Tugas Sena untuk mengawasi dan mencari informasi tentang Sean dan gadis berhijab itu akhirnya dinyatakan selesai. Dan sesuai dengan hasil penyelidikan Sena, ternyata Sean memang benar sudah menikah dengan gadis berhijab itu. Meskipun pernikahan mereka juga terjadi secara mendadak dan diluar rencana.
Nama gadis itu adalah Sonia. Dan sebuah kebetulan yang sangat tidak terduga, gadis itu adalah sahabat baik Safa yang selama ini mereka cari-cari keberadaannya. Rencana Allah SWT memang benar-benar tidak terduga.
Weekend ini Sena tidak memiliki jadwal kuliah. Bella kemudian meminta Sena untuk berbelanja ke pasar karena persediaan sayur dan bahan-bahan di dapur memang sudah menipis.
Tanpa banyak membantah Sena pun menuruti perintah mamanya. Sena ke pasar menaiki sepeda motor matic hitamnya. Selain karena mobilnya memang masih ada di bengkel, tentu saja akan jauh lebih fleksibel kalau ke pasar naik motor daripada naik mobil, begitu pikir Sena.
Cuaca hari ini sangat panas. Harus berkeliling pasar dengan barang belanjaan yang lumayan banyak di tangan kanan dan kirinya benar-benar menguras tenaga Sena. Tapi Sena tidak mengeluh sama sekali.
Sena melihat ada penjual es dawet ayu di bagian luar pasar.
"Panas-panas gini minum es dawet pasti seger banget tuh. Beli dulu ah," kata Sena pada dirinya sendiri.
Dengan senyum mengembang Sena kemudian menghampiri lapak es dawet ayu tersebut.
"Es dawetnya satu ya Bu," pesan Sena kemudian duduk di kursi plastik yang sudah disediakan.
"Minum sini atau dibungkus neng?" tanya si ibu penjual dawet ayu.
"Minum sini aja Bu," jawab Sena dengan tersenyum.
"Baik. Tunggu sebentar ya neng," kata si ibu penjual lagi.
"Iya Bu."
Tidak lama kemudian segelas es dawet ayu pesanan Sena pun sudah jadi.
"Silahkan neng," kata si ibu penjual seraya menyerahkan segelas es dawet ayu kepada Sena.
"Makasih Bu," balas Sena menerima segelas es dawet tersebut.
"Sama-sama neng."
Setelah mengucap bismillah Sena pun langsung menyedot es dawet di tangannya.
"Alhamdulillaah, segernya," ucap Sena merasakan kelegaan di tenggorokannya setelah meminum es dawet ayu tersebut.
"Capek ya neng?" tanya si ibu penjual memulai obrolan dengan Sena.
"Iya Bu. Gerah juga. Panas banget hari ini," jawab Sena dengan mengipas-ngipaskan tangan kirinya yang bebas di dekat lehernya.
"Kayaknya nanti malam mau hujan neng," kata si ibu penjual lagi.
"Eh, iyakah Bu?" tanya Sena keheranan.
"Biasanya sih gitu neng. Soalnya ini panasnya nggak biasa, ungkep kalau orang Jawa bilang. Nah itu tanda-tandanya mau hujan neng," jawab si ibu penjual menjelaskan.
"Oh gitu ya Bu," balas Sena dengan menganggukkan kepalanya beberapa kali.
Obrolan ringan masih terus berlanjut sembari Sena menghabiskan es dawetnya. Sena bahkan juga membungkus lima buah es dawet untuk orang-orang di rumah nanti. Setelah menghabiskan es dawet dan membayar kepada si ibu penjual, Sena pun kemudian pamit.
Sena pulang dari pasar dengan mengendarai sepeda motor matic hitamnya. Namun naas bagi Sena, di tengah perjalanan pulangnya tiba-tiba dari arah belakangnya ada sebuah mobil boks yang melaju ugal-ugalan dan sedikit kencang sehingga menyerempet sepeda motor Sena.
Sena yang kehilangan keseimbangan pun akhirnya terjatuh bersama sepeda motornya, sementara mobil boks tersebut terus melaju dan tidak berhenti sama sekali. Beberapa orang yang berada di sekitar lokasi kejadian pun segera menolong Sena dan menepikan sepeda motor Sena.
"Mbak-nya nggak pa-pa kan?" tanya seorang ibu-ibu.
"Nggak pa-pa kok Bu, terima kasih ya," jawab Sena sekaligus berterima kasih.
"Mbak-nya lecet-lecet tuh. Kita anterin ke klinik ya Mbak," kata seorang bapak-bapak juga.
"Eh, nggak usah Pak. Cuma lecet doang kok. Lagian juga motor saya nggak apa-apa. Saya langsung pulang aja," tolak Sena halus.
Dan tiba-tiba saja terdengar suara teriakan panik memanggil nama Sena.
"Sena," teriak Syafiq begitu turun dari mobilnya.
Semua yang ada disana pun langsung menoleh ke arah Syafiq karena terkejut. Begitupun juga dengan Sena.
"Kak Syafiq?" gumam Sena.
"Kamu nggak pa-pa kan Sen?" tanya Syafiq panik setelah sampai di depan Sena.
"A-aku nggak pa-pa kok kak," jawab Sena masih sedikit terkejut dengan kedatangan Syafiq yang tiba-tiba.
"Mbak-nya tadi keserempet mobil boks yang ugal-ugalan Mas, makanya jatuh. Tapi mau kita anterin ke klinik mbak-nya nggak mau," kata si ibu-ibu yang menolong Sena, menjelaskan.
"Oh, begitu ya. Saya ucapkan terima kasih banyak ya ibu dan bapak semuanya karena telah menolong teman saya. Biar saya yang mengantar teman saya ini," balas Syafiq sekaligus mengucapkan terima kasih.
"Ya sudah kalau begitu Mas, kami permisi dulu," kata si ibu-ibu tadi.
"Iya silahkan. Sekali lagi terima kasih banyak ya ibu dan bapak semuanya," balas Syafiq lagi.
Kerumunan orang itupun akhirnya membubarkan diri. Syafiq kemudian membantu Sena untuk berdiri.
"Ega masukin semua barang bawaan Sena ke mobil. Setelah itu Lo bawa motor Sena," perintah Syafiq kepada Ega yang berdiri di belakangnya.
"Siap bos," balas Ega.
"Motor aku nggak pa-pa kok kak. Biar aku pulang sendiri aja," tolak Sena.
"Kamu terluka Sena. Jangan ngeyel," Syafiq pun tidak mau mengalah.
"Tapi ---"
"Cukup. Nggak ada penolakan. Cepet naik, sekarang juga!" perintah Syafiq tegas.
Tidak bisa membantah lagi, Sena pun akhirnya naik ke mobil Syafiq. Syafiq kemudian mengantarkan Sena untuk pulang, karena Sena pun menolak ketika Syafiq hendak membawa dirinya ke klinik terlebih dahulu. Sementara Ega mengikuti mobil Syafiq dari belakang dengan mengendarai sepeda motor matic milik Sena.
Di dalam hati Syafiq bersyukur karena dia dan Ega kebetulan sedang lewat di jalan tersebut sehingga mereka bisa menolong Sena. Ya, kali ini benar-benar murni sebuah kebetulan. Syafiq dan Ega yang baru saja selesai melakukan pertemuan dengan klien kebetulan lewat di jalan dimana Sena terjatuh.
🌺🌺🌺
Setibanya di rumah Sena, Bella begitu terkejut melihat Sena yang pulang dengan diantarkan oleh Syafiq. Namun Bella berakting dengan baik di depan Syafiq dan Ega, seolah-olah dirinya benar-benar khawatir melihat Sena yang terluka karena terjatuh dari motor.
Setelah memastikan Sena aman sampai di rumah, Syafiq dan Ega pun kemudian pamit untuk pulang. Bella mengucapkan terima kasih kepada Syafiq dan Ega. Bella juga mengantar Syafiq dan Ega sampai ke depan rumahnya.
Begitu Syafiq dan Ega sudah pulang, Bella kemudian naik ke lantai atas menuju ke kamar Sena.
"Bik, kamu keluar dulu. Ada yang harus saya bicarakan dengan Sena," kata Bella kepada Bik Prapti yang sedang mengobati luka-luka Sena.
"Ba-baik nyonya," balas Bik Prapti ragu.
Bik Prapti sebenarnya tidak rela meninggalkan Sena berdua bersama Bella. Bik Prapti takut Bella akan memarahi Sena. Karena Bik Prapti adalah orang yang paling tau bagaimana perlakuan Bella kepada Sena yang sebenarnya.
Dengan berat hati Bik Prapti kemudian pamit dan keluar dari kamar Sena. Setelah Bik Prapti keluar Bella kemudian menutup pintu kamar Sena.
"Kamu pasti sengaja kan?" tanya Bella kepada Sena sudah mulai emosi.
"Ma-maksud Mama apa Ma?" Sena balik bertanya karena tidak paham dengan maksud dari pertanyaan Bella tadi.
"Kamu pasti sengaja menghubungi Syafiq kan biar Syafiq datang nolongin kamu dan nganterin kamu pulang. Iya kan?" tanya Bella menuduh Sena.
Sena yang kaget mendengar pertanyaan Bella kepada dirinya kemudian berdiri dari duduknya di atas tempat tidur.
"Enggak Ma. Demi Allah, Sena nggak menghubungi kak Syafiq. Kak Syafiq sendiri yang kebetulan lewat terus nolongin Sena. Ini benar-benar hanya kebetulan saja Ma," jawab Sena tegas, membantah tuduhan Bella kepadanya.
"Bohong. Sekali dua kali, itu masih bisa disebut kebetulan. Tapi kalau sudah berkali-kali seperti ini? Nggak Sena, nggak mungkin semua ini cuma kebetulan saja," Bella masih kekeuh dengan pemikirannya.
"Tapi Ma ---"
"Kamu sengaja ngelakuin semua ini kan Sena? Kamu sengaja ingin merusak hubungan Vira dengan Syafiq. Kamu ingin merebut Syafiq dari Vira, iya kan Sena?" tuduh Bella emosi.
"Demi Allah, Sena nggak pernah punya pikiran seperti itu Ma," bantah Sena tegas.
"Cukup. Mama nggak butuh ucapan manis kamu. Yang Mama butuhkan adalah bukti. Buktikan kalau kamu memang nggak berniat untuk merusak hubungan Vira dengan Syafiq. Buktikan kalau kamu memang nggak berniat untuk merebut Syafiq dari Vira. Jauhi Syafiq. Mama peringatkan sama kamu. Awas kalau kamu berani mengganggu hubungan Vira dengan Syafiq. Kamu akan berhadapan dengan Mama," ancam Bella tegas.
Bella kemudian berbalik dan melangkah keluar dari kamar Sena. Air mata sudah membasahi kedua pipi Sena. Tubuh Sena kemudian luruh, jatuh terduduk di lantai kamarnya. Sena memeluk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya disana. Menyamarkan isakan tangisnya.
Sungguh tidak pernah sekalipun terlintas di pikiran Sena untuk merusak hubungan Vira dengan Syafiq, apalagi merebut Syafiq dari Vira. Justru selama ini Sena sengaja selalu menghindari interaksi dengan Syafiq karena tidak ingin membuat Vira salah paham dan sakit hati.
Tapi sayangnya justru takdir yang selalu mengirimkan Syafiq untuk datang membantu Sena tiap kali Sena dalam masalah. Sena benar-benar merutuki dirinya sendiri yang seolah-olah dipermainkan oleh takdir. Apa yang Sena inginkan selalu berbanding terbalik dengan kenyataan yang Sena dapatkan.
Sungguh, Sena sangat menyayangi Vira. Sena ingin melihat Vira selalu bahagia. Dan satu yang pasti, Sena juga tidak ingin membuat mamanya marah dan menambah alasan kebencian mamanya tersebut kepada Sena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Nyai Iteung❤️
sonia kau panggl nama ku ter paut hati ku oleh senyum mu 🤣🤣🤣🤣
2022-06-27
2
SUMI 🐊🐊
klo udh takdir buat nyatu gmna kamu nolak jga g bakal bisa Sen
2022-05-24
3
SUMI 🐊🐊
dsar emak tiri mayoritas jahat
2022-05-24
3