BAB 19 KENAPA TIDAK BISA

Hanya ada dua orang saja yang berada di meja makan. Ibu Luzi dan putra keduanya-Darien.

"Bu, di mana Son dan Sania? Juga Paman Leo, mereka tidak kelihatan sejak aku pulang dari tadi." Darien meletakkan sendoknya dan beralih menatap Ibunya.

"Mereka sedang pergi entah kemana, sudah sedari tadi siang." Luzi balik menatap putra keduanya. Ada sebuah kesedihan yang tersirat di matanya. Rico yang telah menikah kini sudah tidak tinggal bersamanya lagi. Son juga sudah menikah. Dan sekarang tinggal lah Darien. Dia takut kehilangan sosok putra-putra kesayangannya. Walaupun tidak bisa dipungkiri, mereka bertiga sudah beranjak dewasa semua. Mereka berhak menentukan pilihan kehidupannya ke depan. "Darien, kapan kamu mau menikah?" Darien melototkan ke dua matanya dan tak berlangsung lama ia pun tertawa.

"Ibu, pertanyaan macam apa itu." Darien tak menghentikan tawanya. Belum terbesit di pikirannya untuk menikah. Dia sedang merasa enjoy dengan kegiatannya sekarang.

"Darien, kau sudah dewasa! Kau harus segera memilih pendamping hidup. Lihat lah, Ibu sudah tua. Ibu tidak bisa menemanimu terus-menerus. Bangkit lah dan memulai lah menjalin hubungan lagi dengan wanita," tutur Luzi. Dia tahu bahwa Darien pernah kecewa dengan kekasihnya dahulu dan mungkin itu yang menyebabkan Darien lama untuk menjalin kisah cinta lagi.

"Jangan bahas itu, Bu." Darien nampak tidak berselera makan lagi. Dia meninggalkan meja makan setelah berpamitan dengan Ibu Luzi.

***

"Cantik." Suasana salon yang tidak begitu ramai, menyita seluruh karyawan salon yang sedang bersantai. Mereka mengerubungi seorang gadis muda yang baru saja selesai di potong rambutnya. Dia nampak berbeda pada saat tadi datang.

"Nona, Anda keliatan beda. Sangat cantik." Pujian terus mengalir untuknya. Gadis itu hanya tersenyum canggung menanggapi berbagai pujian yang tertangkap di indera pendengarannya.

"Sayang sekali Nona sudah menikah, kalau belum mungkin aku ingin mendekati Nona," godanya salah satu karyawan cowok.

"Huuuuuuuu." Sorakan para karyawan salon memenuhi ruangan. Salah satu karyawan yang terkenal genit mencoba menggoda Sania.

"Umur Anda berapa, Nona? Anda keliatan masih sangat muda." Pertanyaan dari karyawan yang baru saja memotong rambutnya membuat Sania ragu untuk menjawab. Pasti mereka akan merasa terkejut dengan umurnya. Karna umurnya masih terlihat muda untuk seseorang menikah.

"Nona, Tuan sudah selesai. Anda tunggu saja di mobil." Kedatangan Paman Leo membuat mereka semua akhirnya membubarkan diri. Sania merasa lega, karna secara tidak langsung dia tidak sempat menjawab pertanyaan dari mereka.

"Saya permisi, terima kasih." Sania pamit sambil tersenyum ke arah mereka semua.

Sesaat setelah Sania keluar, Son datang dari ruangan khusus menggunakan kursi roda.

Seorang pria yang buta duduk di kursi roda dengan tenangnya. Wajah rupawannya kini terlihat, tak lagi tertutup oleh rambut yang gondrong.

"Ta, apa jantungku masih aman?" Karyawan wanita menyuruh temannya untuk memegangi dadanya. Dia merasa terpesona pada sosok laki-laki buta itu.

"Aman, aman. Ingat! Dia sudah menikah!" Temannya mencoba membuat sadar.

"Mereka memang sangat serasi. Cantik dan ganteng!" pujinya lagi.

Tak butuh lama Sania menunggu di dalam mobil. Terlihat Paman Leo dan Son keluar dari Salon.

"Son ..." Sania membelalakkan matanya. Ditatapnya terus menerus sosok suaminya. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Son begitu tampan hari ini. Tampannya melebihi saat dulu mereka menikah. Dia begitu sangat beda sekarang.

Kulitnya yang putih bersih juga badannya yang tegap, membuat sempurna untuk seorang laki-laki. Di tambah wajahnya yang sangat rupawan. Dia benar-benar seperti malaikat. Tapi sayang sekali, perilakunya tidak mencerminkan seperti malaikat.

"Setelah ini kita mau kemana lagi, Tuan?"

"Pulang!" tegasnya.

"Tuan, apa sebaiknya kita beli buah tangan dulu untuk nona Sania di rumah? Nona pasti menunggu kepulangan Tuan dengan sabar," usulnya kemudian.

Suasana mendadak hening, bertepatan lampu merah dan mobil pun berhenti. Cukup lama Son diam dan akhirnya dia menjawab.

"Pulang saja! Tidak penting." Begitu lah jawabannya. Jawaban lama yang sudah ditunggu sedari tadi. Sania hanya bisa menghela napasnya. Son sama sekali tidak memikirkan dirinya. Rasanya dia ingin turun saja dari mobil, dari pada harus semobil dengan laki-laki tidak punya hati sepertinya.

***

Bukan ruangannya yang terlihat gelap tapi suasananya. Kebanyakan orang akan mengatakan bahwa berada di kamar adalah tempat kenyamanan nomer satu. Tapi itu tidak berlaku untuk Luzi. Dia merasa tidak nyaman berada di ruangan itu.

"Apa yang kau lakukan seharian ini?" tanya seorang pria yang sangat dia cintai dari awal pertemuannya dahulu.

"Tidak banyak yang aku lakukan kecuali merawat tanamanku." Luzi menyisir rambutnya, sedikit merapikan rambutnya dan berhias. Itu yang selalu dia lakukan saat menjelang tidur. Tidak seperti wanita lain yang akan menghapus make up-nya menjelang tidur, Luzi malah berdandan. Dia ingin setiap saat terlihat cantik di depan suaminya.

"Bagaimana perkembangan Son setelah kedatangan Leo?" Saat berbicara, Math tak pernah memandang Luzi. Dia sibuk dengan ponselnya atau pun dengan yang lain. Melepaskan kancing kemejanya dan melemparnya begitu saja. Semuanya terlihat berantakan.

"Dia akhirnya mau keluar rumah lagi tapi bersama Leo." Akhir-akhir ini Luzi memang tidak mendatangi Son. Dia sebenarnya merindukan sosok Son kecil yang selalu manja dengannya. Tapi sekarang sikap Son berubah. Luzi tak bisa berbuat banyak selain bersabar.

"Aku akan memberikan Son rumah baru. Dia tidak bisa terus menerus tinggal di rumah ini. Mereka harus mandiri."

"Untuk apa? Aku tidak bisa jauh-jauh dari putraku. Son masih membutuhkan kita, dia sedang tidak baik-baik saja." Luzi sangat tidak setuju. Emosi Son masih belum stabil. Jika dia tinggal di rumah bersama Sania saja, bisa jadi ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Dia sangat mengkhawatirkan Son juga Sania.

"Diam lah, Luzi! Sudah berkali-kali aku bilang, jangan ikut campur! Aku tidak meminta persetujuanmu. Diam lah! Aku ayahnya, dan aku tahu mana yang terbaik untuk anakku!"

Math langsung masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Luzi yang tiba-tiba bersedih. Air matanya jatuh perlahan mengenai pipinya. Hatinya begitu sakit saat Math tak pernah mendengarkan pendapatnya. Bahkan tak sekalipun Math bersikap lembut kecuali di depan anak-anaknya.

