Lima

Loli terbangun dalam kondisi tubuh terasa remuk, Semalam entah berapa kali Marcell menyetubuhi nya hingga gadis itu hilang kesadaran.

Loli memundurkan tubuhnya ke kepala ranjang sambil memeluk erat selimutnya saat ia mendapati Marcell tengah menatapnya. Pria itu hanya mengenakan bokser dan duduk di ujung ranjang.

Loli dapat melihat tatapan penuh rasa bersalah di mata pria itu juga kemarahan yang besar di sana.

Sebelumnya Marcell begitu terkejut saat bangun dalam kondisi tubuh polos. lebih terkejut lagi saat melihat Loli ada di sampingnya dalam kondisi yang sama. Ingatan membawanya pada peristiwa tadi malam. Hatinya tercabik menyadari bahwa ia telah menghancurkan calon adik iparnya akibat ulah sahabatnya.

Marcell menatap iba Loli yang masih tertidur. Pria itu meneteskan air mata mengingat perlakuan nya tadi malam. Akibat dikuasai nafsu ia memperlakukan Loli dengan kasar. Gadis polos itu pasti begitu menderita.

Hati Marcell kembali merasa tertusuk saat melihat ketakutan yang besar di mata Loli saat gadis itu melihat dirinya. Marcell kehilangan kata-kata untuk memulai percakapan nya dengan Loli mengenai peristiwa tadi malam. Apapun yang akan ia ucapkan atau lakukan tak akan mampu menebus kesalahan yang telah ia perbuat.

Perlahan Marcell turun dari ranjang, ia berlutut dan menangkupan kedua tangan nya di dada. Rasa bersalah terasa menguliti tubuhnya saat melihat ketakutan dan sayatan luka dalam tatapan Loli.

"Kakak nggak tau harus bagaimana untuk menebus kesalahan kakak sama kamu dek. Kakak tau ucapan maaf tidak akan bisa mengembalikan semuanya. Kakak harus melakukan apa untuk menebus kesalahan yang tidak termaafkan dek? Katakan apa yang harus kakak lakukan?" Marcell tidak pernah merasakan penyesalan sedalam ini selama hidupnya. Ia ingin berteriak bahkan membunuh dirinya sendiri karena telah menodai gadis sebaik dan sepolos Loli.

Loli masih menatap takut pada Marcell. Air mata telah membanjiri wajah nya. Ia marah, kecewa, sedih, terluka dan berjuta perasaan sakit lain memenuhi hatinya.

"Bunuh saja kakak dek, kakak rela jika itu bisa menghapus sedikit saja luka di hati kamu" Marcell tergugu, ia merasa begitu putus asa. Dosa itu terasa begitu berat menimpa tubuhnya hingga membuat ia kesulitan bernafas.

"A ak ku mau pul pulang" Ucap Loli dengan suara bergetar. Wajah gadis itu begitu pucat, Marcell tak henti mengutuki perbuatannya tadi malam.

"Kita masih terkunci di sini dek, Maafin kakak" Jutaan kali umpatan telah Marcell layangkan untuk para sahabatnya. Entahlah apa mereka masih pantas disebut sahabat atas perlakuan menjijikkan yang telah mereka perbuat.

"Katakan dek kakak harus bagaimana untuk menebus kesalahan kakak?" Nada bicara Marcell begitu putus asa. Namun Loli tak mampu mencerna apapun saat ini. Ia merasa dirinya telah hancur dan habis tak tersisa. Loli masih belum mampu berfikir ke depan. Ia hanya ingin pergi dan tak melihat pria yang tadi malam begitu menakutkan.

Nyeri di pangkal pahanya masih terasa. Tubuhnya terasa linu di mana-mana namun sakit di hatinya jauh lebih dahsyat di banding semua kesakitan fisik nya.

"Adek jangan diam, kakak mohon maafin kakak"

"Tolong jangan bahas apapun dulu saat ini, aku hanya ingin istirahat. Semuanya terasa sakit" Ucap Loli dengan suara lirih dan terbata. Hati Marcell kian tercabik mendengar ucapan sendu Loli. Akan lebih baik baginya andai Loli berteriak dan mengumpat bahkan ia ikhlas jika Loli menghabisi nyawanya. Karena rasa bersalah di hatinya begitu menyiksa hingga Marcell merasa kesulitan untuk menanggung perasaan itu.

Marcell beranjak kemudian melangkah menuju kamar mandi. Mata sayu Loli mengiringi langkah pria itu. 5 menit kemudian Marcell kembali masuk dan mendekat ke arah Loli, tubuh gadis itu bergetar, terlihat jelas ketakutan kembali menyerang nya.

"Dek, kakak tau untuk saat ini tidak ada yang bisa kakak lakukan untuk sedikit meredakan sakit di hati kamu. Tapi mungkin ini bisa sedikit menolong sakit ditubuh kamu"

Loli termangu menatap tak mengerti arah ucapan pria itu. Sampai kemudian ia merasakan tubuhnya melayang dalam gendongan Marcell.

"lepasin kak" Loli meronta, Ia merasa panik terlebih tak ada lagi selimut yang membalut tubuhnya. Ia semakin bergetar merasakan kembali kulit Marcell yang menempel langsung pada tubuhnya, nalurinya meminta untuk menyelamatkan diri.

