Sena sedikit kaget begitu terbangun dari tidurnya dan menyadari kalau dirinya sedang berada di rumah sakit saat ini. Sayangnya ketika Sena bangun hanya ada Bima, Bella, Vira, dan Azka saja di kamar rawat tersebut. Syafiq sudah pulang terlebih dahulu karena ditelepon oleh Steven tadi. Tapi dalam hati Sena sungguh bersyukur karena lagi-lagi Syafiq yang menjadi dewa penolongnya, seperti biasanya.
"Kak Sena nggak pa-pa kan?" tanya Azka cemas.
"Kakak nggak pa-pa kok Dek," jawab Sena pelan dengan tersenyum meski masih merasa lemas.
"Syukurlah ada kak Syafiq. Kak Sena beruntung banget deh tiap kali kesusahan pasti ada kak Syafiq yang nolongin. Seolah-olah tuh ya, kak Syafiq itu adalah dewa penolong untuk kak Sena, dimanapun dan kapanpun," celoteh Vira.
Sena sedikit tertegun mendengar perkataan Vira yang terlontar dengan begitu santai, namun sama persis seperti apa yang sedang dipikirkan oleh Sena saat ini. Sementara Bella sudah terlihat tidak senang karena mendengar perkataan Vira tadi.
"Kamu nggak marah Dek, cowok kamu justru selalu nolongin kakak kamu?" tanya Bima yang memang disengaja.
Bima ingin, setidaknya, Bella dan Sena tidak mengalami salah paham lagi.
"Hmm, cowok yang mana Pa?" Vira yang merasa bingung justru balik bertanya kepada Bima.
"Ya Syafiq lah. Dia cowok kamu kan?" jawab Bima menegaskan.
"Ya bukanlah Pa. Vira sama kak Syafiq itu nggak ada hubungan kayak gitu," sanggah Vira.
"Terus, kenapa tiap malem minggu Syafiq selalu jemput kamu dan ngajakin kamu pergi keluar?" tanya Bima lagi sengaja ingin menguak kebenaran.
Vira tersentak, teringat akan sesuatu hal.
"Ah, eh, i-itu... Kak Syafiq cuma nganterin Vira aja kok Pa, hehe," jawab Vira gugup yang diakhiri dengan cengiran untuk menutupi kegugupannya tersebut.
"Oh, cuma nganterin aja ya?" tanya Bima mencoba meyakinkan.
"I-iya Pa, cuma nganterin aja kok," jawab Vira masih gugup.
Bima nampak manggut-manggut, seolah sudah percaya begitu saja dengan alasan yang disampaikan oleh Vira barusan. Sementara Bella dan Sena sama-sama kaget dan bingung dengan maksud dari perkataan Vira tadi.
🌺🌺🌺
Bella : Saya nggak berani macam-macam lagi untuk saat ini jeng. Kemarin hampir aja saya ketahuan sama Mas Bima. Untung aja Syafiq nggak ngomong yang sebenarnya ke Mas Bima. Kalau enggak, haduh... saya nggak bisa bayanginnya jeng. Tapi Syafiq ngancem saya, dia nggak akan tinggal diam kalau sampai terjadi sesuatu lagi sama Sena.
X : Halah, paling cuma sekedar gertakan aja itu jeng.
Bella : Kayaknya enggak deh jeng, Syafiq kelihatan serius dan menakutkan banget pas ngomong kayak gitu kemarin.
X : Ya udah, gini aja deh jeng, untuk sementara ini jeng Bella jangan ngelakuin apa-apa dulu. Biar suasana tenang dulu. Dan di mata Syafiq, jeng Bella juga kelihatan udah nggak berani macam-macam lagi. Tapi saya punya rencana hebat jeng untuk anak pembawa sial itu, biar dia bisa pergi dari rumah jeng Bella dan nggak akan gangguin hubungan putri kesayangan jeng Bella sama Syafiq lagi.
Bella : Rencana hebat? Pergi dari rumah?
X : Iya jeng. Damai sebelum badai.
Bella : Maksud jeng?
X : Saya punya kenalan seorang pengusaha sukses yang belum punya anak sampai sekarang jeng, istrinya mandul katanya. Dan dia pengen banget nyari gadis muda supaya bisa dia jadiin istri kedua dan melahirkan penerus untuk dia.
Bella : Lalu?
X : Kita kasih aja anak pembawa sial itu ke pengusaha tersebut jeng. Jadi nanti anak pembawa sial itu kan bisa keluar dari rumah jeng Bella kalau dia jadi nikah sama pengusaha itu. ( Dan saya akan mendapatkan uang dari pengusaha itu, hahaha ) [ lanjut jeng X dalam hatinya ]
Bella : Tapi gimana caranya jeng? Gimana kita mau ngakalin Sena, apalagi Syafiq?
X : Tenang aja jeng. Untuk anak pembawa sial itu, kita bisa kasih obat perangsang ke dia. Jadi mau nggak mau dia pasti jatuh ke pelukan pengusaha itu. Kalau untuk Syafiq, minggu besok ada acara nikahannya Kenzie sama Lathifah kan, dia pasti sibuk dengan acara itu. Itulah kesempatan bagus buat kita untuk menjalankan rencana kita ini.
Bella : Apa jeng yakin rencana ini akan berhasil?
X : Tenang aja jeng, serahkan semuanya sama saya. Jeng Bella tinggal ngikutin instruksi dari saya aja pokoknya. Inget jeng, semua ini demi menyingkirkan anak pembawa sial itu, biar dia nggak ngerusak kebahagiaan putri kesayangan jeng Bella nantinya.
Bella : Oh, oke deh jeng kalau gitu. Saya ikut aja.
X : Good jeng. Nanti saya kabari lagi ya langkah kita selanjutnya kayak gimana. Pokoknya jeng Bella percaya sama saya aja. Ini semua demi kebahagiaan putri kesayangan jeng Bella juga.
🌺🌺🌺
Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit akhirnya Sena diijinkan untuk pulang juga. Dan seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, untuk sementara ini Bella tidak lagi memarahi Sena ataupun menyuruh Sena melakukan pekerjaan rumah yang macam-macam. Tentu saja dengan alasan karena Sena baru saja pulang dari rumah sakit.
Tanpa semua orang ketahui bahwa sebenarnya ada alasan lain di samping alasan Bella tersebut. Di satu sisi Bella merasa takut dengan ancaman Syafiq, tapi di sisi lain Bella juga diam-diam menyusun rencana bersama temannya yang penghasut itu.
"Besok kakak masih belum masuk kuliah kan?" tanya Vira.
Saat ini Vira sedang duduk di tepi tempat tidur Sena. Vira sedang menemani Sena yang masih harus beristirahat di dalam kamarnya.
"Belum Vir. Mungkin lusa," jawab Sena. "Eh, kamu sama Azka berangkatnya gimana? Kamu bawa mobil kakak kan?" tanya Sena setelah teringat kalau beberapa hari ini dia tidak bisa mengantar jemput adik-adiknya itu.
"Hehe, enggak kak," jawab Vira dengan menunjukkan cengirannya.
"Loh, terus? Bareng sama Papa?" tanya Sena lagi, bingung.
"Enggak juga sih. Paling Azka aja yang kadang-kadang bareng sama Papa."
"Terus kamu?" tanya Sena semakin bingung.
Jujur saja saat ini Sena juga sedang mempersiapkan perasaannya sendiri karena menduga Vira akan menjawab kalau dia diantar jemput oleh Syafiq.
"Sama kak Lucky," jawab Vira lirih setengah berbisik.
"Hah? Apa? Kak Lucky?" tanya balik Sena, kaget dan bingung, karena ternyata dugaannya salah.
"Sssttt," Vira langsung mengkode Sena untuk diam dengan meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya sendiri.
"Jangan keras-keras kak, nanti Mama denger," peringat Vira masih dengan berbisik.
"Eh, sorry-sorry," balas Sena yang juga ikut menutup mulut dengan telapak tangannya.
"Kok kak Lucky?" tanya Sena ikut berbisik juga.
"Ya emang kak Lucky. Dari awal juga ---"
Ceklek!!!
Tiba-tiba saja pintu kamar Sena terbuka dan kemudian Bella terlihat masuk ke dalam kamar tersebut, sehingga membuat Vira tidak jadi melanjutkan perkataannya tadi.
"Udah malem Vir, tidur sana. Besok lagi ngobrolnya. Kakak kamu kan juga masih butuh istirahat yang banyak," kata Bella.
Hati kecil Sena bergetar mendengar perkataan Bella yang menyiratkan perhatian itu.
"Iya Ma. Vira balik ke kamar dulu ya kak. Kak Sena juga langsung istirahat, oke," kata Vira membalas perkataan Bella sekaligus berpamitan kepada Sena.
"Oke. Kamu juga langsung istirahat ya," balas Sena dengan menganggukkan kepalanya.
Vira mengangkat kedua ibu jarinya sebagai jawaban.
"Malem kak, assalamu'alaikum," pamit Vira yang kemudian bangkit dari duduknya.
"Wa'alaikumsalam," balas Sena.
"Langsung istirahat ya Sen, udah malem," kata Bella.
"Iya Ma," balas Sena dengan tersenyum.
Bella dan Vira kemudian keluar dari kamar Sena dan menutup pintu kamar Sena lagi.
"Seandainya saja Mama selalu perhatian seperti ini, betapa bahagianya aku," kata batin Sena dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
Sayangnya Sena tidak tahu kalau setelah ini akan ada badai yang menerpa dirinya, yang disebabkan oleh mamanya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🍄Dina Rhea 🧛🏻♀️🎩
itu penghasut sama bella nggak ada berhenti hentinya buat rencana jahat sama sena nih kayaknya bella masih belum ngerti ya peringatan dari syafiq
2022-03-21
2
IG : @ohayou_2d
pasti jeng X musuh dalam selimut.. dikira sekutu, ternyata kutu busuk.. masih menjadi misteri🧐
2022-03-19
1
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
jahat banget ibu tirinya,, belum kena batunya si
2022-03-07
1