BAB 11 HUKUMAN

Sania merasa bosan di rumah. Dia bingung akan melakukan apa. Rasanya masih canggung jika ingin berkeliling ke penjuru rumah. Biasanya dia akan berdiam diri di kamar, tapi kamarnya sedang ada Son. Suaminya yang selalu berada di kamar, membuatnya mengalah. Satu kamar dengan pria dingin sepertinya, tidak membuatnya nyaman.

Tak terasa, hari pun menjelang sore. Langkahnya yang akan menuju kamar terhenti oleh hentakan kaki yang keras menuju ke arahnya.

"Ada apa, Bi?" Bi Mar lari tergopoh-gopoh menghampiri Sania. Terlihat beberapa peluh menempel di dahinya yang keriput. Wajah tuanya menandakan dia sangat lelah hari ini.

"Ini sudah sore, Nona. Nona harus memandikan tuan Son," katanya. Sania mengerutkan dahinya. Mandi? Dia harus memandikan suaminya, "tadi pagi karna nona pergi, jadi masih saya yang memandikan tuan Son. Dan untuk kali ini dan seterusnya, Nona yang akan mengurus tuan Son sepenuhnya," sambungnya.

"Aku harus memandikan dia juga?" tanyanya kurang percaya. Ya, mereka adalah suami istri tapi Sania merasa malu untuk hal yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Apalagi jika harus melihat tubuh telanjang seorang pria. Sungguh tak pernah terbayangkan.

"Iya, Nona. Anda dan tuan Son sudah menikah. Anda berhak untuknya." Bi Mar beranjak pergi, Sania mengekori dari belakang.

Di sebuah kamar mandi yang besar. Bi Mar menjelaskan tata cara memandikan Son. Son hanya lah buta, sebenarnya Sania hanya akan menemani Son di dalam kamar mandi sambil mengarahkannya. Juga sedikit membantu menggosokkan punggungnya atau pun bagian-bagian yang sulit dijangkau.

"Dia masih tidur." Sania melihat Son yang masih terlelap. Sambil menunggu Son terbangun, Sania mandi terlebih dahulu. Di dalam kamar mandi, dia sedikit membayangkan bagaimana nantinya saat memandikan Son. Dia tersipu malu sendiri.

Saat Sania keluar dari kamar mandi, dia melihat Son sedang duduk bersender di ranjang. Matanya terlihat kosong. Melihatnya seperti itu, membuat hati Sania terenyuh. Bagaimana mungkin pria yang masih muda seperti dirinya malah memilih buta hanya karna kehilangan cinta. Hatinya begitu tulus, sampai tidak memperdulikan kehidupannya sendiri.

"Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu mandi." Suara Sania mengagetkan Son yang sedang melamun. Kepalanya mengarah sedikit pada sumber suara. Perlahan Sania menggapai tangannya untuk turun dari ranjang.

"Panggil bi Mar!" Son menghempas kasar tangannya. Wajahnya berubah dingin. Matanya yang buta seakan penuh nyawa saat melotot.

"Kata bi Mar, aku yang akan memandikan kamu mulai hari ini. Kamu harus segera mandi." Sania berusaha membujuk.

"Lepas!" Son turun dari ranjang dan berjalan sambil meraba-raba. Saat memasuki kamar mandi, Sania diam-diam mengekorinya, "aku bisa mandi sendiri!" lanjutnya.

BRAKKK!!!

Pintu kamar ditutupnya dengan kencang. Son yang sudah berada di kamar mandi segera membuka pakaiannya. Dia berjalan perlahan sambil tangannya menyentuh dinding. Sungguh sangat menyedihkan. Dia menyiksa hidupnya sendiri.

Tanpa Son sadari, Sania sudah berada di dalam kamar mandi. Sebelum Son menutup pintu, Sania sudah dulu masuk. Dia berharap Son tidak menyadari adanya Sania di dalam sana.

Sania mulai membuka matanya saat Son sudah masuk ke dalam bathub. Melihat seorang pria telanjang membuat kakinya lemas. Dia sungguh tidak kuat. Son sudah mulai membersihkan diri, walaupun tangannya kesulitan untuk mencari apa yang dia butuhkan. Diam-diam Sania menggeser apa yang dia perlukan. Sania berusaha tidak mengeluarkan suara.

Wanita itu melirik pada tubuh indah suaminya. Dia benar-benar pria yang sempurna. Ketampanannya tak kalah dari kakak-kakaknya yang lain. Bahkan menurut Sania, Son lah yang paling tampan.

Sania perlahan memundurkan langkahnya saat Son yang tiba-tiba akan keluar dari bathub. Kedua tangannya dia pakai untuk menutupi kedua matanya. Son benar-benar meninggalkan seluruh pakaiannya. Dia saat ini tidak memakai apa pun. Sedikit demi sedikit Sania mengintip di celah-celah jarinya, untuk melihat apa yang akan Son lakukan. Sania paham, dia sedang mencari sebuah handuk.

Saat Sania mencoba menggapai handuk, tiba-tiba tangannya tak sengaja tersentuh oleh Son yang sedang meraba-raba.

"Siapa ini!" Suara Son menggelegar. Sania begitu ketakutan. Son langsung menggapai handuk yang berada di tangan Sania dan memakainya, "kau!" Wajahnya terlihat merah. Sania langsung berlari keluar dari kamar mandi. Son yang buta tak dapat mengejar, dia berjalan tertatih-tatih sambil meraba.

"Jangan pergi!" Apa saja yang diraihnya langsung dia banting. Son begitu marah. Sangat marah. Sania yang ketakutan tak dapat mengeluarkan suara. Matanya berair menahan tangisnya.

"Siapa yang menyuruhmu masuk!" Terdengar suara Son yang teriak-teriak. Dari luar para pelayan menyadari bahwa itu suara darinya.

"Tuan Son sedang memarahi siapa?" Para pelayan saling berbisik.

"Bi Mar, apa kau dengar?" Bi Mar yang tak sengaja lewat menghentikan langkahnya. Dia bisa mendengar jelas suara Son yang sedang marah. Pelayan tua itu langsung berlari menuju kamar Son.

Tok!

Tok!

Tok!

"Permisi, Tuan." Yang ditakutkan Bi Mar adalah Son menyakiti istrinya. Apalagi dia beberapa kali mendengar suara berisik dari barang-barang yang jatuh.

Sania yang mendengar ada yang ketok pintu kamarnya langsung menghampiri dan membuka. Wajahnya dia perlihatkan biasa saja.

"Nona, apa yang terjadi?" Bi Mar begitu cemas. Sania yang baru saja membuka pintu hanya tersenyum dan menggeleng.

"Memangnya apa yang terjadi, Bi? Tidak ada yang terjadi," jawabnya setenang mungkin.

"Nona, jangan berbohong. Saya mendengar tuan Son marah-marah dan membanting barang. Apa tuan menyakiti Anda?" tanyanya khawatir.

"Dia suamiku, Bi. Jadi apa yang terjadi pada kami, itu hanya kami yang tahu. Bibi lanjut kerja saja. Bibi juga sudah memberi amanat untukku." Pintu pun ditutup oleh Sania, dia kembali menghampiri suaminya. Kini Son mulai sedikit tenang. Dia sedang terduduk di atas sofa kecil.

Barang-barang terlihat sangat berantakan. Untung saja tidak ada barang yang terbuat dari kaca. Karna semuanya sudah dikeluarkan dari kamarnya. Pelayan tidak mau melihat Son membanting barang sejenis kaca, karna Son sering terluka karnanya. Jika dilihat lebih dekat, banyak bekas luka di kakinya juga tangannya.

"Pakai lah bajumu dulu. Kau bisa memakainya sendiri, kan? Aku tidak akan melihatnya." Sania memberikan satu stel pakaian tidur untuknya.

"Kau! Kau mengekori ku masuk ke dalam kamar mandi. Dan kau sudah melihat semuanya! Lalu apa bedanya dengan memakaikan pakaianku?" Son mencengkram erat tangannya. Suaranya begitu dingin menusuk ke telinganya, "kau sudah lancang!" Son mendorongnya sampai terjatuh ke lantai. Son tiba-tiba jongkok di hadapan Sania yang jatuh di lantai. Di tariknya kaki Sania, lalu dia menggapai sisi dress bagian bawah.

SREETTTT!

Robek lah sisi dress Sania bagian bawah. Hingga pahanya yang mulus terlihat. "Ini hukuman untukmu!"

Terpopuler

Comments

Rouli

Rouli

yg sabar Sania,,,buah kesabaran pasti hasilnya bagus

2022-12-26

2

Aqila Nurul

Aqila Nurul

bbang son jngan terlalu ksar nanti jd bucin lo

2022-08-28

1

Astrid Oleth van Hayoto

Astrid Oleth van Hayoto

di balik kasarnya son... ad hikmahnya pasti.
kebahagian menantimu sania.
Allah tidak menguji umatnya sampai melewati batas.

