Perjalanan Bima ke luar kota yang ditunda membuat rencana Bella untuk mengurung Sena akhirnya tertunda juga. Tapi tentu saja Bella tidak kehabisan akal untuk bisa memberikan tekanan kepada Sena dengan tujuan membuat Sena merasa jera. Entah itu dengan menyuruh Sena melakukan banyak pekerjaan rumah atau bahkan dengan omelan-omelan dari Bella kepada Sena.
Setelah mundur beberapa hari, akhirnya hari ini Bima jadi berangkat ke luar kota untuk mengurusi masalah pasokan bahan bangunan dari supplier. Bima pergi selama dua hari karena harus mengecek sendiri kualitas bahan yang akan dikirim ke tokonya dari para supplier. Dan dijadwalkan Bima akan kembali bertepatan dengan acara syukuran sekaligus pengajian untuk mengumumkan pernikahan Sean dan Sonia di rumah baru mereka nanti.
🌺🌺🌺
Malam Minggu ini seperti biasanya Vira pergi keluar di jemput oleh Syafiq. Azka juga sudah berangkat keluar lebih dulu tadi. Dia ijin untuk menghabiskan malam Minggu bersama dengan teman-teman cowoknya yang lain di sekolah. Dan seperti biasa Sena tetap di rumah.
Dengan alasan sedang tidak enak badan, Bella meminta Sena untuk tidak pergi keluar rumah, karena di rumah hanya ada Bik Prapti saja yang menemani. Tanpa sepengetahuan semua orang kalau Bella sebenarnya memiliki sebuah rencana untuk mengurung Sena. Setelah Vira dan Azka pergi, Bella pun mulai menjalankan rencananya.
"Bik Prapti, tolong beliin saya bakso yang di depan komplek itu ya," pinta Bella kepada Bik Prapti.
"Baik Nyah," balas Bik Prapti.
"Tapi itu kan lumayan jauh Ma, enggak Sena aja naik motor, biar lebih cepet?" tawar Sena.
"Enggak. Biar Bik Prapti aja. Kamu pijitin Mama aja sini, kepala Mama pusing," kata Bella.
"Baik Ma," balas Sena patuh.
Sena kemudian memijit kepala Bella yang katanya sedang pusing itu. Setelah berpamitan Bik Prapti juga bergegas untuk membelikan bakso pesanan nyonya-nya tadi.
"Sena, buatin Mama teh panas ya," pinta Bella setelah beberapa saat.
"Iya Ma."
Sena kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan Bella teh panas. Dan ketika Sena kembali dari dapur, dengan sengaja Bella menjulurkan kaki kirinya sehingga membuat Sena tersandung. Teh panas yang ada di tangan Sena akhirnya tumpah dan mengenai Bella.
"Astaghfirullah hal adziim," pekik Sena kaget.
"Aduh,,," Bella yang tersiram teh panas pun langsung berdiri karena terkejut dan merasa sedikit kepanasan.
"Mama," Sena pun ikut kaget melihat Bella tersiram teh panas yang dia bawa.
Sena kemudian membantu Bella membersihkan teh yang tumpah mengenai tubuhnya tersebut.
"Sena, kamu sengaja ya," hardik Bella marah.
"Enggak Ma, Sena nggak sengaja. Maaf Ma," sesal Sena.
"Bohong kamu. Kamu pasti sengaja kan? Kamu marah karena Mama selalu suruh-suruh kamu? Kamu nggak terima dan mau balas dendam sama Mama, iya kan?" tuduh Bella macam-macam.
"Enggak Ma. Sena nggak pernah punya pikiran kayak gitu. Sena selalu ikhlas kok ngerjain semua yang Mama suruh ke Sena," bantah Sena, karena memang seperti itulah kenyataannya.
"Bohong. Mama nggak percaya sama kamu," bentak Bella masih emosi.
"Beneran Ma," Sena mencoba meyakinkan.
"Cukup. Sini kamu, ikut Mama. Mama harus kasih kamu pelajaran biar kamu nggak berani berbuat macam-macam lagi," kata Bella.
"Tapi Ma..."
Tanpa menghiraukan perkataan Sena, Bella kemudian menarik tangan Sena dan membawanya ke belakang rumah menuju ke gudang belakang yang memang terpisah letaknya dari rumah utama.
"Ma, tolong dengerin Sena, Ma. Sena beneran nggak sengaja Ma. Sena minta maaf," kata Sena masih berusaha meredakan amarah Bella.
Setelah membuka pintu gudang Bella kemudian menarik tubuh Sena dan mendorongnya keras sampai Sena terjatuh di lantai.
"Kamu Mama kurung disini. Renungkan semua kesalahan yang sudah kamu perbuat," kata Bella.
"Ma please, Sena minta maaf. Sena beneran nggak sengaja Ma," mohon Sena.
"Cukup Sena. Renungkan semua kesalahan kamu disini. Awas kalau kamu sampai berani teriak dan bikin kegaduhan," ancam Bella.
Bella kemudian menutup pintu gudang dan menguncinya dari luar.
"Ma. Mama," panggil Sena dengan berusaha mengetuk pintu dari dalam.
Sia-sia, Bella sudah meninggalkan gudang tersebut. Sena kemudian berbalik dan menyandarkan punggungnya pada pintu. Tubuh Sena luruh ke bawah bersamaan dengan air mata yang mengalir turun dari kedua mata indahnya.
Sekuat apapun, hati Sena selalu saja kalah kalau berhadapan dengan Bella. Biar bagaimanapun juga Bella adalah tantenya, adik kandung dari mamanya. Bahkan sekarang Bella juga sudah menjadi mamanya sendiri, menggantikan posisi mamanya yang telah meninggal. Bella juga yang telah merawat dan membesarkan Sena sejak masih bayi.
🌺🌺🌺
"Loh, kak Sena kemana Ma? Kok Vira cariin dimana-mana nggak ada," tanya Vira.
"Tadi pamit mau ke rumah temannya, mau ngerjain tugas kuliah bareng. Bahkan tadi pamitnya mau nginep juga, tugasnya banyak katanya," jawab Bella.
"Oh," balas Vira dengan ber-oh ria.
Seperti itu juga tadi alasan Bella ketika Bik Prapti dan Azka menanyakan tentang keberadaan Sena.
Vira dan Azka tidak curiga sama sekali. Tetapi sejujurnya Bik Prapti merasa sedikit curiga. Bik Prapti tadi keluar membeli bakso sekitar setengah jam dan ketika dia kembali Sena sudah tidak ada di rumah. Pakaian Bella juga nampak berganti. Tapi Bik Prapti juga tidak berani membantah jawaban Bella apalagi bertanya lebih jauh lagi.
Malam ini kebetulan turun hujan yang cukup deras, meski tidak disertai dengan petir. Dan sungguh sebuah kemalangan bagi Sena karena ternyata ada beberapa bagian genting yang bocor di gudang tersebut. Dan sayangnya Sena hanya mengenakan baju tidur berlengan pendek meski dengan celana yang panjang.
Dengan beralaskan kardus bekas, Sena duduk dan menyandarkan tubuhnya pada dinding. Sena memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya sendiri. Udaranya cukup dingin, belum lagi ditambah dengan air hujan yang masuk dari sela-sela genting yang bocor, yang terkadang memercik mengenai tubuh Sena, membuat Sena semakin kedinginan.
🌺🌺🌺
Pagi ini adalah acara pengajian dan syukuran untuk mengumumkan pernikahan Sean dan Sonia yang diadakan di rumah lama keluarga Sonia dulu. Sean sudah membeli kembali rumah tersebut, bahkan juga sudah melakukan sedikit renovasi untuk memperbaiki dan memperindah rumah tersebut.
Acara demi acara alhamdulillaah berlangsung dengan baik dan lancar. Dan sekarang sudah sampai pada acara terakhir yaitu ramah tamah sembari menikmati hidangan yang sudah disediakan untuk para tamu undangan.
Saat ini Syafiq sedang berbincang-bincang bersama dengan Alvin, Adrian dan juga yang lainnya. Biasalah, obrolan para eksekutif muda. Namun tiba-tiba saja ponsel Syafiq berbunyi. Syafiq mengeluarkan ponselnya, ternyata Bik Prapti yang menelpon.
"Gue angkat telpon bentar ya," pamit Syafiq kepada yang lain.
"Oke," balas yang lainnya.
Syafiq kemudian meninggalkan teman-temannya dan mencari tempat yang sedikit sepi.
"Hallo, assalamu'alaikum Bik," sapa Syafiq begitu mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Wa'alaikumsalam. Den, Non Sena nggak ada Den," suara Bik Prapti terdengar panik.
"Nggak ada gimana maksudnya Bik?" tanya Syafiq bingung.
"Tadi malem nyonya nyuruh bibik buat beli bakso di depan komplek, Non Sena di rumah berdua sama nyonya. Terus pas bibik pulang Non Sena udah nggak ada. Nyonya bilang kalau Non Sena ke rumah temennya mau ngerjain tugas kuliah, bahkan ijin nginep. Bibik sebenarnya udah agak curiga Den, soalnya bibik nggak papasan sama Non Sena pas di jalan pulang habis beli bakso itu. Sampai ini tadi pas bibik beres-beres kamar Non Sena, ternyata ponsel Non Sena ada di bawah bantal Den, tapi dalam keadaan mati. Dan juga tas sama buku-buku Non Sena semuanya masih ada di atas meja belajar," jawab Bik Prapti cemas.
"Oke Bik. Bibik tenang dulu ya, saya kesana sekarang juga," kata Syafiq yang juga mulai merasa khawatir.
"Iya Den. Bibik tunggu. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Syafiq kemudian mematikan sambungan teleponnya. Syafiq berpikir sejenak, acara belum selesai dan semuanya masih berkumpul saat ini. Syafiq kemudian melihat Alvin yang baru saja kembali setelah mengambil minuman.
"Vin," panggil Syafiq sembari berjalan cepat menghampiri Alvin.
"Oey. Kenapa Bro?" tanya Alvin yang sudah menghentikan langkahnya.
"Gue harus pergi sekarang. Ada urusan penting yang nggak bisa gue jelasin. Tolong nanti kalau ada yang nyariin gue Lo bilangin ya kalau gue lagi ada urusan mendadak yang sangat penting gitu," pesan Syafiq.
"Oh, oke deh," balas Alvin.
"Thanks ya Bro. Gue pergi dulu. Assalamu'alaikum," pamit Syafiq.
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati Bro," pesan Alvin.
Syafiq hanya membalas dengan menganggukkan kepalanya kemudian berbalik dan melangkah pergi meninggalkan acara tersebut.
Syafiq mengendarai mobilnya secepat yang dia bisa menuju ke rumah Sena. Jujur saja saat ini Syafiq juga merasa sangat cemas dan khawatir tentang keadaan Sena. Syafiq hanya bisa berdo'a semoga Sena dalam keadaan baik-baik saja saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🍄Dina Rhea 🧛🏻♀️🎩
dih tuh bella keterlaluan banget kurungin sena di gudang ampe kedinginan ,duh yang baca ikut kasihan sama sena
2022-03-21
2
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
semoga Sena ga pingsan ya gara² kedinginan
2022-03-07
1
Rhina sri
kasian sena apa safiq bkl tau klo sena di kurung di gudang
2022-03-04
2