"Kenapa aku tidak bisa membencimu," lirihnya sambil memegangi dadanya yang sesak.

Air yang mengalir dari shower membuat seluruh tubuhnya basah. Dia memejamkan matanya sejenak. Banyak hal yang sedang dipikirkannya sekarang. Math rasanya ingin berteriak. Mengeluarkan seluruh keluh kesahnya selama ini. Sebuah keinginan yang sangat ingin terkabul adalah melihat Son bisa melihat kembali. Sedih rasanya melihat putranya menjadi suka murung. Tapi apalah daya, Son sangat keras kepala.

Dan tiba-tiba dia teringat akan sosok Luzi, istri yang sudah menemaninya bertahun-tahun lamanya. Saat berbicara memang Math jarang memandang wajahnya, tapi diam-diam saat Luzi tertidur, dia memandangi wajah Luzi tanpa berkedip.

"Kenapa aku tidak bisa mencintaimu," batinnya heran.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Imaz Ajjah

Imaz Ajjah

rahasia apa yg ad di antara mereka..masih penasaran tp ngg mau loncat" ahh bacanya...

2024-02-11

1

Else Widiawati

Else Widiawati

dan kenapa son begitu membenci ibu luzi??

2022-08-11

1

Else Widiawati

Else Widiawati

aku heran kenspa math ngga bisa menghargai istrinya.. kenaoa disaat berdua dia acuh , beda saat didrpan ank2nya?? masih misteriii

