Destiya meneteskan air mata bahagia dalam pelukan "ini elu kan liy hiks ? gue enggak salah orang kan "
" Hey udah dong pengap nih gue " Destiya melepaskan pelukannya.
" Gue udah sembuh Des , gue disini niatnya mau latihan tapi sebelum kita latihan gue mau ngomong sama anak-anak penting ini " Liliy menggandeng tangan Destiya dan kakaknya ke lantai dua.
Destiya dan Adit saling pandang tanda tidak mengerti maksud tujuan Liliy, ia menggeret ke dua orang secara paksa.
...*****...
" Hay Bray lama tak jumpa " teriak Liliy sambil melambaikan tangan ke Jhonatan dkk kecuali Destiya.
Tadinya Jhonatan dkk sedang serius membahas pelaku penembakan bulan lalu . Mereka tidak menyadari Liliy yang sudah berdiri di hadapan mereka.
Mereka tampak senang akan kehadiran Liliy. Bagaikan nasi tanpa kerupuk. Liliy!!! mereka berlima berpelukan ala Teletubbies sekedar melepas rindu.
" Woy kalian!! lepasin kasihan adek gue " Adit berusaha memisahkan mereka dari adeknya. Mereka tidak menyadari hadirnya Adit kakak kandung dari Liliy.
Jhonatan dkk tampak mendengus.ternyata sifat kakaknya masih sama tidak berubah terlalu posesif ke adiknya. Mereka memikirkan nasib calon suami adeknya kelak, betapa rempongnya kelakuan kakaknya.
" Ok disini gue mau bahas masalah tadi pagi " Liliy menyuruh mereka duduk melingkar agar diskusi nya berjalan dengan lancar.
" Nih gue ada flashdisk " Liliy meletakkan flashdisk di atas meja .Sebelum masuk ke dalam mansion flashdisk yang berada di dalam mobil di cabut dan tak lupa menyerahkan hasil jepretan tadi.
" Buat?" tanya Samuel.
Adit menyuruh Bernard mengambil laptop agar masalah cepat selesai.
"Nih laptop nya " ucap Bernard sambil meletakkan laptop yang ia ambil dari kamarnya.
"Ok kita eksekusi " ucap Jhonatan. Semua tertuju pada laptop.
Liliy dan Adit bersantai ria sambil melihat reaksi mereka setelah menonton Vidio yang ada di dalam flashdisk.
" Dek kita hitung sampai 3 gimana reaksi mereka" bisik Adit ke telinga adeknya.
Hmmm… Liliy menganggukkan kepala.
Adit mulai menghitung
1
2
3
Brak… Jhonatan menggebrak meja yang ada di depannya.
"Ban*sat " geram Reyhan.
"Bener kan ucap kakak" bisik Adit ke Liliy.
"Liliy!!! " ucap mereka serempak . Yang mempunyai nama tampak santai seolah-olah tidak ada beban.
" What?" ucap liliy.
" Kenapa kamu enggak nembak ban belakangnya" Samuel.
" Mana sempat keburu malam ,yang penting kan gue foto plat mobilnya" ucap Liliy.
" Emang elo bawa senapan?" tanya Adit.
" Enggak bawa lupa gue hehe… " ucap Liliy sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hadeh" semua orang tepuk jidat sendiri atas kelakuan Liliy.
" Dari pada mikirin tadi mendingan kita latihan vokal dah lama gue enggak latihan" ucap Liliy.
" Dek tapi kan yang tadi harus di bereskan " ucap Reyhan.
" Tapi kan gue udah lama loh enggak latihan hiks " mau enggak mau Liliy menggunakan akting nya lagi.
" Ya udah kita latihan sekarang mumpung waktunya buat latihan"
" Tapi elo harus janji habis ini kita selidiki kasus ini"
Jhonatan segera menengahi agar masalahnya tidak melebar kemana-mana.
" Siap pak bos " Liliy mengangkat tangan layaknya orang lagi hormat bendera.
Mereka berenam siap-siap menuju ruang tes vokal.
Dimanakah Adit berada ?
Tok…
Tok…
Jhonatan mengetuk pintu sebelum masuk
" Ya masuk" jawab pelatih vokal.
Mereka mengucapkan salam kepada pelatih vokalnya.
" Hay Liliy apa kabar lama tak jumpa , udah sembuh kamu? " tanya pelatih.
" Udah pak , kita boleh enggak latihan vokal di sini "Liliy tanya balik.
