BAB 5 SEGERA MENIKAH

Seorang gadis terbangun dari tidur panjangnya dan melihat ke arah jendela. Dia merebahkan tubuhnya lagi pada ranjang karna cuaca pagi ini tampak tak bersahabat.

Tok!

Tok!

Tok!

"Masuk, Pak Mail." Tidak perlu bertanya siapa orang yang mengetok pintu, Sania sudah tahu. Tak ada lagi orang yang bisa bersikap sopan dengan dirinya kecuali Pak Mail.

"Nona Sania sudah bangun? Nona bukannya hari ini akan mendatangi calon mertua Anda?" Melihat Sania yang masih bermalas-malasan di kasur dia pun tersenyum, "apakah Nona ragu kembali?" tanyanya menebak.

"Tidak, Pak Mail. Sania tetap mau menikah. Setidaknya itu bisa sedikit merubah jalan hidupku. Dan semoga saja Sania bisa menemukan kebahagiaan." Setelah berpikir lama, menerima tawaran dari Tuan Math tidak lah buruk. Tuan Math orang yang baik, bahkan kesalahan yang tak pernah dia sengaja lakukan waktu itu tidak menjadi masalah untuknya. Jadi, jika Ayahnya juga sangat baik, pastinya putranya sudah tentu mewarisi sifat Ayahnya.

"Saya selalu doakan untuk Nona Sania agar selalu bahagia dan sehat selalu." Mendengar Pak Mail yang berdoa tulus untuknya membuat Sania bersedih.

"Tapi ... Sania tidak bisa setiap hari melihat Pak Mail," ujarnya bersedih.

"Kita bisa bertemu kapan pun, Nona. Jika ada masalah silahkan datang ke saya, Pak Mail akan selalu siap membantu Nona." Melihat Sania seperti melihat dirinya sewaktu muda. Dia ditinggal orang tuanya saat masih kecil dan diurus dengan saudara yang lain tanpa kasih sayang. Akhirnya Pak Mail mencari kehidupan di luar tanpa bergantung dengan siapa pun. Dan disaat dia sudah menemukan cintanya, dia pun harus rela merasakan sakitnya ditinggalkan. Pak Mail berharap nasib buruk percintaannya tidak akan terjadi pada Sania.

.

.

Sania memakai pakaian terbaiknya yang ada di lemari. Dia berharap hari ini adalah awal dari takdir baiknya. Saat dia ingin keluar, Sania berpapasan dengan Bibi Lotus di depan pintu.

"Sania!" panggilnya setengah berteriak. Sania pun akhirnya menghentikan langkahnya dan menatap Bibi Lotus.

"Setelah kau menikah nanti, kau jangan pernah lupa dengan paman dan Bibimu. Kau nanti juga harus mengirimkan sejumlah uang setiap bulannya kepada paman dan Bibi yang sudah merawatmu dari kecil. Kau sudah disekolahkan sampai tamat dan kau memilih menikah saat baru tamat sekolah, paman dan Bibi belum merasakan jerih payahmu. Jadi, setelah menikah jangan lupakan jasa paman dan Bibi," ujarnya panjang lebar. Bibi Lotus berdiri di ambang pintu menghalangi jalannya. Sania sebenarnya enggan untuk menjawabnya, tapi Bi Lotus seperti menunggu jawabannya.

"Baik lah, Sania tidak akan lupa." Tidak tahu apa yang ada di pikiran mereka, mereka hanya menginginkan uang dan uang. Tidak ada kasih sayang yang Sania dapat selama ini. Mereka selalu mengucilkan Sania dan selalu menganggapnya tidak ada. Mereka sangat memanjakan Maria tapi tidak dengan Sania. Mereka selalu membelikan baju baru untuk Maria, tapi Sania hanya dapat baju dari Maria yang sudah tak terpakai. Terkadang Sania juga memakai baju dari mendiang ibunya, seperti hari ini. Dress motif polkadot yang modelnya memang sudah jadul sekali tapi Sania mau memakainya. Dia berharap baju ini membawa keberuntungan.

"Silahkan masuk, Nona," ujar satpam setelah dirinya baru turun dari ojek online.

"Apa tuan—"

"Tuan Math sudah menunggu Anda, Nona," potongnya. Tak ingin Tuan Math menunggu lama, Sania mempercepat langkahnya. Seorang pelayan keluar dan menyambut kedatangannya.

"Selamat pagi, Nona. Anda sudah ditunggu tuan Math di ruang kerjanya. Mari ikut saya." Pelayan yang berbeda dari yang pertama kali menghampirinya waktu itu. Tidak tahu berapa jumlah pelayan di sini. Tapi saat masuk ke dalam rumah, ada banyak wajah pelayan berbeda yang sedang bersih-bersih.

