BAB 8 PERNIKAHAN

Acara pernikahan yang tidak begitu meriah. Hanya dihadiri oleh keluarga inti dan beberapa saudara dekat. Tidak ada teman atau siapa pun selain keluarga yang datang. Gaun putih dengan ekor panjang membuat tampilan gadis belia yang masih 18 tahun terlihat sangat anggun. Sania tampak cantik dengan tudung putih yang menghiasi kepalanya juga riasan yang begitu cantik.

Setelah upacara pernikahan selesai, Son yang duduk di kursi roda dibawa oleh seseorang entah kemana. Sania berdiri sendiri dan tak lama kemudian dihampiri oleh Ibu Luzi.

"Sania, ayo ikut Ibu." Sania sudah mengenal Ibu Luzi yang tak lain adalah Ibu dari suaminya. Math terlihat sedang berbincang dengan Paman Raul, mereka nampak begitu akrab.

"Sania ...." Dari arah belakang ada seseorang orang yang memanggilnya. Ternyata Maria, dia berjalan mendekat.

"Siapa dia?" tanya Ibu Luzi.

"Dia Maria, sepupuku." Luzi pun meninggalkan mereka berdua.

"Sania, selamat ya atas pernikahanmu dengan pria buta," lirihnya saat mengatakan buta. Sania tahu ini akan terjadi, Maria akan menghinanya dan mengoloknya karna mau menikah dengan pria buta, "ternyata Tuhan adil ya. Dia memberikan jodoh yang cocok untukmu. Aku doakan semoga pernikahanmu langgeng." Maria pun tertawa diakhir katanya. Sania pun geram, tapi dia harus menjaga emosinya di sini.

***

Malam pertama bagi sepasang pengantin yang baru saja menikah. Masih ingat betul saat acara pernikahan yang tak ada senyuman sama sekali di bibir kedua mempelai.

"Sania ...." Entah sejak kapan Ibu Luzi masuk ke dalam kamarnya. Sania yang sedang menghapus make up di depan meja rias, terkejut dengan kedatangannya.

"Ibu ...." Wajahnya yang teduh dan selalu tersenyum membuat Sania merasa nyaman di dekatnya. Mereka baru saja berbincang hari ini, tapi Ibu Luzi membuatnya sangat nyaman.

"Ibu, berharap banyak denganmu, Sania. Semoga saja kau bisa membuat Son menjadi sosok pria yang periang seperti dulu." Banyak hal yang Sania belum ketahui tentang sosok Son. Masa lalunya bagaimana, apa yang menyebabkan dia buta. Hingga apa yang membuatnya menjadi seperti ini.

"Ibu, bolehkah aku bertanya satu hal denganmu?" Ibu Luzi tersenyum lalu mengangguk. Dia merasa sosok Sania adalah gadis yang baik, walaupun usianya yang masih belia tapi dia bisa melihat bahwa Sania sosok wanita yang dewasa.

"Kenapa Son tidak mau operasi mata?"

"Son sedang menghukum dirinya sendiri. Karna menurutnya, karna dirinya lah yang menyebabkan tunangannya meninggal. Son waktu itu satu mobil dengan Vennie, dan Son sengaja mengendarai mobilnya terlalu kencang hingga kecelakaan pun terjadi. Son sempat kritis tapi nyawanya tertolong tapi matanya buta. Sedangkan Vennie meninggal di tempat." Matanya memerah saat menceritakan kisah sedih itu. Dia yang melihat betapa sedihnya Son saat kehilangan Vennie.

"Cepat lah bersihkan tubuhmu. Son sebentar lagi akan ke sini." Ibu Luzi berpamitan, satu kecupan mendarat di keningnya. Hatinya bergetar saat Luzi memperlakukannya dengan manis. Dia teringat dengan mendiang ibunya. Dengan cepat dia menghapus air matanya yang turun, masuk ke dalam mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Cukup lama, Sania duduk di atas ranjang menunggu suaminya datang. Tak dapat dipungkiri sosok suaminya memang tampan. Saat upacara pernikahan tadi Sania bisa melihat ketampanannya dari dekat. Tapi wajahnya tidak bersahabat sekali, pria itu tak sedikit pun mengembangkan senyumannya.

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Mata Sania masih terjaga. Dia ingin tidur tapi takut jika sewaktu-waktu Son akan datang, dia buta tidak mungkin Sania membiarkan dia sendirian memasuki kamar dengan meraba-raba. Takut jika suaminya membutuhkan sesuatu.

Pintu kamar pun terbuka, seorang pria duduk di kursi roda dengan seorang pelayan yang mendorongnya.

"Selamat malam dan selamat beristirahat, Nona, Tuan." Pelayan itu beranjak pergi. Meninggalkan Son yang masih duduk di atas kursi roda. Sania tak hentinya memandangi Son. Dia ingin membantunya bangun dan naik ke atas ranjang, tapi dia masih takut.

Son bangun dengan sendiri dan naik ke atas ranjang. Tapi tak sengaja kakinya terbentur oleh ranjang. Suaranya begitu keras, dia yakin Son pasti kesakitan.

"Apa kaki mu sakit?". Sania dengan sigap memegang betisnya. Tapi langsung ditepis kasar oleh Son.

"Singkirkan tangan kotor mu!" Suaranya yang begitu menggelegar membuat Sania terjingkat kaget.

"Kaki mu pasti sakit." Sania masih berusaha untuk mengecek betisnya. Walaupun Son berkali-kali menepis tangannya dengan kasar.

"Lepas!" Kali ini Son mencengkram erat pergelangan tangannya. Hingga tak sadar membuatnya kesakitan, "apa kau tuli? Aku sudah katakan singkirkan tanganmu. Aku tidak mau kau menyentuhnya. Kau hanya wanita penggoda!" Son menghempaskan tangan Sania begitu saja. Kata-katanya sungguh menyakitkan. Son berpikir Sania hanya lah penggoda. Jika bukan karna harta, untuk apa seorang wanita mau dinikahkan dengan seorang pria seperti dirinya.

Sania terdiam cukup lama, ini adalah malam pertama baginya. Tapi ini pertama kalinya juga dia diperlakukan kasar oleh seorang pria. Walaupun Paman Raul selalu bersikap tidak adil padanya, tapi beliau tidak pernah memukulnya atau main kasar.

Sesaat air matanya turun. Tidak tahu apa alasannya. Dia merasa bingung sendiri. Apa keputusan yang telah dia ambil adalah benar atau tidak. Ini bukan lagi awal perjalanannya, dia sudah melakukan setengah perjalanannya. Dia sudah menikah, sudah menjadi milik seseorang. Mau tidak mau, dia harus tetap menjalani kehidupannya sampai akhir dengan pria pilihannya.

"Ayah, Ibu ...." Sania memanggil kedua orang tuanya dalam hati. Berkali-kali hingga dia terlelap juga.

***

Tok!

Tok!

Tok!

Sania perlahan membuka kedua kelopak matanya. Badannya terasa letih setelah acara kemarin. Dia berjalan dengan lemas menuju pintu.

"Selamat pagi, Nona. Anda dipanggil oleh Tuan Math." Saat melihat jam dingin terlihat masih pagi sekali. Entah apa yang ingin Ayah mertuanya katakan padanya.

"Aku belum mandi. Aku ingin mandi dulu."

"Tidak perlu, Nona. Tuan Math hanya ingin bertemu Anda sebentar sebelum berangkat ke luar negeri."

"Ke luar negeri?" Sania dengan perasaan malu mengikuti langkah pelayannya untuk menuju ke ruang Math. Ruang yang pernah dia kunjungi dulu saat pertama kalinya menginjakkan kakinya di rumah ini.

"Nona, silahkan masuk. Saya akan menunggu Anda di sini," kata seorang pelayan wanita. Dia tersenyum dengan ramah dan Sania pun membalasnya. Walaupun dia merasa risih diperlakukan seperti ini, tapi setidaknya adanya pelayan bisa menjadi temannya di sini.

"Sania, kau baru bangun?" Math sudah berpakaian rapi. Wajahnya terlihat segar. Melihat Ayah mertuanya yang sudah rapi seperti itu, dia merasa sangat malu. Bagaimana mungkin seorang menantu jam segini baru bangun.

"Iya, Tuan. Maaf saya tidak bangun pagi. Seharusnya—"

"Tidak, Sania. Ini masih pagi. Dan ngomong-ngomong, saya ini sudah menjadi Ayah mertuamu jadi panggil saja saya dengan sebutan Ayah."

"Baik, Yah," jawabnya dengan masih canggung.

Terpopuler

Comments

Aqila Nurul

Aqila Nurul

jangan terlalu kasar bbang son kasian

2022-08-28

2

Tole Tole

Tole Tole

sabar ya Sania

2022-07-24

4

Risa Istifa

Risa Istifa

smg nanti berakhir bahagia..🤗🤗🤗🤗

2022-07-20

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 TUAN YANG BUTA
2 BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3 BAB 3 TAWARAN
4 BAB 4 KEBENCIAN
5 BAB 5 SEGERA MENIKAH
6 BAB 6 CALON
7 BAB 7 NAMANYA SANIA
8 BAB 8 PERNIKAHAN
9 BAB 9 PERAN ISTRI
10 BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11 BAB 11 HUKUMAN
12 BAB 12 KIRIMAN UANG
13 BAB 13 HARAPAN
14 BAB 14 DUA WANITA
15 BAB 15 SIAPA DIA?
16 BAB 16 PELAYAN BARU
17 BAB 17 KEHANCURAN
18 BAB 18 JATUH CINTA?
19 BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20 BAB 20 PINDAH RUMAH
21 BAB 21 KAPAN PERGI?
22 BAB 22 SON YANG MALANG
23 BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24 BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25 BAB 25 PERJANJIAN
26 BAB 26 KABAR GEMBIRA
27 BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28 BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29 BAB 29 BERTEMU RAUL
30 BAB 30 SON SAKIT
31 BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32 BAB 32 KAPAN HAMIL?
33 BAB 33 INGIN PULANG
34 BAB 34 MENGINAP
35 BAB 35 MENJENGUK SON
36 BAB 36 MEYLIN DATANG
37 BAB 37 MAKAM IBU
38 BAB 38 DI TINGGAL
39 BAB 39 CINTA?
40 BAB 40 CEMBURU?
41 BAB 41 SANIA SAKIT
42 BAB 42 CANTIK?
43 BAB 43 TIDAK BOLEH
44 BAB 44 MENGGILA
45 BAB 45 MENGINAP LAGI
46 BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47 BAB 47 PENASARAN
48 BAB 48 SIKAP ANEH SON
49 BAB 49 MAKAN BERSAMA
50 BAB 50 MERASA BERSALAH
51 BAB 51 MALAS BERTEMU
52 BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53 BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54 BAB 54 TRAGEDI
55 BAB 55 MERAWAT
56 BAB 56 MENANGIS
57 BAB 57 HAK SON
58 BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59 BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60 BAB 60 PERPISAHAN
61 BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62 BAB 62 MENGINGAT
63 BAB 63 CERITA MASA LALU
64 BAB 64 OPERASI?
65 BAB 65 MENGERJAI
66 BAB 66 SATU MINGGU
67 BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68 BAB 68 MENCARI INFORMASI
69 BAB 69 SANIA DAN LUZI
70 BAB 70 KEHILANGAN
71 BAB 71 KABAR DUKA
72 BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73 BAB 73 SON KEMBALI
74 BAB 74 BERTEMU SANIA
75 BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76 BAB 76 MATI LAMPU
77 BAB 77 KADO
78 BAB 78 ACARA SPESIAL
79 BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80 BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81 BAB 81 PERGI JAUH
82 BAB 82 PERPISAHAN
83 BAB 83 SON KHAWATIR
84 BAB 84 SON MENYESAL
85 BAB 85 SANIA KEMBALI
86 BAB 86 MALAM CANDU
87 BAB 87 CEMBURU LAGI
88 BAbB 88 DIACUHKAN
89 BAB 89 TIDAK TERIMA
90 BAB 90 MENGUSIR
91 BAB 91 MERASA JENUH
92 BAB 92 MALAM YANG KACAU
93 BAB 93 TERKEJUT
94 BAB 94 SALAH PAHAM?
95 BAB 95 MENYADARI
96 BAB 96 GANTI BARU
97 BAB 97 PERDEBATAN
98 BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99 BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100 BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101 BAB 101 ADIK ANGELA
102 BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103 BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104 BAB 104 SAN DAN SON
105 BAB 105 DARIEN MENIKAH
106 BAB 106 PENGINAPAN
107 BAB 107 PENGANTIN BARU
108 BAB 108 SANIA KENAPA?
109 BAB 109 SANIA HAMIL
110 BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111 BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112 BAB 112 SON DAN LUZI
113 BAB 113 MATH YANG MALANG
114 BAB 114 MENGURUS MEYSA
115 BAB 115 SAKIT PARAH
116 BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117 BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118 BAB 118 DRAMA KEYLA
119 BAB 119 SANIA DAN ZION
120 BAB 120 SON YANG SETIA
121 BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122 BAB 122 GAGAL DEH
123 BAB 123 ADIK BAYI
124 BAB 124 ATURAN BARU
125 BAB 125 KESEPIAN
126 BAB 126 MATH DAN LUZI
127 BAB 127 PERMINTAAN SON
128 BAB 128 SON MERAJUK
129 BAB 129 USAHA MATH
130 BAB 130 KONDISI MATH
131 BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132 BAB 132 KEHILANGAN
133 BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134 BAB 134 SI KEMBAR (END)
135 HALLO MY READERS
136 KARYA BARUKU
137 KARYA BARU DI NOVELTOON
138 KARYA BARUKU
139 PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140 SALAM HANGAT MY READERS
Episodes

Updated 140 Episodes

1
BAB 1 TUAN YANG BUTA
2
BAB 2 ANAK YATIM PIATU
3
BAB 3 TAWARAN
4
BAB 4 KEBENCIAN
5
BAB 5 SEGERA MENIKAH
6
BAB 6 CALON
7
BAB 7 NAMANYA SANIA
8
BAB 8 PERNIKAHAN
9
BAB 9 PERAN ISTRI
10
BAB 10 TIDAK BERUNTUNG
11
BAB 11 HUKUMAN
12
BAB 12 KIRIMAN UANG
13
BAB 13 HARAPAN
14
BAB 14 DUA WANITA
15
BAB 15 SIAPA DIA?
16
BAB 16 PELAYAN BARU
17
BAB 17 KEHANCURAN
18
BAB 18 JATUH CINTA?
19
BAB 19 KENAPA TIDAK BISA
20
BAB 20 PINDAH RUMAH
21
BAB 21 KAPAN PERGI?
22
BAB 22 SON YANG MALANG
23
BAB 23 JANJI YANG KEDUA KALI
24
BAB 24 KEMARAHAN SANIA
25
BAB 25 PERJANJIAN
26
BAB 26 KABAR GEMBIRA
27
BAB 27 DARIEN YANG TAMPAN
28
BAB 28 KEPUTUSAN SANIA
29
BAB 29 BERTEMU RAUL
30
BAB 30 SON SAKIT
31
BAB 31 HUKUMAN UNTUK DARIEN
32
BAB 32 KAPAN HAMIL?
33
BAB 33 INGIN PULANG
34
BAB 34 MENGINAP
35
BAB 35 MENJENGUK SON
36
BAB 36 MEYLIN DATANG
37
BAB 37 MAKAM IBU
38
BAB 38 DI TINGGAL
39
BAB 39 CINTA?
40
BAB 40 CEMBURU?
41
BAB 41 SANIA SAKIT
42
BAB 42 CANTIK?
43
BAB 43 TIDAK BOLEH
44
BAB 44 MENGGILA
45
BAB 45 MENGINAP LAGI
46
BAB 46 WANITA MENYEBALKAN
47
BAB 47 PENASARAN
48
BAB 48 SIKAP ANEH SON
49
BAB 49 MAKAN BERSAMA
50
BAB 50 MERASA BERSALAH
51
BAB 51 MALAS BERTEMU
52
BAB 52 TINGGAL BERSAMA
53
BAB 53 MENCOBA MEMBUJUK
54
BAB 54 TRAGEDI
55
BAB 55 MERAWAT
56
BAB 56 MENANGIS
57
BAB 57 HAK SON
58
BAB 58 PERHATIAN KAKAK IPAR
59
BAB 59 KENYATAAN PAHIT
60
BAB 60 PERPISAHAN
61
BAB 61 MEMAKAI CINCIN
62
BAB 62 MENGINGAT
63
BAB 63 CERITA MASA LALU
64
BAB 64 OPERASI?
65
BAB 65 MENGERJAI
66
BAB 66 SATU MINGGU
67
BAB 67 SANIA DAN DARIEN
68
BAB 68 MENCARI INFORMASI
69
BAB 69 SANIA DAN LUZI
70
BAB 70 KEHILANGAN
71
BAB 71 KABAR DUKA
72
BAB 72 KEHIDUPAN BARU
73
BAB 73 SON KEMBALI
74
BAB 74 BERTEMU SANIA
75
BAB 75 SON YANG MENYEBALKAN
76
BAB 76 MATI LAMPU
77
BAB 77 KADO
78
BAB 78 ACARA SPESIAL
79
BAB 79 PERGI DENGAN DARIEN
80
BAB 80 TIDAK BOLEH MASUK
81
BAB 81 PERGI JAUH
82
BAB 82 PERPISAHAN
83
BAB 83 SON KHAWATIR
84
BAB 84 SON MENYESAL
85
BAB 85 SANIA KEMBALI
86
BAB 86 MALAM CANDU
87
BAB 87 CEMBURU LAGI
88
BAbB 88 DIACUHKAN
89
BAB 89 TIDAK TERIMA
90
BAB 90 MENGUSIR
91
BAB 91 MERASA JENUH
92
BAB 92 MALAM YANG KACAU
93
BAB 93 TERKEJUT
94
BAB 94 SALAH PAHAM?
95
BAB 95 MENYADARI
96
BAB 96 GANTI BARU
97
BAB 97 PERDEBATAN
98
BAB 98 MENGUNDURKAN DIRI
99
BAB 99 MENYADARI KESALAHAN
100
BAB 100 MAKAM IBU KANDUNG
101
BAB 101 ADIK ANGELA
102
BAB 102 CALON ISTRI DARIEN
103
BAB 103 MERESMIKAN HUBUNGAN
104
BAB 104 SAN DAN SON
105
BAB 105 DARIEN MENIKAH
106
BAB 106 PENGINAPAN
107
BAB 107 PENGANTIN BARU
108
BAB 108 SANIA KENAPA?
109
BAB 109 SANIA HAMIL
110
BAB 110 TINGKAH BARU SANIA
111
BAB 111 MATH JATUH SAKIT
112
BAB 112 SON DAN LUZI
113
BAB 113 MATH YANG MALANG
114
BAB 114 MENGURUS MEYSA
115
BAB 115 SAKIT PARAH
116
BAB 116 KEPONAKAN LUCU
117
BAB 117 TENTANG ANAK SANIA
118
BAB 118 DRAMA KEYLA
119
BAB 119 SANIA DAN ZION
120
BAB 120 SON YANG SETIA
121
BAB 121 TAK BERSAMA LAGI
122
BAB 122 GAGAL DEH
123
BAB 123 ADIK BAYI
124
BAB 124 ATURAN BARU
125
BAB 125 KESEPIAN
126
BAB 126 MATH DAN LUZI
127
BAB 127 PERMINTAAN SON
128
BAB 128 SON MERAJUK
129
BAB 129 USAHA MATH
130
BAB 130 KONDISI MATH
131
BAB 131 MATH DAN LUZI 2
132
BAB 132 KEHILANGAN
133
BAB 133 ADIK BAYI LAHIR
134
BAB 134 SI KEMBAR (END)
135
HALLO MY READERS
136
KARYA BARUKU
137
KARYA BARU DI NOVELTOON
138
KARYA BARUKU
139
PENGUMUMAN (KARYA BARUKU 2024)
140
SALAM HANGAT MY READERS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!