BAB 10 TIDAK BERUNTUNG

Seorang pria berwajah tampan dan karismatik terlihat ragu saat akan memasuki sebuah halaman rumah yang dari depan terlihat sunyi. Kakinya ia paksakan untuk masuk, walaupun hatinya berulang kali menolak. Tapi rasa keingintahuannya lebih besar daripada perasaan ragu. Belum sempat mengetok pintu atau pun memencet bel, pintu sudah terbuka oleh seorang gadis. Kesan pertama yang dia lihat, gadis itu terlihat manis juga. Walaupun wajahnya terlihat angkuh. Juga penampilannya yang terlalu berlebihan.

"Pagi, Nona. Maaf saya ingin bertanya, apa Sania ada di rumah?" tanya Jeffry seraya mengembangkan senyumannya. Dia menunggu jawaban dari gadis itu. Tapi pandangan gadis itu masih sibuk mengamati penampilannya.

"Sania? Kau mencari Sania?" Maria memutar bola matanya jengah. Dia tahu akan sosok pria di hadapannya sekarang. Pria yang waktu itu duduk bersama Sania di taman. Pria tampan dan dia merasa iri, karna Sania memiliki teman yang tampan seperti Jeffry.

"Iya, Sania tinggal di sini, kan?" Maria merapikan bajunya sekali lagi, dan membenarkan posisi tasnya yang berada di pundak sebelah kiri. Dia sudah bersiap untuk menuju ke kampus.

"Dia sudah tidak tinggal di sini lagi. Dia sudah menikah." Tanpa sopan, Maria berlalu pergi melewati Jeffry begitu saja. Mencegat taxi yang kebetulan lewat dan langsung menaiki. Sedangkan Jeffry sesaat kehilangan kesadarannya, dia begitu kaget sekaligus terkejut. Tubuhnya mendadak beku, saat mendengar pernyataan dari Maria.

"Sudah menikah?" Jeffry berkali-kali menepuk pipinya dengan keras hingga dia mengaduh kesakitan.

"Nona! Nona! Nona tunggu! Apa yang Anda katakan tadi?" Jeffry berusaha mengejar taxi tersebut, tapi tidak kekejar. Seorang wanita paruh baya keluar sambil melipat kedua tangannya di perut.

"Tuan muda? Anda siapa? Pagi-pagi sudah teriak-teriak di depan rumahku?" Bibi Lotus menatapnya tajam. Dia mendengar sebuah teriakan yang sangat mengganggu.

"Nyonya, maaf." Jeffry menghampiri Lotus. Dia mengatupkan kedua tangannya meminta maaf, "saya Jeffry. Saya mencari Sania. Tapi kata nona tadi, Sania sudah tidak tinggal di sini lagi?"

Lotus memalingkan wajahnya, merasa malas jika membahas tentang keponakannya itu. "Sania memang sudah tidak tinggal di sini. Dia tinggal bersama suaminya. Dia sudah menikah, apakah kau tidak tahu? Kau tidak diundang?"

Jeffry menggeleng. Sejak kapan Sania dekat dengan seorang pria? Yang dia tahu, Sania orangnya sangat tertutup. Bahkan terakhir kali mereka bertemu, Sania sedang bingung mendapatkan pekerjaan.

"Menikah dengan siapa, Nyonya? Yang saya tahu, Sania tidak memiliki kekasih?" Jeffry masih saja tidak percaya. Tapi memang ponsel Sania akhir-akhir ini tidak aktif. Gadis itu seperti sengaja menjauh.

"Saya tidak tahu. Dan saya tidak mau tahu. Dengar ya, Sania sudah tidak ada di sini. Dia sudah hidup mewah dengan seorang pria kaya, tapi sayang sekali pria itu buta. Suaminya buta," ejeknya sambil tersenyum miring. Lagi-lagi Jeffry mengelak untuk percaya. Dia tidak mau percaya begitu saja berita mentah-mentah itu.

"Nyonya, bolehkah saya meminta alamat rumah suaminya Sania?" Lotus yang hampir saja menutup pintunya seketika terhenti.

"Kau cari sendiri." Pintu pun hampir sejengkal saja tertutup, Jeffry sekuat tenaga menahannya.

"Saya mohon, Nyonya," pintanya dengan wajah memelas.

***

Saat Sania keluar dari dapur, dia melihat Ibu Luzi sedang di meja makan sendirian. Dia menyantap makanan tanpa ditemani oleh siapa pun.

"Sania ... kemari lah." Ibu Luzi memanggilnya saat melihat Sania berdiri tak jauh dari tempat duduknya. Ia mengayunkan tangannya dan tersenyum.

"Ibu baru makan pagi?" tanya Sania. Dia lantas duduk di sebelah Ibu Luzi. Dia masih saja merasa canggung, walaupun perlakuan Ibu Luzi terhadapnya sangat lah manis.

"Iya, Sania. Apakah kamu sudah makan? Jika belum, ayo makan lah bersama Ibu," ajaknya seraya mengambil piring kosong dan mengisinya dengan nasi serta lauk pauk. Tak dapat menolak, memang kenyataannya Sania juga belum makan.

"Sudah, Bu. Jangan banyak-banyak."

"Kamu harus makan yang banyak, Sania. Tenaga kamu pasti terkuras banyak untuk menghadapi putra Ibu yang sangat keras kepala." Ibu Luzi tertawa ringan. Dia sangat paham karakter Son. Dia sangat sulit sekali untuk dekat dengan orang asing.

"Tidak juga, Bu. Son tadi sangat penurut saat aku menyuruhnya untuk makan," ujarnya bangga. Ini baru hari pertama, tapi sepertinya Sania mulai menemukan secercah kebahagiaan. Dia yakin Son tidak lah seburuk apa yang orang-orang katakan. Dia pria yang baik, hanya saja trauma yang membuatnya kadang menggila.

"Oh ya? Syukurlah jika begitu. Son memang anak yang penurut," kata Ibu Luzi.

"Darien!" Tiba-tiba Ibu Luzi memanggil sebuah nama. Nama yang sudah tak asing di telinganya. Dia putra kedua dari Math. Wajahnya tak kalah tampan dari Son, tapi wajahnya juga tak kalah dingin dari Son. Pria itu berjalan mendekat. Pakaiannya sudah rapi dengan kemeja warna biru muda dan jas yang menempel. Sangat berkarismatik.

Satu kecupan mendarat di kening Luzi. Darien mengecupnya dengan penuh kasih sayang layaknya seorang putra yang sangat menyayanginya Ibunya.

"Aku berangkat dulu, Bu." Darien tak lupa mencium punggung tangan Luzi. Senyuman terbaiknya ia berikan pada Ibunya. Sungguh anak yang sangat sopan.

"Kenapa selalu melewatkan makan pagi. Kau harus makan Darien!" keluh Luzi. Darien selalu saja tidak mau makan pagi.

"Ibu, lihat lah. Ini sudah siang. Kenapa aku harus makan pagi? Aku ingin segera berangkat ke kantor." Darien dengan matanya memohon meminta untuk Luzi merelakan dia untuk segera berangkat ke kantor.

"Kenapa kau bangun siang?" Luzi masih menahan Darien untuk tidak pergi. Dia sangat merindukan berkumpul dengan suami dan putra-putranya. Entah mengapa sejak mereka beranjak dewasa, dia merasa tidak ada lagi rasa kebersamaan.

"Aku tidak bangun siang, Bu. Aku tadi bekerja sebentar, mengecek beberapa email." Tangan Luzi tak mau lepas. Dia masih menggenggam erat jari jemarinya, "Ibu ...." Darien sangat memohon. Dan akhirnya Luzi mau juga melepaskannya. Sania yang berada di situ juga ikut terhanyut. Menyaksikan drama Ibu dan anak. Sania merasa iri melihat kedekatan mereka.

