Kring....kring.....
"Ya Bun, Ada apa? Kok tumben telepon Rana sepagi ini."
Bu Moza menelpon Kirana sepagi itu hanya ingin meminta Anak dan menantunya untuk datang mengunjungi dirinya. Sudah hampir 3 bulan lamanya anak dan menantunya tersebut belum pernah berkunjung kembali. Rasa kangen pun sudah tidak bisa dipendam lagi oleh Bu Moza.
"Ya sudah Bun. Rana tutup dulu telepon nya, sekalian Rana pamit ke kak Rendra."
Kirana pun mulai bergegas menemui Rendra serta meminta izin untuk mengunjungi kedua orang tuanya sekalian menginap karena sudah lama sekali dia tak bertemu dengan orang tuanya.
" Gimana kak, boleh gak?" Kirana memasang muka memelas agar di izinkan pergi oleh Rendra.
"Emmm. Tentu aja boleh, asalkan kakak ikut."
Kirana pun mulai berfikir kalau dirinya menolak Rendra untuk ikut pasti Rendra akan menggagalkan rencana nya untuk menginap dirumahnya, tetapi kalau Rendra ikut malah rencana liburan di rumah ortunya yang sudah di idam idamkan akan menjadi berantakan. Pikir Kirana dalam hati.
"Hah sudahlah. Mendingan aku terima saja, daripada liburan ku kali ini batal. Kirana pun akhirnya menyetujui syarat Rendra dan menyuruh nya untuk bersiap-siap karena 1 jam lagi mereka berangkat ke Surabaya.
3 jam pun berlalu. Pesawat yang mereka naiki akhirnya tiba juga di bandara Juanda Surabaya. Senyum sumringah sudah terpancar dari bibir merah Kirana.
" Yeee.... Akhirnya. Bunda Iam cominngggggggg. Kirana berteriak girang setelah menginjakkan kakinya di Surabaya.
Tanpa memerlukan perjalanan yang lama. Kirana sudah sampai di kediaman asri nya tersebut. Rasa kangen sudah tumpah ruah dalam diri ibu anak ini, tangisan pun mulai tercurah seperti di sinetron-sinetron Indonesia saja pikir Rendra dalam hati.
"Ayo masuk chyank. Kalian pasti lapar kan, nih bunda sudah masak yang banyak buat kalian berdua." Rendra dan Kirana pun mulai melahap makanan sampai tak ada sisa sedikit pun di kedua piring mereka.
"Ran. Kamar mu sudah bunda bersihkan, sekalian ajak suami mu ke atas. Kasian
pasti dia sangat kelelahan." Ucap Bu Moza.
Rendra pun mulai tersenyum. Hari ini tak kan ada lagi sofa dan ranjang yang akan memisahkan mereka. Rasa senang pun sudah terbayang bahagia di raut wajah lelaki tampan tersebut.
"Kali ini aku akan memastikan perasaan ku terhadap si kucing kecil itu." Guman Rendra.
" Ayo masuk, kamarku tak sebesar kamar kita di Jakarta, tapi kamar ini penuh kenangan Yang amat banyak untuk ku."
" Apa ini foto mu Ran. ( foto masa kecil Kirana yang masih berumur 8 tahun) Kau imut sekali waktu kecil Ran." Kirana pun mulai mengambil dengan cepat ke arah tangan Rendra, tapi tetap saja Rendra tak mau mengembalikannya. Akhirnya saling rebut-Merebut terjadi diantara mereka berdua.
Bruk....
Tiba-tiba kaki Kirana tersandung diantara kaki Rendra. Kirana tidak sengaja menarik baju Rendra dan mereka berdua pun akhirnya jatuh ke bawah lantai sambil berpelukan.
Rendra mulai menatap mata Kirana dengan mesranya. Kedua insan tersebut seperti tak sadarkan diri dengan kedekatan yang sudah tak bisa dijelaskan lagi .
Deg...Deg....
Jantung Rendra dan Kirana seolah-olah terdengar nyaring dikeheningan malam tersebut, sesekali Rendra mulai mengurai rambut Kirana yang telah menutupi wajah tersebut, tanpa berfikir lagi Rendra pun sudah mulai mendekat kan bibir nya ke arah bibir Kirana..
Achimmmmm... Moment romantis pun bubar.
"Maaf kak, seperti nya aku mau flu." Jawab Kirana.
Mendengar perkataan Kirana. Rendra mulai geram dan kesal sambil menggaruk garuk kepalanya melihat ulah Kirana kali ini . Dia berfikir kenapa Kirana tega banget menghancurkan momen manis yang sudah hampir sebentar lagi terjadi.
Rendra mulai berdiri menuju kasur dan merasa malu terhadap dirinya sendiri. Baru kali ini Rendra kehilangan muka terhadap seorang gadis apalagi gadis tersebut adalah istrinya yang sudah halal bagi nya .
Rendra mulai merebahkan tubuh nya dan membelakangi Kirana yang sedang terdiam di lantai kamarnya.
"Hey, kenapa kau tidur di kasurku sih." Ayo pindah cepetan pindah." Ucap Kirana.
"Apaan sih, aku capek Ran.
"Gak mau, pokoknya pindah. Kirana sesekali menggeser-geserkan tubuh Rendra.
"Denger ya.Kasur ini Sekarang milik kita berduan Ran, Kakak itu sudah sah menjadi suamimu. Apa mau kakak pindah ke bawah sekalian saja kakak bilang ma bunda." Guman Rendra.
