Daily Routine

Sena Andriyana

"Sena, buruan turun terus masak buat sarapan pagi," kata Mama Bella dari balik pintu kamarku.

"Iya Ma," balasku dari dalam kamar, tidak ingin membantah sama sekali.

Kemudian aku mendengar langkah kaki Mama Bella yang menjauh dari pintu kamarku. Beliau adalah Mama Bella, mama tiri-ku, adik dari Mama kandungku Mama Arini yang sudah meninggal ketika melahirkan diriku ke dunia ini.

Aku kemudian melipat mukena dan sajadah yang baru saja selesai aku gunakan untuk sholat subuh. Berdiri, meletakkan perlengkapan sholatku kembali ke tempatnya, kemudian beranjak keluar dari kamar. Segera aku menuruni anak tangga dan menuju ke arah dapur. Aku kemudian segera memasak untuk sarapan pagi hari ini.

Di rumah ini aku tinggal bersama Papa Bima, Mama Bella, dan kedua adikku, Vira dan Azka. Ada juga seorang pembantu yang membantu mengurus pekerjaan rumah, Bik Prapti namanya.

Tapi memang setiap hari Mama Bella pasti menyuruhku memasak dan melakukan beberapa pekerjaan rumah yang lainnya, jika aku ada di rumah. Karena terkadang, kalau Papa menginap di markas, maka aku juga lebih memilih untuk menginap di markas bersama Papa. Intinya, sebisa mungkin aku menyibukkan diri dengan aktivitas di luar rumah.

Bukannya ingin lari dari pekerjaan di rumah. Hanya saja terkadang aku merasa iri juga ketika melihat Mama begitu menyayangi dan memanjakan Vira dan Azka, berbeda dengan perlakuan Mama kepadaku. Manusiawi bukan kalau aku merasakan perasaan ini? Itu kenapa aku lebih memilih untuk menghindar.

🌺🌺🌺

Saat ini semuanya sudah berkumpul di meja makan dan sedang sarapan pagi bersama.

"Mmm, masakan kakak selalu juara," puji Vira di sela mengunyah sarapan paginya.

"Iya, kak Vira benar. Masakan kak Sena selalu delicioso," imbuh Azka dengan mengecup pucuk ibu jari dan jari telunjuk yang disatukan, udah kayak iklan kopi yang krimer-nya nempel di hidung itu.

Aku dan Papa tersenyum menanggapi ucapan Vira dan Azka. Sekilas aku bisa melihat raut wajah kesal dan tidak suka dari Mama. Tapi biarlah, yang penting aku tidak membuat masalah apalagi keributan.

"Udah, makan dulu yang bener. Jangan sambil ngomong, nanti keselek," tegur Mama dengan intonasi yang dibuat sebiasa mungkin.

"Iya Ma," balas Vira dan Azka bersamaan.

Kemudian kami pun menyelesaikan sarapan pagi kami dalam diam. Soalnya kalau Mama sudah dalam mode dingin kayak gitu, jangan coba-coba untuk mencari masalah kalau tidak ingin berakhir dengan pelototan garang, omelan, atau bahkan hukuman.

Selesai sarapan aku dan Vira membereskan meja makan dengan dibantu oleh Bik Prapti. Mama membantu Papa dan Azka untuk bersiap. Aku, Vira, dan Azka kemudian berangkat lebih dulu. Yup, aku bawa mobil sendiri sekalian nganterin dua adikku itu.

Kami bertiga pun kemudian berpamitan dan mencium punggung tangan kanan Papa juga Mama. Setelah itu kami pun berangkat. Terlebih dahulu aku dan Vira mengantarkan Azka ke sekolahnya. Baru setelah itu aku dan Vira menuju ke kampus kami.

Aku dan Vira kuliah di universitas yang sama, hanya berbeda jurusan saja. Setelah sampai di kampus aku dan Vira berpisah di parkiran. Kalau untuk masalah pulang kita fleksibel aja. Kalau pas bisa bareng ya bareng, kalau enggak bisa ya kita pulang sendiri-sendiri, saling ngabarin aja sih.

Begitulah rutinitasku hampir setiap hari. Rasanya tidak ada yang spesial dan menarik. Sedikit membosankan. Atau mungkin aku yang kurang bersyukur? Entahlah. Apakah hal seperti ini hanya aku saja yang mengalaminya? Atau memang ada juga di antara kalian yang merasakan hal yang sama seperti diriku saat ini? Terkadang, ingin rasanya aku keluar dari rutinitas membosankan ini.

🌺🌺🌺

Syafiq Aquila

"Kakak berangkat duluan ya Bun, Yah," pamitku kepada Bunda dan Ayah yang masih sarapan di meja makan.

Aku mencium punggung tangan kanan Bunda dan Ayah bergantian. Kemudian beralih ke adik perempuanku, si bungsu, Safa.

"Dah jelek, kakak ganteng berangkat dulu ya," pamitku menggoda Safa dengan mengacak-acak rambut adikku itu.

"Kakak tuh yang jelek, bukan aku," balas Safa kemudian menepis tanganku dari kepalanya.

"Ihhh, tuh kan jadi berantakan lagi. Ayah, Bunda, lihat tuh kelakuan kak Syafiq," adu Safa dengan bibir mengerucut lucu dan tangan yang berusaha merapikan kembali rambutnya.

Aku tertawa melihat raut wajah adikku yang menggemaskan itu.

"Kakak, udah dong. Suka banget sih gangguin adikmu itu," tegur Bunda dengan suara lembut seperti biasanya.

"Kamu kayak nggak hafal aja Bun kelakuan anak kamu itu. Belum lengkap hari Syafiq kalau belum gangguin Safa dulu," kata Ayah santai masih dengan menyuap sarapan paginya.

"Uhh, Ayah the best deh," balasku dengan mengacungkan jempol tangan kanan dan kiriku bersamaan.

"Aaahhh, Ayah nggak asik ah," gerutu Safa kesal dengan wajah cemberut.

Aku semakin tertawa melihat wajah kesal adikku itu.

"Awas aja ya kak, nanti kalau aku udah nikah terus ikut tinggal sama suami aku, kakak pasti bakal kesepian dan jadi kangen berat sama aku. Lihat aja nanti, nggak bakal ada lagi orang yang bisa kakak gangguin. Kakak bakal merana dan tersiksa," sumpah serapah Safa berapi-api.

"Wohoo, bangun dulu Non, udah siang ini, jangan kelamaan mimpi," cibirku. "Sebelum kamu yang nikah, kakak yang akan lebih dulu nikah daripada kamu. Jadi nanti bukan kakak yang kangen sama kamu, tapi kamu yang akan kangen sama kakak. Kangen kakak gangguin lagi. Kangen berantem sama kakak kamu yang ganteng ini," balasku ikut menyumpahi.

"Idih, amit-amit jabang bayi. Najis deh aku kangen sama kak Syafiq yang super usil kayak gitu," sewot Safa.

"Hei, udah dong. Kalian berdua ini ya, astaghfirullah hal adziim," lerai Bunda dengan diakhiri istighfar.

"Hahaha, oke deh Bun. Kakak juga mau berangkat sekarang, ada meeting pagi soalnya. Assalamu'alaikum semuanya," pamitku lagi setelah tertawa singkat.

"Wa'alaikumsalam," balas Ayah, Bunda, dan Safa.

"Hati-hati ya kak," pesan Bunda.

"Siap Bun, pasti itu," jawabku.

Aku kemudian berbalik dan melangkah menuju ke luar rumah. Membuka pintu mobil kemudian masuk ke dalam. Aku pun segera melajukan mobil Porsche 911 Turbo S warna Rhodium silver metallic milikku. Mobil coupe 4 kursi yang dibekali dengan mesin boxer 3.800 cc twin-turbocharger, yang diklaim mampu menghasilkan tenaga 641 dk dan torsi maksimal 800 Nm.

Mesin 'gahar' yang dipadukan dengan transmisi PDK 8-percepatan, yang diklaim bisa membuat 911 Turbo S milikku ini melesat dari 0-99 Km/jam hanya dalam 2,7 detik serta dapat dipacu hingga 330 Km/jam. Mobil seharga hampir 6 M ini aku beli dengan hasil kerja kerasku sendiri, oleh karena itu aku sangat membanggakannya.

Tidak butuh waktu yang lama, aku pun sudah sampai di perusahaan. Perusahaan ini milik Opa Ricko, tapi sekarang sudah dialih-namakan atas nama diriku dan sahabatku Alvin. Tentu saja kami berdua masih di bawah pengawasan langsung Ayah Andika, ayah Alvin, selaku tangan kanan Opa Ricko.

Turun dari mobil dan memasuki area lobi kantor, para security sudah menyambutku dengan salam hormat dan senyuman mereka, yang aku balas dengan anggukan kepala. Begitu pun juga setelah masuk ke dalam kantor. Setiap karyawan yang berpapasan denganku selalu menganggukkan kepalanya dan menyapa dengan hormat.

Di mata para karyawan, aku adalah CEO yang dingin dan tegas, tapi memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan baik. Oleh karena itu mereka sangat menghormatiku. Dan ya, aku memang selalu berusaha untuk bisa bekerja sebaik mungkin dan memajukan perusahaan RSA Group ini. Aku tidak ingin mengecewakan Opa Ricko yang sudah memberikan kepercayaan untuk memimpin perusahaan ini kepadaku.

Begitulah aku menjalani kehidupanku setiap hari. Cukup menyenangkan, meski terkadang masalah pekerjaan sering membuatku pusing. Tapi aku memiliki keluarga dan sahabat-sahabat sebagai tempatku berkeluh kesah, menghilangkan segala kepenatan.

Terkadang terlintas di dalam pikiranku, bagaimana jika aku menikah nanti? Memiliki seseorang yang menemaniku dalam menjalani kehidupanku sehari-hari. Kira-kira akan seperti apa orang itu? Bagaimana sifat dan kepribadiannya? Apakah akan membawa perubahan yang signifikan pada kehidupanku nantinya?

Tapi jujur saja, aku ingin sekali memiliki seorang istri yang bisa aku jadikan partner dalam menjalani kehidupan ini. Bukan tipe gadis penurut dan lemah. Seorang gadis yang penyayang tapi juga mampu melindungi secara bersamaan. Sedikit keras dan mandiri, pasti akan sangat menyenangkan. Menaklukkannya pasti akan menjadi tantangan yang menarik untukku. Adakah gadis seperti itu? Bisakah aku menemukannya suatu saat nanti?

Terpopuler

Comments

🐝⃞⃟𝕾𝕳]Feny🐧²⁴ଓε🦅ᵀᵀ°𝕽𝖈⃞⃟

🐝⃞⃟𝕾𝕳]Feny🐧²⁴ଓε🦅ᵀᵀ°𝕽𝖈⃞⃟

bagus

2022-06-27

2

SUMI 🐊🐊

SUMI 🐊🐊

sama kyk rutinitas ku, itu² aja jd bosan

2022-05-17

2

SUMI 🐊🐊

SUMI 🐊🐊

iklan dkit y Mah

2022-05-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Daily Routine
3 Dejavu
4 Terulang Kembali
5 Syafiq POV
6 Cemburu
7 Tugas Rahasia
8 Kesalahpahaman
9 Berusaha Menghindari
10 Penyerangan
11 Rey
12 Penghasut
13 Dikurung Di Gudang
14 Peringatan Pertama
15 Damai Sebelum Badai
16 Rencana Jahat
17 Kenikmatan Yang Memabukkan
18 Menikahlah Denganku
19 Satu Syarat
20 Sah
21 Terbongkar
22 Kesenangan Baru
23 This Night
24 Kejelian Ayah Steven
25 Kabar Mengejutkan
26 Sena POV
27 Kenyataan Yang Mengejutkan
28 Diterima Dengan Hangat
29 Percakapan Tengah Malam
30 Satu Rahasia Terbongkar
31 Balasan Dari Tuhan
32 Syukuran
33 Tatapan Mata Yang Berbicara
34 Semakin Dekat
35 Rutinitas Baru
36 Hujan-hujanan
37 Tertunai ( Rahasia Besar Yang Terungkap )
38 Pergi
39 Butuh Waktu
40 Kebingungan
41 Ujian Pernikahan
42 Hampa
43 Kembali
44 Nasehat Orang Tua
45 Jerat Cinta CEO Arrogant
46 Rencana Liburan Bareng
47 Triple Date
48 Suara Aneh Yang Mengganggu
49 Adrian Dan Safa
50 Tanggung Jawab Seorang Kakak
51 Wedding Adrian And Safa
52 Berbuka Puasa
53 Cinta Masa Lalu
54 Terlambat
55 Ujian Selanjutnya
56 Menjelaskan Semuanya
57 Antisipasi
58 Memegang Kendali
59 Gagal Lagi
60 Kesalahpahaman
61 Menyelesaikan
62 Wedding Sammy And Hana
63 Diambil Alih
64 Hidangan Penutup
65 Me Time Bertiga
66 Pengganggu Lama
67 Keinginan Yang Terkabul
68 Keharmonisan Keluarga
69 Makan Siang Kelulusan
70 Makan Malam Keluarga Besar
71 Safa Pingsan
72 Kabar Bahagia
73 Mengalihkan Pikiran
74 Lambe Turah
75 Memohon Kepada Tuhan
76 Healing
77 Do'a Anak Yatim
78 Keanehan Sikap Sena
79 Harapan
80 Akhirnya ...
81 Kelahiran Baby Shailendra
82 Sena Ngidam, Syafiq Dilema
83 Rey Pun Jadi Korban
84 Kontraksi
85 Perjuangan Seorang Ibu
86 Sena Koma
87 Shakila Arnelle Setyo Aji
88 Kekuatan Do'a
89 Sena Sadar
90 Satu Mama Dan Dua Bunda
91 Happy Ending : Happy Family
92 Pengumuman CS Baru
93 Epilog
94 Promo Novel Baru
95 Promo Novel Baru Lagi Nih
96 Sequel Jerat Cinta CEO Arrogant
97 Novel Baru Lagi
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Prolog
2
Daily Routine
3
Dejavu
4
Terulang Kembali
5
Syafiq POV
6
Cemburu
7
Tugas Rahasia
8
Kesalahpahaman
9
Berusaha Menghindari
10
Penyerangan
11
Rey
12
Penghasut
13
Dikurung Di Gudang
14
Peringatan Pertama
15
Damai Sebelum Badai
16
Rencana Jahat
17
Kenikmatan Yang Memabukkan
18
Menikahlah Denganku
19
Satu Syarat
20
Sah
21
Terbongkar
22
Kesenangan Baru
23
This Night
24
Kejelian Ayah Steven
25
Kabar Mengejutkan
26
Sena POV
27
Kenyataan Yang Mengejutkan
28
Diterima Dengan Hangat
29
Percakapan Tengah Malam
30
Satu Rahasia Terbongkar
31
Balasan Dari Tuhan
32
Syukuran
33
Tatapan Mata Yang Berbicara
34
Semakin Dekat
35
Rutinitas Baru
36
Hujan-hujanan
37
Tertunai ( Rahasia Besar Yang Terungkap )
38
Pergi
39
Butuh Waktu
40
Kebingungan
41
Ujian Pernikahan
42
Hampa
43
Kembali
44
Nasehat Orang Tua
45
Jerat Cinta CEO Arrogant
46
Rencana Liburan Bareng
47
Triple Date
48
Suara Aneh Yang Mengganggu
49
Adrian Dan Safa
50
Tanggung Jawab Seorang Kakak
51
Wedding Adrian And Safa
52
Berbuka Puasa
53
Cinta Masa Lalu
54
Terlambat
55
Ujian Selanjutnya
56
Menjelaskan Semuanya
57
Antisipasi
58
Memegang Kendali
59
Gagal Lagi
60
Kesalahpahaman
61
Menyelesaikan
62
Wedding Sammy And Hana
63
Diambil Alih
64
Hidangan Penutup
65
Me Time Bertiga
66
Pengganggu Lama
67
Keinginan Yang Terkabul
68
Keharmonisan Keluarga
69
Makan Siang Kelulusan
70
Makan Malam Keluarga Besar
71
Safa Pingsan
72
Kabar Bahagia
73
Mengalihkan Pikiran
74
Lambe Turah
75
Memohon Kepada Tuhan
76
Healing
77
Do'a Anak Yatim
78
Keanehan Sikap Sena
79
Harapan
80
Akhirnya ...
81
Kelahiran Baby Shailendra
82
Sena Ngidam, Syafiq Dilema
83
Rey Pun Jadi Korban
84
Kontraksi
85
Perjuangan Seorang Ibu
86
Sena Koma
87
Shakila Arnelle Setyo Aji
88
Kekuatan Do'a
89
Sena Sadar
90
Satu Mama Dan Dua Bunda
91
Happy Ending : Happy Family
92
Pengumuman CS Baru
93
Epilog
94
Promo Novel Baru
95
Promo Novel Baru Lagi Nih
96
Sequel Jerat Cinta CEO Arrogant
97
Novel Baru Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!