Marcell nekat memeluk Loli, hatinya terasa begitu perih melihat gadis itu menangis. Semua kata makian dan kutukan telah ia layangkan pada dirinya sendiri karena telah menimpakan beban seberat ini pada Loli yang seharusnya masih menikmati dengan bahagia masa remaja nya.
"Maafin kakak Loli, rasanya ingin mati saja agar rasa bersalah ini bisa hilang" Loli yang akan mendorong tubuh Marcell mendadak tak berdaya, ia juga tak tega pada Marcell. Ia tau calon kakak iparnya ini adalah pria baik yang sedikitpun tak berniat menyakitinya, apa yang terjadi di luar kendalinya.
Loli tiba-tiba ikut andil dalam hal ini, andai ia menunggu dengan sabar di lobi dan tak menyusul ke kamar mungkin mereka berdua bisa terbebas dari masalah yang begitu pelik. Tapi sebesar apapun sesal tak akan bisa mengurungkan semua yang sudah terlanjur terjadi.
"Izinkan kakak mengakui perbuatan bejat kakak pada orang tuamu dan juga Nala. Izinkan kakak bertanggung jawab pada mu, kakak mohon Loli, izinkan kakak bertanggung jawab" Marcell tergugu kian merapatkan dekapan nya pada tubuh Loli.
Mendengar ucapan Marcell membuat Loli seketika panik, ia mendorong tubuh Marcell ia menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Ja-jangan. Aku mohon jangan katakan pada mereka. Aku nggak mau lihat mama sedih, papa juga akan terluka apalagi kak Nala. Alu mohon jangan hancurkan hati mereka juga. Biar aku aja yang hancur sendirian. Tolong jangan hancurkan mimpi indah kak Nala yang akan terwujud sebentar lagi" Loli begitu ketakutan.
"Tapi kakak nggak sanggup menanggung kesalahan ini terus menerus dek, kakak nggak akan bahagia. Bagaimana kakak bisa membahagiakan Nala sementara kakak tak bisa memaafkan diri kakak sendiri" keluh Marcell.
"Lantas setelah mengakui kesalahan kakak pada mereka apa yang kakak harapkan? Rasa bersalah kakak lenyap? hanya demi kepuasan batin kakak sendiri kakak menghancurkan hati 3 orang lagi? kakak yakin bisa melenyapkan rasa sesal itu dengan menambah jumlah orang yang tersakiti? kakak jangan egois!" pekik Loli, untung saja mereka berada di ruang privat sehingga tak ada yang mendengar pembicaraan mereka. Loli kelepasan berteriak karena rasa panik. Kepalanya terasa begitu sakit, Marcell membuatnya merasa semakin tertekan.
"Kakak harus bagaimana dek, kakak benar-benar hampir gila. Apa kakak mati saja iya?" Marcell dikuasai kekalutan yang membuat nya semakin terdesak.
"Aku nggak tau! aku juga hancur kenapa kakak bertanya padaku" Entah kenapa Loli begitu kesal pada sikap Marcell sekarang.
"Maaf, maafin kakak" Marcell mengusap air matanya dengan kasar.
"Aku mohon jangan hancurkan hati keluarga ku dengan pengakuan kakak. Biarkan aku menderita sendirian. Aku memaafkan kakak" Semoga kata maaf yang terucap dari bibirnya bisa menghapus sedikit sesal yang Marcell rasakan. Dengan begitu kebahagiaan kedua orang tuanya dan juga Nala tetap utuh.
🍁🍁🍁
"Pernikahan kakak diundur jadi dua bulan lagi" Ucap mama Dita pada Loli yang baru saja tiba di meja makan untuk sarapan.
Masih seperti hari-hari sebelumnya, meski kejadian naas itu sudah berlalu selama satu minggu Loli masih belum mampu menyatukan kembali puing-puing harapan nya yang telah berubah menjadi butiran-butiran debu.
Marcell setiap harinya juga selalu mengirimkan pesan permohonan maaf. Sepertinya pria itu juga masih setia dengan penyesalan nya meski kata maaf telah Loli berikan.
"Kenapa diundur?" Loli mulai merasa khawatir, ia takut karena Marcell sudah menceritakan kejadian pemerkosaan itu.
"Kak Nala ada proyek yang harus dikerjakan selama 1 bulan ke depan" Ucap Nala.
"Kok bisa? kenapa kakak terima. Kan kakak uda mau menikah masa masih dikasih tanggung jawab proyek." Ini kali pertama Loli berbicara cukup panjang semenjak kejadian itu.
"Sayang aja buat lewatin kesempatan emas ini. Untuk mendapatkan kepercayaan memegang proyek ini nggak mudah loh"
"Menurut kak Nala proyek ini lebih berharga dari rencana pernikahan kakak? lagian kenapa harus diundur kan bisa proyeknya dikerjain abis nikah, bulan madunya aja yang ditunda setelah proyeknya selesai"
"Bukan gitu dek. Ini tu salah satu pencapaian dalam hidup kakak. Karena setelah menikah otomatis kakak harus membatasi diri dan lebih fokus mengurus keluarga. Kak Marcell aja mendukung penuh kok" Untung saja undangan pernikahan mereka belum sempat disebar meski pernikahan nya dan Marcell akan digelar 3 minggu lagi.
"Mama sama papa dukung juga?" Loli menatap pada papa dan mama nya, keduanya kompak mengangguk.
Loli mengedik kan bahunya, setidaknya bukan karena masalah yang menimpanya pernikahan ini tidak terlaksana dengan seharusnya. Lagipula dengan begini ia tak akan tinggal seatap dengan Marcell dalam waktu dekat.
"Adek temenin mama ya hari ini?" Ucap mama Dita.
"Ke mana?" Karena satu minggu lagi Loli akan ujian akhir maka satu minggu ini siswa yang akan mengikuti ujian diliburkan untuk menenangkan diri.
"Fitting baju seragam"
"Nikahnya aja batal ngapain fitting ma" Ucap Loli sambil menyesap segelas susu yang baru saja sang mama tuangkan ke dalam gelasnya.
"Diundur dek bukan batal" Protes Nala sambil mengacak rambut Loli dengan gemas. Jika biasanya Loli akan berteriak dan mengadu pada mamanya maka kali ini Loli hanya diam saja, ia merapikan rambutnya dengan pelan.
Nala bukan tak memperhatikan perubahan adiknya yang lebih banyak termenung dan melamun akhir-akhir ini. Tapi Loli selalu beralasan sedang menghafal pelajaran bukan melamun.
"Boleh nggak adek di rumah aja?" Loli lebih suka mengurung diri di kamar ketimbang harus melihat dunia luar. Ia malas bertemu banyak orang.
"Kan adek juga mesti fitting" Sungut mama nya. Jika sudah begini maka Loli hanya bisa menuruti permintaan mama nya.
"Nanti adek siap-siap ya, kita perginya jam 9" Ucap sang mama. Loli mengangguk lalu meninggalkan meja makan untuk kembali ke kamar nya.
"Mama ngerasa nggak sih Loli tu nggak seceria biasanya?" Tanya Nala saat Loli sudah tidak ada di sana.
"Mungkin dia lagi fokus mempersiapkan diri untuk ujian nya yang sebentar lagi juga mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi" Sang papa yang menimpali.
"Iya masuk akal. Tapi mama juga ngerasa Loli jadi jarang senyum. Dulu waktu mau ujian SMP Loli nggak kayak gini loh pa" Sebelumnya mama Dita berusaha menepis perasaan nya melihat Loli yang terlihat berbeda. Namun karena Nala juga merasakan perubahan itu akhirnya ia pun mengungkapkan nya.
"Ini beban nya beda ma, baru SMP tujuan nya ya jelas ke SMA, kalo sekarang kan beda. Tujuan nya perguruan tinggi yang akan menentukan masa depan nya nanti. Jadi wajar lah" Kedua wanita itu mengangguk menyetujui ucapan satu-satunya pria di rumah itu.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Miyagi Mitsui
bertanya mulu dengan loli kenapa jugak...patutnya bertindak ikut kecerdasan otak mu lah marcel..
2025-03-06
0
Sandisalbiah
syuku sih kalau pernikahan nya di undur... setidaknya ada jeda waktu buat memastikan keadaan.. secara kejadian naas itu dilakukan Marcell sampai berulang, takutnya Loli nya hamil...kan kasihan saat ketahuan hamil tp status Marcell udah suami org.. tp setidaknya dgn di undur andaikata Loli beneran hamil kan bisa dibicarakan itu gimana solusinya..
2023-12-30
1
Sheng
takutnya si loli bunting sih😔
2022-06-24
1