V - Lembar Pertama

Jayden bukanlah pelatih yang baik hati. Ketika berurusan dengan pedang, kepribadian Jayden berubah seratus delapan puluh derajat.

Aku diminta untuk melakukan pemanasan dengan berlari mengelilingi kebun belakang sebanyak seratus kali. Dia pasti ingin membuatku jera dan menyerah dalam berpedang. Tentu saja aku tidak mudah menyerah secepat ini. Kulakukan hal yang dia inginkan dengan senang hati.

Dua tahun lagi Idris akan segera mencari calon istrinya. Aku tidak bisa berlama-lama lagi.

Butuh tiga puluh menit untuk menyelesaikan perintah Jayden. Belum cukup memintaku berlari mengelilingi kebun belakang yang luas. Sekarang Jayden memintaku untuk mengayunkan pedang seratus kali. Latihan mengayun pedang membuat tanganku menjadi terbiasa. Setiap hari aku hanya diberi latihan seperti itu.

Malamnya, para pelayan pasti akan memijat tangan dan kakiku secara bergantian. Setidaknya dengan begitu aku masih bisa terus mengikuti latihan Jayden.

*

“Nona Charlotte!” Layla datang menemuiku yang sedang latihan menangkis dan bertarung bersama Jayden.

“Ada apa, Layla?” tanyaku bingung.

“Tuan Viscount sudah tiba!”

“Apa?” Aku mengernyitkan dahi dan berusaha untuk tidak panik. “Jayden, bereskan semuanya. Dan tolong bantu aku bersiap, Layla.”

Layla mengangguk dan aku pun berjalan menuju kamarku. Secepat mungkin Layla membantuku memakaikan gaun dan merias diri.

Jujur saja setelah berlatih pedang, aku jadi tidak lagi mengikuti Pergaulan Atas dengan alasan sakit. Mungkin saja Ayah mendengar kabar bohong yang kubuat sendiri dan pulang secepat mungkin. Sebenarnya aku tidak tahu sebanyak apa mata dan telinga Ayah selain Jayden. Ayah adalah orang yang misterius.

Kusambut Ayahku yang sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca buku dan ditemani secangkir teh. Begitu melihatku, raut wajah Ayah berubah tegang. Aku jadi merasa bersalah karena hal itu. Mungkin saja Ayah tahu soal aku yang berlatih pedang di belakangnya.

“Ayah-”

“Charlotte, apa ada yang ingin kau katakan pada Ayah?” Ayah menatapku lalu diam. Menunggu tanggapanku soal pertanyaannya.

Aku menunduk. “Maafkan aku, Ayah. Jangan salahkan Jayden dan Layla atau bahkan pekerja lain. Ini kemauanku sendiri,” kataku akhirnya.

“Pedang adalah sebuah tanggung jawab,” ucap Ayah tanpa memandangku. “Jika kau sampai terjun ke dalamnya ... kau harus serius dengan hal itu. Apa kau mengerti hal itu?”

“Maksud Ayah?”

“Apa lagi yang bisa Ayah katakan padamu, Charlotte? Jika itu keinginanmu ... bagaimana bisa Ayah melarangnya? Jayden dan Layla juga sudah meyakinkan Ayah dengan bercerita soal tekad dan kerja kerasmu selama latihan. Kau sama sekali tidak merasa bosan atau bermalas-malasan.” Ayah menatapku dan tersenyum padaku.

“Ayah ...” Rasa haru menyelimuti hatiku.

Ayah kemudian memberikanku sebuah kotak berbingkai emas berukuran sedang. “Ambilah ini.”

Kuterima kotak itu dan membukanya di depan Ayah. Itu adalah sebuah pisau kecil dengan gagang kayu yang dihias emas dan beberapa berlian kecil. Aku menatap Ayahku dan memeluknya erat.

“Itu adalah hadiah kecil dari Ayah,” ucap Ayah yang ikut memelukku. “Pastikan kau menjadi hebat seperti Jayden dan melampauinya.”

