Mungkin aku sudah salah menilainya. Mungkinkah perasaan aneh ini yang namanya suka. Kenapa jantung ku seolah-olah berhenti ketika aku bersamanya. Aku sangat takut ketika berfikir untuk mulai membuka hatiku untuk nya . Ini hanyalah sebuah perasaan kagum, itulah yang coba ku tampik ketika bersamanya.
Hari ini Aku memutuskan untuk bergegas balik ke Jakarta. Mungkin terasa menyebalkan untuk Kirana, tapi pekerjaan ku tak memungkinkan untuk terus bersamanya.
"Apa kali ini kau akan ikut kakak balik ke Jakarta Ran?" Rendra bertanya sekali lagi pada Kirana.
Kirana memutuskan untuk ikut balik ke Jakarta. Saat ini mungkin dia sangat kesal pada Rendra karena telah mengajak nya untuk kembali secepat nya ke Jakarta. Sehingga tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir Kirana selama di perjalanan.
"Ran, kau masih marah ya sama kakak?
Maafkan kakak Ran. Pekerjaan kakak tidak memungkinkan untuk kita tetap stay di Surabaya. Lain kali kakak janji kita akan liburan yang lama di sana." Rayu Rendra.
"Benarkah? kakak g bohongkan." Wajah Kirana tiba-tiba cerah ketika mendengar perkataan Rendra barusan.
"Tentu saja kajak gak bohong."
"Ye... Kakak memang suami terbaikku." ( sambil memeluk tubuh Rendra)
Deg-Deg .....
Jantung Rendra mulai berdetak dengan keras ketika Kirana tiba-tiba memeluk nya.Rendra pun buru buru melepaskan pelukan Kirana karena Rendra sangat malu jika Kirana mendengar bunyi detak jantung nya.
Maaf, cuma kata itulah yang terlontar dari mulut Rendra setelah melepas pelukan Kirana.
Kirana sangat kesal melihat Rendra yang buru buru melepaskan pelukannya. Kirana pun mulai berfikir kalau dia hanya kegeeran dan merasa kalau sifat Rendra mulai lembut padanya.
"Aku tau kamu tidak menyukaiku tapi dengan melepaskan pelukan ku. Kali ini kamu benar-benar kelewatan. Sudah cukup, sampai kapanpun aku gak akan memelukmu lagi." Lirih Kirana dalam hati.
"Seperti nya dia salah paham lagi kepada ku. Apa karena aku melepaskan pelukannya, mukanya sudah berubah kesal seperti itu." Pikir Rendra.
"Oh Tuhan. Apa yang seharusnya aku lakukan. Aku hanya belum siap untuk membuka hatiku."
Tak ada yang salah dengan sifat Rendra yang masih bimbang dengan perasaan nya, tapi berbeda dengan Kirana. Gadis tersebut lagi lagi salah paham dan merasa kalau Rendra sama sekali tak menyukai nya dan bahkan berfikir kalau Rendra jijik ketika di peluk oleh nya .
"Aku kira kita dapat bersama ketika aku melihat mu bersama pamanku. Aku sangat senang ketika melihat mu sedikit berubah tapi sepertinya kali ini aku salah lagi. Entah harus berapa lama lagi Ran, Kamu berharap sama Rendra yang jelas-jelas tak menyukaimu. Sedikit celah pun tak akan ada kesempatan untuk mu. Ayo bangkit dan hempaskan si brengsek itu." Kirana pun berusaha memotivasi dirinya sendiri .
Mereka berdua pun akhirnya tiba dikediaman Marissa tanpa satu pun kata yang keluar dari bibir pasangan tersebut.
Marissa pun lagi-lagi kecewa melihat Rendra dan Kirana mulai menjaga jarak lagi.
"Sayang. Apa kalian sudah makan." Marissa berusaha mencairkan suasana yang sedikit kikuk.
" Iya ma. Kami berdua sudah makan. Rendra balik kamar dulu Ma, badan Rendra sudah capek ."
Rendra pun meninggalkan Kirana yang hanya diam terpaku melihat kepergian Rendra .
"Ma, Rana juga capek? Apa boleh Rana istirahat sebentar diruang tamu."
Marissa pun hanya bisa meng iyakan keinginan Kirana untuk tidur diruang tamu. Marissa takut apabila dia melarang keinginan menantunya kali ini akan menyebabkan masalah yang akan lebih besar.
"Seperti nya mereka butuh waktu dan privasi untuk menenangkan diri." Gumam Marissa .
Terik matahari sudah menyinari pelupuk wajah tampan lelaki tampan itu. Rendra bangun tanpa melihat Kirana didekat nya.
"Lagi lagi seperti ini. Apa yang harus akan lakukan ya Allah. Aku hanya gak tau cara untuk mengungkap kan perasaan ku pada nya."
Rendra sudah mulai pusing dengan dirinya sendiri yang sudah hilang kendali ketika berfikir Kirana akan menjauhinya lagi.
Setibanya dikampus. Kirana langsung menuju kelas nya. Tak ada konsentrasi sedikit pun selama masa pelajaran berlangsung.
"Loe kenapa lagi si Ran? Sepagi ini muka loe kok susah ditekuk kayak sambel blacan saja." seru Mita .
Kirana hanya duduk lesuh memandangi teman-teman nya yang sudah sibuk dari tadi dengan makanan nya.
"Kalau pusing ikut Abang Ardi aj Ran. Kawin lari aja yuk !" Seru Ardi.
" Sudah deh Ar, jangan jadi kompor. Siang-siang kayak gini udah jadi kompor aja?" Meledak tau rasa Loe!
Raisa pun sesekali menimpali candaan untuk menghibur sahabat nya tersebut.
"Habisnya. Orang nikah itu biasanya kalau pengantin baru adanya senyum-senyum terus. Eh ni anak buru - buru senyum. Gak makan orang sudah untung." Gumam Ardi .
" Sudah mendingan kamu pisah saja setelah itu kamu kawin ma Aku saja. Loe pasti bahagia dunia akhirat Kirana Az-Zahra Pratama." Ardi sengaja menghibur Kirana yang sedari tadi cemberut.
Semua temen-temen Kirana pun mulai tersedak mendengar perkataan Ardi yang seperti nya serius dan Tak ada sedikit pun candaan yang tersirat dari muka cowok ganteng tersebut.
Hanya Mita yang mampu mencair kan suasana hening yang mulai membuat Kirana gelisah.
"Udah Ran, Loe jangan dimasukin ke hati ucapan kecebong guplak ini, anggap aja angin berlalu." Seru mita.
" Gue serius Mita."
Tiba-tiba Ardi mulai menarik Kirana dan membawa Kirana ke dalam mobilnya. Mobil Ardi pun melaju dengan cepatnya menuju kafe di dekat pantai.
"Ran. Kamu tau kan perasaan ku dari dulu gak pernah sedikit pun berubah terhadap mu.
Ceritakanlah pada ku apabila kau memang sudah tidak kuat."
"Maaf Ar seperti nya kau salah paham. Aku baik baik aja. Tidak ada masalah antara aku dan suamiku, semuanya baik-baik saja.
Seperti nya sudah malam Ar. Aku balik dulu dan gak usah kamu antar Ar . Aku bisa naik taksi.
Kirana meminta Ardi untuk tidak ikut campur dengan segala permasalan yang menimpa keluarga nya.
Kirana merasa tidak enak kalau Ardi sering mengantar nya. Secara tegas Kirana menolak kebaikan hati ardi karena dia masih menghormati janji yang telah dia buat dengan Rendra yang melarangnya deket dengan Ardi meskipun Ardi adalah sepupu nya.
"Kau tetap saja patuh terhadap nya, meskipun kau tau dia sama sekali tak menyukai mu." Ucap Ardi.
"Aku tau Ar. Dia memang tidak menyukaiku tapi aku telah berjanji kepadanya dan aku bukan termasuk orang yang tak menepati janji." Jawab Kirana.
Kirana pun berlalu meninggalkan Ardi. Dengan sedihnya Ardi hanya bisa mampu menatap kepergian gadis yang amat dia cintai dari arah kejauhan.
"Aku sampai kapanpun akan menunggu mu Ran. Sampai memang tak akan ada celah sedikitpun untuk diriku." Lirih Ardi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ika Supartika
g di dunia nyata g di novel.knp hrs org lain yg perhatian Ama kita.sedang kn suami sendiri malah TDK perduli
2020-05-02
0
hayde shr
coba sama ardi saja.....
2020-02-10
0
Yune Aza
lgian msh tinggl sm mertua...
2020-02-06
0