"Hati-hati, Darien. Jangan pulang terlalu malam. Ibu sangat mencemaskan mu." Darien tersenyum dan mengangguk. Sebelum dia benar-benar pergi, Darien menatap sebentar Sania yang berada di sebelah Ibunya. Dia tersenyum singkat padanya. Sania yang tidak menyadari hanya bisa diam, karna begitu cepat Darien melempar senyum padanya.

"Kalian sudah saling kenal, bukan?" Suara Luzi mengagetkan Sania yang masih terdiam.

"I-iya, Bu," jawabnya terbata.

"Dia adalah Darien. Putra Ibu yang kedua. Dia sangat mandiri dan pekerja keras." Ibu Luzi membanggakannya.

Sania tersenyum menanggapinya. "Beruntungnya Ibu memiliki putra-putra yang baik." Kata-kata Sania membuatnya menoleh. Ada sebuah kesedihan di mata Ibu Luzi.

"Ibu tidak seberuntung itu," katanya. Tak terasa air matanya menggenang. Membuat Sania khawatir.

.

.

Terpopuler

Comments

Rod Mah

Rod Mah

lajuuut

2022-10-14

2

Aqila Nurul

Aqila Nurul

sepertinya ada udang dbalik batu

2022-08-28

1

Else Widiawati

Else Widiawati

ada kisah cerita apa dibalik keluarga luzi

2022-08-10

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 TUAN YANG BUTA
2 BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3 BAB 3 TAWARAN
4 BAB 4 KEBENCIAN
5 BAB 5 SEGERA MENIKAH
6 BAB 6 CALON
7 BAB 7 NAMANYA SANIA
8 BAB 8 PERNIKAHAN
9 BAB 9 PERAN ISTRI
10 BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11 BAB 11 HUKUMAN
12 BAB 12 KIRIMAN UANG
13 BAB 13 HARAPAN
14 BAB 14 DUA WANITA
15 BAB 15 SIAPA DIA?
16 BAB 16 PELAYAN BARU
17 BAB 17 KEHANCURAN
18 BAB 18 JATUH CINTA?
19 BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20 BAB 20 PINDAH RUMAH
21 BAB 21 KAPAN PERGI?
22 BAB 22 SON YANG MALANG
23 BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24 BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25 BAB 25 PERJANJIAN
26 BAB 26 KABAR GEMBIRA
27 BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28 BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29 BAB 29 BERTEMU RAUL
30 BAB 30 SON SAKIT
31 BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32 BAB 32 KAPAN HAMIL?
33 BAB 33 INGIN PULANG
34 BAB 34 MENGINAP
35 BAB 35 MENJENGUK SON
36 BAB 36 MEYLIN DATANG
37 BAB 37 MAKAM IBU
38 BAB 38 DI TINGGAL
39 BAB 39 CINTA?
40 BAB 40 CEMBURU?
41 BAB 41 SANIA SAKIT
42 BAB 42 CANTIK?
43 BAB 43 TIDAK BOLEH
44 BAB 44 MENGGILA
45 BAB 45 MENGINAP LAGI
46 BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47 BAB 47 PENASARAN
48 BAB 48 SIKAP ANEH SON
49 BAB 49 MAKAN BERSAMA
50 BAB 50 MERASA BERSALAH
51 BAB 51 MALAS BERTEMU
52 BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53 BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54 BAB 54 TRAGEDI
55 BAB 55 MERAWAT
56 BAB 56 MENANGIS
57 BAB 57 HAK SON
58 BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59 BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60 BAB 60 PERPISAHAN
61 BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62 BAB 62 MENGINGAT
63 BAB 63 CERITA MASA LALU
64 BAB 64 OPERASI?
65 BAB 65 MENGERJAI
66 BAB 66 SATU MINGGU
67 BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68 BAB 68 MENCARI INFORMASI
69 BAB 69 SANIA DAN LUZI
70 BAB 70 KEHILANGAN
71 BAB 71 KABAR DUKA
72 BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73 BAB 73 SON KEMBALI
74 BAB 74 BERTEMU SANIA
75 BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76 BAB 76 MATI LAMPU
77 BAB 77 KADO
78 BAB 78 ACARA SPESIAL
79 BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80 BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81 BAB 81 PERGI JAUH
82 BAB 82 PERPISAHAN
83 BAB 83 SON KHAWATIR
84 BAB 84 SON MENYESAL
85 BAB 85 SANIA KEMBALI
86 BAB 86 MALAM CANDU
87 BAB 87 CEMBURU LAGI
88 BAbB 88 DIACUHKAN
89 BAB 89 TIDAK TERIMA
90 BAB 90 MENGUSIR
91 BAB 91 MERASA JENUH
92 BAB 92 MALAM YANG KACAU
93 BAB 93 TERKEJUT
94 BAB 94 SALAH PAHAM?
95 BAB 95 MENYADARI
96 BAB 96 GANTI BARU
97 BAB 97 PERDEBATAN
98 BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99 BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100 BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101 BAB 101 ADIK ANGELA
102 BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103 BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104 BAB 104 SAN DAN SON
105 BAB 105 DARIEN MENIKAH
106 BAB 106 PENGINAPAN
107 BAB 107 PENGANTIN BARU
108 BAB 108 SANIA KENAPA?
109 BAB 109 SANIA HAMIL
110 BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111 BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112 BAB 112 SON DAN LUZI
113 BAB 113 MATH YANG MALANG
114 BAB 114 MENGURUS MEYSA
115 BAB 115 SAKIT PARAH
116 BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117 BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118 BAB 118 DRAMA KEYLA
119 BAB 119 SANIA DAN ZION
120 BAB 120 SON YANG SETIA
121 BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122 BAB 122 GAGAL DEH
123 BAB 123 ADIK BAYI
124 BAB 124 ATURAN BARU
125 BAB 125 KESEPIAN
126 BAB 126 MATH DAN LUZI
127 BAB 127 PERMINTAAN SON
128 BAB 128 SON MERAJUK
129 BAB 129 USAHA MATH
130 BAB 130 KONDISI MATH
131 BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132 BAB 132 KEHILANGAN
133 BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134 BAB 134 SI KEMBAR (END)
135 HALLO MY READERS
136 KARYA BARUKU
137 KARYA BARU DI NOVELTOON
138 KARYA BARUKU
139 PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140 SALAM HANGAT MY READERS
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 TUAN YANG BUTA
2
BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3
BAB 3 TAWARAN
4
BAB 4 KEBENCIAN
5
BAB 5 SEGERA MENIKAH
6
BAB 6 CALON
7
BAB 7 NAMANYA SANIA
8
BAB 8 PERNIKAHAN
9
BAB 9 PERAN ISTRI
10
BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11
BAB 11 HUKUMAN
12
BAB 12 KIRIMAN UANG
13
BAB 13 HARAPAN
14
BAB 14 DUA WANITA
15
BAB 15 SIAPA DIA?
16
BAB 16 PELAYAN BARU
17
BAB 17 KEHANCURAN
18
BAB 18 JATUH CINTA?
19
BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20
BAB 20 PINDAH RUMAH
21
BAB 21 KAPAN PERGI?
22
BAB 22 SON YANG MALANG
23
BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24
BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25
BAB 25 PERJANJIAN
26
BAB 26 KABAR GEMBIRA
27
BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28
BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29
BAB 29 BERTEMU RAUL
30
BAB 30 SON SAKIT
31
BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32
BAB 32 KAPAN HAMIL?
33
BAB 33 INGIN PULANG
34
BAB 34 MENGINAP
35
BAB 35 MENJENGUK SON
36
BAB 36 MEYLIN DATANG
37
BAB 37 MAKAM IBU
