"Eits kalian mau kemana pada rapi ini" Jhonatan baru menyadari penampilan liliy dan destiya terlihat berbeda.
" Mau keluar bentar cari angin bang enggak lama kok cuman sebentar, ya enggak Des" Liliy menyenggol lengan Destiya.
" Yoi Bray kita mau jalan-jalan bentar"
"Bye"
Mereka berdua berpamitan ke Jhonatan selalu ketua di grupnya.
Episode sebelumnya…
...***...
Sekretaris Joon Woo sudah membagikan surat persetujuan orang tua melalui email. Para orang tua tampak antusias dan sebentar lagi anaknya akan merantau mengejar impiannya.
Orang tua Liliy yang begitu heboh melebihi orang yang mendapatkan doorprize hadiah mengetahui bahwa anaknya sebentar lagi akan menjadi idol.
" Aa… putri ku tersayang mamah bangga sama kamu" teriak mamah Sinta dan langsung mendobrak pintu kamar anaknya sangking senang nya. Yang berada di dalam kamar masih tidur terlelap.
Mamah Sinta mengambil segelas air berada di atas nakas dan byurr… air yang berada di dalam gelas sudah berpindah tempat ke wajah Liliy. Untung nya air yang berada di dalam gelas tidak terlalu banyak.
" Aaa… mamah banjir tolong Liliy!!,," ucap Liliy sambil menutup mata seakan-akan ia bermimpi sedang kebanjiran.
(Hehehe… rasain sapa suruh jam segini masih molor ) batin mamah Sinta.
Mamah Sinta yang tak tega akhirnya menepuk kedua pipi Liliy agar bangun.
" Hay nak bangun" ucap mamah Sinta.
Sayup-sayup Liliy membuka mata dan betapa terkejutnya bantal dan selimutnya basah seakan-akan ada yang mengguyur air ke mukanya.
" Kok basah ya mah apa tadi pagi hujan? atau atapnya lagi bocor" ucap Liliy dengan suara serak khas bangun tidur.
" Ehmmm… " mamah Sinta berdehem sebentar untuk menghilangkan rasa gugupnya sebelum melanjutkan ucapannya.
" Mamah enggak tau nak , yuk buruan mandi dulu katanya mau cek up" mamah Sinta mengalihkan pembicaraan agar anaknya tidak curiga. Dan untung nya Liliy percaya
" Emang jam berapa sih mah? " ucap Liliy sambil melepaskan selimut beserta sarung bantal.
" Jam 8 pagi " sontak Liliy menuju ke kamar mandi.
" Mamah kenapa enggak bangunin dari tadi" Liliy berteriak di dalam kamar mandi.
" Udah mamah bangunin dari tadi , emang kamu aja tidurnya kayak kebo , dah mamah mau turun ke bawah mau siap-siap"
" Jangan lama-lama di dalam keburu siang nanti"
Mamah Sinta melangkah keluar dari kamar Liliy.
15 Menit kemudian Liliy keluar dari walk in closet dan menuju ke lantai bawah.
" Mah udah siap"
Mamah Sinta melihat penampilan Liliy dari atas sampai bawah.
" Kenapa mah? ada yang aneh" Liliy memeriksa kembali penampilannya di pantulan tv yang sedang mati.
" Enggak ada kok tapi penampilan mu terlihat sangat santai enggak salah pilih baju kan?" tanya mamah Sinta.
" Enggak tuh, kan cuman cek up aja mah lagian kenapa mesti dandan yang ribet"
" Ayok lah mah keburu jam 9 nanti kan cek up nya sekitar jam 10"
ajak Liliy yang udah jengah dengan pertanyaan membosankan.
Di perjalanan sang mamah terus menerus mengoceh sampai-sampai liliy di buat jengah.
( Kapan sampainya) batin Liliy.
Saat sampai parkiran mamah Sinta keluar terlebih dahulu , Liliy masih membetulkan parkiran mobil.
Liliy menyusul mamah nya yang udah terlihat agak jauh. Sampai di depan ruang dokter Liliy dan mamahnya duduk di ruang tunggu selagi menunggu nomor urut.
" Nomor 6 atas nama nona Liliy" ucap suster.
Liliy mendengar namanya di panggil langsung menggandeng mamahnya untuk masuk keruangan dokter.
" Selamat pagi dokter" ucap Liliy dengan ramah.
" Mari saya cek dulu" Liliy mengikuti arah dokter yang menuju bed rumah sakit. Dokter mulai memeriksa keadaan Liliy menggunakan alat bantu cek up.
" Keadaan cukup baik , anda bisa melakukan aktivitas seperti biasa ,namun jangan yang terlalu berat" Liliy mendengarkan penjelasan dokter sebaik mungkin.
Hasil pemeriksaan sudah keluar di hari ini juga tanpa menunggu 1 sampai 2 hari. setelah keluar dari rumah sakit Liliy dan mamah Sinta menuju parkiran mobil.
Sebelum meninggal kan rumah sakit mamah Sinta berpesan ke Liliy " Liy mampir ke mall yuk mamah mau beli perlengkapan mu mumpung kita masih di luar".
Liliy hanya menganggukkan saja tanpa berkata, mobil pun kini perlahan keluar dari rumah sakit yang di kendarai oleh Liliy.
Liliy fokus menatap lurus ke depan tapi sang mamah justru asik berfoto ria dengan gaya yang berbeda. Sungguh aneh orang tua jaman sekarang melebihi anak muda. Lain cerita dengan Liliy , ia tak suka berfoto-foto kalau enggak ada mood enggak akan foto ia.
" Liliy lihat kamera sih dong kita foto berdua yuk" ajak mamah Sinta.
"Mah Liliy masih nyetir nanti aja" ucap Liliy.
"Ya udah kamu fokus nyetir mamah yang foto seolah-olah kamu lagi candid bagus kan ide mamah"
Liliy tak habis pikir dengan ide sang mamah.
" Terserah mamah aja" ujar Liliy.
Di dalam mall sang mamah terlihat sangat antusias mulai dari toko sepatu sampai toko tas branded.
Liliy sebagai gantungan belanja berjalan kedua tangan sampai lengan penuh dengan belanjaan mamahnya sampai-sampai kaki terasa pegal.
Liliy mengajak mamah nya mampir ke food court hanya sekedar mengisi perut yang sudah kelaparan.
Liliy mengajak mamahnya memilih makanan khas nusantara.Ia memilih duduk yang tidak terlalu jauh dari jangkauannya bergantian sang mamah yang memesan makanan.
Setelah memesan makanan sang mamah berjalan menuju meja yang sudah di tempati oleh anaknya sambil membawa pesanannya.
Makanan tersebut di letakan di meja tepat di hadapan Liliy, tanpa pikir panjang mereka berdua langsung makan hidangan yang ia pesan.
" Kapan kamu akan berangkat ke negara K nak?" tanya mamah Sinta. Mereka telah menghabiskan pesanan yang mereka pesan.
" Tahun depan mah" ucap Liliy sambil minum green tea kesukaannya.
" Ini kan mau akhir tahun nak sebentar lagi akan pergantian tahun" ucap mamah Sinta.
" Kalau pastinya Liliy kurang tau mah , yuk mah kita pulang Liliy belum beres-beres pakaian kan nanti sore Liliy tidurnya di mansion tuan Joon Woo" ucap Liliy.
...***...
" Haaa…akhirnya sampai juga capek ternyata keliling-keliling toko" Liliy mengibaskan bajunya karna gerah.
" Nih mamah udah belikan 5 set baju , make up + skincare , sepatu dan tas" mamah Sinta meletakan Tote bag di atas sofa tepat di samping Liliy.
" Banyak banget mah , terus itu sisanya buat siapa?" Liliy menunjukkan paper bag 4 dengan dagunya.
" Hehehe… itu semua punya mamah tapi tenang sebagian punya papah sama Adit" ujar mamah Sinta.
Liliy segera naik ke atas tak lupa membawa paper bag yang sudah di belikan sama mamahnya.
Liliy menyiapkan 2 koper besar dan 1 koper kecil semua barang sudah ia masukan tanpa kecuali. Dan sebentar lagi ia menunggu jemputan.
Liliy merogoh saku celana guna mengambil hp nya.
(Gue cari kontak nomor destiya biar dia jemput gue) batin Liliy.
📞 : " Halo Des gue udah siap nih kapan jemputnya?"
📞 : " Otw Liy tunggu sebentar"
Bersambung……
Nonus visual
Joon Woo
visual Reyhan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments