BRAKKKK!!!!
Angin berhembus sangat kencang. Membuat gorden di dalam kamar berkibar-kibar. Bahkan angin itu membuat rambut Son bergoyang. Rambut yang sudah panjang itu membuatnya sedikit terganggu. Tapi apalah daya, dia sendiri tidak bisa melihat wajahnya sendiri. Seperti apakah dirinya sekarang. Wajahnya? Tatanan rambutnya? Dia tidak tahu. Apakah dia masih terlihat tampan atau tidak.
"Sania! Sania!" Dua panggilan dengan suara khasnya membuat Sania yang sedang di dalam kamar mandi sejenak menghentikan aktivitasnya. Sania baru saja melepaskan gaunnya. Posisinya sekarang masih di dekat pintu, itu sebabnya dia masih bisa mendengar sedikit teriakan itu.
"Seperti ada yang memanggilku. Dan suara itu?" Sania berpikir dan dengan segera meraih handuk dan berjalan keluar.
"Sania!" Suara yang berasal dari mulut suaminya membuatnya membeku.
"Hey kau! Kenapa tidak ditutup jendelanya!" Saat mendengar pintu kamar mandi terbuka, Son langsung memarahi Sania. Gadis itu masih diam di tempat tanpa bergerak sedikit pun. "Tutup cepat!" perintahnya membuat Sania terhenyak. Dia langsung berjalan mendekati jendela dan menutupnya rapat. Padahal tadi Sania sudah menutupnya, tapi mungkin kurang rapat.
Son kembali berbaring dan menyelimuti tubuhnya. Mematikan lampu dan hanya menyalakan lampu tidurnya.
Sania kembali masuk ke dalam kamar mandi. Jantungnya berdegup kencang. Ini pertama kalinya Son memanggil namanya. Ini pertama kalinya Son menyebut namanya.
"Dia menyebut namaku?" Hati Sania berbunga. Dia kira selama ini Son tidak mau menyebut namanya. Ternyata sekarang suaminya tidak ragu memanggil namanya. Walaupun bicaranya tidak lembut, tapi Sania tetap bersyukur.
***
Dua insan yang baru saja berstatus suami istri itu terlihat masih terbaring di tempat tidur. Padahal matahari sudah terbit sedari tadi. Sinarnya bahkan telah masuk di sela-sela jendela.
Satu gerakan tangan dari sang istri membuat sang suami yang masih merasa mengantuk itu akhirnya terbangun. Dilihatnya sang istri yang sedang melamun.
"Sayang, kau sudah bangun?" tanyanya dan dibelai lembut lengannya.
"Aku baru saja terbangun," jawabnya tanpa memandang wajah suaminya. Dia sedang memikirkan satu hal.
"Hey, kau kenapa sayang? Kau seperti sedang memikirkan sesuatu," tebaknya. Setelah melangsungkan pernikahan kemarin, mereka berdua memang tidak banyak berbicara. Mereka sibuk melayani tamu-tamu. Bahkan saat sudah selesai acara, mereka sibuk membersihkan badan masing-masing dan lekas tidur. "Sayang ..." panggilnya lembut saat Keyla tak juga menjawab pertanyaannya.
"Apakah kau tahu bahwa Sania masih berumur 18 tahun?" Keyla menatap Rico dalam-dalam. Entah pertanyaan ini terdengar konyol atau tidak.
"Sayang, apa pertanyaan itu sangat penting untukmu? Kita baru saja berstatus suami istri, adakah pertanyaan yang lebih masuk akal untuk pagi ini? Kamu belum memelukku untuk pertama kalinya sebagai suamimu." Rico terdengar kesal. Seharusnya pagi ini menjadi pagi pertama yang sangat berkesan. Tapi Keyla tiba-tiba membuat moodnya sedikit berantakan.
"Maaf, maafkan aku." Keyla memeluk Rico. Dia sangat bersyukur bisa memilikinya dan sekarang menjadi istrinya. Tidak ada hal lain yang lebih membahagiakan daripada bisa bersanding dengan lelaki sepertinya. Banyak wanita diluar sana yang sangat mengidamkan sosok suami seperti Rico. Keyla adalah wanita yang beruntung.
"Kenapa kamu tiba-tiba memikirkan tentang Sania?" Rico tahu bahwa Keyla adalah typekal wanita yang sangat ramah. Dan dia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dia selalu merasa kasian pada orang-orang tertentu.
"Waktu itu aku sedikit bertanya padanya dan aku kaget saat tahu umurnya baru 18 tahun. Bukan kah umur segitu seharusnya dia masih merasakan bebas tanpa ada ikatan pernikahan dengan seorang pria?" cerocosnya panjang lebar.
"Sayang, kamu tahu kan waktu saat ada acara makan malam, ayah mengenalkan Sania sebagai calon istri Son. Jadi aku pikir, mereka dijodohkan. Mungkin itu salah satu cara agar Son bisa segera move on," jelasnya.
CUP.
Satu kecupan mendarat di keningnya. Keyla tersipu malu sambil menunduk.
"Sudah ya, sayang. Kamu jangan memikirkan orang lain. Di sini ada suamimu. Kamu harus memikirkan aku saja," katanya sambil tertawa ringan.
