Episode sebelumnya……
Joon Woo mengepal tangan kuat sampai kuku tangan berwarna putih serta tatapan mengerikan. Seketika anak buah yang berada di ruangan tersebut menjadi merinding pertanda siap berperang dengan musuh bebuyutan . " udah lama gue tunggu kehadiran mu kita lihat saja aku atau kau yang menang" ucap Joon Woo tak lupa dengan senyum mengerikan, bagi kaum awam senyum Joon Woo bikin wanita klepek-klepek tapi bagi Mafioso senyum itu bagai kan pisau yang tajam siap untuk membunuh.
" Samuel , Reyhan awasi keluarga Liliy yang sebentar lagi akan berangkat ke Singapura dan sisanya Jhonatan , Destiya dan Bernard kita hancurkan markas di kota J perlahan tapi pasti 😏 habis ini kita susun strategi kita sudah lama tidak main dengan musuh ku" perintah Joon Woo.
"Baik tuan" ucap serempak.
...*****...
Situasi rumah sakit harapan kasih.
Semua orang ( mamah Sinta , papah Rudy , Adit bahkan Jhonatan dkk ) yang berada di rumah sakit dengan raut wajah sedih. Mereka semua duduk di ruang tunggu tepat di depan ruang operasi.
"Kak papah titip mamah sebentar , papah mau ke bagian Administrasi dan sebentar lagi kita berangkat ke Singapura" ucap papah Rudy.
" Iya pah , tapi apa papah udah pesan tiket pesawat?"tanya Adit.
"Tidak perlu beli tiket kak , nanti kita sama-sama berangkat naik pesawat pribadi milik tuan Joon Woo.
dan papah udah nyuruh art untuk mengemasi baju dan keperluan kita di sana" ucap papah Rudy.
Selang beberapa menit terbuka lah pintu operasi. 2 suster mendorong Liliy menggunakan Hospital bed dengan kondisi Liliy pucat tak lupa tubuh bagian dada di penuhi alat medis.
" Hiks...nak, mamah enggak sanggup lihat keadaan mu sekarang hiks…andai mamah bisa membantu menghindari dari tembakan mungkin Liliy tidak separah ini. Maafin mamah sayang" mamah Sinta tak kuasa melihat kondisi anak bungsu nya. Semua orang melihat kondisi Liliy sekarang merasa iba.
...****...
"Selamat sore Tante dan om apa kabar? bagaimana kondisi Liliy" tanya Joon Woo.
Sekarang semua orang berada di dalam pesawat pribadi Joon Woo berserta petugas medis .
"Selamat sore nak Joon Woo kabar kita baik-baik saja, keadaan Liliy belum ada kemajuan" ucap pak Rudy.
Liliy POV.
"Loh kenapa tubuh gue kenapa transparan gini , hello gue ada di sini kenapa kalian enggak denger sih. Eh bau apa ini kayak bau obat-obatan" Liliy yang dari tadi penasaran akhirnya memberanikan diri mendekat ke dokter dan suster. Dan betapa kagetnya Liliy melihat tubuh nya yang tak berdaya di kasur operasi.
"Enggak mungkin ini pasti mimpi gue belum siap mati duh Gusti ampuni segala dosa sengaja maupun tidak sengaja" lirih Liliy.
"Aaaa....!! darah tolong!!,, aduh gue kenapa sih lihat darah sendiri badan jadi lemas" ucap Liliy.
" Hay liliy" se sosok hantu mencoba menghampiri Liliy.
"Kamu siapa? jangan dekat-dekat" Liliy berusaha mundur dari hadapan hantu tersebut.
Hantu tersebut berjalan perlahan mendekat ke arah Liliy, dengan wajah berlumuran darah.
"Kenapa kamu takut saya enggak jahat kok" ucap hantu.
"Ya lah gue takut secara kan elo berwajah seram" ucap Liliy.
Hantu tersebut berubah menjadi selayak nya manusia biasa berwajah ayu rupawan. Hantu tersebut berkenalan dengan Liliy dan akhirnya Liliy tidak takut dengan dia."oh jadi elu namanya Ajeng salam kenal ya" ucapnya.
Mereka berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Dan sampai lah mereka di dekat kolam ikan yang lokasi nya berada di rumah sakit.
