Episode sebelumnya…
" Dek ayo bangun kita semua merindukan kamu" Reyhan menggenggam dan mengusap tangan Liliy.
Jiwa Liliy tak kuasa memandang Reyhan yang begitu prihatin.
" Mas Rey Liliy disini jangan sedih , mas enggak salah mungkin takdir Liliy begini jangan salahkan diri sendiri" Liliy mendekap tubuh Reyhan dari belakang.
Tes…… air mata Liliy seketika jatuh di dekapan tubuh Reyhan.
...*****...
Situasi Markas Black King.
beep… beep…
( suara klakson mobil Joon Woo berserta papinya)
Joon Woo dan papinya keluar dari mobil. Para Mafioso menyambut kedatangan Tuan besar dan Tuan muda.
Suasana markas di lihat dari depan tampak biasa aja seperti bangunan kuno tak terawat. Namun siapa sangka di dalam markas terlihat seperti mansion semua peralatan tertata rapi. Di dalam mansion di bagi menjadi 4 ruangan.
Lantai pertama di buat acara perkumpulan anak-anak Mafioso , lantai kedua di isi kamar para Mafioso , lantai ketiga di isi kamar Joon Woo dan Jhonatan dkk dan dilengkapi ruang diskusi , mini bar , karaoke dan dapur. Dan yang terakhir lantai bawah di khususkan para Mafioso berlatih , penyekapan dan eksekusi para penghianat.
Tak hanya itu saja di dalam di lengkapi ruang fitnes , supermarket mini dan toko serba guna.
Back to topik.
" Jonathan suruh para Mafioso berlatih di ruang bawah tanah tanpa kecuali !!" perintah Joon Woo.
" Siap laksanakan Tuan" Jonathan segera meninggalkan Tuan besar dan Tuan muda untuk memerintahkan para Mafioso berlatih.
" Samuel dan Bernard saya perintahkan untuk mengecek alat tembak , bom , peluru dan alat pelindung badan. Saya tidak mau ada yang hilang" perintah Joon Woo.
" Reyhan pastikan keamanan sekitar markas terjaga jangan sampai ada penyusup masuk " perintah Joon Woo.
" Siap tuan" ucap mereka serempak.
" Dan kamu Destiya ikut saya ke lantai dua!!,, kita diskusikan di sana bawa laptop kamu.
kita bahas rencana yang kemarin sempat tertunda" Joon Woo , papi dan Destiya naik lift ke lantai dua.
Ting … pintu lift terbuka mereka telah sampai lantai dua.
Ruang diskusi Joon Woo di lapisi alat pengamanan tinggi hanya pemilik lah yang bisa membuka.
Tit… smart lock handle telah terbuka.
Destiya langsung menyalakan laptop di pangkuan nya. Butuh waktu melacak keberadaan markas musuhnya.
Setelah mengunggu hampir 3 jam data yang ia cari tak kunjung ketemu. Destiya hampir stres menghadapi laptop di depannya , ia memilih merakit bom daripada meretas data-data orang luar. Biasanya Liliy lah menjalankan tugas berhubung Liliy tidak bisa ia terpaksa menjalankan tugas dari tuannya.
Biasanya Liliy melacak hanya butuh 15 menit itu pun paling cepat biasanya hampir membutuhkan 2 sampai 3 hari.
" Bagaimana Des udah ketemu" tanya papi Joon Woo.
" Maafkan saya Tuan hampir 3 jam belum menemukan titik terang , saya akan berusaha sekali lagi maafkan saya tuan " ucap Destiya.
"Hmmm… tak apa nak jangan menyalahkan diri sendiri yang penting kamu udah berusaha. Memang musuh kali ini sangat licik dan bermain sangat rapi" ucap papi Joon Woo.
"Aaarrggh…… sialan kau!!
craang!! " Joon Woo memukul cermin yang berada di belakangnya dengan tangan kosong alhasil tangan Joon Woo mengeluarkan tetesan darah.
Joon Woo sangat kesal dengan musuh kali ini ia tidak akan gegabah mengambil keputusan. Semakin ia gegabah semakin lama menemukan musuhnya.
Papi Joon Woo mendekat ke arah anaknya. Ia bisa melihat sorot mata anaknya yang begitu menahan amarah , benci dan frustasi menjadi satu.
Papi Joon Woo hanya bisa memberi nasehat dan dukungan selebihnya hanya Joon Woo yang bisa mengendalikan emosi.
"Andai waktu itu papi tidak gegabah mengambil keputusan dan menuruti nasehat istri nya, situasi tidak akan seperti ini" gumam papi.
" Nak udah jangan di teruskan ayo ikut papi" ucap papi.
" Mau kemana pi" ucap Joon Woo.
" Ngobatin luka mu udah jangan banyak tanya" Joon Woo mau tak mau mengikuti perintah papinya.
