Akhirnya resepsi pun tiba. Para perias dan disainer pun dibuat kewalahan oleh tingkah Kirana yang tidak mau memakai gaun pengantinnya tersebut.
"Kirana gak mau pakai gaun seperti ini Bun.
Gaun nya jelek dan Kirana pun gak suka."
"Kenapa gak suka sih Ran?" Ucap Bu Moza.
"Gaun nya terlalu ketat dan panjang. Kirana takut kalau Kirana pakai gaun tersebut malah bikin sesak dan gak nyaman Bunda."
"Apakah kamu sudah mencobanya." Sahut Bu Moza.
"Belum si Bun?"
"Sudah-sudah itu cuma alasan mu saja sahut Bu Moza. Ayo pakai sebelum Bunda paksa kamu memakainya."
Tanpa protes lagi. Kirana mulai memakai gaun tersebut sambil menggerutu dalam hatinya .
"Tu kan bener. Gaun nya pas banget di tubuh mu Ran. Bunda sudah mengukur nya saat kamu tidur."
"Lah kapan Bunda mengukur badan Kirana. Setahuku bunda tidak pernah mengukur badan Kirana."
"Bunda malas berdebat dengan mu hari ini. Intinya bunda sudah tahu ukuran mu. Jadi kamu gak usah nanyak-nanyak lagi. bunda capek jawabnya." Keluh Bu Moza.
"Sudah ah. Malas ngomong sama Bunda."
Akhirnya para perias pun sudah hampir selesai merias wajah ayu Kirana.
Sedikit polesan make up saja, wajah Kirana sudah bikin pangling.
"Ya ampun. Wajah putri nyonya memang sudah ayu dari aslinya. Jadi dikasih bedak dikit aja Uda cantik apalagi full make up yah !" Ujar si MUA.
Klik ... Pintu pun terbuka.
"Ayo cepat za. Para tamu sudah berdatangan. Rendra sudah siap dari tadi." Marissa sedikit panik .
"Lah mana pengantinnya. Jangan bilang kalau pengantin nya kabur." Canda Marissa .
"Hus ... Kamu ini ca, selalu saja bercandanya kelewatan." Bu Moza langsung mengomeli sahabat karibnya itu.
"Sayang, Ayo dong keluar. Jangan malu malu kucing gitu dong." Kata Marissa .
"Sebentar lagi Tan. Tinggal hias kepala nih."
Kirana pun keluar dari ruangan tersebut .
Waw.
Semua mata tertuju pada sosok penggantin baru itu. Melihat wajah Kirana yang sangat cantik. Para tamu tak henti-hentinya berdecak kagum terpesona terhadap pengantin wanita.
Maklum saja. Kirana tidak pernah berdandan. berangkat sekolah saja dia hanya memakai tabir Surya dan itu pun Bu Moza yang membelikannya. dan tanpa di dandanin kulit Kirana sudah putih merona serta berhidung mancung dan bibir sedikit tebal menambah keseksian yang dimiliknya .
Para MUA sangat kagum dengan kulit wajah Kirana yang sangat mudah di aplikasikan dengan berbagai macam make up. hasilnya Kirana pun berubah seperti bebek yang menjadi angsa.
Pintu pun terbuka. Betapa terpana nya Rendra melihat kecantikan Kirana hari ini. Rendra pun tanpa henti memandangi wajah Kirana .
"Apa kau sudah selesai memandang nya terus Ren." Sahut Marissa.
Rendra pun kelabakan menjawab nya .
"Hemm. Dia hanya berubah sedikit cantik saja."
"Sudah sana. Cepetan bawa pengantin mu menuju Aula.Para tamu sudah tidak sabar menunggu kalian berdua keluar." Marissa menyuruh Rendra bergegas menuju aula.
Rendra pun menarik lengan Kirana .
"Diamlah dan ikutin permainan ini, jika kau tidak mau bunda mu sedih dan malu."
Rendra mulai berbisik di telingan Kirana.
"Mulut mu sangat membuat ku merasa jijik. Apakah kamu tahu kalau aku sangat membencimu tuan Rendra."
"Oh tentu saja aku tahu. Dan aku pun juga sangat membencimu 2x lipat." Rendra mulai tersenyum ke arah Kirana
****
Mereka berdua mulai berjalan menuju tempat pelaminan. Semua tamu terkejut melihat betapa serasinya pasangan pengantin tersebut tanpa terkecuali seorang pria yang tiba tiba tertegun melihat kedua pengantin itu.
