VII - Ava Bloodhart

Semua orang berdiri saat kedatangan gadis itu. Wajahnya tak asing dan aku pun ikut berdiri karena merasa harus menghormati mereka. Gadis itu memasang raut wajah menahan amarah dan menatap kami semua. Tatapannya berhenti padaku.

“Nyonya, saya mohon tenangkan diri Anda,” ucap Isaac. Nyonya?

Isaac diabaikan olehnya dan dia melangkahkan kakinya ke arahku. Dia menatap ke atas untuk bertatapan denganku karena dia agak sedikit pendek dari tubuhku. Tangannya menyentuh daguku tanpa permisi dan tersenyum meremehkan.

“Vanhoiren menjijikkan,” ucapnya sambil menjauh dariku. “Baunya tercium sampai ke ruanganku.”

“Apa?” Aku menatapnya tak percaya. Bagaimana bisa dia menghinaku secara terang-terangan seperti ini? Lagipula, memangnya seberapa kuat indera penciumannya?

“Dia adalah gadis yang kuceritakan tadi,” kata Lucas. “Kristal sihir bereaksi padanya.”

Gadis itu terlihat tertarik. “Hoo ..., begitu kah?” Dia melirikku lagi. “Auranya terasa aneh. Katakan padaku. Apa kau punya mana?”

Aku menggeleng.

“Hm.” Dia menatapku mata. “Aku melihat ada mana ditubuhmu.”

Aku kaget. “Aku tidak berbohong.”

“Nyonya tidak mungkin salah, Nona Winston,” kata Isla.

Aku teringat pada sesuatu. “Beberapa waktu yang lalu aku pernah membaca sebuah buku sihir yang dicatat oleh Ava. Tapi aku rasa aku tidak berhasil.” Semuanya terkejut saat aku mengatakan hal itu. “Ada apa?”

“Darimana kau menemukan buku milikku?” tanya gadis itu.

“Bu-buku milikmu?” Aku melotot. “Jangan bilang-”

“Ya, aku Ava. Ava Bloodhart.” Pantas saja Lucas mengatainya punya penyakit tua. “Hei, apa kau mengataiku tua?!”

Ah, aku lupa mereka bisa membaca pikiranku. Bahkan Lucas sekarang terkikik di belakang Ava. “Ti-tidak.”

Wajah dan umurnya sama sekali tidak sinkron. Jika Ava diam, dia pasti akan menjadi sosok gadis yang diidam-idamkan. Tapi sepertinya dia tipe yang punya temperamen tinggi.

Dan lagi, untuk seseorang yang berumur lebih dari seratus tahun ... Ava termasuk orang yang ...

“Berhenti membicarakanku di dalam pikiranmu,” tegur Ava. “Dan umurku itu seratus tiga belas tahun.”

Mendengar hal itu, Lucas menahan tawanya hingga membuat Ava murka. Hampir saja Ava memukuli Putra Mahkotanya sendiri tanpa ampun jika tidak dilerai Isla dan Isaac.

“Ah, sebentar. Dewi ingin bicara,” kata Ava tiba-tiba.

Semua segera berlutut. Bahkan aku ditarik oleh Isla untuk ikut berlutut bersama mereka. Apa maksudnya Dewi adalah Dewi Kebajikan?!

Sorot mata Ava melembut dan cahaya putih keluar dari tubuhnya. Senyuman yang menyejukkan hati terukir di bibir Ava. Benar, ternyata Ava-lah orang yang kutemui di taman kala aku telah mati digantung dan bangkit kembali. Aku merasa déjà vu.

Ava mengulurkan tangannya. “Charlotte, mendekatlah,” pintunya padaku. Kakiku bergerak dengan sendirinya dan aku berdiri di depannya. “Kau berhasil ke sini dengan bantuan Putra Mahkota, ya.”

Aku mengangguk.

“Kau harus menjadi murid dari Penyihir Agung ini. Hidupmu akan dimulai dari sini. Sekarang semuanya ada ditanganmu, Anakku.”

“Dewi ...”

“Sihir adalah sebuah hal yang spesial untuk membantu manusia. Jika disalahgunakan, dampaknya akan sangat serius. Untuk itulah aku selalu mengawasi mereka,” ungkap Dewi Kebajikan yang berada di tubuh Ava. “Ada pengguna sihir kegelapan di Vanhoiren dan dia harus dihentikan.”

“Bukankah penyihir terakhir hanya Nyonya dan saya sendiri?” Isla tetap berlutut karena tidak berani menatap mata Dewi Kebajikan.

Dewi Kebajikan tersenyum. “Ya, awalnya begitu. Tapi tetap saja banyak manusia cerdas yang melakukan eksperimen untuk mengganti kristal sihir dengan hal lain.” Cahaya di sekitar tubuhnya meredup. “Tubuh ini sudah tidak kuat lagi. Ini perpisahan kita. Aku mendoakan yang terbaik untuk kalian semua.”

Begitu Dewi Kebijakan keluar dari tubuh Ava. Ava jatuh ke lantai dan mengambil napas dalam-dalam. Isla dan Isaac segera membantu Ava berdiri dan mendudukkannya ke sofa. Hening panjang membuat kami semua canggung. Seakan sudah saling tahu, kami menunggu Ava bicara terlebih dahulu.

“Jadi kau sedang berada di kehidupan keduamu, ya,” kata Ava sambil menatapku.

Aku menatapnya balik dan menjawab dengan ragu-ragu. “Ya.”

“Itu kan mustahil,” ucap Isla.

“Hm, tentu saja tidak,” sergah Ava. “Sihir seperti itu bisa dilakukan dan awet muda adalah awal dari tahapan sihirnya.”

“Ya, setidaknya dengan sihir itu kau bisa menyembunyikan keriputmu,” komentar Lucas.

Ava mendelik padanya. “Yang Mulia, aku baru saja diberkati oleh Dewi Kebajikan. Tolong jangan buat segalanya menjadi kacau karena amarah.”

Lucas membuang muka seakan tak peduli. Ava kembali fokus padaku. Dan pembicaraan serius pun dimulai. Seperti yang diminta oleh Dewi Kebajikan, aku haruslah menjadi murid dari Ava Bloodhart. Meskipun aku tahu jika Ava enggan untuk berurusan dengan Vanhoiren, tetap saja dia tidak ingin mengabaikan permintaan Dewi Kebajikan.

Untuk sementara, aku tinggal di Menara Serikat Sihir dan latihan mengumpulkan mana selama hampir setahun. Aku juga menyelinginya dengan berlatih pedang bersama Lucas. Butuh waktu lama agar Isla bisa membujuknya untuk melatihku. Aku dilarang untuk memikirkan urusan di luar Avnevous dan fokus pada perkembangan sihir dan pedangku saja.

Tidak ada satu pun rakyat Avnevous yang tahu jika aku adalah seorang rakyat Vanhoiren. Aku menyesuaikan diri di dalam Avnevous dan mengikuti Isla jika pergi ke kota untuk berbelanja bahan makanan.

Ava adalah penyihir pertama yang lahir di Avnevous. Ternyata dialah Penyihir Agung yang terkenal itu. Catatan Avnevous di Perpustakaan Kekaisaran tidak pernah menyebutkan namanya. Mungkin saja karena mereka sama sekali tidak tahu akan hal itu. Setelah Isla lahir, Ava pun mengangkat Isla sebagai muridnya karena memiliki potensi sebagai pengguna sihir. Hanya ada Ava dan Isla yang menjadi seorang penyihir di Avnevous. Dan ditambah aku, meskipun aku bukan bagian dari wilayah Kerajaan ini.

Isaac masih setia menemani Ava di Menara Serikat Sihir. Sedangkan Lucas sibuk dengan urusan pemerintahan dan kesiapan diri untuk naik tahta sebentar lagi. Jika tidak melihat sikap menyebalkan dan tidak sopannya, Lucas sudah sangat sempurna untuk menjadi Raja yang baru. Tetap saja, manusia tidak akan pernah sempurna. Akan ada kekurangan di dalam dirinya sebagai penyeimbang.

“Kenapa murung begitu Nona Charlotte?” tanya Isla. Kami sedang berada di sebuah kedai makanan dekat Menara Serikat Sihir.

“Ah, tidak.”

“Apa Nona memikirkan Ayah Nona?” tanya Isla lagi.

Benar.

Isla tersenyum. “Maaf, Nona. Aku tidak bisa membantu Nona mengetahui kabar Ayah Nona. Yang Mulia dan juga Nyonya Ava melarang hal itu.”

“Tak apa, Isla. Sebentar lagi kami juga akan bertemu,” kataku menghibur diri.

“Kalau begitu, ayo kita cari buah tangan yang cocok untuk Nona sebelum meninggalkan Avnevous!” seru Isla sambil menarikku keluar dari kedai.

Kami kembali jalan-jalan, dan menghabiskan waktu sampai malam hari tiba. Sihir dan keahlian berpedangku sudah berkembang dengan pesat. Dan sekarang ..., sepertinya aku sudah semakin siap menghadapi mereka.

Terpopuler

Comments

Gua Cuma Komentar ya! OK!

Gua Cuma Komentar ya! OK!

hah...lupa gua bilang nya, gue kira si penyihir ava itu aki-aki ternyata salah wkwkkwkwkwk

2020-07-16

3

senja

senja

hmm apakah penyihir nya itu Rose? atau orang belakang yg dulu mbantu Idris?

2020-05-20

8

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 I - Hidup Baru
3 II - Muka Dua
4 III - Kenangan Indah
5 IV - Pembuat Masalah
6 V - Lembar Pertama
7 VI - Penyihir Avnevous
8 VII - Ava Bloodhart
9 VIII - Calon Ratu
10 IX - Kediaman Winston
11 X - Lamaran Dadakan
12 XI - Persiapan Festival
13 XII - Rapat Pertama
14 XIII - Bersama Idris
15 XIV - Penyihir Vanhoiren
16 XV - Rapat Terakhir
17 XVI - Pernyataan Cinta
18 XVII - Festival Bunga (I)
19 XVIII - Festival Bunga (II)
20 XIX - Kediaman Dominic
21 XX - Calon Mertua
22 XXI - Istana Perunggu
23 XXII - Hari Pemburuan (I)
24 XXIII - Hari Pemburuan (II)
25 XXIV - Hari Pemburuan (III)
26 XXV - Kebersamaan Kami
27 XXVI - Hilangnya Rekan
28 XXVII - Menjadi Kuat
29 XXVIII - Anak Marquess
30 XXIX - Rekan Baru
31 XXX - Makan Malam
32 XXXI - Memberitahu Kebenaran
33 XXXII - Malam Pertunangan
34 XXXIII - Emosi Sesaat
35 XXXIV - Penyemangat Charlotte
36 XXXV - Makan Siang
37 XXXVI - Penobatan Lucas
38 XXXVII - Ava Galak
39 XXXVIII - Perasaan Isaac
40 XXXIX - Persiapan Pernikahan (I)
41 XL - Persiapan Pernikahan (II)
42 XLI - Kasus Penculikan
43 XLII - Kaisar Ke-XIX
44 XLIII - Penemuan Menggemparkan
45 XLIV - Bujuk Rayu
46 XLV - Kejutan Menegangkan
47 XLVI - Semakin Memanas
48 XLVII - Pengadilan Tinggi (I)
49 XLVIII - Pengadilan Tinggi (II)
50 XLIX - Pengadilan Tinggi (III)
51 L - Pengadilan Tinggi (IV)
52 LI - Pengadilan Tinggi (V)
53 LII - Balasan Kecil
54 LIII - Merasa Déjà vu
55 LIV - Hari Terakhir
56 LV - Upacara Pernikahan (I)
57 LVI - Upacara Pernikahan (II)
58 LVII - Era XX
59 LVIII - Malam Pertama
60 LIX - Bincang Malam
61 LX - Kegiatan Pagi (I)
62 LXI - Kegiatan Pagi (II)
63 LXII - Kegiatan Pagi (III)
64 LXIII - Kehebohan Mendadak
65 LXIV - Berita Duka
66 LXV - Serangan Dadakan
67 LXVI - Mulai Menghantui
68 LXVII - Diselamatkan Ava
69 LXVIII - Benang Merah
70 LXIX - Pertemuan Rahasia
71 LXX - Tumpahkan Saja
72 LXXI - Pemecatan Massal
73 LXXII - Misi Penyelamatan (I)
74 LXXIII - Misi Penyelamatan (II)
75 LXXIV - Selamat Tinggal
76 LXXV - Merasa Hancur
77 LXXVI - Titik Balik
78 LXXVII - Terancam Dibunuh
79 LXXVIII - Ancaman Ava
80 LXXIX - Interogasi Belka (I)
81 LXXX - Interogasi Belka (II)
82 LXXXI - Topik Berat
83 LXXXII - Bertemu Idris
84 LXXXIII - Hari Eksekusi (I)
85 LXXXIV - Hari Eksekusi (II)
86 LXXXV - Hari Eksekusi (III)
87 LXXXVI - Mata-mata Ayah
88 LXXXVII - Masa Lalu
89 LXXXVIII - Informasi Menarik
90 LXXXIX - Rahasia Liontin
91 XC - Potongan Puzzle (I)
92 XCI - Potongan Puzzle (II)
93 XCII - Adegan Ranjang
94 XCIII - Ibu Hamil
95 XCIV - Pemakaman Isla
96 XCV - Rencana Terakhir
97 XCVI - Kudeta Ratu (I)
98 XCVII - Kudeta Ratu (II)
99 XCVIII - Kudeta Ratu (III)
100 XCIX - Kudeta Ratu (IV)
101 C - Usai Kudeta (I)
102 CI - Usai Kudeta (II)
103 CII - Ingatan Idris (I)
104 CIII - Ingatan Idris (II)
105 CIV - Ingatan Idris (III)
106 CV - Pertemuan Resmi (I)
107 CVI - Pertemuan Resmi (II)
108 CVII - Bertemu Ayah
109 CVIII - Menyelesaikan Masalah
110 CIX - Menunggu Jack
111 CX - Serangan Kejutan
112 CXI - Menjadi Kaisarina
113 Epilog
114 Pojok Informasi
115 『S2』 Prolog
116 『S2』 I - Laporan
117 『S2』 II - Kecupan
118 『S2』 III - Duke
119 『S2』 IV - Dongeng
120 『S2』 V - Hantu
121 『S2』 VI - Pertemuan
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Prolog
2
I - Hidup Baru
3
II - Muka Dua
4
III - Kenangan Indah
5
IV - Pembuat Masalah
6
V - Lembar Pertama
7
VI - Penyihir Avnevous
8
VII - Ava Bloodhart
9
VIII - Calon Ratu
10
IX - Kediaman Winston
11
X - Lamaran Dadakan
12
XI - Persiapan Festival
13
XII - Rapat Pertama
14
XIII - Bersama Idris
15
XIV - Penyihir Vanhoiren
16
XV - Rapat Terakhir
17
XVI - Pernyataan Cinta
18
XVII - Festival Bunga (I)
19
XVIII - Festival Bunga (II)
20
XIX - Kediaman Dominic
21
XX - Calon Mertua
22
XXI - Istana Perunggu
23
XXII - Hari Pemburuan (I)
24
XXIII - Hari Pemburuan (II)
25
XXIV - Hari Pemburuan (III)
26
XXV - Kebersamaan Kami
27
XXVI - Hilangnya Rekan
28
XXVII - Menjadi Kuat
29
XXVIII - Anak Marquess
30
XXIX - Rekan Baru
31
XXX - Makan Malam
32
XXXI - Memberitahu Kebenaran
33
XXXII - Malam Pertunangan
34
XXXIII - Emosi Sesaat
35
XXXIV - Penyemangat Charlotte
36
XXXV - Makan Siang
37
XXXVI - Penobatan Lucas
38
XXXVII - Ava Galak
39
XXXVIII - Perasaan Isaac
40
XXXIX - Persiapan Pernikahan (I)
41
XL - Persiapan Pernikahan (II)
42
XLI - Kasus Penculikan
43
XLII - Kaisar Ke-XIX
44
XLIII - Penemuan Menggemparkan
45
XLIV - Bujuk Rayu
46
XLV - Kejutan Menegangkan
47
XLVI - Semakin Memanas
48
XLVII - Pengadilan Tinggi (I)
49
XLVIII - Pengadilan Tinggi (II)
50
XLIX - Pengadilan Tinggi (III)
51
L - Pengadilan Tinggi (IV)
52
LI - Pengadilan Tinggi (V)
53
LII - Balasan Kecil
54
LIII - Merasa Déjà vu
55
LIV - Hari Terakhir
56
LV - Upacara Pernikahan (I)
57
LVI - Upacara Pernikahan (II)
58
LVII - Era XX
59
LVIII - Malam Pertama
60
LIX - Bincang Malam
61
LX - Kegiatan Pagi (I)
62
LXI - Kegiatan Pagi (II)
63
LXII - Kegiatan Pagi (III)
64
LXIII - Kehebohan Mendadak
65
LXIV - Berita Duka
66
LXV - Serangan Dadakan
67
LXVI - Mulai Menghantui
68
LXVII - Diselamatkan Ava
69
LXVIII - Benang Merah
70
LXIX - Pertemuan Rahasia
71
LXX - Tumpahkan Saja
72
LXXI - Pemecatan Massal
73
LXXII - Misi Penyelamatan (I)
74
LXXIII - Misi Penyelamatan (II)
75
LXXIV - Selamat Tinggal
76
LXXV - Merasa Hancur
77
LXXVI - Titik Balik
78
LXXVII - Terancam Dibunuh
79
LXXVIII - Ancaman Ava
80
LXXIX - Interogasi Belka (I)
81
LXXX - Interogasi Belka (II)
82
LXXXI - Topik Berat
83
LXXXII - Bertemu Idris
84
LXXXIII - Hari Eksekusi (I)
85
LXXXIV - Hari Eksekusi (II)
86
LXXXV - Hari Eksekusi (III)
87
LXXXVI - Mata-mata Ayah
88
LXXXVII - Masa Lalu
89
LXXXVIII - Informasi Menarik
90
LXXXIX - Rahasia Liontin
91
XC - Potongan Puzzle (I)
92
XCI - Potongan Puzzle (II)
93
XCII - Adegan Ranjang
94
XCIII - Ibu Hamil
95
XCIV - Pemakaman Isla
96
XCV - Rencana Terakhir
97
XCVI - Kudeta Ratu (I)
98
XCVII - Kudeta Ratu (II)
99
XCVIII - Kudeta Ratu (III)
100
XCIX - Kudeta Ratu (IV)
101
C - Usai Kudeta (I)
102
CI - Usai Kudeta (II)
103
CII - Ingatan Idris (I)
104
CIII - Ingatan Idris (II)
105
CIV - Ingatan Idris (III)
106
CV - Pertemuan Resmi (I)
107
CVI - Pertemuan Resmi (II)
108
CVII - Bertemu Ayah
109
CVIII - Menyelesaikan Masalah
110
CIX - Menunggu Jack
111
CX - Serangan Kejutan
112
CXI - Menjadi Kaisarina
113
Epilog
114
Pojok Informasi
115
『S2』 Prolog
116
『S2』 I - Laporan
117
『S2』 II - Kecupan
118
『S2』 III - Duke
119
『S2』 IV - Dongeng
120
『S2』 V - Hantu
121
『S2』 VI - Pertemuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!