Akhirnya Kirana pun mulai mengalah dan memutuskan tidur dibawah lantai dengan memakai selimut tebal.
Sebenernya Rendra tidak tega melihat istrinya tidur di bawah lantai tetapi melihat kirana yang keras kepala tidak mau tidur bersama nya. Rendra pun sengaja menunggu Kirana agar dengan sendirinya pindah ke kasur dan tidur bersamanya .
"Kak ayo bangun." Kirana merengek pada Rendra.
"Emmm apaan sih." Rendra pun berpura-pura masih tertidur.
" Ayo cepat minggir, aku juga ingin tidur di kasurku tau." Pinta Kirana
Rendra pun mulai sedikit memindahkan tubuhnya. Dia masih saja keras kepala dan minta istrinya itu untuk tidur disampingnya.
Pada akhirnya Kirana pun mau tak mau mengalah dan memilih meletakkan guling ditengah tengah mereka .
"Pokoknya jangan melewati pembatasan ini. Aku akan menggigit kakak kalau kakak berani melewati guling ini." Ujar Kirana
"Bodok amat. Jangan- jangan tar malah kamu yang duluan melompat ke arah kakak." Ucap Rendra.
Mereka pun tertidur dengan pulas nya dan tanpa sadar mereka berdua tertidur sambil berpelukan, guling pun telah lenyap entah kemana .
Cahaya mentari sudah bersinar menyinari wajah sepasang suami-istri yang sedang berpelukan dan kedua mata pasangan tersebut mulai terbuka.
Aaaaaaaaaaaaa
Kenapa kakak memeluk ku." Teriak Kirana
"Coba lihat tangan siapa yang sedang memeluk" Kirana pun merasa malu karena dirinya lah yang sedang memeluk tubuh Rendra dengan eratnya. Dia bergegas berusaha melepas tangan nya dari tubuh Rendra.
"Ran. Ini apaan di baju kakak? Kok baasah sih. Jangan bilang kalau inibiler mu." Rendra bergidik ngeri.
He...he ..
Kirana pun hanya bisa tersenyum cengengesan terhadap Rendra .
Selesai mandi. Mereka berdua pun segera menuju lantai bawah untuk segera menikmati makan pagi yang sudah Bu Moza siapkan.
"Apa kakak pernah makan ini." ( Sebuah sayuran hijau khas Madura.
"Aku gaj suka sayuran, apalagi yang aneh- aneh." Jawab Rendra.
"Padahal ini enak banget tau." Kirana memasukkan sayuran itu kemulutnya dan mengunyah nya dengan penuh perasaan
"Sudah-sudah kalian ini di meja makan kok berantem. Cepet makan yang banyak setelah itu ikut bunda mengunjungi om kalian di Madura sekalian kita jalan -jalan."
Mereka berdua pun bersiap siap untuk berangkat mengunjungi om Abdul saudara pak putra.
"Wah, keren banget !
" Bun jembatan Suramadu bagus ya Bun, bunda kok g pernah ngajak Kirana ke rumahnya om Abdul sih."
"Kata siapa Bunda gak pernah ngajak kamu ke rumahnya om Abdul, tapi kamu aja yang gak mau. Sibuk inilah itulah, jadi bunda malas yang mau ngajak kamu lagi ran."
"Kenapa sekarang malah ngajak. Apa sekarang udah gak males ya Bun?" Seru Kirana.
"Ih kamu ini, kebiasaan deh, selalu aja punya jawaban yang bikin bunda pusing jawab nya."
"Hari ini tu ultah nya om Abdul, sekalian Bunda dan Ayah mau ngenelin suami mu itu ke om Abdul. Dulu om Abdul gak bisa datang waktu kamu nikah."
"Lah kok gak datang. Memangnya Om Abdul kemana Bun."
" Kan om Abdul masih di tanah suci sayang.
"O iya, Rana lupa."
Perjalanan ke Madura cukup melelahkan. Namun semua itu terbayar dengan keindahan panorama yang masih asri di kediaman om Abdul beserta istrinya .
"Om Abdul." Sahud Kirana.
Kirana pun berlari dan langsung memeluk om nya yang tak lain adik dari ayah nya tersebut.
"Akhirnya. Ponakan om yang cantik ini, singgah juga di istana nya om."
He..he..
"Habis nya Bunda gak pernah ngajak Kirana si om."
Kirana pun mulai memperkenalkan Rendra pada om Abdul. Tanpa memerlukan waktu yang sangat panjang Rendra sudah mulai bisa berinteraksi dengan om Abdul. Rendra sangat suka dengan kepribadian om Abdul yang sangat santai. Mereka berdua tak sungkan untuk berbincang bincang seperti layak nya seorang teman. Melihat keakraban kedua laki-laki di depannya. Kirana pun sesekali tersenyum melihat suami dan om nya tersebut .
Menjelang sore. Pak putra memutuskan pamit pulang dari kediaman adik lelakinya tersebut. Suasana sedih pun mulai menghinggapi Kirana. Dia sangat sedih ketika harus berpisah dari om yang paling dia sayangi.
"Om Rana pulang ya." Sembari mencium punggung tangan om Abdul dan istrinya. Rendra pun tersenyum dan pamit pulang pada om Abdul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Afika Putri
maduraaa tempat tinggalku thor
2020-02-09
1
Yusdiana Amier
syg klu mreka hrs cerai,
2019-12-05
3
Aisyah putri
thurr akuu bangga bangett novel ini sampek mau mampir tanah kelahiranq madura l love you thurr😄😄😄😍😍😍
2019-11-06
2