"Kirana. Apa betul itu kamu?" Ardi langsung berjalan mendekati pengantin baru itu.
Shock itulah keadaan Ardi saat ini.
Kenapa bisa gini. Ini tidak mungkin. Kenapa bisa begini. Apakah ini semua hanya sebuah mimpi.
Ardi lagi-lagi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Seharusnya aku yang berdiri di atas pelaminan itu. Kenapa harus Rendra. Kenapa bisa begini tuhan? Sebenernya apa yang terjadi. Bagaimana mereka bisa menikah. Setau ku Rendra sudah punya pacar di UK. Jantung Ardi berdetak kencang melihat kedua pasangan yang berdiri di depannya.
"Loh. Kenapa nak Ardi Masih berdiri di sini. Itu papi nya sudah manggil kamu dari tadi." sahut Marissa.
"Bentar lagi Ardi nyusul kok Tan. Ardi masih nunggu temen Ardi yang lain Tante."
Ardi mulai berjalan menuju Mita yang dilihat nya dari tadi ketakutan menatap Ardi.
"Apa ini mit. Apa ini yang selalu loe bilang jodoh orang." Bentak Ardi.
"Kenapa loe gak bilang dengan jelas kalau Kirana Uda di jodohin, Sakit Mit. Sangat sakit bentak Ardi."
"Loh! gue kan sudah bilang Ar. Bahkan setiap loe rayu Kirana, Gue selalu bilang jodoh orang, tapi tetap aja loe gak nyerah."
"Gimana gue bisa nangkep Mit. Loe aja yang ngomong kayak bercanda." Ardi tetap tidak mau menerima semua penjelasan Mita.
"Maaf Ar sekali lagi maaf. Gue gak nyangka loe bisa terluka seperti ini.Maafin gue Ar."
Ardi pun pergi meninggalkan Mita dan acara pesta tersebut.
Diatas pelaminan. Kedua pasangan pengantin itu tak henti hentinya ribut dengan masalah kecil yang mereka hadapi
"Aduh capek. Kaki ku pegel banget nih.
Hak nya terlalu tinggi." Kirana mulai mengeluh kesakitan di kedua kakinya.
"Kamu ini menyebalkan banget sih. Ayo cepetan berdiri. Apa kamu gak malu dengan para tamu yang ingin bersalaman." Rendra menarik lengan Kirana yang sudah duduk di kursi pelaminan.
"Capek tau. Kalau gak percaya coba ganti an kamu yang pakai high heels ku dan aku pakai sepatu mu itu guman Kirana." Rendra pun mulai melotot ke arah Kirana.
"Ya ampun. Iya-iya Aku berdiri. Sudah puas heh."
"Ku ulek juga ni anak. Sabar ren sabar." Keluh Rendra dalam hatinya.
"Kamu ngapain tersenyum begitu. jangan-jangan kamu lagi mikirin mesum ya? " Sahut Kirana.
Plek.
Rendra mulai menjitak dahi Kirana.
"Dengar ya Nona. Gue sama sekali gak selera ma loe." Bisik Rendra di telinga Kirana.
"Heh. Siapa juga yang demen ma loe." Balas Kirana.
Resepsi pun berakhir. Kedua pengantin itu sudah pulang menuju kediaman baru yang akan mereka tempati .
Kedua pasangan pengantin tersebut memutuskan untuk balik ke Jakarta dengan jet pribadi milik keluarga Rendra dan mereka akan tinggal di rumah baru mereka. walau pun masih satu halaman dengan kedua rumah orangtuanya Rendra. Marissa sengaja membangun rumah baru di samping rumah mereka, karna Marissa takut Rendra melakukan hal hal aneh yang akan menyakiti hati kirana, Rumah tersebut punya jalur khusus yang menghubungkan dengan ruang makan rumah utama Marissa, karna Marissa tau Kirana masih belum bisa memasak dan takutnya kewalahan dengan selera makan Rendra .
Kediaman Marissa Nasution
Rumah yang sangat megah dan luas ,serta halaman yang sangat indah dan sejuk terpampang dengan luasnya , tak heran walaupun Marisa sudah membangun rumah satu lagi khusus Rendra dan Kirana , tapi halaman tersebut masih sangat luas untuk dibangun 3x lipat rumah utama keluarga Nasution.
Maaf telat ya temen temen up nya 😁😁😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Annida Ida
visuale mn
2020-06-21
0
Mak Ocim 😗
good job thor.....👍
2020-01-08
2
Kinara
keren
2019-11-22
3