2022-08-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 TUAN YANG BUTA
2 BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3 BAB 3 TAWARAN
4 BAB 4 KEBENCIAN
5 BAB 5 SEGERA MENIKAH
6 BAB 6 CALON
7 BAB 7 NAMANYA SANIA
8 BAB 8 PERNIKAHAN
9 BAB 9 PERAN ISTRI
10 BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11 BAB 11 HUKUMAN
12 BAB 12 KIRIMAN UANG
13 BAB 13 HARAPAN
14 BAB 14 DUA WANITA
15 BAB 15 SIAPA DIA?
16 BAB 16 PELAYAN BARU
17 BAB 17 KEHANCURAN
18 BAB 18 JATUH CINTA?
19 BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20 BAB 20 PINDAH RUMAH
21 BAB 21 KAPAN PERGI?
22 BAB 22 SON YANG MALANG
23 BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24 BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25 BAB 25 PERJANJIAN
26 BAB 26 KABAR GEMBIRA
27 BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28 BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29 BAB 29 BERTEMU RAUL
30 BAB 30 SON SAKIT
31 BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32 BAB 32 KAPAN HAMIL?
33 BAB 33 INGIN PULANG
34 BAB 34 MENGINAP
35 BAB 35 MENJENGUK SON
36 BAB 36 MEYLIN DATANG
37 BAB 37 MAKAM IBU
38 BAB 38 DI TINGGAL
39 BAB 39 CINTA?
40 BAB 40 CEMBURU?
41 BAB 41 SANIA SAKIT
42 BAB 42 CANTIK?
43 BAB 43 TIDAK BOLEH
44 BAB 44 MENGGILA
45 BAB 45 MENGINAP LAGI
46 BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47 BAB 47 PENASARAN
48 BAB 48 SIKAP ANEH SON
49 BAB 49 MAKAN BERSAMA
50 BAB 50 MERASA BERSALAH
51 BAB 51 MALAS BERTEMU
52 BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53 BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54 BAB 54 TRAGEDI
55 BAB 55 MERAWAT
56 BAB 56 MENANGIS
57 BAB 57 HAK SON
58 BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59 BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60 BAB 60 PERPISAHAN
61 BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62 BAB 62 MENGINGAT
63 BAB 63 CERITA MASA LALU
64 BAB 64 OPERASI?
65 BAB 65 MENGERJAI
66 BAB 66 SATU MINGGU
67 BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68 BAB 68 MENCARI INFORMASI
69 BAB 69 SANIA DAN LUZI
70 BAB 70 KEHILANGAN
71 BAB 71 KABAR DUKA
72 BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73 BAB 73 SON KEMBALI
74 BAB 74 BERTEMU SANIA
75 BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76 BAB 76 MATI LAMPU
77 BAB 77 KADO
78 BAB 78 ACARA SPESIAL
79 BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80 BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81 BAB 81 PERGI JAUH
82 BAB 82 PERPISAHAN
83 BAB 83 SON KHAWATIR
84 BAB 84 SON MENYESAL
85 BAB 85 SANIA KEMBALI
86 BAB 86 MALAM CANDU
87 BAB 87 CEMBURU LAGI
88 BAbB 88 DIACUHKAN
89 BAB 89 TIDAK TERIMA
90 BAB 90 MENGUSIR
91 BAB 91 MERASA JENUH
92 BAB 92 MALAM YANG KACAU
93 BAB 93 TERKEJUT
94 BAB 94 SALAH PAHAM?
95 BAB 95 MENYADARI
96 BAB 96 GANTI BARU
97 BAB 97 PERDEBATAN
98 BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99 BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100 BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101 BAB 101 ADIK ANGELA
102 BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103 BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104 BAB 104 SAN DAN SON
105 BAB 105 DARIEN MENIKAH
106 BAB 106 PENGINAPAN
107 BAB 107 PENGANTIN BARU
108 BAB 108 SANIA KENAPA?
109 BAB 109 SANIA HAMIL
110 BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111 BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112 BAB 112 SON DAN LUZI
113 BAB 113 MATH YANG MALANG
114 BAB 114 MENGURUS MEYSA
115 BAB 115 SAKIT PARAH
116 BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117 BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118 BAB 118 DRAMA KEYLA
119 BAB 119 SANIA DAN ZION
120 BAB 120 SON YANG SETIA
121 BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122 BAB 122 GAGAL DEH
123 BAB 123 ADIK BAYI
124 BAB 124 ATURAN BARU
125 BAB 125 KESEPIAN
126 BAB 126 MATH DAN LUZI
127 BAB 127 PERMINTAAN SON
128 BAB 128 SON MERAJUK
129 BAB 129 USAHA MATH
130 BAB 130 KONDISI MATH
131 BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132 BAB 132 KEHILANGAN
133 BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134 BAB 134 SI KEMBAR (END)
135 HALLO MY READERS
136 KARYA BARUKU
137 KARYA BARU DI NOVELTOON
138 KARYA BARUKU
139 PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140 SALAM HANGAT MY READERS