Papi Joon Woo sangat bijaksana dalam masalah apapun berbanding terbalik dengan sifat adik nya.
Ada apa dengan adik papi Joon Woo apa hubungan nya dengan musibah penembakan Liliy? .
...*****...
...grup orang waras...
Destiya :" Guys ke rumah sakit yuk bosen nih lama-lama di markas".
Samuel : @Destiya ,"Bentar urusan gue belum kelar".
Jhonatan : @ Samuel ," Urusan apaan? bukannya elo udah enggak ada tugas dari pak bos?".
Reyhan : "Kuy lah udah kangen nih ama Liliy 🥺".
Samuel : @ Jhonatan , " Alarm tubuh gue bunyi 🦭"
Destiya : @ Samuel ," Wah gila Lo ya bisa-bisa ke WC bawa hp 🤦".
Bernard : @ Samuel , " Jorok Lo jauh-jauh dari gue".
Jhonatan : " Hahahaha..."
Reyhan : " Jadi enggak sih ?"
Destiya :" Gue tunggu di lantai bawah dekat meja bilyard"
Reyhan : " Ok gue ke situ "
Jhonatan : " Otw"
Bernard : " 2"
Samuel : " 3"
...****...
Setelah sampai mereka bergegas ke ruang inap VVIP.
"Tok…tok… assalamualaikum" ucap Reyhan .
"Masuk" ucap Adit .
ceklek… (suara pintu di buka )
"Oh kalian mari masuk , mumpung kalian ada di sini gue titip Liliy . gue ada urusan bentar " Adit bergegas mengambil kunci mobil di atas nakas.
" Orang tua kamu kemana dit? " tanya Samuel.
" Kembali ke Indonesia ada urusan penting mungkin di sana 3 hari" ucap Adit .Sebelum meninggal kan mereka adit berpesan kepada mereka ,"kalian kalau lapar di kulkas ada cemilan".
" Ok" ucap Bernard.
Sebelum berangkat Adit berpesan " kalau ada apa-apa hubungi gue ".
"👌" isyarat tangan Destiya.
"Huh...panas nya di luar jarang-jarang loh di sini panas" keluh Samuel. " Tolong dong AC nya di kecilin ".
" Btw kita kapan nih debutnya udah tanya ke pak Joon Woo belum ? " tanya Bernard.
" Belum ada confirm mungkin fokus dulu sama kasus ini , kalau udah clear baru kita bahas debutnya " ucap Jhonatan.
Reyhan yang tidak ikut menimbrung dengan kawan-kawan hanya menyimak obrolan mereka jarak jauh , ia memilih menemani Liliy. Tidak lama kemudian tangan Liliy bergerak . Rayhan yang berada di sisinya sontak kaget dengan reaksi Liliy.
Mata Liliy sedikit demi sedikit membuka menyesuaikan cahaya yang ada di sekitarnya.
" Dek ini beneran kamu " Reyhan yang tidak percaya pada penglihatannya. Sontak Rey memanggil mereka yang sedang duduk di sofa.
" Hay kalian ke sini cepat !! Liliy udah sadar " mereka yang mendengar teriakkan Rey segera mendekat ke arah mereka berdua.
" Ini ada di mana?" tanya Liliy dengan nada lemah
dan berusaha untuk duduk.
" Syukurlah Liy kamu udah sadar, doa kita di kabulkan" ucap syukur Destiya kepada tuhan.
Mereka berlima sempat meneteskan air mata bahagia sangking senang nya Liliy udah siuman dari tidur yang panjang.
Sret … Reyhan langsung memeluk Liliy setelah sekian lamanya. Liliy merasakan pundaknya basah berbisik ke telinga Reyhan " mas ada apa kok nangis?".
"Sebentar jangan ubah posisi ini aku ingin memelukmu sebentar" suara serak Reyhan.
"Hmmm…ok mas " bisik Liliy.
" Rey udah dong acara temu kangen nya , kasihan Liliy baru sadar" ucap Bernard.
Mereka paham perasaan Reyhan ke Liliy. Tapi mereka enggan menanyakan langsung.
"Cup" Reyhan mengecup kening Liliy dengan rasa senang . " Oh iya gue lupa ngasih kabar ke kakak mu , bentar ya gue telpon dulu"
Liliy hanya menganggukkan kepala.
" Eh ada bang Jho di sini itu di tangan bawa apa?" tanya Liliy.
" Bu...bukan apa-apa kamu salah lihat mungkin kan kamu udah lama tidurnya" Jhonatan lupa bahwa dia bawa jajan coklat yang berada di kulkas.
Bersambung……
Jangan lupa like 👍 dan subscribe ♥️ klik tombol hadiah dan vote.
dan jangan lupa komen bersifat positif.
Bye-bye 👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments