🌺🌺🌺
Sebuah mobil telah tiba di Markas rahasia milik Guntur yang terletak dipelosok Hutan yang tersembunyi dibalik keramaian. Sebelum kemari, ia terlebih dulu menukar kendaraannya di bengkel milik anak buahnya, tentu saja lewat jalan lain sebelum para pelanggannya mengetahui mobil rahasia itu.
Dengan langkah kaki yang terburu-buru dan terdengar nyaring di telinga, membuat para tawanannya bergumam memberontak. Guntur membuka sebuah pintu ruangan, terdapat beberapa monitor cctv yang menampikkan enam orang disana yang masih bisa menghirup udara segar didalam ruangan masing-masing. Namun, dalam kondisi yang memprihatinkan dengan wajah lebam, terdapat luka dan tubuh yang terkena libasan. Sungguh mengerikan sekali.
"Apa mereka ada berusaha untuk kabur?" tanya Guntur pada salah satu anak buahnya
"Tidak, Bos."
"Good!" Guntur menepuk pundak lelaki itu
Pria itu pun mendatangi salah satu ruangan untuk menghampiri satu tawanannya.
"Apa kabar, Sayang?" sapa Guntur, mendudukkan tubuhnya disebuah bangku yang terletak didepan tawanannya
"Eemmmmh!" Ia meronta-ronta, berusaha melepaskan kedua tangan yang terikat diatas tubuhnya
"Hahahahahaha! jangan harap bisa lepas, sebelum aku puas!!" tawa menggelegar milik Guntur, bagaikan ia telah dirasuki oleh iblis
Di masing-masing ruangan, ada empat pria dan dua wanita yang duduk di kursi masing-masing, namun kedua tangan terentang keatas dan dalam kondisi terikat. bagaikan seperti huruf v, tangan yang lainnya tidak bisa membantu untuk merenggangkan ikatan ditangan lainnya.
Guntur tersenyum puas, seringai wajahnya bagaikan iblis yang tidak punya hati pada tawanannya. tangannya bersedekap didada, bidik matanya menatap wajah cantik dihadapannya, mereka semua yang berhasil membuatnya seperti ini di masa lalu.
Guntur berdiri, membalikkan tubuhnya berjalan ke arah lain. yaitu sebuah meja yang memajang alat-alat penyiksaan. Ia mengetuk-ngetuk meja, berpikir senjata mana yang menyenangkan baginya.
Pria itu tersenyum miring, ia kembali menghampiri tawanannya, membuka bungkaman dimulut wanita itu hingga ia mulai bersuara, bermohon ampun kepada sang psikopat gila ini.
"Aku mohon lepasin aku, siapa pun dirimu." pintanya
"Apa sudah kau pikirkan, siapakah orang yang pernah kau sakiti dimasa lalu?" tanya Guntur, membingkai wajah lebam itu dengan pisau miliknya
"Aku tidak tau ... aku mohon, lepasin."
"Bodoh!! di mana otak kau sampai kesalahan sendiri terlupakan, hah!" Guntur berang, menarik rambut kusam wanita tersebut dengan kuatnya, wanita itu meringis kesakitan, buliran air mata pun jatuh membasahi pipinya
"Sudah satu tahun kamu disini, dua orang sudah aku bunuh karena dengan lancangnya ingin mengadu kepada Polisi. tapi beruntung, tidak ada yang mengetahui siapa diriku, anak buahku dan tempat tersembunyi ini. Hahahahahahaha!!" Guntur tertawa terbahak-bahak
"Aku berjanji tidak akan mengadu pada siapa pun, hidup sudah syukur." lirih wanita tersebut
"Bullshit!" umpatnya, Guntur kembali membekap mulutnya
**
Sudah dua jam lamanya, namun pria itu belum juga kembali. Bulan lebih memilih berbaring di ranjang untuk meratapi nasibnya di tempat ini. Walau dirinya belum pernah dilukai dengan sebuah pisau, namun tiap malam tubuhnya selalu digerayangi oleh pria itu. Ia tersenyum miris, semenyedihkan inikah hidupnya? hingga tanpa terasa sepasang netra itu mulai sayu, dirinya pun terlelap dalam sekejap.
"Bulan! hei, kemana kau!"
Bulan yang baru saja memejamkan mata, seketika terjaga dan langsung bangun mendudukkan tubuhnya.
"Tuan Guntur." gumam gadis itu, ia bangkit berdiri dan berlari terbirit-birit menuju pintu kamarnya
"Tuan, anda sudah pulang? apa ini?" Bulan menatap minuman beralkohol yang baru saja Guntur ambil dari dalam penyimpanannya dibalik meja
"Kau mau? ini enak, Sayang." Guntur menyodorkan alkohol itu kepada Bulan
"Tidak, sebaiknya anda mandi biar segar. jangan minum minuman ini." Bulan dengan lancangnya mengambil botol itu
"Beraninya kau ya ..." Guntur tersenyum miring. "Minum ini, cepat!"
Bulan menggeleng.
"Ayolah, sedikit saja, atau tidak---"
"Baiklah-baiklah." Bulan sedikit mencicipi minuman keras itu, seketika saja ia terbatuk-batuk merasakan sensasi yang diberikannya
"Hahahahahaha!" Guntur tergelak, lalu kembali menenggak minuman itu hingga tersisa setengah botol.
"Kau tau, Sayang ... aku akan membebaskan dua tahananku dan membuangnya jauh."
"Mengapa anda seperti ini, Tuan? kenapa anda sejahat itu?" Bulan menatap iba pada pria ini, seolah ada sesuatu yang mengganggu raganya
"Dendam, tentu saja aku membalas dendam." bisiknya, Bulan menelan salivanya dengan kasar
Disisi lain, di Perusahaan Perkasa Group, sang pemilik gedung baru saja menginjakkan kaki di Perusahaan ini. rasanya sudah sangat lama ia tidak bekerja, dan kini ia akan memulai untuk mengelola usahanya yang telah lama ia rintis
Para pegawai yang melihatnya, menyambut dengan hangat, banyak dari mereka yang begitu kegirangan akan kedatangan pria parubaya tersebut
"Selamat siang, Tuan."
"Siang." Pria itu menyapa balik, diikuti oleh Assistennya yang sempat dipecat oleh putranya. Ia tidak akan memecat orang-orang yang sudah berusaha mempertahankan gedung ini
"Tidak ada kata pecat, kau harus tetap bekerja bersamaku."
🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Fenty Dhani
sudah mulai terbuka pada bulan...awal yang bagus👍☺️
2023-03-09
1
Rosmawati Intan
Guntur , mangsa buli
2022-09-29
0
Indri Ani40
msh bingung ini gimn alur cerita nya 🤔🤔🤔
2022-07-05
0