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 TUAN YANG BUTA
2
BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3
BAB 3 TAWARAN
4
BAB 4 KEBENCIAN
5
BAB 5 SEGERA MENIKAH
6
BAB 6 CALON
7
BAB 7 NAMANYA SANIA
8
BAB 8 PERNIKAHAN
9
BAB 9 PERAN ISTRI
10
BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11
BAB 11 HUKUMAN
12
BAB 12 KIRIMAN UANG
13
BAB 13 HARAPAN
14
BAB 14 DUA WANITA
15
BAB 15 SIAPA DIA?
16
BAB 16 PELAYAN BARU
17
BAB 17 KEHANCURAN
18
BAB 18 JATUH CINTA?
19
BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20
BAB 20 PINDAH RUMAH
21
BAB 21 KAPAN PERGI?
22
BAB 22 SON YANG MALANG
23
BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24
BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25
BAB 25 PERJANJIAN
26
BAB 26 KABAR GEMBIRA
27
BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28
BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29
BAB 29 BERTEMU RAUL
30
BAB 30 SON SAKIT
31
BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32
BAB 32 KAPAN HAMIL?
33
BAB 33 INGIN PULANG
34
BAB 34 MENGINAP
35
BAB 35 MENJENGUK SON
36
BAB 36 MEYLIN DATANG
37
BAB 37 MAKAM IBU
38
BAB 38 DI TINGGAL
39
BAB 39 CINTA?
40
BAB 40 CEMBURU?
41
BAB 41 SANIA SAKIT
42
BAB 42 CANTIK?
43
BAB 43 TIDAK BOLEH
44
BAB 44 MENGGILA
45
BAB 45 MENGINAP LAGI
46
BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47
BAB 47 PENASARAN
48
BAB 48 SIKAP ANEH SON
49
BAB 49 MAKAN BERSAMA
50
BAB 50 MERASA BERSALAH
51
BAB 51 MALAS BERTEMU
52
BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53
BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54
BAB 54 TRAGEDI
55
BAB 55 MERAWAT
56
BAB 56 MENANGIS
57
BAB 57 HAK SON
58
BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59
BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60
BAB 60 PERPISAHAN
61
BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62
BAB 62 MENGINGAT
63
BAB 63 CERITA MASA LALU
64
BAB 64 OPERASI?
65
BAB 65 MENGERJAI
66
BAB 66 SATU MINGGU
67
BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68
BAB 68 MENCARI INFORMASI
69
BAB 69 SANIA DAN LUZI
70
BAB 70 KEHILANGAN
71
BAB 71 KABAR DUKA
72
BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73
BAB 73 SON KEMBALI
74
BAB 74 BERTEMU SANIA
75
BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76
BAB 76 MATI LAMPU
77
BAB 77 KADO
78
BAB 78 ACARA SPESIAL
79
BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80
BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81
BAB 81 PERGI JAUH
82
BAB 82 PERPISAHAN
83
BAB 83 SON KHAWATIR
84
BAB 84 SON MENYESAL
85
BAB 85 SANIA KEMBALI
86
BAB 86 MALAM CANDU
87
BAB 87 CEMBURU LAGI
88
BAbB 88 DIACUHKAN
89
BAB 89 TIDAK TERIMA
90
BAB 90 MENGUSIR
91
BAB 91 MERASA JENUH
92
BAB 92 MALAM YANG KACAU
93
BAB 93 TERKEJUT
94
BAB 94 SALAH PAHAM?
95
BAB 95 MENYADARI
96
BAB 96 GANTI BARU
97
BAB 97 PERDEBATAN
98
BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99
BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100
BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101
BAB 101 ADIK ANGELA
102
BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103
BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104
BAB 104 SAN DAN SON
105
BAB 105 DARIEN MENIKAH
106
BAB 106 PENGINAPAN
107
BAB 107 PENGANTIN BARU
108
BAB 108 SANIA KENAPA?
109
BAB 109 SANIA HAMIL
110
BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111
BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112
BAB 112 SON DAN LUZI
113
BAB 113 MATH YANG MALANG
114
BAB 114 MENGURUS MEYSA
115
BAB 115 SAKIT PARAH
116
BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117
BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118
BAB 118 DRAMA KEYLA
119
BAB 119 SANIA DAN ZION
120
BAB 120 SON YANG SETIA
121
BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122
BAB 122 GAGAL DEH
123
BAB 123 ADIK BAYI
124
BAB 124 ATURAN BARU
125
BAB 125 KESEPIAN
126
BAB 126 MATH DAN LUZI
127
BAB 127 PERMINTAAN SON
128
BAB 128 SON MERAJUK
129
BAB 129 USAHA MATH
130
BAB 130 KONDISI MATH
131
BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132
BAB 132 KEHILANGAN
133
BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134
BAB 134 SI KEMBAR (END)
135
HALLO MY READERS
136
KARYA BARUKU
137
KARYA BARU DI NOVELTOON
138
KARYA BARUKU
139
PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140
SALAM HANGAT MY READERS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!