Delapan

Loli masih merasa kehilangan arah, ia sempat tertegun ketika bangun di pagi hari. Ia yang biasanya begitu bersemangat untuk pergi ke sekolah kini kehilangan minat nya. Ia tak lagi percaya diri, seolah setiap mata akan jijik memandang ke arah nya.

Ia merasa noda ditubuhnya mampu dilihat oleh siapapun. Loli merasa benar-benar lelah menghadapi ketakutan nya.

"Aku harus bagaimana? ayo Loli bertindaklah. Jangan terus seperti ini" Loli berusaha melecut semangat nya agar kembali berkobar. Namun ia kembali lemah tak berarah.

Dengan langkah gontai Loli menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Akal sehat yang masih tersisah sedikit menuntun nya untuk perlahan melanjutkan hidup. Tak apa meski tak seceria biasanya namun setidaknya ia tak larut dalam kehancuran yang akan semakin membuatnya menderita di masa depan. Loli harus menyelesaikan pendidikan SMA yang tinggal beberapa minggu lagi akan segera usai.

Harusnya sekarang ia sedang fokus untuk menghadapi ujian nya yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi namun kini fikiran nya harus terpecah akibat tragedi malam itu.

"Sayang, mama kangen banget" Ketika turun untuk sarapan Loli disambut oleh sang mama yang baru pulang tadi malam.

"Semalam mama ke kamar kamu, tapi kamarnya dikunci adek juga uda tidur jadinya nggak bisa langsung ciumin bungsunya mama" Melihat wajah mama nya membuat Loli ingin menjerit dan menangis sejadi-jadinya. Loli ingin sekali mengadu tentang apa yang menimpa dirinya, ia lelah menyimpan luka sendirian. Tapi otaknya melarang Loli melakukan hal itu. Ia tak bisa karena pasti semuanya akan hancur berantakan.

"Loh kok nangis?" mama Dita menatap penuh khawatir pada Loli yang meneteskan air matanya.

"Loli kangen" rengek nya manja, mama dan papa Loli terkekeh mendengarnya. bukan hal yang mengherankan bagi mereka mengingat Loli memang begitu manja.

"Duh cuma ditinggal beberapa hari doang" mama Dita kembali menciumi putri bungsunya itu.

"Papa juga dong dipeluk" Kehangatan pagi ini membuat Loli sedikit terhibur. Setidaknya ia memiliki alasan untuk bertahan dan melanjutkan hidupnya. Meski dirinya hancur setidaknya mama, papa, dan Nala tetap dapat merasakan kebahagiaan.

🍁🍁🍁

Marcell beberapa kali melamun dan tak fokus pada pekerjaan nya, tatapan penuh luka pada mata Loli terbayang di benaknya. Kilasan kejadian malam itu selalu menghantuinya, tangisan Loli yang terngiang begitu menusuk jiwanya.

Ia harus bicara pada Loli, Marcell merasa tak bisa lepas tanggung jawab begitu saja. Ia bukan pria brengsek yang bisa meniduri seorang gadis hanya untuk bersenang-senang.

Selama 5 tahun menjalin kasih, Marcell selalu bisa menahan diri agar tak kebablasan dengan Nala. Baginya hubungan itu harus ia lakukan ketika mereka telah berada pada sebuah ikatan yang sah.

Andai Marcell terbiasa bermain wanita mungkin baginya kejadian malam itu bisa ia lupakan laksana angin lalu.

Marcell melirik jam di tangan nya, sebentar lagi jam pulang nya Loli. Otak dan hati memerintahkan diri nya untuk menemui Loli dan mengajaknya bicara. Ia tak akan pernah menemui ketenangan jika terus bersembunyi dalam ketidak jelasan ini.

Marcell meraih kunci mobil di atas meja, ia beranjak meninggalkan pekerjaan yang masih tersisah. Percuma ia berada di sini sementara otaknya terus memikirkan calon adik iparnya.

Marcell membawa mobilnya menuju sekolah Loli, ia berharap gadis itu mau bertemu dan bicara dengan nya.

Marcell mengedarkan pandangan nya mencari sosok Loli pada gerombolan pelajar yang keluar dari pintu gerbang, Marcell berharap semoga sopir Loli belum datang.

Marcell begitu terenyuh saat matanya menangkap sosok adik iparnya yang terlihat menunduk, sama sekali bukan Loli yang ia kenal selama ini. Sosok gadis ceria dan energik itu kini terlihat kuyu tanpa semangat.

Tanpa membuang-buangbwaktu lagi Marvell segera keluar dari mobil dan berlari ke arah Loli.

"Adek, kakak mau bicara sebentar boleh?" Marcell dapat melihat keterkejutan Loli saat mendengar suaranya, gadis itu dengan cepat menatap ke arahnya. Lagi-lagi ekspresi yang Loli tunjukkan membuat hati Marcell terkoyak, getaran tubuh dan wajah pucat Loli membuat Marcell kembali mengutuki kebejatan nya.

"Kakak cuma mau bicara sebentar, kakak nggak akan nyakitin Loli" bisik Marcell lembut, berharap bisa meredakan ketakutan Loli padanya.

Loli baru akan menginjak usia 18 tahun dan ia harus menerima perlakuan binatang dari nya, sungguh wajar jika Loli bersikap seperti ini.

"Loli dijemput sopir?" tanya Marcell penuh kesabaran. Tatapan tulus Marcell membuat Loli sedikit lebih tenang.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, sepertinya ia masih belum berminat membuka mulutnya. Loli sengaja mengatakan pada sopir agar tak usah menjemputnya karena ia akan langsung belajar kelompok dengan teman nya. Ia sengaja mengulur waktu agar tak cepat pulang ke rumah, karena saat bertemu orang tuanya terlebih Nala membuat dadanya terasa sesak.

"Ayo pulang bareng kakak ya, tapi kita bicara sebentar sambil makan. adek mau makan apa?"

"Nggak usah, aku nggak lapar" Suara Loli nyaris tak terdengar. Marcell membuang nafasnya yang juga terasa sesak.

"Tapi Loli mau kan bicara sama kakak?"

Loli tampak berfikir sebelum akhirnya mengangguk.

Ia mengikuti langkah Marcell menuju mobilnya, ia percaya pria itu tak akan menyakitinya. Ia tau kejadian malam itu bukan kesalahan Marcell sepenuh nya ah bahkan bisa dikatakan Marcell sama sekali tidak bersalah. Tapi benar kah?

Meski Loli menolak untuk makan tapi Marcell tetap membawa gadis itu ke sebuah tempat makan yang nyaman dan tenang untuk bicara. Marcell mengajak Loli ke sebuah tempat makan bernuansa alam serba kayu yang menyediakan area dengan kursi dan lesehan yang menghadap ke halaman hijau. Marcell bisa melihat tatapan terkesima Loli pada pemandangan itu. Ia bisa menyimpulkan Loli menyukai tempat yang ia pilih

"Dek, untuk ke sekian kalinya kakak mohon maaf atas apa yang terjadi malam itu. Meski jutaan kali kakak meminta maaf tetap saja tak bisa mengembalikan semuanya untuk kembali seperti semula. Kakak dihantui rasa sesal yang terasa mencekik setiap detiknya" Marcell menatap dalam pada Loli yang tak melihat ke arah nya, namun Marcell tau Loli mendengarkan nya.

"Dek, kakak nggak tau apa yang harus kakak lakukan untuk menebus kesalahan fatal yang uda kakak lakuin ke kamu, please hukum kakak dek agar bisa mengurangi rasa bersalah ini" Loli menatap Marcell saat mendengar nada putus asa pada suara pria itu. Penyesalan begitu nyata tergambar pada sorot mata pria itu.

"Aku juga nggak tahu harus gimana, aku juga masih terus berusaha membangun kembali dunia ku yang hancur dan kini hanya berupa butiran-butiran kecil. Aku juga nggak tahu harus gimana" lirih Loli, ia kembali mengeluarkan air mata nya.

🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kita gak bisa berandai² atas sesuatu yg sudah terjadi.. krn itu semua bukan sebuah kebetulan tp nyatanya emang sebuah takdir...

2023-12-30

0

Miamia

Miamia

sabar loli akan indah pada waktunya,

2022-11-28

0

ErnaCila

ErnaCila

sedih banget baca part ini,,kesedihan yg gak bisa diungkapkan dgn kata2 hanya airmata yg bisa sedikit mengurangi rasa sakit😭😭

2022-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga.
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat.
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Info
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Info Novel terbaru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga.
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat.
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Info
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Info Novel terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!