38
BAB 38 DI TINGGAL
39
BAB 39 CINTA?
40
BAB 40 CEMBURU?
41
BAB 41 SANIA SAKIT
42
BAB 42 CANTIK?
43
BAB 43 TIDAK BOLEH
44
BAB 44 MENGGILA
45
BAB 45 MENGINAP LAGI
46
BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47
BAB 47 PENASARAN
48
BAB 48 SIKAP ANEH SON
49
BAB 49 MAKAN BERSAMA
50
BAB 50 MERASA BERSALAH
51
BAB 51 MALAS BERTEMU
52
BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53
BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54
BAB 54 TRAGEDI
55
BAB 55 MERAWAT
56
BAB 56 MENANGIS
57
BAB 57 HAK SON
58
BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59
BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60
BAB 60 PERPISAHAN
61
BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62
BAB 62 MENGINGAT
63
BAB 63 CERITA MASA LALU
64
BAB 64 OPERASI?
65
BAB 65 MENGERJAI
66
BAB 66 SATU MINGGU
67
BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68
BAB 68 MENCARI INFORMASI
69
BAB 69 SANIA DAN LUZI
70
BAB 70 KEHILANGAN
71
BAB 71 KABAR DUKA
72
BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73
BAB 73 SON KEMBALI
74
BAB 74 BERTEMU SANIA
75
BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76
BAB 76 MATI LAMPU
77
BAB 77 KADO
78
BAB 78 ACARA SPESIAL
79
BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80
BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81
BAB 81 PERGI JAUH
82
BAB 82 PERPISAHAN
83
BAB 83 SON KHAWATIR
84
BAB 84 SON MENYESAL
85
BAB 85 SANIA KEMBALI
86
BAB 86 MALAM CANDU
87
BAB 87 CEMBURU LAGI
88
BAbB 88 DIACUHKAN
89
BAB 89 TIDAK TERIMA
90
BAB 90 MENGUSIR
91
BAB 91 MERASA JENUH
92
BAB 92 MALAM YANG KACAU
93
BAB 93 TERKEJUT
94
BAB 94 SALAH PAHAM?
95
BAB 95 MENYADARI
96
BAB 96 GANTI BARU
97
BAB 97 PERDEBATAN
98
BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99
BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100
BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101
BAB 101 ADIK ANGELA
102
BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103
BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104
BAB 104 SAN DAN SON
105
BAB 105 DARIEN MENIKAH
106
BAB 106 PENGINAPAN
107
BAB 107 PENGANTIN BARU
108
BAB 108 SANIA KENAPA?
109
BAB 109 SANIA HAMIL
110
BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111
BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112
BAB 112 SON DAN LUZI
113
BAB 113 MATH YANG MALANG
114
BAB 114 MENGURUS MEYSA
115
BAB 115 SAKIT PARAH
116
BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117
BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118
BAB 118 DRAMA KEYLA
119
BAB 119 SANIA DAN ZION
120
BAB 120 SON YANG SETIA
121
BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122
BAB 122 GAGAL DEH
123
BAB 123 ADIK BAYI
124
BAB 124 ATURAN BARU
125
BAB 125 KESEPIAN
126
BAB 126 MATH DAN LUZI
127
BAB 127 PERMINTAAN SON
128
BAB 128 SON MERAJUK
129
BAB 129 USAHA MATH
130
BAB 130 KONDISI MATH
131
BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132
BAB 132 KEHILANGAN
133
BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134
BAB 134 SI KEMBAR (END)
135
HALLO MY READERS
136
KARYA BARUKU
137
KARYA BARU DI NOVELTOON
138
KARYA BARUKU
139
PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140
SALAM HANGAT MY READERS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!