Tok...tok.
" RAN boleh kah kakak masuk."
Sudah lebih dari 5 menit Rendra masih berdiri di depan pintu kamar mereka.
" Seperti nya dia sudah tertidur." Rendra pun mulai merebahkan badannya dan sekilas memandang wajah Kirana dengan penuh penyesalan .
" Maaf " guman Rendra .
Rendra pun berjalan menuju tempat tidurnya yaitu sofa. Sesuai perjanjian yang mereka sepakati. Sekarang giliran nya tidur di sofa.
Kirana sudah memutuskan untuk menjaga jarak dengan Rendra. Sebelum subuh dia sudah selesai merapikan tempat tidur nya dan menyiapkan segala keperluan Rendra termasuk pakaian dan makanan yang sudah tersedia di meja makan .
Sebelum Rendra bangun kirana sudah berangkat kuliah dan sebelum Rendra pulang Kirana pun sudah menyiapkan makan malam. Setelah itu Kirana selalu menghabiskan waktunya di kamar nya. Dan tak lupa pula Kirana menempelkan kertas yang bertulisan. Selama mama Marissa belum pulang sebaiknya kita tidur terpisah. Kamu bisa tidur di kamar mu sementara aku tidur di kamar tamu. Barang barang ku sudah aku pindahkan sementara. Tulis Kirana.
Rendra pun sangat kesal dengan tingkah Kirana .
Hari demi hari berlalu, sudah hampir satu Minggu mereka tidak bertegur sapa dan hampir tidak bertemu.
Mereka berdua mempunyai sifat yang sama kerasnya sehingga mereka gengsi untuk saling menyapa.
Rendra pun sudah mulai sakit kepala dengan keadaannya saat ini.Tapi untunglah Dewi Fortuna masih berpihak kepadanya.
Tiba-tiba mama Marissa menelpon dan mengabarkan Rendra dan Kirana diundang oleh om Salim Kurniawan yang tak lain adik dari ayah nya Sahid Kurniawan. Rendra pun mulai tersenyum dan mendapatkan kan ide untuk berbaikan dengan Kirana .
Tok..tok..Kirana ...tok..tok...
"Bisa bicara sebentar. Mama Marissa menelpon nih." Guman Rendra.
Dengan keselnya Kirana pun mulai membuka pintu .
" Ya ada apa ." Sahud Kirana .
" Gini,tadi mama telepone. Katanya Besok malam kita disuruh datang ke pestanya paman Salim." Kebetulan besok itu acaranya pesta penyambutan saudara sepupu ku yang sudah diangkat menjadi CEO di perusahaan om Salim yang tak lain adalah papanya.
" Iya." Sahud Kirana.
"Terus ini baju yang akan kita pakai di acara tersebut. Ini dari mama Marissa." Ucap Rendra.
"Iya." Sahud Kirana.
Kirana pun mulai menutup pintu kamar nya.
Tiba-tiba, tangan Rendra menahan pintu tersebut.
" Maaf... Maaf kan aku atas sikap ku yang memarahi mu kemarin." Guman Rendra .
Kirana pun hanya bisa mengatakan, Iya.
Kirana pun mulai menutup pintu kamarnya. Tanpa Kirana ketahui di balik pintu tersebut Rendra mulai mengomel dan kesel dengan sikap Kirana.
" Heh ...Iya ... Apa cuma itu kata-kata yang bisa dia katakan kepadaku." Guman Rendra.
Malam Minggu pun tiba. Kirana dan Rendra sudah bersiap siap untuk menghadiri pesta peresmian sepupunya menjadi CEO menggantikan papanya yang tak lain adalah om Salim.
Kirana sudah selesai merias wajah nya dengan make up yang tak terlalu tebal. ( orang cantik mah tetap aja cantik walau di dandanin seperti apapun)
Gaun pesta yang di belikan Marissa sangat lah pas dengan tubuh Kirana yang putih. Batik khas solo keemasan selutut yang dikombinasikan dengan kain sutra hitam beserta sepatu high heels hitam. Sangat pas dan bersinar ketika di kenakan oleh kirana.
Sama hal nya pun dengan pakaian yang dikenakan oleh Rendra. Kemeja batik yang sama dengan gaun Kirana dikombinasikan dengan celana kain hitam beserta sepatu hitam kesukaannya. Kedua pasangan itu sangat serasi.
Tok..tok...
"Ran, apa kau sudah selesai. Ayo cepat kita berangkat takutnya pesta nya sudah dimulai." Guman Rendra.
Klik... pintu pun terbuka .
Sepasang bola mata lelaki tersebut tak henti hentinya memandang kecantikan dan kesempurnaan yang maha kuasa ciptakan pada makhluk yang berdiri tepat di depannya.
" Apa ada yang salah dengan dandanan ku " ucap Kirana.
"Em...mmm sedikit sih. Sudah ayo cepetan berangkat. Mama sudah menunggu kita di sana. " Celetuk Rendra sambil memegang tangan Kirana.
Di dalam mobi Rendra sesekali mengambil kesempatan untuk memandang wajah kirana.
"Kita sudah sampai." Sahud Rendra.
" Oh, ini ya rumah om Salim." Kirana terpukan melihat betapa besar nya rumah adik mertuanya itu.
" Iya, ayo cepetan kita turun." Rendra pun menyuruh mang Ujang untuk memarkir kan mobil nya.
"Cepat gandeng lengan ku." Guman Rendra.
" Gak mau. Apaan sih."
Kirana pun gak mau menyentuh kulit rendra apalagi menggandeng lengan suaminya tersebut.
" Jangan jadi istri durhaka?" Kalau disuruh suami tuh harus nurut. Apa kamu mau kedua orang tua kita tahu kalau kita gak akur." Sahud Rendra.
Dengan seneng nya Kirana menyela pembicaraan Rendra.
" Apa bunda ku dan ayah ada disini?" tanya Kirana.
" Tentu saja ada." Jawab Rendra.
Tanpa aba-aba Kirana pun langsung menggandeng lengan Rendra dan tersenyum gembira Karna Sebentar lagi bisa bertemu dengan kedua orang tua nya. Maklum saja sudah hampir 2 bulan pernikahan nya. Kirana belum pernah bertemu dengan bunda dan ayah nya. Dikarenakan mereka sama sama sibuk dengan urusan nya masing-masing. Kirana sibuk dengan kuliah nya sedangkan Rendra sibuk dengan urusan kantor nya.
Pesta pun sudah dimulai tanpa mereka sadari semua orang memandang kagum dengan keserasian kedua pasangan pengantin baru tersebut.
" Satu nya cantik dan satunya tampan. Bikin iri deh. Lihat betapa serasinya pasangan itu." Guman para tamu undangan. Sesekali Rendra mendengar percakapan para klien dan sahabat yang memuji keserasian mereka dan tentunya Rendra sedikit bangga dengan istri cantik nya tersebut.
"Chyank, sebelah sini." Sahud Marissa.
" Kok telat sih!. Marissa bertanya kenapa mereka bisa datang terlambat.
" Macet Ma." Sahud Rendra .
Kirana pun mulai melepas kangen dengan kedua orang tuanya tersebut. Saking manjanya Kirana seolah-olah lupa kalau dirinya sudah menikah. Kirana pun minta di suapin kue oleh bunda nya dan di kasih minum oleh tangan ayah nya.
" Loh ..loh .." Mantu mama kok manja banget sih, lupa ya kalau sudah punya suami. Marissa tersenyum melihat kehangatan keluarga Kirana sekaligus besannya itu.
" Ren, kan bisa kamu yang nyuapin Kirana." Ledek mama Marissa.
" Gak apa apa kok ca? mungkin ni bocah lagi kangen sama aku." Sahud Bu Moza .
Kirana pun akhirnya pindah ke tempat duduk di dekat suaminya .
Om Salim pun mulai berada diatas panggung penyambutan putra semata wayangnya .
Hadirin yang berbahagia. Kita sambut CEO baru kita yaitu putra saya sendiri .
" Ardi Kurniawan "
Tepuk tangan bersorak dengan riuh nya. Para sahabat dan klien sudah mulai berdiri dan mengucapakan selamat kepada Ardi .
Ardi pun menyusul ayah nya duduk di Deket om nya tersebut.
" Loh Ar. Ardi Kurniawan itu kamu ya Ar." Sahud Kirana.
" Loh kalian kok bisa kenal." Sela Marissa.
" Kami satu kampus kok Tan ." Ucap Ardi.
dan kami juga satu geng kok ma, ucap Kirana.
Semua pun tertawa bahagian dengan pengangkatan Ardi menjadi CEO baru di perusahaan ayah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
linda komunikas
suka
2019-12-22
3