2022-08-11

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 TUAN YANG BUTA
2 BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3 BAB 3 TAWARAN
4 BAB 4 KEBENCIAN
5 BAB 5 SEGERA MENIKAH
6 BAB 6 CALON
7 BAB 7 NAMANYA SANIA
8 BAB 8 PERNIKAHAN
9 BAB 9 PERAN ISTRI
10 BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11 BAB 11 HUKUMAN
12 BAB 12 KIRIMAN UANG
13 BAB 13 HARAPAN
14 BAB 14 DUA WANITA
15 BAB 15 SIAPA DIA?
16 BAB 16 PELAYAN BARU
17 BAB 17 KEHANCURAN
18 BAB 18 JATUH CINTA?
19 BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20 BAB 20 PINDAH RUMAH
21 BAB 21 KAPAN PERGI?
22 BAB 22 SON YANG MALANG
23 BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24 BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25 BAB 25 PERJANJIAN
26 BAB 26 KABAR GEMBIRA
27 BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28 BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29 BAB 29 BERTEMU RAUL
30 BAB 30 SON SAKIT
31 BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32 BAB 32 KAPAN HAMIL?
33 BAB 33 INGIN PULANG
34 BAB 34 MENGINAP
35 BAB 35 MENJENGUK SON
36 BAB 36 MEYLIN DATANG
37 BAB 37 MAKAM IBU
38 BAB 38 DI TINGGAL
39 BAB 39 CINTA?
40 BAB 40 CEMBURU?
41 BAB 41 SANIA SAKIT
42 BAB 42 CANTIK?
43 BAB 43 TIDAK BOLEH
44 BAB 44 MENGGILA
45 BAB 45 MENGINAP LAGI
46 BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47 BAB 47 PENASARAN
48 BAB 48 SIKAP ANEH SON
49 BAB 49 MAKAN BERSAMA
50 BAB 50 MERASA BERSALAH
51 BAB 51 MALAS BERTEMU
52 BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53 BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54 BAB 54 TRAGEDI
55 BAB 55 MERAWAT
56 BAB 56 MENANGIS
57 BAB 57 HAK SON
58 BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59 BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60 BAB 60 PERPISAHAN
61 BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62 BAB 62 MENGINGAT
63 BAB 63 CERITA MASA LALU
64 BAB 64 OPERASI?
65 BAB 65 MENGERJAI
66 BAB 66 SATU MINGGU
67 BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68 BAB 68 MENCARI INFORMASI
69 BAB 69 SANIA DAN LUZI
70 BAB 70 KEHILANGAN
71 BAB 71 KABAR DUKA
72 BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73 BAB 73 SON KEMBALI
74 BAB 74 BERTEMU SANIA
75 BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76 BAB 76 MATI LAMPU
77 BAB 77 KADO
78 BAB 78 ACARA SPESIAL
79 BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80 BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81 BAB 81 PERGI JAUH
82 BAB 82 PERPISAHAN
83 BAB 83 SON KHAWATIR
84 BAB 84 SON MENYESAL
85 BAB 85 SANIA KEMBALI
86 BAB 86 MALAM CANDU
87 BAB 87 CEMBURU LAGI
88 BAbB 88 DIACUHKAN
89 BAB 89 TIDAK TERIMA
90 BAB 90 MENGUSIR
91 BAB 91 MERASA JENUH
92 BAB 92 MALAM YANG KACAU
93 BAB 93 TERKEJUT
94 BAB 94 SALAH PAHAM?
95 BAB 95 MENYADARI
96 BAB 96 GANTI BARU
97 BAB 97 PERDEBATAN
98 BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99 BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100 BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101 BAB 101 ADIK ANGELA
102 BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103 BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104 BAB 104 SAN DAN SON
105 BAB 105 DARIEN MENIKAH
106 BAB 106 PENGINAPAN
107 BAB 107 PENGANTIN BARU
108 BAB 108 SANIA KENAPA?
109 BAB 109 SANIA HAMIL
110 BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111 BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112 BAB 112 SON DAN LUZI
113 BAB 113 MATH YANG MALANG
114 BAB 114 MENGURUS MEYSA
115 BAB 115 SAKIT PARAH
116 BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117 BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118 BAB 118 DRAMA KEYLA
119 BAB 119 SANIA DAN ZION
120 BAB 120 SON YANG SETIA
121 BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122 BAB 122 GAGAL DEH
123 BAB 123 ADIK BAYI
124 BAB 124 ATURAN BARU
125 BAB 125 KESEPIAN
126 BAB 126 MATH DAN LUZI
127 BAB 127 PERMINTAAN SON
128 BAB 128 SON MERAJUK
129 BAB 129 USAHA MATH
130 BAB 130 KONDISI MATH
131 BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132 BAB 132 KEHILANGAN
133 BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134 BAB 134 SI KEMBAR (END)
135 HALLO MY READERS
136 KARYA BARUKU
137 KARYA BARU DI NOVELTOON
138 KARYA BARUKU
139 PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140 SALAM HANGAT MY READERS
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 TUAN YANG BUTA
2
BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3
BAB 3 TAWARAN
4
BAB 4 KEBENCIAN
5
BAB 5 SEGERA MENIKAH
6
BAB 6 CALON
7
BAB 7 NAMANYA SANIA
8
BAB 8 PERNIKAHAN
9
BAB 9 PERAN ISTRI
10
BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11
BAB 11 HUKUMAN
12
BAB 12 KIRIMAN UANG
13
BAB 13 HARAPAN
14
BAB 14 DUA WANITA
15
BAB 15 SIAPA DIA?
16
BAB 16 PELAYAN BARU
17
BAB 17 KEHANCURAN
18
BAB 18 JATUH CINTA?
19
BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20
BAB 20 PINDAH RUMAH
21
BAB 21 KAPAN PERGI?
22
BAB 22 SON YANG MALANG
23
BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24
BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25
BAB 25 PERJANJIAN
26
BAB 26 KABAR GEMBIRA
27
BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28
BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29
BAB 29 BERTEMU RAUL
30
BAB 30 SON SAKIT
31
BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32
BAB 32 KAPAN HAMIL?
33
BAB 33 INGIN PULANG
34
BAB 34 MENGINAP
35
BAB 35 MENJENGUK SON
36
BAB 36 MEYLIN DATANG
37
BAB 37 MAKAM IBU
38
BAB 38 DI TINGGAL
39
BAB 39 CINTA?
40
BAB 40 CEMBURU?
41
BAB 41 SANIA SAKIT
42
BAB 42 CANTIK?
43
BAB 43 TIDAK BOLEH
44
BAB 44 MENGGILA
45
BAB 45 MENGINAP LAGI
46
BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47
BAB 47 PENASARAN
48
BAB 48 SIKAP ANEH SON
49
BAB 49 MAKAN BERSAMA
50
BAB 50 MERASA BERSALAH
51
BAB 51 MALAS BERTEMU
52
BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53
BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54
BAB 54 TRAGEDI
55
BAB 55 MERAWAT
56
BAB 56 MENANGIS
57
BAB 57 HAK SON
58
BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59
BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60
BAB 60 PERPISAHAN
61
BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62
BAB 62 MENGINGAT
63
BAB 63 CERITA MASA LALU
64
BAB 64 OPERASI?
65
BAB 65 MENGERJAI
66
BAB 66 SATU MINGGU
67
BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68
BAB 68 MENCARI INFORMASI
69
BAB 69 SANIA DAN LUZI
70
BAB 70 KEHILANGAN
71
BAB 71 KABAR DUKA
72
BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73
BAB 73 SON KEMBALI
74
BAB 74 BERTEMU SANIA
75
BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76
BAB 76 MATI LAMPU
77
BAB 77 KADO
78
BAB 78 ACARA SPESIAL
79
BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80
BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81
BAB 81 PERGI JAUH
82
BAB 82 PERPISAHAN
83
BAB 83 SON KHAWATIR
84
BAB 84 SON MENYESAL
85
BAB 85 SANIA KEMBALI
86
BAB 86 MALAM CANDU
87
BAB 87 CEMBURU LAGI
88
BAbB 88 DIACUHKAN
89
BAB 89 TIDAK TERIMA
90
BAB 90 MENGUSIR
91
BAB 91 MERASA JENUH
92
BAB 92 MALAM YANG KACAU
93
BAB 93 TERKEJUT
94
BAB 94 SALAH PAHAM?
95
BAB 95 MENYADARI
96
BAB 96 GANTI BARU
97
BAB 97 PERDEBATAN
98
BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99
BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100
BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101
BAB 101 ADIK ANGELA
102
BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103
BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104
BAB 104 SAN DAN SON
105
BAB 105 DARIEN MENIKAH
106
BAB 106 PENGINAPAN
107
BAB 107 PENGANTIN BARU
108
BAB 108 SANIA KENAPA?
109
BAB 109 SANIA HAMIL
110
BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111
BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112
BAB 112 SON DAN LUZI
113
BAB 113 MATH YANG MALANG
114
BAB 114 MENGURUS MEYSA
115
BAB 115 SAKIT PARAH
116
BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117
BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118
BAB 118 DRAMA KEYLA
119
BAB 119 SANIA DAN ZION
120
BAB 120 SON YANG SETIA
121
BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122
BAB 122 GAGAL DEH
123
BAB 123 ADIK BAYI
124
BAB 124 ATURAN BARU
125
BAB 125 KESEPIAN
126
BAB 126 MATH DAN LUZI
127
BAB 127 PERMINTAAN SON
128
BAB 128 SON MERAJUK
129
BAB 129 USAHA MATH
130
BAB 130 KONDISI MATH
131
BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132
BAB 132 KEHILANGAN
133
BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134
BAB 134 SI KEMBAR (END)
135
HALLO MY READERS
136
KARYA BARUKU
137
KARYA BARU DI NOVELTOON
138
KARYA BARUKU
139
PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140
SALAM HANGAT MY READERS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!