"Bajingan kalian!!!" Marcell mengeram marah tak mampu menahan emosi saat melihat ke empat teman nya masuk ke dalam kamar dengan senyum menghiasi bibir mereka. Sedikit pun tak nampak penyesalan di wajah pria-pria itu. Marcell menghampiri mereka dengan cepat. Ia menarik kerah Nathan
"Katakan siapa yang masukin obat perangsang di minuman gue" Marcell berteriak di depan wajah Nathan, ia bergantian meraih kerah ke empat teman nya itu.
"Woi bro santai, lebay banget respon lu" celoteh Lucky yang semakin memancing emosi Marcell. Ia melayangkan tinju ke wajah Lucky dan memukulinya dengan membabi buta. Nathan, Dodo dan Andra dengan cepat meraih tubuh Marcell, darah memercik di sudut bibir Lucky yang Robek.
"Lu berlebihan Cell, Nathan yang punya ide." Marcell beralih menatap Nathan, andai ia tidak sedang dipegangi Nathan akan menjadi sasaran amukan Marcell berikutnya.
"Lu semua bajingan, biadab!!" Marcell terus berteriak dengan emosi, sementara Loli yang sejak tadi menyaksikan keributan itu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya tubuh bergetar dalam isak tangis. Ia sedikit banyak menangkap bahwa Marcell juga korban dalam hal ini.
"Cell kenapa harus semarah ini, gue juga ngalamin apa yang elu alamin, ya enjoy ajalah anggap aja hadiah kebebasan lu yang terakhir" Andra berusaha menenangkan Marcell yang masih berusaha ingin melepaskan diri dari Pegangan mereka bertiga. Sementara Lucky masih mengatur nafas nya dan menghapus darah di bibirnya.
"Lu semua brengsek, lu semua iblis yang nggak punya otak. Bisa-bisanya lu semua anggap enteng masalah ini. Lu semua sadar nggak kalo lu uda ngehancurin hidup gue dan ngehancurin hidup Loli" Suara Marcell bergetar. Mata teman-temannya terbelalak kaget saat melihat air mata mengalir di pipi Marcell. Tampak sekali pria itu menahan beban berat atas apa yang menimpanya. Mereka tak menyangka Marcell akan seperti ini.
"Cell jangan berlebihan lah, emang uda kerjaan cewek itu kan jual tubuh dia. Lu nggak usah khawatir Nala nggak akan tau masalah ini, percaya sama kita" Dodo ikut angkat bicara.
"Tutup mulut lu brengsek, gue robek mulut busuk lu yang seenaknya ngebacot. Loli bukan cewek seperti itu. Loli cewek baik-baik!" Marcell semakin berusaha melepaskan diri, ia begitu marah dan sakit hati atas pernyataan Dodo yang menuduh Loli gadis panggilan.
Ia menatap iba pada Loli yang masih menutupi wajahnya, ia dapat melihat pundak gadis itu bergetar menandakan bahwa ia tengah menangis.
"Tega lu pada, apa salah gue sampai lu semua ngelakuin ini sama gue." Kali ini suara Marcell melemah namun air matanya semakin banyak.
"Lu kenapa lebay banget Cell, nggak ngerti gue sama pemikiran lu, dia emang cewek panggilan dan kita uda bayar dia. apa yang elu khawatirin hah? Soal Nala? kan kita uda bilang bakalan jaga rahasia" Lucky kembali angkat bicara. Pria itu terkekeh saat melihat tatapan tajam Marcell yang seolah ingin membunuh.
"Mulut lu emang setan yah, gadis yang uda gue hancurin itu calon adik ipar gue brengsek!!! Dia gadis baik-baik. Karena ulah biadab kalian dia harus kehilangan hal berharga dalam hidupnya. Kalian uda ngerubah gue jadi monster yang menghancurkan calon adik ipar gue sendiri tadi malam. Lu pada emang iblis" Marcell yang sebelumnya telah melemah kembali berteriak penuh kemarahan.
Ke empat temannya tercengang mendengar pernyataan Marcell. Dengan kompak mata mereka beralih menatap gadis yang duduk di ranjang dengan kondisi menyedihkan.
"Calon adik ipar lu?" Nathan menatap Marcell untuk meyakinkan bahwa ia tidak salah dengar. Namun Marcell tak menjawab, kilatan rasa frustasi begitu nyata terpancar dari matanya.
Lucky membuka handphone nya dengan cepat. Ia terlihat memanggil seseorang kemudian berjalan menjauh agar ia bisa mencari informasi dengan tenang.
Suasana hening sampai Lucky kembali dengan wajah kusut. Terdengar helaan nafas frustasi dari semua yang ada di kamar itu.
Lucky melirik pada Loli yang masih bersandar sambil menunduk, juga Marcell yang diselimuti kabut penyesalan.
"Maafkan kami Marcell, kami nggak tau ini akan terjadi. Calon adik ipar lu datang lebih dulu daripada gadis bayaran yang kami pesan. Nathan dan Dodo mengira calon adik ipar lu adalah wanita bayaran dan langsung mengunci kalian tadi malam. Kami mengaku salah Marcell maaf" sebelumnya Lucky menelfon mucikari tempat ia memesan wanita bayaran untuk memastikan semuanya, benar saja gadis bayaran yang mereka sewa telah datang namun karena sudah menunggu hingga satu jam pintu tak kunjung dibuka akhir nya wanita itu memutuskan untuk pergi.