" Jeng udah berapa lama kamu jadi hantu?" Liliy yang merasa penasaran dari tadi berusaha bertanya ke Ajeng ya awal-awal nya malu.
" Udah 10 tahun emang ada apa?" tanya Ajeng balik.
"Aku penasaran sama kisah hidup mu kok bisa jadi hantu gentayangan" ucap Liliy.
Jadi begini………
" Oalah gitu ya Jeng semoga pelakunya mendapatkan karma dari tuhan" ucap Liliy.
"Kamu jangan jauh-jauh dari tubuh mu bahaya nanti kalau ada yang masuk bisa-bisa kamu tidak akan kembali ke tubuh asli mu" nasehat Ajeng.
"Bentar deh elo tadi ngomong kalau ada yang masuk itu maksudnya apa Jeng?" tanya Liliy yang begitu penasaran dalam hal supranatural.
"Maksud ku jin qorin bersifat negatif dia bisa mengubah dalam bentuk apapun, jadi jiwa mu jangan jauh-jauh mengerti" ucap Ajeng.
"Ok jeng "ucap Liliy.
Pertemuan sama Ajeng sebelum pindah ke Singapura.
Pov end.
...****...
Jiwa Liliy berusaha mendekat ke arah kedua orang tua meskipun mamah dan papah nya tidak melihat. Liliy berusaha tidak menangis.
"Mah jangan nangis terus Liliy enggak mau mamah sakit" tangan Liliy memegang lengan sang mamah.
"Pah tolong jaga mamah , Liliy sebentar lagi akan kembali doa kan supaya cepat sembuh mah , pah" sekuat tenaga agar tidak menangis di depan kedua orang tua.
Setelah menghampiri kedua orang tua selanjutnya Liliy mendekat ke arah kakaknya.
"Kak maaf membuat semua orang khawatir sama Liliy doa kan Liliy cepat sembuh" ucap Liliy sambil menyender ke bahu sang kakak.
Kurang lebih 4 jam perjalanan pesawat Joon Woo berhasil mendarat sempurna di bandara Changi. Semua Mafioso berjejer di samping kanan kiri dan tentu nya para Mafioso menyamar jadi bodyguard agar keluarga Liliy tidak mencurigai.
Arsen tangan kanan di dunia Mafia sekaligus sekretaris Joon Woo menyambut sang bos berserta rombongan.
"Arsen!! cepat kemari " perintah Joon Woo.
"Ada apa tuan" jawab Arsen.
"Urus tenaga medis dan segera pindahkan ke rumah sakit keluarga ku jangan sampai keluarga Liliy tau cukup anak buah ku yang tau" perintah Joon Woo yang tidak bisa di bantah siapa pun kecuali author 😁.
"Kau tadi bicara apa haa…!!?" bentak Joon Woo tatapan tajam yang tidak bisa di elak kan seketika bulu kuduk author merinding 🥶.
"Hehehe....✌️😁" jawab author .
Back to topik.
Liliy berserta rombongan dokter dan perawat turun dari pesawat dan langsung menaiki ambulan yang sudah di siapkan oleh Arsen.
Dirasa semua aman tanpa ada yang tertinggal Arsen segera menyuruh sang sopir jalan " pak jalan " perintah Arsen.
Sifat Arsen tak jauh beda dengan Joon Woo sama-sama irit bicara , cuek dan tanpa ekspresi di wajah tampan nya. dia bersahabat dengan Joon Woo sedari sekolah TK. Kedua orang tua entah berada di mana sedari kecil Arsen tinggal di panti asuhan dan tanpa di sengaja bertemu lah dengan keluarga Joon Woo.
"Ya Allah bang arsen bisa enggak sih tuh muka sedikit bersahabat" ucap Liliy.
Yap Liliy mengikuti ambulan dia tak mau jauh-jauh dari raganya.
Liliy terus memandangi pemandangan gedung tinggi-tinggi dari dalam mobil. Sebenarnya Liliy bisa terbang ke mana pun dia mau akan tetapi dia sudah janji sama Ajeng agar tak jauh-jauh dari raganya.
Bersambung……
Jangan lupa klik tombol subscribe ♥️ ,like 👍 dan jangan lupa vote 😊.
Serta tinggalkan komen bersifat positif.
See you next time …………
..."Terimakasih"...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments