My Lovely Kirana
Disebuah perumahan Elite di Surabaya. Hiduplah sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia dan harmonis.
Tet ...Tet. Bel rumah besar itu terus saja berbunyi.
"Permisi ... Apa ada orang didalam. Halo anybody home."
Seorang wanita muda nampak kesal menekan-nekan bel rumah besar itu.
Aduh si Moza ini tetap aja g berubah. Sudah punya anak masih aja ceroboh. Kalau Moza sih gue maklumin. Gadis badung itu bisa insyaf jadi ustadzah mendadak gara gara jatuh cinta ma Putra yang kayak kiai gak jadi itu. Lah putra kok bisa teledor Kayak gini sih !
Anak main sendirian di taman kok pada ga nyariin, kalau ada apa apa ma ni anak, nyahok tu mereka berdua.
Wanita muda itu nampak kesal sambil terus-terusan memencet bel.
"Ya ampun siapa sih! Kok ribut banget. Siang-siang begini masih saja teriak-teriak kayak tukang rentenir nagih saja? Iya tunggu sebentar."
Moza sangat kaget ketika melihat wanita yang berdiri di depan pintu rumahnya. Wanita itu adalah Marissa yang tak lain sahabat yang paling dia rindukan.
"Lah loe ngapain sih Ca? Kok sampai teriak- teriak kayak gini.Malu tahu sama tetangga."
"Ih dasar ni orang bener-bener deh !
Kok malah loe yang sewot si Za? Seharusnya loe tu bilang makasih ma gue. Tuh lihat Anak Loe."
"Astaufirullah. Ya Tuhan anak gue Ca? Bisa-bisa dihadisin 7 hari 7 malam ni ma laki gue Ca."
"Lagian loe gimana sih. Anak masih kecil sudah ditinggal-tinggal begini." Ucap Marissa dengan kesal.
"Dulu saja waktu loe pengen punya anak. Dari Dokter sampai Paranormal se Indonesia loe datangin. Eh setelah loe dikasih kepercayaan ma Gusti Allah, malah di sia-siain kayak gini.
Dasar, ceroboh banget sih loe Za?"
"Iya .. iya Maaf.
Gue ketiduran, mungkin pas gue lagi tidur, Kirana pergi main Ca." Moza sedikit mengeles.
"By the way makasih banyak ya ca. Loe emang temen orok gue yang paling cantik manis dan tidak sombong se Indonesia deh."
Marissa Pov#
Marissa itu adalah sahabat kecilku. Hingga dewasa pun kami masih tetap tak terpisakan. sampai-sampai jodohnya pun aku yang cariin. Maklum saja, aku sangat takut kalau dia mendapat kan seorang suami yang gak bener. Untung saja dia nikah ma kakak tetanggaku yang baik. Itu pun aku yang jodohin.
"Za, ngomong-ngomong loe masih ingat gak sama janji kita waktu SMA dulu. Dulu Kita pernah berjanji kalau kita punya anak mau kita jodohin kalau dewasa kelak. Ingat gak loe."
Marissa berusaha mengingatkan Moza tentang perjanjian mereka dulu.
"Idiih, Apaan si loe Ca. Kok malah dianggap serius kayak gitu."
Sambil melihat Kirana.
"Gue serius Za? Lihat tuh Kirana, masih 5 tahun saja cakep nya bukan main. Jadi ngiler kan gue pengen jadiin dia mantu. Sudah gituh gue suka banget Za ma sifat anak Loe. Masih kecil saja dia udah tahu rasanya bersikap baik ma semua orang."
Kirana mulai berlari ke arah Moza ketika dia melihat seorang pengemis tua yang sedang berdiri lemah di pintu pagar.
"Bunda... Bunda. Kirana minta uang dong !" Kirana mulai merengek kepada Bu Moza.
Melihat Kirana merengek, Marissa mulai bertanya kepada kirana.
"Buat apa sayang?." Guman Marissa.
"Itu tante ada pengemis di depan. Kan kasian tante. Dia pasti belum makan."
Kirana hampir menangis ketika melihat seorang pengemis berdiri di depan pintu pagarnya.
"Ya sudah, Kirana kasihkan uang ini sama pengemis itu.Tante yakin Allah akan membalas semua kebaikan hati Kirana." Marissa mulai mengusap kepala Kirana.
"Makasih tante, tante cantik baik deh." Kirana pun berlari dengan cepatnya.
"Loe berhasil ya za didik anak loe sampai perfect kayak gitu."
Dengan muka di tekuk Marissa pun mulai bercerita tentang anak laki lakinya.
"Gue khawatir Za ma anak gue si Rendra." Marissa mulai menekuk dagunya.
"Memangnya kenapa dengan anak loe si Ca?" Ucap Moza yang masih kebingungan.
"Rendra itu kasar Za. Apalagi dingin dan kaku nya itu yang bikin gue sama Papanya bingung."
"Kok bisa gitu ya Ca? secara loe itu anaknya emang pendiam, sih ! Lah, kan memang mirip loe? Kok Loe mau minta yang bawel sih!"
Bu Moza mulai mengejek Marissa yang sudah sedikit stres.
"Bukan gitu Moza Oneng. Itu anak nakutin Za. Dia sangat kasar pada semua orang. Gue khawatir kalau dia punya istri kelak tidak akan bertahan lama."
"Eh..eh. Tunggu-tunggu." Sela bu Moza.
"Lah anak loe yang kayak gitu, masak mau loe jodohin ma anak gue si Ca? Jadi korban tar anak gue. Gak, gak. Pokoknya gue gak mau punya mantu kayak anak Loe itu."
"'Apaan si Loe Za, masak loe gak kasian ma gue. Itung itung timbal balik deh. Kan, dulu loe yang cariin gue jodoh Za dan itu pun gue mau-mau aja. Nah sekarang giliran gue ya Za."
"Lah apa loe gila ya Ca, masak gue mau dicariin jodoh lagi? Bisa-bisa loe di gorok tar ma laki gue."( sambil tertawa terbahak bahak )
"Serius Za? Aku tuh, sudah jatuh hati ma Kirana."
"Kirana... "
Kirana pun berlari lari menuju kami berdua .
"Iya tante cantik." Panggilannya ke padaku.
"Kirana cantik, mau gak jadi mantu tante. Kak Rendra itu cakep nya g ketulungan dan punya es krim coklat yang banyak banget. Gimana mau gak."
"Mau tante, kata Kirana dengan polosnya."
"Lah kok nyogok gitu Ca. Ya pasti mau tu Kirana kalau disogok es krim coklat."
"Ah diem loe. Gimana mau gak sayang?"
"Mau Tante." Sahut Kirana padaku.
"Tu lihatkan, Ca. Kirana saja mau, masak loe tega amat sih Ca ma diriku ini. Aku mohon Ca terimalah lamaran ku kali ini, Ca."
"Ya ampun Moza, loe serius ya kok sampai segitu nya."
"Gue yakin za cuma Kirana yang bisa bikin Rendra bisa berubah."
"Kok yakin gitu si loe, Ca?"
"Insting ibu Oneng."
Tittttt...tittttt. Klakson mobil pun berbunyi .
"Tuh lihat kak Sahid Uda jemput."
"Loe ngusir gue Za?"
"Apaan si loe, Ca."
Mereka berdua pun mulai berdebat.
Melihat kedua sahabat itu berdebat. Kak Sahid pun turun dari mobil beserta anaknya.
"Eh ada mantu cantik gue nih."
Kirana pun mencium tangan kak Sahid tanpa disuruh oleh Moza.
"Lah kok kak Sahid gitu juga sih. Kenapa kalian berdua kok ngebet banget si ma anak gue."
"Kami Uda sepakat Za."
"Lah kok beneran sih?Gue masih blm pengen pisah ma anak gue." ( sambil memeluk Kirana )
"Apaan si Loe, Za. Sapa juga yang mau ngawinin sekarang dodol."
"Emang nya kapan?" Ucap Bu Moza.
"Tar 13 tahun lagi kalau Kirana Uda lulus SMA ketawaku."
"Rendra sini Nak."( mengekor di belakang papanya) ayo Salim sama tante Moza.
" Iya ma." Sahud Rendra.
"Aduh-aduh anak cakep manis gini loe malah ketakutan, kalau kayak gini gue gak keberatan punya mantu kayak Rendra, Ca."
"Loe g tau aja za dibalik sikap dan wajah nya yang manis itu terdapat hati yang menakutkan." lirih Marissa dalam hati.
"Ayo sini Rendra kenalan ma anak tante?"
****
Pertemuan pertama antara Rendra dan Kirana akhirnya dimulai.
"Aduh...aduh...... Bunda" ( Sambil mengernyitkan dahi dan tangan)
"Sakit kak." Kirana mulai menangis.
" Rendra." Bentak Marissa dan kak Sahid.
Rendra pun melepas tangannya yang bersalaman dengan Kirana.
"Tu kan, Za?"
Sambil menangis Marissa menceritakan ke Moza tentang sikap Rendra yang pernah memukul temen-temennya di SD.
Rendra kurniawan #
Putra dari pengusaha sukses Sahid Kurniawan dan Marissa Nasution yang kini sudah duduk di kelas 3 SD.
"Sudah ...sudah. Kamu gak usah terlalu khawatir, Insya Allah Rendra akan berubah ca, dan kamu harus yakin semuanya akan baik-baik saja."
"Kamu gak tau saja Za, Sikapnya itu yang bikin aku ketakutan." Marissa mulai menangis'.
"Sudah-sudah."
Bu Moza mengelus -ngelus Marissa yang sudah menangis.
"Lebih baik kita ngobrol di meja makan. Kalian bertiga belum makan, kan. Kebetulan mas putra bentar lagi pulang. Sekalian kita ngumpul keluarga. Kita kan sudah jadi besanan."
Mungkin inilah cara ku untuk nenangin Marissa ma kak Sahid yang sudah mulai resah.
Bel pun berbunyi.
"Itu pasti Kak Putra sudah pulang."
Klik..pintu pun terbuka.
"Wah, Kok rame gini Bun. Kenapa Bunda gak bilang bilang si bun kalau ada kak Sahit ma Marissa disini."
Kak putra memanggil Sahid dengan sebutan kakak. karna usia kak Sahid memang jauh lebih tua dari kami bertiga yang seumuran.
"Putra. Kami pulang ya. Uda jam 8 malam. Kasian Kirana Uda ngantuk tuh."
( Kirana bermain kejar kejaran dengan Rendra dengan riang nya )
"Tu kan, Za. Aku gak perna lihat Rendra selepas itu bermain dengan siapa pun, Iya kan pa. Insting ku gak perna salah. Cuma Kirana yang bisa membuat Rendra berubah."
Marissa dan keluarga pun pamit pulang.
Setelah kepulangan Marissa. Aku pun berbicara sama kak putra dengan keinginan Marissa dan kak Sahid yang ingin menjodohkan anak mereka dan Kirana Saat kirana ber usia 18 tahun. Dan alangkah kagetnya aku ternyata kak putra pun juga menyetujui.
"Alhamdulillah, ternyata suamiku juga menyetujuinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Anjar Real
suka
2021-06-14
0
Yunita Ma💙
lanjut thor,,ketawa" aku bacanya
jangan lupa mampir di karya aku ya 🤗
2021-03-12
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Next
2021-02-01
0