"Ssst kakak cuma mau antar kamu ke kamar mandi, semoga bisa menghilangkan nyeri kamu di sana" Ucap Marcell lembut, pancaran ketulusan di mata Marcell membuat Loli menghentikan pemberontakannya. Marcell melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi, ia meletakkan tubuh Loli di bath tub yang sudah ia isi dengan air hangat.

"Ini kimono nya dek, nanti kalau selesai panggil kakak" Suara berat dan bergetar dari Marcell cukup menjadi bukti betapa pria itu menanggung beban atas apa yang telah ia perbuat.

Loli hanya diam, tak sedikitpun menjawab ucapan Marcell. Jiwanya seakan masih belum berada pada tubuhnya. Ia belum mampu mencerna apapun, otaknya selalu menuntun pada kenyataan bahwa ia kini hancur, tak memiliki apapun yang bisa ia banggakan sebagai seorang gadis.

Tak dipungkiri air hangat yang menyapa tubuhnya mampu menghilangkan penat ditubuhnya, ia merasakan tubuhnya lebih nyaman. Benar kata Marcell meskipun tak berpengaruh apapun pada hati setidaknya fisiknya bisa sedikit lebih baik.

Loli memejamkan matanya berusaha menikmati keadaan ini untuk sesaat. Namun kilasan kejadian kelam yang menimpanya membuatnya kembali kacau, Loli menutup mulutnya agar suara isakan tak terdengar sampai keluar.

Tubuhnya kembali terasa lemas, Loli merasa tak ada lagi yang bisa ia lakukan di dunia ini. Entah bagaimana respon orang tuanya terlebih Nala kakak nya jika mengetahui apa yang telah menimpa dirinya. 'Untuk apa lagi aku hidup, aku hancur, aku habis, aku kotor aku nggak berharga' Hatinya terus meneriakkan kata-kata yang membuatnya putus asa.

Namun bayangan kesedihan di mata sang mama andai ia melakukan hal bodoh membuat nyalinya menciut, setidaknya senyuman keluarganya bisa ia jadikan alasan untuk tetap berada di dunia ini.

Setelah suhu air telah berubah dingin Loli memutuskan mengakhiri aktivitas nya di dalam kamar mandi. Setelah membilas tubuhnya ia meraih kimono yang tergantung di dekat bathtub. ia berusaha berdiri, kakinya terasa ngilu belum lagi inti tubuhnya yang terasa begitu perih.

Ia melilitkan kimono pada tubuhnya, ia mencoba untuk melangkah sendiri, tak ingin Marcell membantunya. Karena ia tak ingin melihat wajah pria itu. Andai saja Ia tidak memikirkan untuk keluar dari tempat ini mungkin ia akan lebih memilih berdiam di kamar mandi.

Pangkal pahanya teramat perih saat mencoba menggerakkan kakinya, entah sedalam apa luka yang Marcell buat, mengingat betapa kasar pria itu memasukinya tadi malam dan tak terhitung berapa kali ia melampiaskan nafsunya pada tubuh Loli.

"Dek kakak uda bilang panggil kakak kalo uda selesai" Loli memalingkan wajahnya saat melihat Marcell dengan wajah khawatir mendekat ke arahnya. Entahlah apa pria itu mendengar desis kesakitan dari bibirnya.

Mau tidak mau Loli harus pasrah saat Marcell kembali membopongnya dan meletakkan gadis itu ke ranjang.

"Sabar ya dek, semoga para bajingan itu segera datang dan kita bisa pulang" Marcell mengusap rambut basah Loli yang hanya dikeringkan seadanya.

Marcell tersenyum pahit saat melihat ekspresi datar Loli tetap tak berubah. Tatapan mata Loli telah kehilangan sinarnya.

Marcell beranjak menjauh dan menghilang di balik pintu kamar mandi. Pria itu memegang dadanya yang berdetak cepat.

"Brengs*k!!!" Marcell merutuki tubuhnya yang begitu tidak tau dirinya. Mencium aroma yang menguar dari tubuh Loli serta merasakan kulit halus gadis itu membuat bagian dari tubuhnya memberontak ingin kembali merasakan apa yang ia rasakan tadi malam. Sama halnya dengan Loli semalam adalah pengalaman pertama untuk pria itu.

Marcell merasa menjadi pria paling memalukan, bisa-bisanya ia terangsang dalam kondisi seburuk ini.

🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

hah.. poor Loli.. miris banget sih nasibnya.. pasti jadi beban satin.. bahkan jd trauma utknya..

2023-12-30

0

senja indah

senja indah

baca k 6 kli y hhh

2023-04-30

0

lee sherim

lee sherim

Guru aku pernah bilang untuk jangan terlalu percaya dengan yang namanya teman, karna sebaik²nya teman pasti akan ada saatnya teman kita itu menjahili bahkan menjerumuskan kita ke dalam keburukan, beda dengan yang namanya keluarga,, keluarga tidak akan pernah melakukan hal yang akan mempermalukan maupun mnjerumuskan

2022-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga.
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat.
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Info
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Info Novel terbaru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga.
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat.
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Info
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Info Novel terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!