Cukup lama Sania berjalan sampai akhirnya dia sampai juga di ruang kerja Math. Ruang kerja yang terletak paling atas. Saat masuk, Sania disambut senyuman Tuan Math yang memesona. Di usia senjanya, Tuan Math masih begitu gagah.

"Apa kabar, Sania?" Tuan Math mempersilahkan duduk.

"Baik, Tuan." Sania mengedarkan pandangannya sebentar, ruangan yang cukup luas untuk sekedar ruang kerja. Di ruangan ini terdapat banyak lemari di setiap sisi, isinya penuh dengan file-file yang tersusun rapi.

"Bagaimana Sania, tentang tawaran saya waktu itu? Apa kamu menerimanya?" Tuan Math menatapnya penuh harap.

Perlahan Sania mengangguk dan itu membuat bibir Math tersenyum merekah. Dia seperti menemukan secercah harapan untuk hidup putranya. Putra yang sangat dia sayangi.

***

Son menghabiskan waktu sepanjang harinya hanya untuk di kamar. Terkadang dia keluar kamar jika hanya ingin saja. Satu bingkai foto kecil yang selalu dia peluk setiap hari dengan sengaja disembunyikan oleh Math.

"Ayah, apa itu Ayah?" Son mendengar pintu kamarnya dibuka oleh seseorang, "Ayah ... tolong kembalikan foto Vennie," ujarnya lirih menahan kerinduan.

"Untuk apa? Kamu juga tidak bisa melihat, Son. Sama saja kamu tidak bisa melihat wajah Vennie." Wajah murung putranya terlihat sangat menyayat hati, "sampai kapan kamu akan seperti ini, Son. Jangan menyiksa Ayah."

Math memeluk putranya dengan erat. "Sampai aku bisa bertemu Vennie, Yah."

"Kau bicara apa! Hentikan omong kosongmu! Kau harus tetap hidup, kau harus tetap menjalani kehidupanmu ke depannya. Ayah sangat menyayangi kamu, Son. Juga Ibu dan kakak-kakakmu. Mereka semua sangat menyayangimu," ujar Math.

"Aku tidak butuh mereka semua, Yah. Mereka hanya penipu!" Son menyingkirkan tangan Ayahnya dari tubuhnya. Dia berjalan menuju ranjang dan terbaring di sana. Setiap Ayahnya membicarakan soal Ibu dan kakak-kakaknya, Son tidak suka.

"Mereka tidak salah, Son. Yang salah adalah Ayah." Mendengar Math yang selalu membela mereka semua, Son tidak terima.

"Iya kenapa Ayah tega!" Son mulai terpancing emosinya. Dulu dia memutuskan untuk langsung bertunangan dengan Vennie karna ingin cepat memiliki kehidupan yang baru dan bisa secepatnya keluar dari rumah ini. Tapi takdir berkata lain, Tuhan telah merebut kebahagiaannya lagi.

"Cukup, Son! Yang terpenting, Ayah sangat menyayangi kalian semua. Dan ada hal yang ingin Ayah bicarakan denganmu." Son mengalihkan pandangannya pada sang Ayah. Dia tahu kalau nada bicara Ayah sudah seperti ini, berarti ini masalah serius.

Math menghembuskan napasnya perlahan. Dia berjalan menghampiri Son yang bersender di ranjang.

"Ayah sangat menyayangimu, Son."

"Katakan saja, Yah." Son sudah tidak sabar. Tidak seperti biasanya Math ingin berbicara seserius ini. Ayahnya adalah sosok pria yang penuh dengan teka-teki. Dia sama sekali tidak bisa ditebak.

"Sebentar lagi, Ayah akan menikahkan kamu dengan seorang wanita. Ayah tidak menerima persetujuanmu," singkatnya. Setelah mengatakannya, Math langsung keluar dari kamar putranya.

"Ayah! Ayah! Apa maksud Ayah! Son tidak mau! Ayah!" Percuma saja Son berteriak, Math tidak mau mendengarkan.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

lanjut

2022-11-13

3

maredni Jiba

maredni Jiba

ada apa dengan son dan kelihatan benci sekali sama ibu dan kakaknya,begitu sebaliknya ayahnya juga seperti benci istrinya🤔🤔

2022-08-26

2

Ara Hasyim

Ara Hasyim

ada apa sebenarnya antara son sm ibu n kakak² nya

2022-08-09

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 TUAN YANG BUTA
2 BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3 BAB 3 TAWARAN
4 BAB 4 KEBENCIAN
5 BAB 5 SEGERA MENIKAH
6 BAB 6 CALON
7 BAB 7 NAMANYA SANIA
8 BAB 8 PERNIKAHAN
9 BAB 9 PERAN ISTRI
10 BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11 BAB 11 HUKUMAN
12 BAB 12 KIRIMAN UANG
13 BAB 13 HARAPAN
14 BAB 14 DUA WANITA
15 BAB 15 SIAPA DIA?
16 BAB 16 PELAYAN BARU
17 BAB 17 KEHANCURAN
18 BAB 18 JATUH CINTA?
19 BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20 BAB 20 PINDAH RUMAH
21 BAB 21 KAPAN PERGI?
22 BAB 22 SON YANG MALANG
23 BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24 BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25 BAB 25 PERJANJIAN
26 BAB 26 KABAR GEMBIRA
27 BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28 BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29 BAB 29 BERTEMU RAUL
30 BAB 30 SON SAKIT
31 BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32 BAB 32 KAPAN HAMIL?
33 BAB 33 INGIN PULANG
34 BAB 34 MENGINAP
35 BAB 35 MENJENGUK SON
36 BAB 36 MEYLIN DATANG
37 BAB 37 MAKAM IBU
38 BAB 38 DI TINGGAL
39 BAB 39 CINTA?
40 BAB 40 CEMBURU?
41 BAB 41 SANIA SAKIT
42 BAB 42 CANTIK?
43 BAB 43 TIDAK BOLEH
44 BAB 44 MENGGILA
45 BAB 45 MENGINAP LAGI
46 BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47 BAB 47 PENASARAN
48 BAB 48 SIKAP ANEH SON
49 BAB 49 MAKAN BERSAMA
50 BAB 50 MERASA BERSALAH
51 BAB 51 MALAS BERTEMU
52 BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53 BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54 BAB 54 TRAGEDI
55 BAB 55 MERAWAT
56 BAB 56 MENANGIS
57 BAB 57 HAK SON
58 BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59 BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60 BAB 60 PERPISAHAN
61 BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62 BAB 62 MENGINGAT
63 BAB 63 CERITA MASA LALU
64 BAB 64 OPERASI?
65 BAB 65 MENGERJAI
66 BAB 66 SATU MINGGU
67 BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68 BAB 68 MENCARI INFORMASI
69 BAB 69 SANIA DAN LUZI
70 BAB 70 KEHILANGAN
71 BAB 71 KABAR DUKA
72 BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73 BAB 73 SON KEMBALI
74 BAB 74 BERTEMU SANIA
75 BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76 BAB 76 MATI LAMPU
77 BAB 77 KADO
78 BAB 78 ACARA SPESIAL
79 BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80 BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81 BAB 81 PERGI JAUH
82 BAB 82 PERPISAHAN
83 BAB 83 SON KHAWATIR
84 BAB 84 SON MENYESAL
85 BAB 85 SANIA KEMBALI
86 BAB 86 MALAM CANDU
87 BAB 87 CEMBURU LAGI
88 BAbB 88 DIACUHKAN
89 BAB 89 TIDAK TERIMA
90 BAB 90 MENGUSIR
91 BAB 91 MERASA JENUH
92 BAB 92 MALAM YANG KACAU
93 BAB 93 TERKEJUT
94 BAB 94 SALAH PAHAM?
95 BAB 95 MENYADARI
96 BAB 96 GANTI BARU
97 BAB 97 PERDEBATAN
98 BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99 BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100 BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101 BAB 101 ADIK ANGELA
102 BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103 BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104 BAB 104 SAN DAN SON
105 BAB 105 DARIEN MENIKAH
106 BAB 106 PENGINAPAN
107 BAB 107 PENGANTIN BARU
108 BAB 108 SANIA KENAPA?
109 BAB 109 SANIA HAMIL
110 BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111 BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112 BAB 112 SON DAN LUZI
113 BAB 113 MATH YANG MALANG
114 BAB 114 MENGURUS MEYSA
115 BAB 115 SAKIT PARAH
116 BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117 BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118 BAB 118 DRAMA KEYLA
119 BAB 119 SANIA DAN ZION
120 BAB 120 SON YANG SETIA
121 BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122 BAB 122 GAGAL DEH
123 BAB 123 ADIK BAYI
124 BAB 124 ATURAN BARU
125 BAB 125 KESEPIAN
126 BAB 126 MATH DAN LUZI
127 BAB 127 PERMINTAAN SON
128 BAB 128 SON MERAJUK
129 BAB 129 USAHA MATH
130 BAB 130 KONDISI MATH
131 BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132 BAB 132 KEHILANGAN
133 BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134 BAB 134 SI KEMBAR (END)
135 HALLO MY READERS
136 KARYA BARUKU
137 KARYA BARU DI NOVELTOON
138 KARYA BARUKU
139 PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140 SALAM HANGAT MY READERS
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 TUAN YANG BUTA
2
BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3
BAB 3 TAWARAN
4
BAB 4 KEBENCIAN
5
BAB 5 SEGERA MENIKAH
6
BAB 6 CALON
7
BAB 7 NAMANYA SANIA
8
BAB 8 PERNIKAHAN
9
BAB 9 PERAN ISTRI
10
BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11
BAB 11 HUKUMAN
12
BAB 12 KIRIMAN UANG
13
BAB 13 HARAPAN
14
BAB 14 DUA WANITA
15
BAB 15 SIAPA DIA?
16
BAB 16 PELAYAN BARU
17
BAB 17 KEHANCURAN
18
BAB 18 JATUH CINTA?
19
BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20
BAB 20 PINDAH RUMAH
21
BAB 21 KAPAN PERGI?
22
BAB 22 SON YANG MALANG
23
BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24
BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25
BAB 25 PERJANJIAN
26
BAB 26 KABAR GEMBIRA
27
BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28
BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29
BAB 29 BERTEMU RAUL
30
BAB 30 SON SAKIT
31
BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32
BAB 32 KAPAN HAMIL?
33
BAB 33 INGIN PULANG
34
BAB 34 MENGINAP
35
BAB 35 MENJENGUK SON
36
BAB 36 MEYLIN DATANG
37
BAB 37 MAKAM IBU
38
BAB 38 DI TINGGAL
39
BAB 39 CINTA?
40
BAB 40 CEMBURU?
41
BAB 41 SANIA SAKIT
42
BAB 42 CANTIK?
43
BAB 43 TIDAK BOLEH
44
BAB 44 MENGGILA
45
BAB 45 MENGINAP LAGI
46
BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47
BAB 47 PENASARAN
48
BAB 48 SIKAP ANEH SON
49
BAB 49 MAKAN BERSAMA
50
BAB 50 MERASA BERSALAH
51
BAB 51 MALAS BERTEMU
52
BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53
BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54
BAB 54 TRAGEDI
55
BAB 55 MERAWAT
56
BAB 56 MENANGIS
57
BAB 57 HAK SON
58
BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59
BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60
BAB 60 PERPISAHAN
61
BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62
BAB 62 MENGINGAT
63
BAB 63 CERITA MASA LALU
64
BAB 64 OPERASI?
65
BAB 65 MENGERJAI
66
BAB 66 SATU MINGGU
67
BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68
BAB 68 MENCARI INFORMASI
69
BAB 69 SANIA DAN LUZI
70
BAB 70 KEHILANGAN
71
BAB 71 KABAR DUKA
72
BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73
BAB 73 SON KEMBALI
74
BAB 74 BERTEMU SANIA
75
BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76
BAB 76 MATI LAMPU
77
BAB 77 KADO
78
BAB 78 ACARA SPESIAL
79
BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80
BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81
BAB 81 PERGI JAUH
82
BAB 82 PERPISAHAN
83
BAB 83 SON KHAWATIR
84
BAB 84 SON MENYESAL
85
BAB 85 SANIA KEMBALI
86
BAB 86 MALAM CANDU
87
BAB 87 CEMBURU LAGI
88
BAbB 88 DIACUHKAN
89
BAB 89 TIDAK TERIMA
90
BAB 90 MENGUSIR
91
BAB 91 MERASA JENUH
92
BAB 92 MALAM YANG KACAU
93
BAB 93 TERKEJUT
94
BAB 94 SALAH PAHAM?
95
BAB 95 MENYADARI
96
BAB 96 GANTI BARU
97
BAB 97 PERDEBATAN
98
BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99
BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100
BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101
BAB 101 ADIK ANGELA
102
BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103
BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104
BAB 104 SAN DAN SON
105
BAB 105 DARIEN MENIKAH
106
BAB 106 PENGINAPAN
107
BAB 107 PENGANTIN BARU
108
BAB 108 SANIA KENAPA?
109
BAB 109 SANIA HAMIL
110
BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111
BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112
BAB 112 SON DAN LUZI
113
BAB 113 MATH YANG MALANG
114
BAB 114 MENGURUS MEYSA
115
BAB 115 SAKIT PARAH
116
BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117
BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118
BAB 118 DRAMA KEYLA
119
BAB 119 SANIA DAN ZION
120
BAB 120 SON YANG SETIA
121
BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122
BAB 122 GAGAL DEH
123
BAB 123 ADIK BAYI
124
BAB 124 ATURAN BARU
125
BAB 125 KESEPIAN
126
BAB 126 MATH DAN LUZI
127
BAB 127 PERMINTAAN SON
128
BAB 128 SON MERAJUK
129
BAB 129 USAHA MATH
130
BAB 130 KONDISI MATH
131
BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132
BAB 132 KEHILANGAN
133
BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134
BAB 134 SI KEMBAR (END)
135
HALLO MY READERS
136
KARYA BARUKU
137
KARYA BARU DI NOVELTOON
138
KARYA BARUKU
139
PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140
SALAM HANGAT MY READERS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!