X - Lamaran Dadakan

Tepat sepuluh hari setelah aku siuman, aku kembali mengerjakan pekerjaan rumah yang sudah menumpuk. Jayden dan Ayah lebih fokus pada urusan bisnis dan pengobatanku kala itu. Kertas-kertas tagihan di atas mejaku sudah menumpuk menjadi lima bagian.

Tanpa terasa, aku sudah tenggelam dalam kertas-kertas itu. Aku bahkan mengabaikan Isla yang duduk di dekatku. Dia membaca buku milik Ava. Dari ekspresinya, dia sangat suka dengan buku itu.

Berkat sihir yang diajarkan oleh Ava, aku dapat mendengar suara orang lain sampai jarak sepuluh meter. Telingaku dipenuhi oleh percakapan para penghuni rumah jika tidak mematikan sihir itu. Isla juga sudah membuat portal penghubung dengan Menara Serikat Sihir. Ava dan Lucas bisa pergi ke rumahku dengan sesuka hati mulai sekarang.

“Ada yang datang,” kata Isla tiba-tiba.

“Baiklah. Tolong antarkan buku itu kepada Ava agar bisa diduplikat. Aku harus mengembalikan duplikatnya ke perpustakaan,” pintaku pada Isla.

“Baik, Nona. Aku pergi dulu,” kata Isla sambil masuk ke ruangan bawah tanah.

Tak lama kemudian, pintu ruang kerjaku diketuk dari luar. Aku tahu jika itu adalah Ayah. Namun, ada orang lain di sampingnya. Idris.

Mau apa dia?

“Masuklah.”

Ayah masuk bersama dengan Idris. Sebelum pintu ditutup kembali, aku sempat melihat Jack dan dua pasukan berdiri di luar. Aku tersenyum saat menyambut Idris dan mempersilahkan mereka duduk. Layla masuk dan memberikan kami teh serta cemilan.

“Aku senang mendengar jika kondisi kesehatan Nona Winston telah membaik. Aku datang untuk melihatnya dengan mata kepalaku sendiri,” ucap Idris.

“Yang Mulia terlalu baik. Saya tidak tahu harus membalas kebaikan Yang Mulia dengan apa,” balasku sopan.

“Itu benar, Yang Mulia,” tambah Ayah.

Idris tertawa. “Sebenarnya ada beberapa hal yang ingin kubicarakan dengan Nona Winston,” kata Idris. “Bulan depan adalah saat di mana akan diadakan sebuah Festival Bunga untuk menghibur Dewi Kebajikan setiap setahun sekali.”

Bodohnya aku. Aku lupa akan hal itu. “Lalu?”

“Aku ingin Nona Winston ikut berpartisipasi dalam Festival Bunga kali ini bersama para bangsawan kelas atas lainnya.” Idris menatapku dengan penuh harap.

“Tapi hanya bangsawan kelas atas setara Count sampai Duke yang biasanya ikut,” ucapku. Itu adalah faktanya.

“Aku bisa melihat potensi besar di dalam diri Nona Winston. Jika Nona ikut andil dalam festival kali ini, aku akan senang.” Idris tetap keukeh. Kekhawatiran Idris tentang jalannya festival ini juga memiliki dasar alasan yang jelas.

Tahun lalu, ada kekacauan yang dilakukan oleh para bangsawan kelas atas hingga membuat bunga-bunga yang seharusnya bisa berada dalam kondisi yang segar menjadi layu. Kaisar sempat murka dan suasana tegang di festival kala itu tidak dapat terhindarkan.

Tapi, menarikku dalam kondisi ini bukanlah sesuatu yang benar. Apa yang Idris rencanakan?

“Baiklah, Yang Mulia. Saya tidak bisa menolak permintaan Yang Mulia jika terus dipaksa,” sindirku.

“Yang Mulia, Charlotte baru saja bangun dari koma. Mungkin saja fisiknya belum kuat untuk melakukan pekerjaan berat,” ucap Ayah.

“Tak apa, Tuan Viscount. Nona Winston akan bekerja denganku di Kekaisaran.”

“Maaf?” Apa aku tidak salah dengar?

“Festival kali ini adalah festival terakhir untukku sebagai seorang Putra Mahkota. Aku ingin mengabadikannya secara lebih meriah,” jelas Idris. “Tangan kananku akan sibuk di lapangan dan aku memerlukan sekretaris sementara untuk membantuku di Istana.”

Idris sudah kehilangan akal sehat. Padahal aku sama sekali tidak akrab dengannya. Bahkan kami baru bertemu pertama kali pada saat aku datang ke kediaman Duchess Harriston. Mau apa dia? Sebegitu inginnya dia membuatku terjebak sebagai calon Ratu?!

“Baiklah ...,” kataku akhirnya. Akan repot jika terus-menerus menolak Idris.

“Untuk bahasan selanjutnya, ada hal penting yang ingin kubicarakan juga.” Idris menatapku serius. “Kejadian yang menimpamu di kota membuatku khawatir, Nona Winston.”

“Yang Mulia, itu kejadian yang sudah lama terjadi,” kataku sopan. Tidak ada yang perlu dibicarakan tentang hal itu. “Yang Mulia tidak perlu khawatir lagi.”

“Saat Nona Winston koma, aku sudah memutuskan sesuatu,” kata Idris. Idris berdiri dan mendekatiku. Perasaanku tidak enak ketika dia berlutut di depanku. Dia menggenggam tanganku tanpa ijin. “Nona Winston, apakah kau bersedia untuk menjadi pasangan hidupku?”

Dia melamarku?!

Aku melirik Ayahku yang sama sekali tidak kaget. Sebenarnya aku ingin menolak Idris, tapi bagaimanapun juga aku harus melakukan apa yang diminta Ava. Namun, tentu saja aku tidak mau langsung mengiyakan lamaran ini begitu saja.

“Yang Mulia, i-ini terlalu tiba-tiba,” ucapku dengan bertingkah pura-pura gugup.

“Aku tahu, Nona Winston. Tapi aku sudah tertarik padamu sejak pertama kali bertemu,” ungkap Idris. “Aku tidak akan memaksamu menjawab sekarang, tapi tolong pertimbangkan hal ini.”

“Berikan saya waktu, Yang Mulia,” kataku.

“Bisakah kau memberikanku jawaban sampai saat festival berakhir?” tanya Idris.

Aku mengangguk.

Idris pun berdiri dan mencium punggung tanganku. Aku malu setengah mati pada diriku di masa lalu. Tidak, aku harus mengikuti alurnya terlebih dahulu.

“Baiklah, karena waktuku sudah habis, aku harus pergi dulu.” Idris menatapku. “Akan kukabari lagi soal persiapannya padamu, Nona Winston.”

“Saya akan menantikannya, Yang Mulia,” ucapku sopan.

“Viscount Winston, jangan lupa bisnis kita,” ucap Idris.

“Tentu, Yang Mulia,” kata Ayah.

Idris pun pergi meninggalkan kediaman kami menuju Kekaisaran. Aku duduk di kursi kerjaku dengan pikiran kusut. Ayah sempat berbincang denganku hingga akhirnya pamit pergi bersama Jayden. Layla juga memberikanku teh melati agar aku rileks lagi.

Kejadian hari ini berlalu dengan cepat. Aku sampai pusing karenanya.

“Wah, akhirnya kau dilamar juga, ya.”

Aku menoleh ke sebelah kiri dan mendapati Lucas yang keluar dari ruangan bawah tanah bersama Isla.

“Di mana Ava?” tanyaku.

“Bukankah kau harusnya senang karena aku datang berkunjung? Kenapa malah menanyakan Nenek Ava?” Lucas selalu saja mengejek Ava tentang umurnya.

“Aku senang kau datang, Lucas,” kataku.

