Tanpa bertele-tele liliy mengambil flashdisk dari tangan Bernard. Tangan lentiknya menari-nari di atas keyboard setelah menemukan vidio nya semua orang fokus ke arah laptop meneliti tiap menit tanpa terlewatkan. Di menit akhir mereka semua menemukan petunjuk dan semoga pelakunya belum melenyapkan barang buktinya.
" Ok guys kita mulai menemukan titik terang dan jangan lengah musuh masih di sekitaran kita semua dan Liliy tolong Vidio ini di simpan jangan sampai hilang . Besok kita bahas lagi bersama bos ,kita jangan maju dahulu ikuti perintah bos. kalian semua mengerti?! " sebagai tangan kanan di Black King Jhonatan tetap mengikuti perintah sang bos, jangan sampai semua misinya gagal.
...*****...
Di tempat lain
Pria misterius duduk di singgah sana tepat di hadapan anak buahnya. Pria misterius kemana-mana selalu menggunakan topeng wajah agar identitas nya tidak diketahui orang luar maupun orang dalam , yang hanya mengetahui asli wajah bos nya hanya tangan kanan sekaligus asisten pribadi ,selebihnya tidak di izinkan bahkan anak buah nya yang sudah bekerja lama tidak tau wajah sang bos Mafia King Cobra. alasannya biar aman.
Sebut saja Mister X ia mempunyai dendam amat dalam pada keluarga Joon Woo dan keluarga Rudy terutama Liliy anak dari Rudy dan Sinta. Entah peristiwa apa yang membuat ia amat membenci bahkan tak segan-segan membunuh semua keturunannya.
" Udah beres tugas yang saya berikan tempo lalu" tanya Mister X sambil memainkan sniper keluaran terbaru.
" Sudah bos semua bukti sudah saya lenyapkan, apa ada tugas lagi?" tanya balik tangan kanan sekaligus asisten pribadi.
" Ada , tapi nanti dulu saya mau lihat seberapa pintar anak buah Joon Woo" ucap Mister x sambil mengeluarkan senyum mengerikan.
Apakah bisa mister X menjalankan balas dendam ?
...****...
"Guys udah sore nih gue cabut dulu takut kemalaman , oh ya kalau ada info baru jangan lupa kabari" Liliy berserta kakaknya berpamitan kepada Jhonatan dkk.
Di perjalanan Liliy tampak melamun pandangan lurus ke depan namun di dalam otaknya ia berfikir keras atas kejadian yang menimpa tadi pagi dan tambahan kejadian waktu ia tertembak.
Sang kakak yang berada di sebelahnya merasa bingung atas perubahan sikap Liliy.
" Dek elo kenapa ?" tanya Adit sambil tangan kirinya menggenggam tangan Liliy dengan posisi pandangannya lurus ke depan takut konsentrasi nya terganggu.
Liliy menoleh ke arah kakaknya sambil menggelengkan kepala " enggak ada apa-apa kak , hmm… kak Liliy boleh tanya?" tak lupa tangan sang kakak ia genggam erat di atas pangkuannya.
" Boleh tanyakan aja " Adit melirik sekilas ke arah Liliy.
" Kak Liliy mau sekolah " ucapan Liliy langsung to the points.
" Kalau itu tanya langsung ke papah sama mamah "
" Dan kemarin sempat bahas masalah sekolah kamu kan bentar lagi udah SMA mau mu sekolah di mana?" tanya kak Adit.
" Belum tau kak coba nanti tanya papah dulu barangkali dapat masukan enaknya sekolah dimana"
" Terus kak nasib karir idol aku bagaimana? " tanya balik ke kak Adit.
"Udah tanya langsung ke Joon Woo? " ucap Adit.
"Niat nya sih tadi mau tanya langsung tapi pak Joon Woo nya keluar ada urusan. Terus tadi tanya ke Jhonatan orang nya juga enggak tau pastinya kapan" ucap Liliy.
Skip.....
Tit…tit… ceklek pintu apartemen terbuka muncul lah dua orang berjenis kelamin wanita dan pria. Papah Rudy dan mamah Sinta baru tiba dari acara kantor , ia melihat sekeliling ruang tak ada orang .
( Kemana nih dua orang katanya sore udah pulang ) gumam mamah Sinta.
" Pah anak kita kok belum pulang" tanya mamah Sinta.
"Mungkin dalam perjalanan mah , bentar lagi pulang" papah Rudy tak ambil pusing masalah kepulangan anaknya toh mereka udah besar .
" Ya udah pah , mamah mau nyiapin air panas buat mandi" sebelum naik ke anak tangga pergelangan tangan di tarik oleh sang suami.
" Ada apa pah?" tanya mamah Sinta.
" Perut papah keroncongan di meja makan masih ada lauk apa enggak" ucap Rudy sambil memegangi perutnya.
" Bukannya tadi udah mampir dulu makan ke restoran yang berada di sebelah toko sepatu olahraga , masa masih laper?" mamah Sinta tak habis pikir kelakuan sang suaminya tercinta.
Tak lama kemudian datang lah Lily dan Adit.
"Assalamualaikum mah , pah " ucap Adit.
" Wa'alaikumsalam " ucap mamah Sinta dan papah Rudy. Mereka duduk bersama di ruang keluarga.
"Kok baru pulang dari mana aja ?" tanya mamah Sinta ke putrinya.
" Tadi Liliy latihan vokal mah dan sekalian di antar sama kakak"
" Nih mah Liliy bawa ayam bakar bumbu madu tadi sempat mampir dulu keburu tutup jadi pulang nya agak kemalaman" Liliy menyerahkan 2 kantong keresek ke mamahnya. Dengan senang hati menerima makanan dari putrinya.
" Mah pah kakak izin mandi dulu" ucap Adit.
" Aku juga mau mandi dulu badan rasanya udah lengket" ucap Liliy tak lupa mencium pipi mamah dan papah nya sebelum naik ke lantai dua.
Setelah kedua anaknya masuk ke kamar masing-masing baru lah mamah Sinta dan papah Rudy menyusul ke lantai dua sebab mereka berdua belum mandi.
Jam sudah menunjukkan waktu makan malam mereka sudah berkumpul di meja makan hidangan yang disajikan macam-macam mulai dari ayam bakar bumbu madu , bakwan goreng , sambal terasi dan cah kangkung. Mereka menikmati makan malam dengan hikmat tanpa ada suara hanya terdengar dentingan sendok.
Setelah makan bersama liliy dan mamah Sinta membersihkan semua piring mulai dari liliy mencuci piring sedangkan sang mamah merapikan meja makan yang sempat berantakan. Kedua laki-laki memilih duduk santai di depan tv ada yang main game ada yang membaca majalah edisi terbaru.
10 Menit berlalu kedua perempuan beda umur menyusul ke arah papah Rudy dan Adit. Sang mamah Sinta duduk di sebelah papah Rudy sambil menyenderkan kepalanya ke pundak suaminya , sedangkan Liliy duduk tak jauh dari sang kakak.
" Liliy papah mau tanya sama kamu" ucap papah Rudy.
" Tanya apa pah?" yang tadinya duduk agak jauh, sekarang Liliy mendekat ke arah papahnya agar tidak terjadi istilah salah dengar.
" Sekarang kan kondisinya Liliy semakin membaik apa kamu tidak ingin sekolah lagi?" tanya papah Rudy.
Semua orang melihat ke arah Liliy menunggu jawaban dari sang empu.
" Jujur pah saat ini Liliy bingung mau sekolah di mana" ucap Liliy sambil melilitkan ujung bajunya.
" Nak mamah , papah sama kakak tidak mempermasalahkan kamu mau sekolah di mana asalkan kamu senang kami juga merasakan senang" ucapan bijak dari sang mamah Sinta kepada putrinya.
" Seumpama Liliy mau sekolah di luar negeri boleh apa enggak?" tanya Liliy.
" Diskusikan dulu sama agensi mu nak kan sebentar lagi mau debut jadi idol. Kita semua mendukung semua keputusan mu , harap mamah jangan gegabah mengambil keputusan pikiran dulu" ucap mamah Sinta.
" Ya mah Liliy akan pikirkan dulu dan makasih mah udah memberi memotivasi untuk aku dan makasih semua yang udah mau mendukung Liliy sampai detik ini" Liliy meneteskan air mata bahagia dan di sambut pelukan hangat dari keluarganya.
Bersambung……
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments