Cahaya matahari yang masuk dari jendela kaca apartemen yang sudah terbuka tirainya itu mulai mengusik tidur lelap Sena. Perlahan-lahan Sena mulai menggeliatkan tubuhnya. Mata cantik itu perlahan mengerjap dan terbuka. Sena memicingkan kedua matanya, mencoba menyesuaikannya dengan silau cahaya matahari yang menerobos masuk melalui jendela kaca apartemen tersebut.
"Kenapa kepalaku pusing banget sih?" tanya Sena pada dirinya sendiri seraya memijit pelipisnya dan mulai mendudukkan tubuhnya.
Dan ketika selimut itu tertarik ke bawah dan menampakkan tubuh bagian atasnya yang polos, Sena seketika terkejut. Segera diraihnya kembali selimut itu untuk menutupi tubuhnya. Sesaat kemudian Sena membuka sedikit selimut yang dipakainya lalu mengintip keadaan di balik selimut tersebut.
Dan betapa terkejutnya Sena begitu melihat tubuhnya yang dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Sena sampai menutup mulut dengan telapak tangannya.
"Astaghfirullah hal adziim,,, apa yang sudah terjadi? Kenapa aku bisa telanjang begini?" pekik Sena kaget.
Sena mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar yang sedang dia tempati saat ini. Sebuah kamar dengan nuansa dominan abu-abu. Hidung Sena juga mencium aroma wangi maskulin khas seorang pria yang sangat kuat di kamar tersebut.
"Astaga, dimana aku sekarang?" lirih Sena nampak kebingungan.
Dan begitu pandangan Sena jatuh kepada noda merah di atas sprei putih di dekatnya, air mata seketika lolos begitu saja dari kedua mata indah Sena yang sedang membulat sempurna karena terkejut itu. Kembali Sena menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya dan mulai menangis sesenggukan.
"Yaa Allah, apa yang sebenarnya sudah terjadi? Dimana aku? Dan kenapa aku tidak bisa mengingat apa-apa?" tanya Sena di sela isak tangisnya.
Beberapa saat kemudian,
Ceklek.
Terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Syafiq lalu berjalan keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk putih sebatas pinggang. Tangan kanannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang tergantung di lehernya. Sena yang seketika menghentikan tangisannya pun dibuat tercengang, pikirannya seakan kosong. Terkejut tetapi juga terpukau dalam waktu yang bersamaan.
"Kamu sudah bangun?" tanya Syafiq begitu melihat Sena yang terduduk di atas ranjang dengan raut wajah terkejut.
Tersadar dari keterkejutannya, Sena kemudian menarik selimutnya sampai ke batas lehernya, berusaha menutupi tubuh polosnya. Dan Sena semakin dibuat terkejut ketika mendapati Syafiq yang justru tertawa kecil.
"Kenapa mesti ditutupi? Kakak kan udah lihat semuanya," kata Syafiq masih dengan sisa tawanya.
Sena membulatkan kedua matanya.
"Ma-maksud kakak? Ki-kita..." Sena tidak mampu melanjutkan pertanyaannya.
"Seperti yang kamu lihat sendiri. Kita memang melakukannya semalam," jawab Syafiq santai.
Sena reflek langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya saking terkejutnya. Gerakan Sena yang tiba-tiba itu sukses membuat selimut yang Sena pakai kembali terjatuh. Syafiq dan Sena sama-sama terkejut. Secepat kilat Sena segera menarik kembali selimutnya kemudian mengapitnya di ketiak kanan dan kirinya. Sementara Syafiq berdehem pelan dan sedikit menundukkan kepalanya.
"Tenang aja, kakak pasti akan tanggung jawab kok. Bila perlu hari ini juga kita akan menikah," lanjut Syafiq dengan begitu entengnya setelah kembali mengangkat wajahnya.
"Apa? Menikah?" tanya Sena kaget.
"Iyalah, menikah, apalagi? Kan kakak harus bertanggung jawab sama kamu atas apa yang sudah kakak lakukan ke kamu. Ya meskipun semalam kamu juga sih yang maksa kakak untuk berbuat seperti itu," jawab Syafiq seakan tanpa dosa.
"Enggak. Ini nggak mungkin," tolak Sena lirih seraya menggelengkan kepalanya, masih belum bisa mempercayai apa yang sudah terjadi.
"Apanya yang nggak mungkin? Apa perlu kakak lihatin rekaman CCTV kamar kakak ini ke kamu baru kamu akan percaya sama omongan kakak, iya?" tantang Syafiq masih dengan begitu santainya berucap.
"Kakak pasti bohong kan?" tanya Sena masih berharap bahwa semuanya ini tidak benar-benar terjadi.
"Bohong darimana-nya Sen? Masih kurang jelas semuanya ini buat kamu? Oke, kakak akan perlihatkan rekaman CCTV kamar ini semalam ke kamu biar kamu percaya," kata Syafiq yang kemudian berjalan menuju ke arah meja sofa, bermaksud untuk mengambil laptopnya.
Syafiq kemudian membawa laptop itu mendekat ke arah Sena. Namun belum juga Syafiq sempat membuka laptop tersebut Sena sudah mendorongnya pelan menggunakan tangannya.
"Nggak perlu kak," lirih Sena.
Sekarang saja Sena sudah merasa begitu malu, apalagi kalau harus melihat rekaman kejadian tadi malam, rasanya Sena tidak akan sanggup. Namun ternyata, tanpa Sena sadari, Syafiq diam-diam tersenyum kecil. Syafiq sudah menduga sebelumnya kalau Sena pasti akan menolak untuk melihat rekaman CCTV yang akan dia tunjukkan tersebut.
"Huft, syukurlah," batin Syafiq, lega.
Air mata Sena kembali mengalir begitu saja. Sena menangis tanpa suara dengan raut wajah yang susah untuk diartikan. Pikiran Sena seakan kosong dan hampa. Syafiq yang terkejut pun menjadi kelabakan karena bingung mendapati reaksi Sena yang seperti itu.
"Hei, kenapa kamu nangis?" tanya Syafiq khawatir.
Sena hanya diam saja, menatap kosong ke arah kedua telapak tangannya yang berada di atas pangkuannya sendiri. Tapi air mata itu terus mengalir di kedua pipinya. Syafiq kemudian mendudukkan dirinya di sebelah Sena.
"Jangan takut Sena, kakak janji kakak pasti akan bertanggung jawab dan menikahi kamu secepatnya. Jadi kamu jangan nangis lagi, ya," bujuk Syafiq meyakinkan Sena dengan memegang sebelah pundak Sena.
Diluar dugaan, Sena justru menepis tangan Syafiq yang berada di pundaknya.
"Tinggalin Sena, kak. Biarin Sena sendiri," kata Sena, dingin.
"Sena, kakak nggak mungkin dan nggak akan pernah ninggalin kamu. Kakak janji, kakak akan bertanggung jawab sama kamu. Kakak akan menikahi kamu," tegas Syafiq.
"Cukup kak," teriak Sena pada akhirnya.
Syafiq sampai dibuat terperanjat dengan perubahan sikap Sena yang begitu tiba-tiba.
"Aku udah hancur. Aku kotor. Dan apa kata kakak tadi? Kakak mau nikahin aku? Lalu bagaimana dengan Vira? Bagaimana dengan Mama Bella? Bagaimana Sena harus jelasin ke semuanya kak?" tanya Sena setengah berteriak.
Hati Syafiq sakit melihat Sena yang frustasi seperti itu. Ingin rasanya Syafiq merengkuh tubuh ringkih yang sering mengalami penderitaan itu ke dalam pelukannya. Ingin Syafiq menjelaskan semua yang sudah terjadi. Dan meyakinkan Sena kalau semuanya pasti akan baik-baik saja. Tapi tidak, Syafiq harus bisa menahan dirinya sendiri atau dia tidak akan berhasil dengan semua rencananya.
Menarik nafas dalam, Syafiq kemudian merubah kembali raut wajahnya yang sempat melemah tadi.
"Kenapa harus menjelaskan ke orang lain? Kita yang menjalani semuanya ini, jadi kita tidak perlu mendengarkan apa pendapat orang lain tentang kita," kata Syafiq acuh.
"Kak," tegur Sena. "Bagaimana bisa kakak berkata seperti itu? Kakak adalah cowoknya Vira. Dan aku nggak mau menyakiti hati Vira. Sudah cukup kesalahpahaman yang aku alami selama ini dengan Mama, kak," jelas Sena masih dengan air mata yang terus mengalir di kedua pipinya.
Syafiq mengesah dalam hati, lagi-lagi masalah itu.
"Persetan dengan orang lain. Yang jelas, kakak akan nikahin kamu secepatnya. Jadi Sena, kakak minta sama kamu, menikahlah denganku," tegas Syafiq juga, tidak mau kalah.
"Aku nggak mau nikah sama kakak," tolak Sena keras.
"Oh ya? Lalu bagaimana kalau ternyata nantinya kamu akan hamil anak kakak karena perbuatan kita semalam?" tanya Syafiq menyebalkan.
Sena tertegun. Nafasnya seakan tercekat. Syafiq kemudian mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga Sena.
"Asal kamu tau, semalam kakak mengeluarkannya di dalam. Dan itupun bukan hanya satu kali, tapi berkali-kali," bisik Syafiq yang semakin membuat Sena membulatkan kedua matanya.
Sena benar-benar kehabisan kata-kata kali ini. Dan lebih menyebalkannya lagi, Syafiq justru menyeringai, seakan mengejek ketidak-berdayaan Sena yang tidak mampu untuk membantah lagi.
"Mau tidak mau, suka tidak suka, kamu- harus- menikah- dengan- kakak," kata Syafiq dengan menekankan setiap kata di akhir kalimatnya.
Sena tidak mampu lagi untuk melawan. Aura Syafiq benar-benar mengintimidasi dirinya saat ini. Namun tiba-tiba saja,
Brakkk !!!
Pintu kamar Syafiq dibuka dari luar secara paksa. Syafiq dan Sena yang sama-sama terkejut pun langsung mengalihkan perhatian mereka berdua ke arah pintu. Dan betapa terkejutnya mereka berdua begitu melihat Bima yang berdiri di ambang pintu kamar tersebut dengan raut wajah menyeramkan yang penuh dengan amarah.
"Om Bima."
"Papa."
Syafiq dan Sena berucap bersamaan. Syafiq kemudian berdiri dari duduknya, hendak menghampiri Bima. Tapi belum juga Syafiq sempat maju, Bima sudah lebih dulu berlari menghampiri dirinya.
"DASAR BAJING4N. BRENGSEK KAMU SYAFIQ," teriak Bima yang menghambur ke arah Syafiq dan langsung memukul wajah Syafiq dengan sangat keras sehingga membuat Syafiq terjatuh ke lantai.
"KAK SYAFIQ," teriak Sena kaget melihat Syafiq yang tersungkur di lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Klo sena gac mau aku ajj yg nikah ma kaka syafiq🤭🤭🤭 aahhh papa bima salah paham tuh... Ato mgkin emg itu udah direncanain yeaa🤔🤔🤔 lnjut smngat lagi mamah onel
2022-03-21
4
IG : @ohayou_2d
minta diperkedel ini anak bujang malah santai banget😌
2022-03-19
1
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
papa nya Senna salah paham,,gatau awalnya gimana main hajar aja..
2022-03-14
2