“Apa dia menyentuhmu?” tanya Lucas.

“Uhm, sedikit?” Aku tersenyum canggung.

“Beraninya dia menyentuhmu,” kata Lucas dengan nada kesal.

“Yang Mulia, tenangkan dirimu,” pinta Isla yang kemudian mendekatiku sambil memberikan buku duplikat milik Ava. “Nyonya sudah selesai menduplikatnya.”

“Terima kasih, Isla,” kataku.

“Kau tidak mau berterima kasih padaku?” Itu suara Ava. Asalnya dari kristal ungu yang dia berikan padaku.

“Terima kasih, Nyonya Ava.”

“Hoho, itu bukan masalah besar.” Ava sepertinya sangat suka dipuji. “Dan Yang Mulia ..., aku dengar jika Anda memanggilku nenek.”

“Ya, kau kan memang sudah tua.” Lucas to the point.

“Yang Mulia, kau @#!##!$$@.” Untuk kepentingan bersama, makian Ava telah disensor.

Lucas sama sekali senang saat mengerjai Ava. Tanpa sadar aku tersenyum saat melihat Lucas tertawa.

Terpopuler

Comments

est

est

apa bisa ndak usah menikah ma idris ndak rela

2022-07-16

1

kayumanis

kayumanis

kirain Dy ga balik nikah,,, ckckckkc

2020-12-12

0

💞🌜Dewi Kirana

💞🌜Dewi Kirana

bagus thor lanjut

2020-05-29

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 I - Hidup Baru
3 II - Muka Dua
4 III - Kenangan Indah
5 IV - Pembuat Masalah
6 V - Lembar Pertama
7 VI - Penyihir Avnevous
8 VII - Ava Bloodhart
9 VIII - Calon Ratu
10 IX - Kediaman Winston
11 X - Lamaran Dadakan
12 XI - Persiapan Festival
13 XII - Rapat Pertama
14 XIII - Bersama Idris
15 XIV - Penyihir Vanhoiren
16 XV - Rapat Terakhir
17 XVI - Pernyataan Cinta
18 XVII - Festival Bunga (I)
19 XVIII - Festival Bunga (II)
20 XIX - Kediaman Dominic
21 XX - Calon Mertua
22 XXI - Istana Perunggu
23 XXII - Hari Pemburuan (I)
24 XXIII - Hari Pemburuan (II)
25 XXIV - Hari Pemburuan (III)
26 XXV - Kebersamaan Kami
27 XXVI - Hilangnya Rekan
28 XXVII - Menjadi Kuat
29 XXVIII - Anak Marquess
30 XXIX - Rekan Baru
31 XXX - Makan Malam
32 XXXI - Memberitahu Kebenaran
33 XXXII - Malam Pertunangan
34 XXXIII - Emosi Sesaat
35 XXXIV - Penyemangat Charlotte
36 XXXV - Makan Siang
37 XXXVI - Penobatan Lucas
38 XXXVII - Ava Galak
39 XXXVIII - Perasaan Isaac
40 XXXIX - Persiapan Pernikahan (I)
41 XL - Persiapan Pernikahan (II)
42 XLI - Kasus Penculikan
43 XLII - Kaisar Ke-XIX
44 XLIII - Penemuan Menggemparkan
45 XLIV - Bujuk Rayu
46 XLV - Kejutan Menegangkan
47 XLVI - Semakin Memanas
48 XLVII - Pengadilan Tinggi (I)
49 XLVIII - Pengadilan Tinggi (II)
50 XLIX - Pengadilan Tinggi (III)
51 L - Pengadilan Tinggi (IV)
52 LI - Pengadilan Tinggi (V)
53 LII - Balasan Kecil
54 LIII - Merasa Déjà vu
