Hari ini Loli harus mengikuti tes masuk perguruan tinggi, namun Loli sedikitpun tidak bersemangat. Tubuhnya terasa lelah hingga ia begitu malas bergerak.
Sehabis ujian akhir sekolah Loli semakin banyak mengurung diri di kamar dan menutup semua akses komunikasi agar Sania atau siapapun tak bisa menghubungi dan memaksanya untuk jalan. Ia benar-benar ingin menyendiri dan menutup diri dari dunia luar.
Satu bulan sudah berlalu namun tragedi malam kelam itu masih menyisah kan luka yang tak kunjung mengering. Marcell atau Nathan memang sudah tidak mengganggunya lagi, namun Loli bisa merasakan bahwa Marcell terus mencari-cari kesempatan untuk bisa bertemu meski hanya memandangi dirinya tanpa menyapa. Marcell setiap hari selalu datang ke rumahnya meski sedang tidak ada Nala. Karena itu Loli merasa tempat yang paling aman saat ini adalah di kamar.
Loli melirik jam di dinding, ujian akan dimulai 2 jam lagi namun ia belum berhasil mengumpulkan semangatnya. Ia masih begitu betah bergulung di dalam selimut tebalnya. beberapa hari ini ia sering merasa kedinginan meskipun AC di kamarnya sudah ia matikan.
"Kamu harus lulus agar bisa segera pergi dari rumah ini, kak Nala satu bulan lagi akan menikah itu artinya kak Marcell akan segera tinggal di rumah ini" Bujuk Loli pada dirinya sendiri. Tapi aneh nya Loli malah membayangkan wajah Marcell. Gadis itu segera menepis rasa aneh yang tiba-tiba mengusik ketika ia mengingat dan membayangkan wajah pria itu.
Loli melangkah gontai menuju kamar mandi, keinginan kuat untuk meninggalkan kota ini membuat semangat nya sedikit tersulut meski tidak sepenuhnya.
Rasa dingin yang menyergap membuat Loli memutuskan hanya mencuci wajah dan menggosok gigi. Ia tidak tau mengapa ia begitu malas untuk menyentuh air. Tak apa untuk kali ini Loli melewatkan mandi paginya. Padahal biasanya Loli begitu gampang gerah, ia bahkan bisa mandi sebanyak tiga sampai empat kali sehari.
Setelah selesai dengan ritual kamar mandinya Loli memilih pakaian yang akan ia kenakan, pilihan nya jatuh pada celana jeans panjang yang ia padukan dengan kemeja yang dilapisi sweater. Ia memandangi wajah nya di cermin, sebuah senyum tipis terbit di sana dan rasanya begitu asing. Loli merasa sudah begitu lama tak melihat senyuman nya sendiri.
"Nggak kelihatan kalo nggak mandi" Gumam gadis itu sambil menyisir rambutnya. Ia mengikat tinggi rambut panjang nya agar tampilan nya terlihat lebih rapi.
Loli menyapukan make up tipis di pipi kemerahan nya. Sentuhan terakhir gadis itu menyemprotkan minyak wangi agar semakin menyamarkan fakta bahwa dirinya tidak mandi pagi ini.
Beberapa semprotan Loli tiba-tiba merasa begitu mual mencium aroma parfume yang biasanya begitu ia sukai. Loli berusaha menahan dirinya agar tidak sampai muntah. Ia segera menggosok tangan dan lehernya yang terkena semprotan minyak wangi untuk mengurangi bau menyengat yang begitu menyiksa dirinya.
Gadis itu meraih masker dan memakainya agar tak mencium aroma minyak wangi yang sudah terlanjur ia semprotkan mengingat untuk mandi dan berganti baju akan memakan waktu yang bisa membuatnya terlambat.
"Adek baru aja mama mau samperin ke kamar. Hari ini ada tes kan?" sambut sang mama saat Loli tiba di meja makan. Biasanya Loli selalu takut terlambat dan akan bersiap 2 jam sebelum pelaksanaan.
"Adek nggak ikut sarapan ya ma, langsung berangkat aja" melihat makanan yang terhidang di meja membuat perutnya kembali bergejolak.
"Semalam adek juga nggak turun buat makan malam. Masa pagi ini juga absen lagi sarapan nya" ucap sang papa.
"Lagi diet kali pa, padahal tu badan udah kayak triplek saking tipis nya" ledek Nala yang tak digubris oleh Loli.
"Takut nggak keburu pa, ujian nya satu jam lagi dimulai" saat menoleh pada papanya Loli menangkap sosok Marcell yang juga sedang sarapan di rumahnya, pria itu duduk di samping Nala dan juga sedang menatap ke arah dirinya. Loli hanya fokus pada dunianya sendiri hingga telat menyadari keberadaan Marcell.
Jika biasanya Loli akan memalingkan wajahnya dengan segera maka kali ini untuk beberapa saat Loli menatap lama pada Marcell. Ia menikmati tiap lekuk wajah Marcell yang ia rasa begitu tampan dan segar pagi ini membuat gadis itu begitu betah menatap padanya.
"Ini bekalnya makan di mobil aja, jangan sampai nggak sarapan nanti kelaparan malah nggak konsen ngerjain soal" Ucapan mama Dita menyadarkan Loli dari keterpakuan nya menatap wajah Marcell.
"Iya ma, doain adek supaya ujian nya lancar dan keterima di universitas yang adek tuju" Loli meraih tangan Mamanya dan menurunkan masker untuk mencium pipi wanita yang telah melahirkan nya itu.
Gadis itu kemudian menghampiri sang papa, sama seperti pada mamanya Loli juga meminta sang papa mendoakan keberhasilan nya.
"Adek berangkat kak" Loli beralih pada sang kakak, ia juga meraih tangan Nala dan menciumnya ketika berpamitan.
"Semoga berhasil yah, cie yang sebentar lagi mau jadi mahasiswa udah dewasa dong sekarang." Nala mengedipkan sebelah mata nya. Loli hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
Agar tak menimbulkan kecurigaan Loli juga mengulurkan tangan nya pada Marcell. Gadis itu merasa jantungnya berdetak cepat kala tangan nya menyentuh tangan pria itu. Ia lalu membawa tangan Marcell dan menciumnya cukup lama, di luar dugaan Ia merasa kenyamanan menyapa dirinya.
Marcell merasa terkejut pada sikap Loli yang sedikit berbeda, jika selama ini Loli akan selalu menghindar dan menolak untuk menatap ke arahnya kini malah sebaliknya.
"Semoga berhasil ya dek" Marcell mengusap rambut Loli dengan begitu lembut saat Loli masih mencium tangan nya cukup lama. Marcell heran namun diam-diam ia merasa bahagia. Setelah kejadian buruk yang menimpa dirinya dan Loli ini kali pertama Marcell merasa lega dan bahagia.
"Makasih kak" Dengan berat hati Loli melepaskan tangan Marcell. Ada semacam dorongan yang membuatnya begitu betah mencium aroma pria itu. Jika saja tak ada siapapun di sini Loli akan berlama-lama mencium tangan Marcell. Keinginan yang tak tau datang dari mana begitu kuat hingga berhasil menutupi luka hati Loli setiap melihat wajah pria itu.
Loli menatap sekilas pada Marcell yang juga masih menatap padanya, sebelum akhirnya gadis itu melangkah menuju halaman di mana sopir telah menunggu untuk mengantarnya.
Loli memegangi dadanya, ia sibuk mencerna perasaan nya sendiri. Ia merasa heran pada dirinya yang begitu berbeda.
'Ada apa? kenapa tiba-tiba ingin dekat dengan nya? Jangan lupakan bahwa pria itu sudah menghancurkan hidup mu Loli, karena dia semua terasa gelap dan langkah mu terhambat' Bisik Loli pada hatinya
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Miyagi Mitsui
kesian Lili hamil
2025-03-06
0
Emai
hamil hamil hamil
2025-02-05
0
Sandisalbiah
fix.. Loli lagi ngidamnya dan si dedek mau deket ama ayahnya.. hais.. gak kebayang sih gimana bakal paniknya Loli saat menyadari akan kehamilannya...
2023-12-30
4