"Andai kata maaf kalian bisa mengembalikan keutuhan Loli jutaan maaf akan gue berikan untuk kalian." Marcell masih belum mampu meredam rasa kecewanya. Ia menoleh ke arah Loli yang terlihat menyedihkan.
"Yah, kami memang bersalah Marcell" Ucap Andra lesu. Ia sama sekali tak menyangka bahwa rencana mereka akan berakhir seperti ini. Mereka telah menjadi penjahat yang menghancurkan gadis tidak bersalah.
Nathan melepaskan pegangan nya saat melihat emosi Marcell sudah mulai terkendali. Ia mendekat ke arah ranjang, melihat wajah ketakutan Loli yang memegang erat selimut nya. Rasa bersalah itu menghujam begitu dalam di dada pria itu. Pantas saja tadi malam ia merasa Loli berbeda dari gadis bayaran lainnya, ternyata mereka memang keliru.
"Maafkan kami, walaupun kata maaf kami tidak akan berpengaruh apapun. Tapi mohon ampuni kami" Nathan berlutut di tepi ranjang dengan tetap menciptakan jarak. Ia sadar apa yang Marcell lakukan saat di bawah pengaruh obat akan meninggalkan trauma pada gadis itu. Terbukti dengan tatapan penuh luka serta ketakutan yang mendalam dari Loli padanya.
Lucky, Dodo, dan Andra menyusul Andra dan melakukan hal yang sama. "Kami benar-benar mohon ampun. Katakan apa yang bisa kami lakukan untuk menebus dosa yang telah kami perbuat padamu"
Loli memberanikan diri menatap ke empat pria yang sedang berlutut di dekatnya, ia bisa menangkap penyesalan mendalam di sana. Namun sayang nya penyesalan mereka tidak akan mengubah apapun.
Loli mengalihkan pandangan nya pada Marcell yang juga tengah menatapnya. " Mau pulang" ucap Loli lirih, membuat Marcell seketika tersentak. Ia mendekat ke arah ranjang.
"Iya dek kita pulang" Namun melihat Loli yang masih memakai kimono serta melirik pakaian yang sudah tidak bisa Loli gunakan lagi membuat Marcell membuang nafas kasar.
"Carikan baju untuk Loli sebagai awal pertanggung jawaban atas perbuatan mengerikan kalian" Ucap Marcell dingin, mereka dapat merasakan kemarahan yang besar dari pria itu.
"Iya Cell, tunggulah" Nathan yang merasa paling bersalah berdiri dengan cepat dan melangkah keluar untuk memenuhi perintah Marcell.
"Tinggalin tempat ini, sebelum emosi gue kembali tidak terkendali" Ucap Marcell dingin pada ketiga teman nya yang masih tersisah di tempat itu.
Dodo memberi kode pada Lucky dan Andra untuk pergi dari tempat itu. Memberikan ruang bagi Marcell untuk memutuskan langkah selanjutnya.
"Maafin kita Cell" Andra menepuk pundak Marcell kemudian melangkah ke luar diikuti Lucky dan Dodo.
Sepeninggal teman-teman nya, Marcell menatap pada Loli yang juga sedang menatap padanya. Sorot mata Loli sedikit melembut namun kesedihan dan luka mendalam belum sedikit pun sirna. Membuat hati Marcell terasa diremas dengan kuat.
"Sabar ya dek, abis ini kita pulang" dari lubuk hati terdalam Marcell begitu ingin memeluk Loli serta mengusap puncak kepalanya dengan sayang. Namun ia sadar Loli masih trauma atas segala perlakuan nya tadi malam. Karenanya Marcell harus bisa menahan diri.
"Aku naik taxi aja. Kalau kakak yang antar nanti kak Nala curiga" Marcell semakin perih saat mendengar Loli telah menyebut kata 'aku' bukan lagi 'adek' seperti biasanya. Itu artinya gadis itu telah memendam kekecewaan yang amat dalam padanya.
"Nggak apa-apa, Kakak akan jujur atas apa yang terjadi" Itu keputusan yang Marcell rasa paling bijak. Namun wajah Loli berubah panik.
"Jangan, aku mohon jangan! atau kak Nala akan sedih, aku belum siap dengan segala penghakiman. Aku mohon jangan katakan apapun" Suara Loli penuh permohonan, membuat Marcell semakin gamang akan apa yang sebaiknya ia lakukan nanti.
"Tapi kakak harus bertanggung jawab dek" Marcell mencoba menyakinkan Loli. Ia tak ingin rasa bersalah menggerogoti hingga nafas terakhirnya
"Cukup dengan jangan katakan apapun pada keluargaku, aku akan sangat menghargainya sebagai bentuk tanggung jawab kakak" Loli tidak tau apakah keputusan ini yang terbaik dan sesuai dengan keinginan hatinya. Namun saat ini Loli belum siap dengan segala kericuhan yang akan terjadi andai Marcell menceritakan kejadian naas tadi malam.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Sandisalbiah
ini pastinya bakal jadi beban mental buat Loli..
2023-12-30
2
ginna_muchtar
serba salah jg jadi Loli..masalahnya Marcel calok kakak ipar nya 😫😫😫
temen2 nya Marcel juga kelewatan walopun yg dateng cwe bayaran juga tetep aja kebangetan becanda nya .
2022-07-30
1
Fany Arezta
aqu yang baca aja nyesek apalagi yang ngalamin.. 😭😭😭😭 sakit banget hati aqu.. 😭😭😭😭
2022-07-23
0