🌺🌺🌺
Guntur menghampiri sebuah ruangan yang ditempati oleh salah satu tawanan barunya, si biang kerok yang menciptakan masalah untuk dirinya. gembok pintu ia buka, Guntur masuk ke dalam sangkar tawanannya yang kini sedang terlelap dengan begitu pulas. tak ada tempat sandaran untuk kepalanya, kedua tangan diikat ke atas. wanita itu hanya bisa tidur tertunduk dan terlihat sungguh malang sekali
"Alangkah baiknya kalau kau aku rekam, wahai mantan." gumamnya, Guntur mendekat dan semakin mendekat, belahan dada yang terpampang nyata saat tadi malam telah tertutup oleh deraian rambutnya yang berantakan.
Wanita itu terlonjak kaget saat rambutnya ditarik ke belakang, wajah berantakan menutupi kecantikannya yang telah memudar, tersisa raut lelah tatkala kepalanya masih begitu pusing karena minuman itu. Ia teringat saat tadi malam saat lelaki yang memberinya tumpangan, memberikan sebotol alkohol rendah kepada mereka. begitu antusias menyambut hingga tak sadar bila minuman tersebut telah dicampur oleh obat tidur dan sesungguhnya minuman tersebut adalah alkohol kadar tinggi.
"Siapa kau? di mana aku!" Ia memberontak, mengayun-ayunkan kedua tangannya yang terikat diatas sana
"Keep calm, Sayang ... tidak ada gunanya kamu memberontak seperti itu. sekarang ... disinilah tempat teraman bagimu dari kejamnya Dunia ini." Guntur mengelus rambut halus wanita tersebut, mengelilingi tubuhnya
"Lepaskan aku!! aku mau pulang!!" teriaknya
"Hahahahahahaha!!" Guntur tertawa terpingkal-pingkal, menahan perutnya yang dirasa tegang saat menertawakan wanita ini. "Teriaklah sekuat mungkin, Hunny! tidak ada yang mendengar teriakanmu." ucapnya, sorot mata tajam melototi gadis itu
Ya, tidak akan ada yang mendengar teriakan sekuat apapun, bahkan speaker, toa, atau apapun tetap tidak akan terdengar sampai keluar, tatkala bangunan ini telah dipasang alat kedap suara.
"Apa maumu! katakan, berapa harus ku bayar untuk melepaskanku, hah!!"
"Bayar??" Guntur menatap rendah dan sinis. "Disini bukan pasar yang sedang mengadakan jual beli, Sayang." Guntur mengcengkeram rahang wanita ini, ia meringis kesakitan dan ingin sekali menyembur air liur ke wajahnya
"Eeeeennnnggh!" ia mendesis
"Eh, sakit, ya .... sorry." Guntur melepaskan cengkramannya, mengibaskan kedua tangan seolah tengah memegang kotoran
"Kau benar-benar kejam! apa salahku sama kau emang, hah! kau tidak tahu aku siapa!"
"Apa peduliku? yang jelas tubuhmu sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. mau ini?? jangan harap." Guntur menunjukkan ponsel milik wanita itu yang sudah retak dan hancur. sebelum datang ke tempat ini, anak buahnya dengan cepat menghancurkan ketiga ponsel para wanita tersebut. tentu saja untuk berjaga-jaga jika saja aplikasi pelacak dinyalakan agar orang bisa mengetahui lokasi mereka.
"Kau benar-benar cerdik!"
"Hahahahahaha!! jelas! aku memang cerdas, dan licik." Guntur tertawa, ia mengambil sebilah pisau dan berjalan menghampiri tawanannya
"Ka-kau mau apa?" wanita itu bergidik ngeri melihat benda tajam yang dijulurkan kepadanya
"Ingin bermain denganmu, kau pasti suntuk kan? alangkah serunya kalau kita bermain." ucap Guntur, terdengar menakutkan
"Jangan, aku mohon! kau bisa merusakku."
"Hmmm ... menyenangkan sekali kalau kita main rusak-rusakkan." Guntur tersenyum seringai, jiwa psikopatnya kembali meradang
"Sakit jiwa! iblis kau!" umpatnya, lagi-lagi Guntur tertawa terbahak-bahak
Guntur mengambil sebuah kursi yang terletak didekat tembok, memindahkannya tepat didepan gadis ini. ia duduk, mengambil kain didalam saku celananya lalu ia ikat dimulut wanita tersebut alih-alih membungkam mulut berisik itu
"A-apa yang kau lakukan!"
"Eeeeemmmh!"
"Tentu saja membungkam mulut berisik kau itu! sungguh memekakkan telinga!" geram Guntur sembari mengikat kain di belakang kepalanya
Wanita itu benar-benar tidak mau diam, dia terus bergeliat seperti belut. ingin sekali ia suntik dengan obat penenang, tapi belum saatnya, sebab ia ingin bermain terlebih dahulu dengan siksaan demi siksaan yang ia lakukan.
Mata gadis itu melotot sempurna melihat sebilah pisau mendekati pipinya, Guntur tersenyum devil, tanpa ampun ia langsung memberi goresan luka di pipi mulus itu. ia tatap wajah tawanannya, area mata itu berkerut menahan perih dikulit wajahnya. Guntur merasa senang, ini permainan menyenangkan yang pernah ia lakukan.
"Ini baru awal mula, Sayang. aku berjanji setiap hari akan menjenguk kamu dan kita bisa bermain lagi seperti ini. menyenangkan, bukan?? akh, kau pasti terharu memiliki teman seperti aku, kita akan bersama disini sampai berbulan-bulan lamanya." celoteh Guntur
Wanita itu mengucurkan air matanya begitu deras, perlakuan pria ini benar-benar menyakitkan hati dan fisiknya. hingga--tiba-tiba saja Guntur mendengar bunyi yang tidak asing berasal dari diri wanita itu.
"Kau lapar? perut mu bunyi ya?"
Wanita itu bergeming, tidak ada tenaga lagi untuk bersuara
"Ah, sebentar."
Guntur memasang alat pendengar ditelinganya, menghubungi para anak buah yang berjaga di monitor.
"Bawa makanan dan minuman untuknya."
Tidak berapa lama, salah seorang anak buahnya mendatangi mereka dengan membawa dua potong roti dan segelas air putih.
"Suapkan dia! kalau dia bersikap kurang ajar, hajar saja!" titah Guntur pada anak buahnya
"Siap, Bos."
"Kau mau perkosa dia, silakan saja, sampai puas. ingat, jangan sampai dibuat mengandung." bisik Guntur
"Tenang saja, kita selalu sedia pil KB."
🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Vera Wilda
ini yg d Tawan ini emang nya punya salah ya Thor sama Guntur ? saya benci banget klo ada novel yg perkosaan2 GT 🤔🤔🤔🤔
2023-07-28
1
Fenty Dhani
udah mulai luluh nih kayaknya😁
wiiiihhhh Guntur sadis banget😱😬
2023-03-09
0
lovely
sadiss amatt Lo Guntur🥴
2022-09-29
0