55 LIV - Hari Terakhir
56 LV - Upacara Pernikahan (I)
57 LVI - Upacara Pernikahan (II)
58 LVII - Era XX
59 LVIII - Malam Pertama
60 LIX - Bincang Malam
61 LX - Kegiatan Pagi (I)
62 LXI - Kegiatan Pagi (II)
63 LXII - Kegiatan Pagi (III)
64 LXIII - Kehebohan Mendadak
65 LXIV - Berita Duka
66 LXV - Serangan Dadakan
67 LXVI - Mulai Menghantui
68 LXVII - Diselamatkan Ava
69 LXVIII - Benang Merah
70 LXIX - Pertemuan Rahasia
71 LXX - Tumpahkan Saja
72 LXXI - Pemecatan Massal
73 LXXII - Misi Penyelamatan (I)
74 LXXIII - Misi Penyelamatan (II)
75 LXXIV - Selamat Tinggal
76 LXXV - Merasa Hancur
77 LXXVI - Titik Balik
78 LXXVII - Terancam Dibunuh
79 LXXVIII - Ancaman Ava
80 LXXIX - Interogasi Belka (I)
81 LXXX - Interogasi Belka (II)
82 LXXXI - Topik Berat
83 LXXXII - Bertemu Idris
84 LXXXIII - Hari Eksekusi (I)
85 LXXXIV - Hari Eksekusi (II)
86 LXXXV - Hari Eksekusi (III)
87 LXXXVI - Mata-mata Ayah
88 LXXXVII - Masa Lalu
89 LXXXVIII - Informasi Menarik
90 LXXXIX - Rahasia Liontin
91 XC - Potongan Puzzle (I)
92 XCI - Potongan Puzzle (II)
93 XCII - Adegan Ranjang
94 XCIII - Ibu Hamil
95 XCIV - Pemakaman Isla
96 XCV - Rencana Terakhir
97 XCVI - Kudeta Ratu (I)
98 XCVII - Kudeta Ratu (II)
99 XCVIII - Kudeta Ratu (III)
100 XCIX - Kudeta Ratu (IV)
101 C - Usai Kudeta (I)
102 CI - Usai Kudeta (II)
103 CII - Ingatan Idris (I)
104 CIII - Ingatan Idris (II)
105 CIV - Ingatan Idris (III)
106 CV - Pertemuan Resmi (I)
107 CVI - Pertemuan Resmi (II)
108 CVII - Bertemu Ayah
109 CVIII - Menyelesaikan Masalah
110 CIX - Menunggu Jack
111 CX - Serangan Kejutan
112 CXI - Menjadi Kaisarina
113 Epilog
114 Pojok Informasi
115 『S2』 Prolog
116 『S2』 I - Laporan
117 『S2』 II - Kecupan
118 『S2』 III - Duke
119 『S2』 IV - Dongeng
120 『S2』 V - Hantu
121 『S2』 VI - Pertemuan
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Prolog
2
I - Hidup Baru
3
II - Muka Dua
4
III - Kenangan Indah
5
IV - Pembuat Masalah
6
V - Lembar Pertama
7
VI - Penyihir Avnevous
8
VII - Ava Bloodhart
9
VIII - Calon Ratu
10
IX - Kediaman Winston
11
X - Lamaran Dadakan
12
XI - Persiapan Festival
13
XII - Rapat Pertama
14
XIII - Bersama Idris
15
XIV - Penyihir Vanhoiren
16
XV - Rapat Terakhir
17
XVI - Pernyataan Cinta
18
XVII - Festival Bunga (I)
19
XVIII - Festival Bunga (II)
20
XIX - Kediaman Dominic
21
XX - Calon Mertua
22
XXI - Istana Perunggu
23
XXII - Hari Pemburuan (I)
24
XXIII - Hari Pemburuan (II)
25
XXIV - Hari Pemburuan (III)
26
XXV - Kebersamaan Kami
27
XXVI - Hilangnya Rekan
28
XXVII - Menjadi Kuat
29
XXVIII - Anak Marquess
30
XXIX - Rekan Baru
31
XXX - Makan Malam
32
XXXI - Memberitahu Kebenaran
33
XXXII - Malam Pertunangan
34
XXXIII - Emosi Sesaat
35
XXXIV - Penyemangat Charlotte
36
XXXV - Makan Siang
37
XXXVI - Penobatan Lucas
38
XXXVII - Ava Galak
39
XXXVIII - Perasaan Isaac
40
XXXIX - Persiapan Pernikahan (I)
41
XL - Persiapan Pernikahan (II)
42
XLI - Kasus Penculikan
43
XLII - Kaisar Ke-XIX
44
XLIII - Penemuan Menggemparkan
45
XLIV - Bujuk Rayu
46
XLV - Kejutan Menegangkan
47
XLVI - Semakin Memanas
48
XLVII - Pengadilan Tinggi (I)
49
XLVIII - Pengadilan Tinggi (II)
50
XLIX - Pengadilan Tinggi (III)
51
L - Pengadilan Tinggi (IV)
52
LI - Pengadilan Tinggi (V)
53
LII - Balasan Kecil
54
LIII - Merasa Déjà vu
55
LIV - Hari Terakhir
56
LV - Upacara Pernikahan (I)
57
LVI - Upacara Pernikahan (II)
58
LVII - Era XX
59
LVIII - Malam Pertama
60
LIX - Bincang Malam
61
LX - Kegiatan Pagi (I)
62
LXI - Kegiatan Pagi (II)
63
LXII - Kegiatan Pagi (III)
64
LXIII - Kehebohan Mendadak
65
LXIV - Berita Duka
66
LXV - Serangan Dadakan
67
LXVI - Mulai Menghantui
68
LXVII - Diselamatkan Ava
69
LXVIII - Benang Merah
70
LXIX - Pertemuan Rahasia
71
LXX - Tumpahkan Saja
72
LXXI - Pemecatan Massal
73
LXXII - Misi Penyelamatan (I)
74
LXXIII - Misi Penyelamatan (II)
75
LXXIV - Selamat Tinggal
76
LXXV - Merasa Hancur
77
LXXVI - Titik Balik
78
LXXVII - Terancam Dibunuh
79
LXXVIII - Ancaman Ava
80
LXXIX - Interogasi Belka (I)
81
LXXX - Interogasi Belka (II)
82
LXXXI - Topik Berat
83
LXXXII - Bertemu Idris
84
LXXXIII - Hari Eksekusi (I)
85
LXXXIV - Hari Eksekusi (II)
86
LXXXV - Hari Eksekusi (III)
87
LXXXVI - Mata-mata Ayah
88
LXXXVII - Masa Lalu
89
LXXXVIII - Informasi Menarik
90
LXXXIX - Rahasia Liontin
91
XC - Potongan Puzzle (I)
92
XCI - Potongan Puzzle (II)
93
XCII - Adegan Ranjang
94
XCIII - Ibu Hamil
95
XCIV - Pemakaman Isla
96
XCV - Rencana Terakhir
97
XCVI - Kudeta Ratu (I)
98
XCVII - Kudeta Ratu (II)
99
XCVIII - Kudeta Ratu (III)
100
XCIX - Kudeta Ratu (IV)
101
C - Usai Kudeta (I)
102
CI - Usai Kudeta (II)
103
CII - Ingatan Idris (I)
104
CIII - Ingatan Idris (II)
105
CIV - Ingatan Idris (III)
106
CV - Pertemuan Resmi (I)
107
CVI - Pertemuan Resmi (II)
108
CVII - Bertemu Ayah
109
CVIII - Menyelesaikan Masalah
110
CIX - Menunggu Jack
111
CX - Serangan Kejutan
112
CXI - Menjadi Kaisarina
113
Epilog
114
Pojok Informasi
115
『S2』 Prolog
116
『S2』 I - Laporan
117
『S2』 II - Kecupan
118
『S2』 III - Duke
119
『S2』 IV - Dongeng
120
『S2』 V - Hantu
121
『S2』 VI - Pertemuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!