" Boleh , butuh bimbingan apa enggak? " sang pelatih mengizinkan Jhonatan dkk menggunakan ruangan nya untuk latihan vokal.
" Sendiri" yang menjawab bukan Liliy melainkan Reyhan. Reyhan melihat gerak-gerik pelatih vokal yang terlihat sedang menggoda adeknya.
POV Liliy.
" Lah bukan latihan di agensi aja?" Liliy baru mengetahui di mansion Joon Woo ada studio rekaman suara.
" Ya adalah Liy ,masa bos Sultan ndak mampu bikin. Jangan kan buat studio recording mini buat stadion lapangan sepak bola bos Joon Woo jabani" ucap Destiya.
" Udah-udah ngobrolnya saatnya kita masuk ngobrolnya di lanjut habis latihan " ucap Reyhan.
Back to topik .
" Ini latihannya sendiri-sendiri atau bareng ?" tanya Bernard.
Sebagai ketua grup Jhonatan menjawab pertanyaan Bernard " bareng aja toh abis ini kita ada misi "
Semua orang menerima usulan Jhonatan dan ada benarnya juga.
Setelah memakan waktu hampir 2 jam akhirnya Jhonatan dkk sudah selesai latihan recording. Mereka memutuskan rundingan masalah yang tadi ke kamar Samuel. Kenapa tidak di ruangan biasanya? dan mengapa Joon Woo sang bos mafia black king tidak di ajak rundingan dan dimanakah Joon Woo berada?.
(kayak ada yang kelupaan apa ya) batin liliy
Liliy kenapa sih dari tadi gelisah apa gue tanya langsung " Liy kok gelisah dari tadi mikirin apa " tanya Bernard. Semua orang menoleh ke arah Bernard dan Liliy.
" Eh enggak ada apa-apa kok " Liliy kepergok saat dirinya gelisah memikirkan sesuatu.
" Terus kalau enggak ada masalah kenapa elo dari tadi duduknya enggak tenang kayak ada yang dipikirkan" sekarang yang bertanya Reyhan.
" Sebenarnya gue itu kayak ngelupain sesuatu tapi gue enggak ingat " jawab liliy.
Mereka yang ada di sana di buat mikir atas jawaban Liliy.
" Nih anak baru sembuh masih aja bikin orang sebel " lirih Samuel.
reyhan yang posisi duduknya di samping dengar ucapan samuel walaupun lirih tapi sangat jelas di telinga Reyhan. Untung semua orang tidak kedengaran.
"Aw sakit Rey ngapain sih cubit lengan gue "geram Samuel.
"Mulut mu bisa di jaga apa enggak" ucap Reyhan sambil melotot ke arah Samuel.
Si Bernard asal ceplos " jangan bilang elo ngelupain kakakmu" .
"Astaghfirullah!… gue baru ingat thanks ya nard udah ingetin gue"
" Sekalian pinjem laptop elo buat ngecek kakak gue posisi dimana"
Liliy mengambil laptop yang berada di pangkuan Bernard.
"haah…" semua orang menghela nafas
Liliy mengotak-ngatik laptop yang ada di pangkuannya dan langsung terhubung ke saluran cctv alangkah kagetnya ternyata kakaknya tiduran di kamar Jhonatan sambil memegang stik PS.
( ealah kak bikin gue kelimpungan ) batin liliy.
Bernard melihat Liliy mau mengembalikan laptop nya ke dia. Bernard mempunyai inisiatif, ia mengambil flashdisk di saku celana Jhonatan dan langsung menyerahkan ke liliy.
" Nih , sekalian kan elo bawa laptop" ucap Bernard .
Tanpa bertele-tele liliy mengambil flashdisk dari tangan Bernard. Tangan lentiknya menari-nari di atas keyboard setelah menemukan vidio nya semua orang fokus ke arah laptop meneliti tiap menit tanpa terlewatkan. Di menit akhir mereka semua menemukan petunjuk dan semoga pelakunya belum melenyapkan barang buktinya.
" Ok guys kita mulai menemukan titik terang dan jangan lengah musuh masih di sekitaran kita semua dan Liliy tolong Vidio ini di simpan jangan sampai hilang . Besok kita bahas lagi bersama bos ,kita jangan maju dahulu ikuti perintah bos. Kalian semua mengerti?! " sebagai tangan kanan di Black King Jhonatan tetap mengikuti perintah sang bos, jangan sampai semua misinya gagal.
Bersambung ……
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments