Hari demi hari pun berganti.
Seiring waktu berjalan, Akad nikah yang seperti mimpi. Kini telah berubah seperti pahitnya kenyataan . Kedua insan yang saling benci, kini telah dihadapkan oleh kekejaman takdir yang akan mereka jalani.
Apakah aku sanggup dengan keputusan yang telah aku ambil. Apakah ini jalan terbaik untuk masa depanku. Lirih kirana dalam hati.
Seperti hal nya pun dengan Kirana. Rendra tampak masam serta jengkel dengan kenyataan nasib yang akan menimpanya. Tak ada rasa cinta sedikit pun diantara mereka dan hanyalah benci yang tersirat diantara mereka.
Akad nikah akhirnya tiba. Kedua insan tersebut hanya saling menatap sedih dengan kenyataan pahit yang akan menimpa keduanya.
"Saya terima nikahnya Kirana Az-Zahra binti bapak putra Pratama dengan Mas kawin seperangkat Alat sholat tunai."
Sah..sah... Sahut para tamu bersorakan .
Akhirnya Kirana pun mencium tangan Rendra dan Rendra pun mencium kening Kirana.
"Alhamdulillah. Akhirnya akad nikah anak- anak kita berjalan dengan lancar ya, Za." Sahut Marissa.
"Iya Ca. Akhirnya akad nikah ini berjalan dengan hikmat. Aku harap keputusan yang telah kita ambil ini akan menjadi yang terbaik untuk mereka." Marissa menangis haru melihat kedua pasangan baru itu.
"Za, apa gedung yang kita pilih buat resepsinya sudah kamu siapkan?" Tanya Marissa.
"Iya Ca, Alhamdulillah sudah hampir 100% sesuai keinginan kita." Ucap Marissa dengan spontan.
Siang pun berlalu dengan cepatnya, para tamu sudah kembali kerumah mereka masing masing. hanya ada sampah yang berserakan dan mulai di bersihkan oleng mang Asep.
"Rendra, mama pulang dulu ya sayang. Mulai sekarang Rendra sudah punya tanggung jawab besar untuk menjaga istrimu nak.
Rendra tinggal di rumah mama Moza dulu sampai resepsi esok lusa. Baiklah, mama pergi dulu chyank." Marissa mengecup kening Rendra.
Akhirnya usai sudah acara ini. Semua ini sungguh sangat menyebalka. Guman Rendra.
Dari arah dapur Bu Moza mulai berjalan mendekati Rendra.
"Ayok nak Rendra kita makan dulu. Pasti laper kan. Dari tadi pagi kata mama mu kamu belum makan. Bunda yakin malam ini pasti kamu sangat lapar sekali." Bu Moza mengajak Rendra untuk makan malam bersama.
"Iya Bun."
Rendra pun berjalan menuju meja makan.
"Ran, coba kamu siapkan makanan untuk suami mu." Bu Moza menyuruh Kirana untuk menyiapkan makanan untuk Rendra.
"Ah gak mau bun. Dia kan punya tangan. Masak gak bisa ambil sendiri." ( muka jutek)
"Kirana sayang. Ketika ijab kabul sudah sah. Kamu itu bukan tanggung jawab bunda dan ayah lagi. Dan tugas seorang istri itu harus siap melayani suami dengan baik seperti contohnya sekarang ini sayang." Bu Moza menasehati Kirana supaya dia sadar bahwa tanggung jawab dirinya sekarang bukanlah hak dari kedua orangtuanya, melainkan Rendra yang sudah menjadi suaminya.
Akhirnya dengan malas nya. Kirana mulai mengambilkan makanan untuk Rendra.
Tanpa Kirana ketahui. Laki-laki tersebut berusaha menahan rasa emosi yang sudah bergejolak di hatinya. Penolakan Kirana semakin menambah rasa balas dendam Rendra menjadi semakin besar.
"Awas saja kau perempuan bodoh. Setelah kita pindah dari rumah ini, akan aku buat hidup mu menderita bahkan sangat menderita." Keluh Rendra dalam hati.
Setelah makan malam berlangsung. Bu Moza pun menyuruh menantunya dan Kirana untuk istirahat di kamar pengantin yang telah disiapkan untuk mereka berdua. Mereka pun berjalan tanpa saling bicara sedikitpun .
Klek... Pintu kamar mulai terbuka.
"Huh. Akhirnya drama ini selesai juga." Rendra mulai mengamati kamar pengantin yang akan dia gunakan.
"Hey bodoh, kamu tidak berniat tidur denganku, kan malam ini."
"Hah. Apa kata mu tadi? Tidur dengan mu. Buang jauh-jauh pikiran aneh mu itu."
"Denger ya. Pernikahan ini cuma pura pura. Ini semua demi mamaku. Aku rela menikah dengan perempuan kampungan seperti mu. Parahnya lagi Kamu sama sekali bukan tipe ku." Rendra menatap sinis ke arah Kirana.
"Heh akhirnya sifat asli laki-laki ini akhirnya muncul juga. Denger ya tuan Rendra yang sombong nya gak ketulungan. Aku Kirana Az-Zahra putra bapak putra Pratama. Sama sekali tidak berminat dengan mu apalagi harus bersentuhan dengan mu." Ih najis, Guman Kirana.
"Ya. Syukurlah kalau begitu, sepertinya Aku sudah tak sabar untuk menceraikan mu secepatnya. Ingat, pernikahan ini hanya sandiwara dan aku sama sekali gak berminat dengan tubuh mu yang kurus kerempeng itu.
Huh, tidak seksi sekali." Guman Rendra.
"Ya Allah. Laki-laki ini beneran gila. Apa benar ini yang terbaik untuk ku? Mulut nya saja sudah kayak cabe rawit. Belum 1 hari kita menikah. Dia dengan sombong nya menghinaku sesakit ini." Kirana menangis ketika mendengar Rendra terus-terusan menghinanya.
Kirana Az-Zahra#
Perempuan cantik yang masih sangat polos alami. Demi menjaga janji keduaorang tuanya. Dia rela menikah dengan laki laki yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya. Meskipun waktu kecil mereka pernah bertemu. Sebenarnya kirana berharap pernikahan yang akan dia jalani akan bahagia. karna dia yakin dengan kedua orangtuanya yang tidak akan salah dalam mengambil sebuah keputusan demi anaknya, namun sepertinya kali ini kedua ortunya telah salah mengambil keputusan setelah mendengar hinaan dari suami nya tersebut.
"Sudah malam sebaiknya kamu tidur di sofa itu dan aku di ranjang ini." Bentak Rendra
"Tanpa kau suruh pun Aku berniat tidur di sofa empuk ku." Teriak Kirana .
"Dasar bocah ini tak ada takut takut nya padaku. Meskipun aku sudah membentaknya berkali-kali tapi tetap saja dia masih melawan ku." Rendra berdiri kesal melihat Kirana yang sama sekali tidak takut kepada-nya.
****
Azan subuh mulai berkumandang. Sudah saatnya sholat subuh di mulai.
"Hey, ayo bangun. Kenapa susah sekali sih dibangunin ni orang?"
"Heh, Apa yang kamu lakukan." Sambil menghempaskan tangan Kirana. Namun Kirana tetap saja ngotot membangunkan suaminya yang jarang untuk sholat subuh itu.
"Hey bangun. Ayah sudah menunggu kita di bawah." Kirana masih berusaha membangunkan Rendra.
"Apaan sih." Rendra menghempas tangan Kirana yang sedari tadi menggoncang-goncangkan tubuhnya.
"Hey tuan sombong. Jangan bikin malu aku hari ini. Apa kamu mau ayah yang akan membangunkan mu?"
Rendra pun langsung bangun dengan sigapnya.
" Kau ini memang sangat menyebalkan." guman Rendra.
Akhirnya mereka pun tiba di masjid Baitul Rahman. Rendra sangat takjub melihat rumah tuhan yang sudah lama dia tinggalkan.
"Aku sudah lama sekali tidak pernah sholat subuh apalagi ke masjid." Tanpa di sadari Rendra pun terharu dengan kehangatan yang terjalin antara mertuanya dan istrinya tersebut .
Maklum saja keluarga Kurniawan selalu sibuk dengan urusan perusahaan mereka. Jangan kan sholat bersama, berkumpul saja sudah sangat jarang sekali mereka lakukan. Bahkan Marissa hanya tinggal sendiri dirumah berminggu-minggu, karna suami dan anaknya sibuk dengan urusan mereka masing masing.
Rendra pun sangat terharu dengan kejadian yang terjadi hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nilam Fitria
bahasanya thor agak dirapiin 😁
2020-09-17
0
Mak Ocim 😗
kok Rendra gitu sih.....😕
2020-01-08
5
Claura Nisa
ceritanya bagus Kak aku suka jangan lupa juga ya Kak bacaan apa aku judulnya The Secret Of Angel Oke makasih
2019-12-23
3