Pelan-pelan Kirana mulai terbangun dari tidurnya. Kirana mengernyitkan dahinya dan terbelalak melihat Rendra memeluk tubuhnya dengan erat.
"Hey apa yah kau lakukan."
Kirana berusaha melepaskan pelukan Rendra dari tubuhnya secepat mungkin.
"Kamu kenapa sih, cuma pelukan begini saja sudah heboh seperti itu. Lagian kamu sendiri yang menyuruh ku untuk tidur dengan mu." Rendra berbalik menghadap wajah Kirana.
"Aku menyuruh mu pindah ke ranjang ku, karena aku kasian melihat mu tidur di sofa."
"Apa kau bilang? Cuma kasian."
Rendra berdecak dengan sinis mendengar Kirana hanya kasihan kepadanya. Rasa kecewa pun terlihat di sudut mata Rendra.
Sambil menyentuh dagu Kirana.
"Dengar Aku sedikit pun sama sekali tidak butuh dengan belas kasih mu. Aku sama sekali tidak menyukaimu, apalagi bernafsu untuk memeluk mu. Anggap saja kejadian tadi hanya sebuah ketidak sengajaan yang kulakukan disaat kita tertidur."
Rendra mulai berjalan keluar meninggalkan Kirana yang sedari tadi hanya terdiam dan terpaku mencerna kata-kata Rendra yang menghancurkan harga dirinya.
"Astaghfirullah. Sabar .. sabar Ran."
"Kirana jangan pernah berfikir untuk mencoba membuka hati kepada parasit itu.
Ini hanya pernikahan sandiwara. Tenanglah Ran semua akan berlalu dengan cepat dan jangan pernah biarkan parasit itu melukai dan menginjak harga diri mu lagi." seru Kirana dalam hati yang mencoba menyemangati diri nya sendiri.
Kirana mulai bergegas turun danmembantu Marissa di dapur. Dia sudah bertekad lebih kuat lagi untuk menjauhi dan menjaga jarak dengan Rendra .
Di meja makan.
"Pagi chyank. Sini makan pagi dulu. Mama sudah menyiapkan masakan kesukaan kamu Ren." ucap Marissa.
"Heh, sudah lah ma? jangan berpura-pura seperti tidak tahu apa-apa. Ini semua ulah mama kan? untuk mendekatkan kami. Mama sampai bertindak sejauh ini. Percuma ma. Rencana mama dan papa semuanya gagal total."
Rendra pun memilih pergi meninggalkan kan acara makan pagi tersebut dan memilih pulang duluan ke Jakarta.
Marissa merasa tak enak hati dengan sikap Rendra yang keterlaluan terhadap Kirana .
" Maaf kan Putra mama ya nak. Semuanya salah mama dan papa." Sambil berurai air mata. Marissa pun menjelaskan semua kejadian tadi malam kepada kirana.
"Gak apa-apa kok ma." Sambil menghapus air mata Marissa.
" Kirana gak ada masalah kok. Kirana hanya ingin kehidupan pernikahan kami berdua berjalan dengan apa adanya. Biarkanlah waktu ma yang akan menjawa dan memutuskan sampai mana pernikahan ini berlabuh.
"Chyank, maafin mama ya nak."
Marissa pun memeluk menantu nya dengan erat. Kedua bola mata wanita cantik paruh baya tersebut tak henti hentinya mengeluarkan air mata.
"Sudah ... sudahlah,Ma.Mulai sekarang kita sebagai orang tua jangan terlalu ikut campur dan memaksa kan kehendak kita terhadap kehidupan anak kita ma. Biarkanlah mereka yang mengatur kehidupan pernikahan mereka sendiri ma. kita sebagai orang tua hanya bisa berdoa agar pernikahan mereka berdua bisa berjalan dengan baik." Lirih Pak Sahid.
Kirana pun merasa kasian melihat kedua mertuanya yang sedari tadi saling berpelukan dan saling menguatkan.
Umpatan demi umpatan sudah bergejolak dalam hati Kirana. Ingin sekali Kirana meninggalkan suaminya tersebut sekarang ini juga tapi, ketika dia melihat tangisan kedua mertuanya. Kirana memilih mengurungkan niat nya dan memilih bertahan sampai sejauh mana dirinya sanggup untuk bertahan.
Marissa memutuskan untuk memilih pulang dan mengakhiri liburan nya. Kali ini Marissa sudah pasrah dan tidak akan ikut campur dengan kehidupan anak dan mantunya tersebut. Dua sudah pasrah dengan hasil apapun yang akan terjadi di kemudian hari.
Jantung Kirana berdetak dengan kencang nya ketika berfikir sebentar lagi dia akan bertemu dengan makhluk yang paling di benci oleh dirinya. Perasaan nya senantiasa gusar jika dia harus bertemu dengan suaminya itu.
Adzan magrib pun berkumandang. Marissa dan Kirana telah sampai di rumah. Kirana memilih sholat terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar nya.
" Ya Allah kuatkan lah hatiku. Kokoh kan lah jantung ini ya Tuhanku. Kupasrah kan hidup dan matiku hanya kepadamu serta berikanlah jodoh yang terbaik untuk ku. Apabila dia memang bukan lah yang terbaik untuk ku, Aku mohon jauhkanlah dia dari hidup ku." Lirih Kirana dalam doa.
Setelah selesai sholat. Kirana pun mulai berjalan menuju kamar nya dan berniat untuk istirahat . Perjalanan dari puncak menuju Jakarta sangat lah melelahkan. Kirana sudah tak mau ambil pusing lagi dengan sikap Rendra kepadanya dan memutuskan kan untuk bersikap tenang apabila dia harus bertemu Rendra dikamar mereka.
Klik..
Dari arah pintu Kirana sudah melihat Rendra tertidur pulas di kasur empuknya. Kirana pun memilih tidur di sofa dari pada harus tidur bersama suaminya tersebut.
Pagi telah tiba. Kirana memilih bangun terlebih dahulu serta menyiapkan semua keperluan Rendra dan seperti biasa berangkat duluan sebelum Rendra bangun.
"Ma, Kirana berangkat duluan ya Ma. Hari ini
Kirana ada kelas pagi."
"Makan pagi dulu dong, Nak. Mama takut Kirana sakit." Marissa berusaha menyuruh Kirana untuk makan pagi sebelum berangkat kuliah.
"Gak ah Ma, Kirana makan di kantin saja."
Marissa pun merasa sedih melihat kepergian menantu nya tersebut.
"Kau akan menyesal Ren kalau sampai istri mu meninggalkan mu. Dan saat itu pun Mama dan Papa mu ini tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi." Lirih Marissa dalam hati.
kring..
Kelas pun dimulai. Kirana merasa sangat tenang ketika bertemu dengan Mita sahabat baiknya itu. Rasa sakit hati, terluka semuanya seakan terobati ketika mereka sudah mulai becanda ria.
Kelas pun usai. Mereka semua telah berkumpul di tempat favorit mereka yaitu kantin. Ardi pun yang sedari tadi mencari Kirana sangat gembira melihat pujaan hatinya telah berkumpul dengan para sahabat nya.
Namun ketika Ardi mulai berkumpul dengan para Genk baru nya tersebut. Ardi melihat keanehan yang terjadi dalam diri Kirana. Wajah cantik itu seakan-akan resah dan memilih bersembunyi dalam keceriaan yang palsu.
"Mata mu sembab. Apa terjadi sesuatu kepadamu Ran." Ardi bertanya pelan ke arah Kirana.
Semua teman teman Kirana pun hanya ter diam mendengar kata-kata Ardi. Mereka memilih diam dan menghibur sahabat cantiknya tersebut.
" Hey, bagaimana kalau kita jalan jalan ke mall. Kita kan sudah lama gak hang out bareng." Sahud Mita.
"Tentu saja. Ayo kita nonton sekalian." Gumam Aline.
"Ya sudah mumpung saat ini aku lagi gajian. Aku akan traktir kalian semua. Ucap Ardi.
"Ye...ye... "
Mumpung ada gratisan. Kapan lagi kita bisa belanja sepuas puasnya. Canda Mita.
Mereka berlima pun bersenang senang di mall baru tersebut. Tanpa terkecuali Kirana yang masih murung.
Semua para sahabat tidak sengaja meninggalkan Kirana yang terdiam. Kirana hanya melihat kegirangan para sahabat nya itu menikmati diskon dan gratisan dari Ardi.
"Kau kenapa Ran. Jangan menyimpan sesuatu hal yang kau tak sanggup untuk menahannya. Ceritakan lah padaku, mungkin saja aku bisa membantu mu."
"Tidak apa apa kok Ar. Semuanya baik-baik saja kok. Kamu gak usah khawatir begitu." Kirana memilih menyembunyikan semua permasalahan yang sedang menimpanya.
" Ya sudah, kalau kamu masih belum mau berbagi cerita dengan ku, tapi ingatlah Ran. Aku adalah Ardi.Teman sekaligus orang yang mencintaimu." Ardi tersenyum ke arah Kirana.
Kirana pun terkejut. Gadis itu memilih diam ketika mendengar pernyataan cinta Ardi yang secara mendadak kepadanya.
"Ran tunggu disini ya sebentar."
Tanpa sepengetahuan Kirana. Ardi berlari menuju cafe yang menjual es krim coklat yang tak lain kesukaan Kirana.
"Ran, Apa kau mau ini?" Coba lihat apa yang aku bawa ini untukmu.
"Hah es krim coklat."
Kirana pun kegirangan melihat es krim kesukaan nya dan memilih menghabiskan sendiri es krim tersebut.
"Ran. Kenapa kau malah menghabiskan semua es krim ku. Tadi kan, aku bilang hanya boleh menghabiskan 1 saja.
"Aku pikir ini semua untukku Ar."
" Tapi gak semua nya Ran. Aku kan hanya membelikan mu satu. Kamu malah menghabiskan tiga tiganya. Kau ini memang kelinci manis ku." Ardi mencubit pipi Kirana dan mulai membersihkan bibir Kirana yang belepotan penuh coklat dengan sapu tangan milik nya.
Kenapa aku lagi-lagi jatuh cinta kepada mu Kirana Az-Zahra Pratama.Entah apa yang terjadi kalau kamu bisa jadi milikku.
Ardi pun mulai membayar semua belanjaan para sahabat ceweknya tersebut.
" Kalian itu belanja apa mau merampok ku sih! celetuk Ardi. Tabungan ku hampir habis membayar semua belanjaan kalian." Ardi mulai mengomel.
"Ih, kamu Ar. Suruh siapa kamu berlagak mau bayarin belanjaan kita-kita. Kita kan jadi lepas kontrol."
Mereka semua pun tertawa melihat kebangkrutan temen cowok baru mereka yang tak lain Ardi Kurniawan.
Ardi hanya sebatas bercanda. Bukan perkara yang sulit untuk membayar semua tagihan belanja para sahabat nya itu. Gaji Ardi terlalu lebih kalau sekedar membayar belanjaan yang hanya menghabiskan 10 persen dari gaji bulanannya sebagai CEO.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Yan Fingerstyle
kayanya udah mulai tumbuh rasa nih
2019-11-15
3
Enty Eliza
suka Thor dengan cerita nya Rp agak nyesek di dada melihat Ardi....
2019-10-25
4
Irni Yuni Sanjaya
lagi
2019-09-11
5