dan ada kebahagiaan yang tengah menanti di ujung jalan sana"
"Kak bisa langsung aja nggak? kepala aku pusing" ucap Loli. Marcell menghela nafasnya, ia mengumpulkan kekuatan untuk memberitahu Loli.
"Loli, Ada bayi kita di sini. Dia sedang tumbuh di rahim kamu" Marcell mengusap perut Loli dengan mata tak lepas menatap wajah Loli yang kini semakin pucat dengan mata yang membulat sempurna. Hati pria itu teriris ketika melihat Loli hanya mematung namun air matanya mengalir dengan sangat deras.
"Kakak tau ini berat dek, tapi kakak harap kamu bisa menerima kehadiran nya. Ia butuh penerimaan dari kita berdua orang tuanya" Bisik Marcell lagi.
"Nggak, kakak bohong kan? aku nggak mungkin hamil kan kak? ini pasti cuma akal-akalan kakak aja kan?" Ucap Loli lirih, gadis itu terus menggelengkan kepalanya seolah ingin menghapus semua kata yang terucap dari bibir Marcell. Ia berharap Marcell hanya sedang bercanda.
"Tapi ini kenyataan nya Loli, dia sudah hadir di sini. Kita akan membesarkan nya bersama. Kakak akan bertanggung jawab"
"Nggak mau, aku nggak mau hamil kak. Aku nggak butuh tanggung jawab dari kakak. Aku nggak mau." Loli menceracau, tubuhnya semakin lemas mendapati fakta yang begitu menakutkan.
"Loli kakak mohon"
"Aku nggak mau kak, dia nggak boleh hadir sekarang. Aku nggak mau bikin mama dan papa sedih. Aku nggak mau nyakitin hati kak Nala. Ini semua pasti bohong kan kak? aku nggak mungkin hamil. Aku nggak mau hamil" Hati Marcell begitu sakit atas penolakan Loli atas benih nya yang tumbuh di rahim gadis itu.
"Mama, papa, dan Nala pasti akan mengerti dek. Kamu tenang ya, semua akan baik-baik saja" Marcell berusaha membujuk Loli agar lebih tenang.
"Gimana aku bisa tenang, dia nggak boleh ada kak. Aku harus gugurin anak ini"
"Loli! Dia nggak salah, jangan hukum dia dengan penolakan kamu. Kakak yang bersalah dalam hal ini, kenapa kamu malah berniat membunuh janin yang tak tau apa-apa, dia nggak berdosa dek." Marcell meninggikan suaranya. Meski sebelumnya ia sangat Shock dan membuat nya semakin dilanda kebingungan akan kehadiran janin itu namun untuk menghilangkan nya sedikitpun tak terlintas di benak Marcell.
"Lantas aku harus bagaimana? aku nggak siap melihat mama, papa dan kak Nala kecewa, aku nggak kuat melihat mereka sedih. Tolong jangan lakukan ini kak, jangan biarkan aku jadi penjahat bagi keluargaku, bantu aku menggugurkan bayi ini" Marcell memegangi tangan Loli yang akan memukuli perutnya.
"Tapi tidak dengan menjadi penjahat bagi anakmu sendiri Loli. Aku tau ini akan sangat menyakitkan, namun mau tidak mau harus ada yang berkorban. Semua demi bayi itu"
Marcell sadar semua menjadi korban dalam hal ini, tak ada siapapun yang diuntungkan. Namun Marcell merasa langkah yang paling bijak saat ini adalah bertanggung jawab pada bayi yang sedang Loli kandung. Ia sudah menghancurkan hidup Loli, dan Marcell tak ingin menambah dosanya dengan menyia-nyiakan bayi yang sedang gadis itu kandung apalagi sampai membunuhnya.
Nala adalah gadis yang baik, tentu saja gadis itu akan sangat hancur namun Marcell yakin Nala akan menemukan pria yang jauh lebih baik darinya yang mampu membahagiakan gadis itu. Ia ikhlas melepaskan Nala yang ia cintai untuk kebahagiaan gadis itu meski semua tidak akan mudah. Lagipula Loli lebih membutuhkan nya saat ini.
Loli kira kehilangan kesucian adalah kehancuran nya yang paling sempurna, namun ternyata tak cukup bagi semesta mempermainkan nya. Tuhan lengkapi kesakitan Loli dengan kehadiran janin di perutnya.
"Kakak mohon dek, jangan pernah berniat untuk membuang janin itu. Dia nggak salah, kalau kamu ingin kamu bisa membunuh kakak. Karena kakak pantas menerima hukuman dari kamu" Marcell menangkup wajah Loli yang basah oleh air mata.
Marcell dapat menangkap ketakutan yang begitu besar di mata Loli. Pria itu tau Loli menanggung beban yang terlalu berat hingga hampir tak mampu ia pikul dalam usianya yang masih belasan tahun.
"Aku harus gimana? aku takut." Keluh Loli.
"Tenanglah, kakak akan menyelesaikan semuanya. Semua akan baik-baik saja" Bisik Marcell.
"Aku nggak mau hamil kak, aku belum siap punya anak. Kakak tau aku bahkan belum 18 tahun. Aku belum ingin menikah, aku masih ingin kuliah dan punya teman yang banyak. Aku belum siap jadi istri, aku belum bisa ngurus anak dan suami, aku nggak bisa masak dan beres-beres rumah. Lagian Kak Marcell nggak cinta sama aku, aku juga nggak cinta sama kak Marcell. Mana mungkin kita nikah dan memiliki anak. Akan sangat aneh rasanya, kak Marcell itu calon kakak ipar aku, kak Marcell mencintai kak Nala begitupun sebaliknya. kak Marcell harus menikah sama kak Nala bukan sama aku" Marcell membiarkan Loli terus mengeluarkan apa yang ada di dalam otak dan hatinya agar gadis itu merasa lega.
"Loli lihat kakak, dengerin kakak ya? kakak tau ini nggak akan mudah tapi kakak akan selalu ada buat kamu, kita akan melewatinya berdua. Kakak nggak nuntut kamu pintar mengurus anak dan suami apalagi memasak dan beres-beres rumah karena status kamu itu istri bukan pembantu." Marcell sangat sadar konsekuensinya jika ia menikahi Loli. Ia sama sekali tak akan menuntut kesempurnaan gadis itu dalam menjalankan peran nya sebagai istri.
"Soal cinta? memang iya sekarang kita nggak saling cinta. Tapi kita bisa belajar untuk saling mencintai dan kakak yakin sekali itu bukan hal yang sulit. Kamu begitu mudah untuk dicintai Loli. Kamu cantik, kamu baik, kamu cerdas, kamu nyaris sempurna. Kakak juga sama kan? Kakak tampan, bertanggung jawab, baik hati kakak ini pria yang juga nyaris sempurna. Kamu pasti akan dengan mudah jatuh cinta sama kakak." Marcell mengulum senyum melihat wajah kaget Loli mendengar nya membanggakan dirinya sendiri.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Miyagi Mitsui
hmm menyalahkan Tuhan pulak..dasar
2025-03-06
0
Miyagi Mitsui
hahaha
2025-03-06
0
Sandisalbiah
untungnya Marcell bisa sesabar, setenang dan sedewasa itu dlm menghadapi Loli yg emang masih labil krn masih usia remaja juga kan..!! doa terbaik deh buat mereka berdua.. semoga kedepannya di beri kemudahan..
2023-12-30
3