Aku tertawa. “Jika Jayden dengar, dia pasti akan mempersulit latihanku dua kali lipat.”

“Saat itulah Ayah harus turun tangan dan memberinya pelajaran,” timpal Ayah.

Kami pun tertawa bersama lalu tenggelam dalam percakapan yang menyenangkan tentang segala hal. Termasuk calon suami di masa depan yang masih membuatku merasa dilema.

***

Jadwalku belakangan ini menjadi sedikit padat. Karena membludaknya pesanan dari para pedagang karena banyak usaha yang gagal panen. Aku harus ikut turun tangan membantu Ayah. Beberapa pekerjaan di rumah dan bisnis Ayah kuselesaikan secara bersamaan dalam dua bulan terakhir.

Saat ini pun, aku meninjau beberapa bahan pangan di gudang keluargaku yang ada di tengah kota. Jayden baru akan kembali besok karena sedang dalam masa kunjungan ke rumahnya. Kota Vanhoiren sudah mulai aman dan penjagaan di kota pun semakin diperketat.

“Nona Charlotte!” Kulihat Rose Hindley melangkahkan kakinya ke arahku setelah memanggil namaku.

Aku tersenyum. “Halo, Nona Hindley.”

“Aku tidak melihatmu di Pergaulan Atas akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang terjadi?” tanya Rose dengan ekspresi ingin tahu.

“Saat ini aku sedang sibuk mengurus bisnis keluarga, Nona Hindley. Aku pasti akan ikut Pergaulan Atas lagi jika urusanku sudah selesai,” jawabku pada Rose.

“Begitu, ya. Jadi, apa Nona Charlotte bisa menemaniku minum secangkir teh jika ada waktu senggang?”

Aku mengangguk. “Tentu, Nona Hindley. Akan kukabari segera jika aku punya waktu.”

Rose pun berpamitan dan meninggalkanku. Kuselesaikan urusanku sesegera mungkin agar bisa pulang dan bersantai sejenak.

Stamina tubuhku sudah lebih baik dari sebelumnya berkat berlatih bersama Jayden. Di umur sembilan belas tahun ini, aku harus melakukan sesuatu yang lebih berguna agar bisa produktif. Selagi tidak diawasi oleh Jayden aku akan jalan-jalan sebentar setelah pekerjaan ini selesai.

*

Fiuh, aku benar-benar menyelesaikan pekerjaan ini!

Kuputuskan untuk memasuki area pusat perbelanjaan dan melihat-lihat cemilan manis di toko coklat. Semua coklat yang dihasilkan di toko ini beberapa di antaranya dibeli dari kebun coklat Ayah. Tidak ada salahnya aku membeli sekantung cemilan coklat untuk dimakan dengan teh.

Aku keluar dari toko coklat dan memasukkan kantung cemilan itu di dalam keranjang anyaman kecil yang daritadi kubawa karena dimasukkan bekal dan minumanku. Saat itulah keranjangku tahu-tahu sudah dirampas oleh laki-laki yang tak kukenali.

“Hei!” teriakku sambil mengejar laki-laki itu. Bukan masalah cemilan atau apa pun, melainkan ada kantung berisi uang saku milikku di dalam sana. “Pencuri!”

Tidak ada satu pun orang yang menolongku. Mereka terlalu takut untuk terlibat.

Gaun yang kupakai ini membuat pergerakanku melambat. Kuputuskan berhenti mengejar dan melaporkannya kepada para Pasukan Kekaisaran yang sedang berjaga. Mereka pun membantuku mencari laki-laki itu.

Aku tidak bisa membiarkan pencuri itu terbiasa dengan perilaku buruknya. Harus ada efek jera agar dia bisa bertobat.

Pasukan Kekaisaran menyebar ke seluruh penjuru Kekaisaran Vanhoiren. Aku masuk ke dalam sebuah gang dan mengangkat sedikit gaun yang kukenakan untuk mengambil pisau pemberikan Ayah yang kuikat di paha kananku.

