Setelah kejadian hari itu, dimana Sena diperingati secara keras oleh Bella, sebisa mungkin Sena selalu berusaha menghindari untuk bertemu apalagi berinteraksi dengan Syafiq. Sena ingin membuktikan bahwa Sena benar-benar tidak ada niat sama sekali untuk merusak hubungan Vira dengan Syafiq, apalagi merebut Syafiq dari Vira.
Syafiq sendiri juga sudah mendapat laporan dari Bik Prapti tentang kejadian hari itu. Jadi Syafiq pun berusaha untuk tidak mempersulit keadaan Sena terlebih dahulu. Tapi tentu saja Syafiq masih tetap memerintahkan kepada anak buahnya untuk terus mengawasi Sena dan melaporkan apapun yang terjadi kepada Sena, baik melapor pada Ega maupun kepada Syafiq langsung.
Sebagai pelariannya, seperti biasa Sena lebih sering menghabiskan waktunya di markas untuk latihan. Rey yang menyadari kesedihan dan perubahan sikap Sena pun terkadang juga mengajak Sena keluar untuk sekedar makan atau jalan-jalan. Rey juga selalu berusaha untuk menghibur hati Sena dengan candaan-candaannya.
Malam ini Rey juga berniat untuk mengajak Sena keluar untuk mencari makan malam bersama. Namun sayangnya Sena tidak bisa karena ada urusan lain.
"Sena, ayo kita cari makan diluar," ajak Rey kepada Sena yang sedang duduk mengerjakan tugas kuliahnya di sofa ruang tamu.
"Malam ini nggak bisa Rey. Gue ada janji sama temen gue, mau ke toko buku, cari buku buat bahan ngerjain tugas kuliah," tolak Sena.
"Ya udah, kalau gitu gue anterin Lo ke toko buku buat ketemu sama temen Lo itu," kata Rey masih belum menyerah.
"Nggak usah. Gue bawa mobil dari markas, soalnya gue mau jemput temen gue itu dulu. Eh, atau Lo mau gue kenalin sama temen gue itu? Dia anaknya baik loh, cantik lagi," balas Sena yang tiba-tiba mengusulkan sebuah ide jahil kepada Rey.
"Apaan? Enggak-enggak. Emangnya gue se-nggak laku itu apa. Sembarangan aja Lo Sen kalau ngomong," tolak Rey bersungut-sungut, sedikit tersulut emosinya.
Sena tertawa melihat reaksi Rey yang seperti itu.
"Hahaha, sorry deh Rey, sorry. Ya udah, gue ke atas dulu mau pamit sama Papa habis itu gue langsung berangkat, oke," pamit Sena kemudian.
"Oke deh. Hati-hati ya Sen," balas Rey.
Sena mengangkat kedua ibu jari tangannya, membalas perkataan Rey tadi. Sena kemudian berdiri dari duduknya dan bergegas naik ke lantai atas, ke ruangan Bima. Setelah berpamitan kepada Bima, Sena pun berangkat dengan mengendarai salah satu mobil yang ada di markas tersebut.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba ponsel Sena berbunyi. Sena melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Setelah tau kalau Sean yang menelpon, Sena pun segera mengangkat panggilan tersebut.
"Halo Bang," sapa Sena.
"Sena tolong kamu ke apartemen Abang sekarang juga. Abang mau minta tolong sama kamu buat nganterin Sonia," kata Sean to the point dari seberang panggilan.
"Oh, oke Bang, kebetulan Sena juga lagi di jalan ini. Tapi maaf Sena cuma nganterin aja ya Bang, soalnya mau nyelesai-in tugas kuliah. Nanti biar Sena minta Rey buat jagain Mbak Sonia," balas Sena.
"Oke, nggak pa-pa. Kamu tunggu aja di bawah."
"Oke Bang."
Sambungan telepon pun terputus. Sena kemudian mengemudikan mobilnya menuju ke arah apartemen Sean. Setelah sampai disana Sena kemudian menunggu Sonia di lobi apartemen. Tidak lama kemudian Sena melihat Sonia keluar dari lift. Sena pun segera menghampirinya.
"Mbak Sonia," panggil Sena.
"Iya," balas Sonia.
Sena sempat terpukau dengan kecantikan Sonia yang saat itu mengenakan gamis panjang dengan hijabnya. Sonia nampak begitu dewasa dan anggun. Benar-benar berbeda sekali dengan penampilan Sena yang tomboy. Jujur saja Sena jadi merasa sedikit malu kepada Sonia.
"Kamu Sena ya?" tanya Sonia memastikan terlebih dahulu.
"Iya Mbak, aku Sena," jawab Sena.
Keduanya kemudian sama-sama tersenyum dan berjabat tangan.
"Ayo kita berangkat sekarang Mbak," ajak Sena.
"Ayo," balas Sonia dengan tersenyum lembut.
Sonia kemudian mengikuti langkah Sena menuju ke mobilnya yang terparkir di halaman apartemen. Kemudian mereka berdua pun berangkat menuju ke restoran tempat diadakannya acara makan malam Sonia dan teman-temannya.
"Kamu masih kuliah Sena?" tanya Sonia setelah mobil yang mereka tumpangi bergerak meninggalkan halaman apartemen.
"Iya Mbak. Alhamdulillaah ini udah tahun terakhir," jawab Sena sembari mengemudikan mobilnya.
"Oh ya? Ambil jurusan apa?" tanya Sonia lagi.
"Tehnik komputer Mbak."
"Wah, hebat dong," puji Sonia.
"Pengen aja bisa kayak Papa, Mbak."
"Kamu pasti bisa jadi sehebat Om Bima," kata Sonia penuh keyakinan.
"Aamiin. Makasih ya Mbak," balas Sena.
"Sama-sama Sena."
Sena dan Sonia sama-sama tersenyum. Sena merasa nyaman mengobrol dengan Sonia. Sonia tipe orang yang ramah dan mudah bergaul, sehingga membuat Sena langsung bisa akrab dengan Sonia.
Beberapa saat kemudian, mobil yang mereka tumpangi pun berhenti di depan sebuah restoran.
"Maaf ya Mbak nggak bisa nungguin sampai Bang Sean dateng. Tapi nanti akan ada temen aku yang datang buat ngawasin dan jagain Mbak Sonia. Jadi Mbak Sonia tenang aja ya," kata Sena setelah mematikan mesin mobilnya.
"Iya Sena, nggak pa-pa kok. Makasih ya udah nganterin Mbak," balas Sonia sembari melepas seat belt-nya.
"Sama-sama Mbak. Jangan sungkan buat hubungi Sena ya kalau perlu bantuan Sena. Apapun dan kapanpun itu," kata Sena lagi bersungguh-sungguh.
"Oke. Kalau gitu Mbak turun dulu ya. Assalamu'alaikum," pamit Sonia setelah membalas perkataan Sena tadi.
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya Mbak," balas Sena juga.
"Kamu juga hati-hati ya," pesan Sonia yang dibalas dengan anggukan kepala dari Sena dan kedua ibu jari yang diangkat.
Setelah Sonia turun dari mobil Sena dan berjalan memasuki restoran tersebut. Sena kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Rey. Sena meminta Rey untuk datang ke restoran tersebut dan menjaga serta mengawasi Sonia sampai Sean datang.
Tidak lupa juga Sena pun mengirim foto Rey kepada Sonia agar Sonia bisa mengenali Rey dan tidak salah paham dengan keberadaan Rey nantinya. Sena menunggu sebentar sampai Rey datang. Dan setelah Rey tiba di restoran tersebut Sena pun segera meninggalkan restoran tersebut.
Sena melanjutkan perjalanannya untuk menjemput temannya. Seperti rencana awal, mereka akan pergi bersama membeli buku di toko buku untuk bahan tugas kuliah mereka.
Tidak jauh dari parkiran restoran tersebut, sebuah mobil hitam terparkir di pinggir jalan. Itu adalah Syafiq, dia sengaja menggunakan mobil yang berbeda agar tidak dikenali. Kali ini Syafiq sengaja mengikuti Sena sendiri untuk memastikan keselamatan gadis itu. Secara diam-diam dan juga dengan tetap menjaga jarak yang aman, Syafiq pun mengikuti Sena.
'Maaf Sena, aku terpaksa melakukan semua ini. Aku hanya ingin memastikan keselamatan kamu. Tapi aku juga tidak akan mempersulit keadaan kamu. Itu kenapa aku mengikuti keinginan kamu agar kita tidak berinteraksi dulu untuk sekarang ini.'
"Ini semua gara-gara perjanjian bodoh itu. Haish dua anak muda itu, suka sekali merepotkan orang lain. Gue jadi nggak bisa leluasa ngawasin dan bantuin Sena kayak biasanya gara-gara mereka," gerutu Syafiq kesal sembari mengemudikan mobilnya mengikuti Sena dari belakang secara diam-diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
SUMI 🐊🐊
Syafiq perhatian bgt 😚😚
2022-05-25
3
kk cut udh ye
2022-04-11
1
IG : @ohayou_2d
sampai sini aku kepo kapan bapaknya tau mamaknya blaster kak☹️ muka dua banget.. kesel🤬
2022-03-19
1