***
"Paman, Paman Leo!" Seorang pria paruh baya sedang duduk di atas sofa. Wajahnya tak berubah, masih sama seperti dulu. Sudah sekitar 3 tahun, mereka tidak bertemu. Begitu bahagianya Darien saat melihat Paman Leo. Salah satu karyawan terbaik Ayahnya.
"Tuan Darien! Anda semakin tampan," pujinya. Darien tak sungkan langsung memeluk Paman Leo. Paman Leo yang dipeluk anak bosnya itu merasa tidak enak hati. Dirinya hanyalah kalangan bawah yang tak sepantasnya terlalu akrab dengan kalangan seperti mereka.
"Darien, lepaskan Paman Leo! Kasian, dia sulit bernapas." Gelak tawa pun menggema. Mereka tertawa bersama.
"Ayah, dari mana Ayah bisa membawa Paman Leo datang ke sini lagi. Kata Ayah, Paman Leo telah pergi jauh." Darien sangat menyayangi Paman Leo. Sebelum menjadi karyawan Math, Paman Leo lebih dulu menjadi pelayan di rumah. Posisinya sama seperti Bi Mar. Tapi suatu ketika, Paman Leo mengundurkan diri.
"Darien, duduk lah. Leo, kau juga duduk." Math menatap Leo dengan seksama. Salah satu orang kepercayaan Math adalah Leo. Mereka seumuran, bahkan Math tidak pernah menganggapnya sebagai bawahannya. Dia menganggapnya selayaknya teman sebaya. "Leo, bagaimana tawaranku kemarin. Kau datang kemari, berarti kau menerimanya?" Math sangat berharap banyak pada Leo.
"Iya, Tuan. Saya bersedia." Darien yang tidak paham maksud dari omongan Ayahnya seketika melirik pada Ayahnya seolah meminta penjelasan.
"Baiklah, Leo. Besok kau datang kemari pagi-pagi. Bawa seluruh pakaianmu." Mereka berjabat tangan.
"Ayah, apa maksud Ayah? Paman? Apakah Paman akan bekerja di sini lagi?" Darien layaknya anak kecil yang meminta penjelasan dengan tergesa-gesa.
"Darien, biarkan Paman Leo pulang." Darien yang berusaha mencegah Paman Leo pergi akhirnya mengalah. Dia membiarkan Paman Leo keluar dari rumah. Tapi sebelumnya dia tersenyum lebar pada Darien. Banyak kenangan indah yang mereka lalui bersama. Juga pada kedua putra Math yang lain, Rico dan juga Son.
"Ayah, jelaskan!" Darien tidak sabar.
"Kau jangan seperti anak kecil, Darien! Seharusnya kau paham apa yang Ayah dan paman Leo bicarakan tadi. Paman Leo akan bekerja di rumah ini lagi mulai besok. Dia akan menjadi pelayan Son."
DEG.
Begitu berharga Son di hati Math. Apapun dilakukan untuknya. Perhatian, kasih sayang dan juga kepeduliannya. Bahkan pasangan pun telah Math pilihkan untuk Son. Seorang gadis muda yang manis juga polos, menjadi istri dari Son yang dingin.
"Paman Leo datang lagi kemari hanya untuk menjadi pelayan Son? Bukan kah sudah ada istrinya? Kenapa Ayah mengirimkan lagi seseorang untuk menjaganya? Kenapa harus Paman Leo? Bukan kah Ayah banyak bodyguard?" Ada rasa cemburu di hatinya.
"Karna Ayah tahu, Son tidak akan menolak jika bersama paman Leo. Bukan kah kalian semua sangat menyayangi paman Leo? Bahkan Ayah tebak, rasa sayang kalian mungkin lebih besar kepadanya dari pada kepada Ayah?" Math tersenyum miring. Melihat keakraban putra-putranya dengan Leo, dia sempat merasakan iri. Tapi apa boleh buat, Math memang sibuk dan jarang di rumah. Sedangkan Leo, 24 jam berada di rumah. Dan pada akhirnya, Math membawa Leo menjadi karyawan di perusahaannya.
"Apa maksud Ayah?" Darien tidak menyangka bahwa Ayahnya berpikiran seperti itu. Bahkan di dalam hatinya, Math tidak akan terganti oleh siapa pun. Dia sangat menyayangi Ayahnya.
********
Assalamualaikum wr.wb
Minal aidin wal faizin
Mohon maaf lahir dan batin
Maafin Putrie yang readers, yang jarang up. Maaf yaaa....
Karna kesibukan pekerjaan di luar menulis. hehehe
Semoga 2 bab ini bisa mengobati rasa kangen kalian ya sama cerita Son dan Sania.
Bismillah Semangat untuk bulan ini, semoga Putrie bisa update rutin setiap hari!
Aamiin ya Allah.
Untuk kalian yang masih setia sama Putrie, thank you.
Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah.
Aamiin...
Wassalamu'alaikum.wr.wb
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Leni Setiamuni
agak pusing baca nya..
2023-02-14
2
devaloka
kenapa cerita nya gak fokus ke sania yg bantu son sih, malah banyak cerita pendukungnya
2023-01-12
2
mama ega&dilla
ceritanya bnyk cabangnya kyk pohon,pdhl tokoh utamanya son sm sania,tp crt tntang mrka cmn sdikit,jd bnyk yg d skip bcnya.🙏
2022-09-05
1