Setidaknya aku harus mempertahankan keselamatan diriku terlebih dahulu.

Gang ini ternyata sangatlah panjang. Sekian lama berjalan mengendap-endap untuk menghindari bahaya, ujungnya masih terasa jauh. Saat ingin kembali pun, jalan di belakangku juga sama jauhnya dengan yang ada di depan.

Apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak?

Kupercepat langkah kakiku sambil menggenggam pisau di tangan kiriku. Aku menoleh ke belakang karena merasa ada seseorang yang mengikutiku.

Tidak ada siapa pun.

Suara hiruk pikuk Kekaisaran Vanhoiren perlahan mulai menghilang. Aku seperti sudah berada di sebuah tempat yang berbeda. Segalanya hampa dan gang ini tetap saja tidak berujung. Aku ... tersesat di tempat ini.

Terpopuler

Comments

senja

senja

nah baru tau kl dia 19th

2020-05-20

5

Nurwahidah Bi

Nurwahidah Bi

Kupercepat langkah kaki ini, sambil menggenggam pisau di tangan kiri. Karena merasa ada seseorang yang mengikuti, aku pun akhirnya menoleh ke belakang.

#Koreksi maaf, semoga berkenan.

2020-05-09

2

ZENINDA WULANDARI

ZENINDA WULANDARI

Hei, aku mampir di sini. Cuma bawain rate bintang lima & like 6 biji doang. 🤭

Misal berkenan mampir juga di novel aku. Semoga bisa saling support. 😘

2020-05-05

6

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 I - Hidup Baru
3 II - Muka Dua
4 III - Kenangan Indah
5 IV - Pembuat Masalah
6 V - Lembar Pertama
7 VI - Penyihir Avnevous
8 VII - Ava Bloodhart
9 VIII - Calon Ratu
10 IX - Kediaman Winston
11 X - Lamaran Dadakan
12 XI - Persiapan Festival
13 XII - Rapat Pertama
14 XIII - Bersama Idris
15 XIV - Penyihir Vanhoiren
16 XV - Rapat Terakhir
17 XVI - Pernyataan Cinta
18 XVII - Festival Bunga (I)
19 XVIII - Festival Bunga (II)
20 XIX - Kediaman Dominic
21 XX - Calon Mertua
22 XXI - Istana Perunggu
23 XXII - Hari Pemburuan (I)
24 XXIII - Hari Pemburuan (II)
25 XXIV - Hari Pemburuan (III)
26 XXV - Kebersamaan Kami
27 XXVI - Hilangnya Rekan
28 XXVII - Menjadi Kuat
29 XXVIII - Anak Marquess
30 XXIX - Rekan Baru
31 XXX - Makan Malam
32 XXXI - Memberitahu Kebenaran
33 XXXII - Malam Pertunangan
34 XXXIII - Emosi Sesaat
35 XXXIV - Penyemangat Charlotte
36 XXXV - Makan Siang
37 XXXVI - Penobatan Lucas
38 XXXVII - Ava Galak
39 XXXVIII - Perasaan Isaac
40 XXXIX - Persiapan Pernikahan (I)
41 XL - Persiapan Pernikahan (II)
42 XLI - Kasus Penculikan
43 XLII - Kaisar Ke-XIX
44 XLIII - Penemuan Menggemparkan
45 XLIV - Bujuk Rayu
46 XLV - Kejutan Menegangkan
47 XLVI - Semakin Memanas
48 XLVII - Pengadilan Tinggi (I)
49 XLVIII - Pengadilan Tinggi (II)
50 XLIX - Pengadilan Tinggi (III)
51 L - Pengadilan Tinggi (IV)
52 LI - Pengadilan Tinggi (V)
53 LII - Balasan Kecil
54 LIII - Merasa Déjà vu
55 LIV - Hari Terakhir
56 LV - Upacara Pernikahan (I)
57 LVI - Upacara Pernikahan (II)
58 LVII - Era XX
59 LVIII - Malam Pertama
60 LIX - Bincang Malam
61 LX - Kegiatan Pagi (I)
62 LXI - Kegiatan Pagi (II)
63 LXII - Kegiatan Pagi (III)
64 LXIII - Kehebohan Mendadak
65 LXIV - Berita Duka
66 LXV - Serangan Dadakan
67 LXVI - Mulai Menghantui
68 LXVII - Diselamatkan Ava
69 LXVIII - Benang Merah
70 LXIX - Pertemuan Rahasia
71 LXX - Tumpahkan Saja
72 LXXI - Pemecatan Massal
73 LXXII - Misi Penyelamatan (I)
74 LXXIII - Misi Penyelamatan (II)
75 LXXIV - Selamat Tinggal
76 LXXV - Merasa Hancur
77 LXXVI - Titik Balik
78 LXXVII - Terancam Dibunuh
79 LXXVIII - Ancaman Ava
80 LXXIX - Interogasi Belka (I)
81 LXXX - Interogasi Belka (II)
82 LXXXI - Topik Berat
83 LXXXII - Bertemu Idris
84 LXXXIII - Hari Eksekusi (I)
85 LXXXIV - Hari Eksekusi (II)
86 LXXXV - Hari Eksekusi (III)
87 LXXXVI - Mata-mata Ayah
88 LXXXVII - Masa Lalu
89 LXXXVIII - Informasi Menarik
90 LXXXIX - Rahasia Liontin
91 XC - Potongan Puzzle (I)
92 XCI - Potongan Puzzle (II)
93 XCII - Adegan Ranjang
94 XCIII - Ibu Hamil
95 XCIV - Pemakaman Isla
96 XCV - Rencana Terakhir
97 XCVI - Kudeta Ratu (I)
98 XCVII - Kudeta Ratu (II)
99 XCVIII - Kudeta Ratu (III)
100 XCIX - Kudeta Ratu (IV)
101 C - Usai Kudeta (I)
102 CI - Usai Kudeta (II)
103 CII - Ingatan Idris (I)
104 CIII - Ingatan Idris (II)
105 CIV - Ingatan Idris (III)
106 CV - Pertemuan Resmi (I)
107 CVI - Pertemuan Resmi (II)
108 CVII - Bertemu Ayah
109 CVIII - Menyelesaikan Masalah
110 CIX - Menunggu Jack
111 CX - Serangan Kejutan
112 CXI - Menjadi Kaisarina
113 Epilog
114 Pojok Informasi
115 『S2』 Prolog
116 『S2』 I - Laporan
117 『S2』 II - Kecupan
118 『S2』 III - Duke
119 『S2』 IV - Dongeng
120 『S2』 V - Hantu
121 『S2』 VI - Pertemuan
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Prolog
2
I - Hidup Baru
3
II - Muka Dua
4
III - Kenangan Indah
5
IV - Pembuat Masalah
6
V - Lembar Pertama
7
VI - Penyihir Avnevous
8
VII - Ava Bloodhart
9
VIII - Calon Ratu
10
IX - Kediaman Winston
11
X - Lamaran Dadakan
12
XI - Persiapan Festival
13
XII - Rapat Pertama
14
XIII - Bersama Idris
15
XIV - Penyihir Vanhoiren
16
XV - Rapat Terakhir
17
XVI - Pernyataan Cinta
18
XVII - Festival Bunga (I)
19
XVIII - Festival Bunga (II)
20
XIX - Kediaman Dominic
21
XX - Calon Mertua
22
XXI - Istana Perunggu
23
XXII - Hari Pemburuan (I)
24
XXIII - Hari Pemburuan (II)
25
XXIV - Hari Pemburuan (III)
26
XXV - Kebersamaan Kami
27
XXVI - Hilangnya Rekan
28
XXVII - Menjadi Kuat
29
XXVIII - Anak Marquess
30
XXIX - Rekan Baru
31
XXX - Makan Malam
32
XXXI - Memberitahu Kebenaran
33
XXXII - Malam Pertunangan
34
XXXIII - Emosi Sesaat
35
XXXIV - Penyemangat Charlotte
36
XXXV - Makan Siang
37
XXXVI - Penobatan Lucas
38
XXXVII - Ava Galak
39
XXXVIII - Perasaan Isaac
40
XXXIX - Persiapan Pernikahan (I)
41
XL - Persiapan Pernikahan (II)
42
XLI - Kasus Penculikan
43
XLII - Kaisar Ke-XIX
44
XLIII - Penemuan Menggemparkan
45
XLIV - Bujuk Rayu
46
XLV - Kejutan Menegangkan
47
XLVI - Semakin Memanas
48
XLVII - Pengadilan Tinggi (I)
49
XLVIII - Pengadilan Tinggi (II)
50
XLIX - Pengadilan Tinggi (III)
51
L - Pengadilan Tinggi (IV)
52
LI - Pengadilan Tinggi (V)
53
LII - Balasan Kecil
54
LIII - Merasa Déjà vu
55
LIV - Hari Terakhir
56
LV - Upacara Pernikahan (I)
57
LVI - Upacara Pernikahan (II)
58
LVII - Era XX
59
LVIII - Malam Pertama
60
LIX - Bincang Malam
61
LX - Kegiatan Pagi (I)
62
LXI - Kegiatan Pagi (II)
63
LXII - Kegiatan Pagi (III)
64
LXIII - Kehebohan Mendadak
65
LXIV - Berita Duka
66
LXV - Serangan Dadakan
67
LXVI - Mulai Menghantui
68
LXVII - Diselamatkan Ava
69
LXVIII - Benang Merah
70
LXIX - Pertemuan Rahasia
71
LXX - Tumpahkan Saja
72
LXXI - Pemecatan Massal
73
LXXII - Misi Penyelamatan (I)
74
LXXIII - Misi Penyelamatan (II)
75
LXXIV - Selamat Tinggal
76
LXXV - Merasa Hancur
77
LXXVI - Titik Balik
78
LXXVII - Terancam Dibunuh
79
LXXVIII - Ancaman Ava
80
LXXIX - Interogasi Belka (I)
81
LXXX - Interogasi Belka (II)
82
LXXXI - Topik Berat
83
LXXXII - Bertemu Idris
84
LXXXIII - Hari Eksekusi (I)
85
LXXXIV - Hari Eksekusi (II)
86
LXXXV - Hari Eksekusi (III)
87
LXXXVI - Mata-mata Ayah
88
LXXXVII - Masa Lalu
89
LXXXVIII - Informasi Menarik
90
LXXXIX - Rahasia Liontin
91
XC - Potongan Puzzle (I)
92
XCI - Potongan Puzzle (II)
93
XCII - Adegan Ranjang
94
XCIII - Ibu Hamil
95
XCIV - Pemakaman Isla
96
XCV - Rencana Terakhir
97
XCVI - Kudeta Ratu (I)
98
XCVII - Kudeta Ratu (II)
99
XCVIII - Kudeta Ratu (III)
100
XCIX - Kudeta Ratu (IV)
101
C - Usai Kudeta (I)
102
CI - Usai Kudeta (II)
103
CII - Ingatan Idris (I)
104
CIII - Ingatan Idris (II)
105
CIV - Ingatan Idris (III)
106
CV - Pertemuan Resmi (I)
107
CVI - Pertemuan Resmi (II)
108
CVII - Bertemu Ayah
109
CVIII - Menyelesaikan Masalah
110
CIX - Menunggu Jack
111
CX - Serangan Kejutan
112
CXI - Menjadi Kaisarina
113
Epilog
114
Pojok Informasi
115
『S2』 Prolog
116
『S2』 I - Laporan
117
『S2』 II - Kecupan
118
『S2』 III - Duke
119
『S2』 IV - Dongeng
120
『S2』 V - Hantu
121
『S2』 VI - Pertemuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!