11. Kemarahan Papa

•••••••

"Kamu serius ingin menemui keluargaku?"

"Apa aku terlihat sedang bercanda?"

Lingga balik bertanya. Bersikap Gentleman, ia mendahului langkah kaki Vallery dan membukakan pintu untuk sang calon istri. Namun bukannya berterima kasih dan segera masuk ke dalam mobil, Vallery malah menghentikan langkah kakinya mendadak, sambil menyilangkan kedua lengan di depan dada. Pandangannya lurus menatap pria yang cukup cocok untuk ia panggil Om. Detik berikutnya gadis itu mendesah panjang.

"Tidakkah ini terlalu cepat?" tanya Vallery dengan tatapan tak yakinnya.

Lingga mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. "Lebih cepat lebih baik," jawabnya kemudian. Ia kembi memberi kode agar Vallery segera masuk ke dalam mobil. Namun lagi-lagi diabaikan oleh sang gadis.

"Tapi menurutku ini terlalu buru-buru dan mendadak. Aku tidak bisa, kita berdua bisa dibunuh Papaku kalau beliau tahu aku hamil."

Vallery menolak keras, sambil menggeleng tegas.

"Aku pastikan kamu dan bayi kita selamat," balas Lingga santai.

Karena mulai kehilangan kesabarannya, ia akhirnya memilih mendorong Vallery dengan pelan agar segera masuk ke dalam mobil. Gadis itu tampak pasrah dengan perlakuan Lingga, apalagi saat pria meletakkan telapak tangan di atas kepalanya, seolah takut kalau kepalanya akan terbentur. Dalam hati Vallery berdecak sambil menggeleng heran dengan sikap lebaynya. Belum sampai di situ, Lingga bahkan memasangkan sabuk pengamannya. Hal ini membuatnya dapat mencium aroma parfum pria itu dengan sangat jelas. Sesaat ia merasa gugup luar biasa, namun buru-buru ia menyadarkan diri.

"Alamat rumah," ucap Lingga setelah menyusul masuk ke dalam mobil dan selesai memasang seatbelt-nya.

Dengan ekspresi sedikit tidak rela, Vallery menyebutkan alamat rumahnya. Tak butuh waktu terlalu lama, mereka akhirnya sampai di rumah Vallery.

"Kamu beneran mau masuk?" tanya Vallery memastikan sekali lagi. Takutnya nyali Lingga mendadak menciut dan membuat pria itu berubah pikiran.

Lingga mengangguk, mengiyakan.

"Nggak takut sama Papa-ku?"

"Ya, takut," balas Lingga santai.

Kedua bola Vallery melotot. "Terus kenapa masih mau masuk?" Vallery menggeleng tegas, "dah nggak usah masuk kalau emang belum siap, kita bisa ngomong ke Papa kapan-kapan. Sekarang kamu mending pulang, kita bahas ini besok."

"Aku bilang, aku akan bertanggung jawab, Vallery."

"Hah?"

"Aku tidak akan lari. Aku akan menerima semua apapun yang akan keluarga kamu lakuin ke aku nantinya, karena memang di sini aku yang bersalah. Aku akan bertanggung jawab. Meski takut, aku akan menghadapinya."

Mulut Vallery mendadak terkunci rapat. Ia termenung sesaat, hatinya terenyuh dengan pengakuan Lingga barusan. Ia seperti merasa diperjuangkan. Bolehkah ia merasa senang meski hanya untuk sesaat?

"Tapi kamu tidak harus melakukan sampai sejauh ini," guman Vallery lalu segera turun dari mobil.

Saat keduanya masuk ke dalam rumah, Bik Jum langsung menyambut mereka. Awalnya, Bik Jum terlihat bingung dan juga terkejut melihat siapa yang datang bersama Vallery, namun hal itu tidak bertahan lama, karena Vallery yang langsung menanyakan Gerald.

"Papa di mana, Bik?"

"Ada di atas, Non, mau Bik Jum panggilin?" tawar Bik Jum.

"Boleh. Makasih, ya, Bik."

"Iya, sama-sama, Non."

Setelah mengatakan itu, Bik Jum langsung undur diri dan memanggil Tuannya.

"Kamu mau minum apa?" tawar Vallery.

"Apa saja. Asal dingin, air dingin aja juga boleh."

Vallery mengangguk paham lalu menyuruh Lingga duduk, sementara dirinya pergi ke dapur untuk mengambil air minum untuknya

Tak berapa lama Gerald datang dan menghampiri Lingga dan Vallery yang sudah kembali dari dapur. Raut wajah keduanya mendadak memucat.

Wajah Gerald tampak kebingungan melihat Lingga. Ia kemudian beralih ke putri semata wayangnya. "Siapa dia, Valle?"

Lingga langsung berdiri. "Perkenalkan nama saya Lingga, Lingga Maheswara," ucap Lingga memperkenalkan dirinya. Tangannya terulur menjabat tangan Gerald, Papa Vallery membalas jabatan tangan itu dengan wajah yang masih kebingungan.

"Silahkan duduk!" Gerald menyuruh Lingga kembali duduk sebelum ia duduk juga, "boleh saya tahu apa maksud dan tujuan anda datang ke sini?"

"Maksud dan tujuan saya kemari adalah saya ingin melamar putri Om," ucap Lingga dengan nada lugas, tidak ada nada keraguan sedikit pun.

Gerald melotot tajam. "Apa anda bilang? Anda sadar dengan apa yang barusan anda katakan?" emosinya meluap. Ia tidak terima. Bagaimana bisa ada pria dewasa yang cocok ia jadikan adik ingin menikahi putri satu-satunya.

"Ya, saya sadar sepenuhnya," balas Lingga tegas.

Bugh!

"PAPA!!" seru Vallery reflek saat satu pukulan mendarat di wajah Lingga. Ia terkejut dan tidak menyangka kalau Papanya akan melakukan hal demikian.

"Keluar anda dari rumah saya!" usir Gerald galak, "selagi saya masih minta dengan baik-baik."

"Saya serius ingin menikahi putri anda." Lingga terlihat bersungguh-sungguh, ia bahkan sampai berlutut. Mencoba mengabaikan ujung bibirnya yang terasa sedikit perih.

Gerald terlihat kehilangan kata-kata.

"Izinkan saya menikahi putri anda."

"Kamu pikir aku sudah gila?"

"Aku mau menikah sama Lingga, Pa," sahut Vallery cepat.

Gerald terlihat terkejut, ia beralih menatap sang putri. Berharap kalau apa yang barusan didengar sebuah kekeliruan.

"Apa kamu bilang?"

"Vallery mau menikah sama Lingga." Vallery menggeleng dan meralat perkataannya, "Vallery harus menikah dengan Lingga demi Cucu Papa."

"Cucu? Cucu apa?"

"Vallery hamil.

"Apa kamu bilang?" tanya Gerald dengan suara sedikit bergetar. Sebelum Vallery menjawab, ia lebih dahulu berdoa agar apa yang tadi didengar barusan sebuah kesalahan.

"Maafin Vallery, Pa, Vallery khilaf."

"Bilang sama Papa kalau apa yang Papa denger barusan itu salah!"

Vallery masih bergeming sambil menundukkan kepalanya. Bahunya terlihat naik-turun, menandakan kalau ia sedang terisak.

"Oke, kalau kamu memang bersikeras melarang Papa agar tidak menikah lagi, Papa kabulkan permintaan kamu. Kamu puas?! Sekarang beritahu Papa kalau semua itu bohong! Bilang ke Papa, Valle!!" teriak Gerald penuh dengan emosi. Ia sudah tidak bisa menahan amarahnya kali ini. Benar-benar tidak bisa.

"Maafkan saya, Om!" sesal Lingga tulus.

BUGH!!

Satu pukulan keras kembali mendarat pada wajah Lingga.

"Brengsek kau! Apa salah Putriku sampai kau nodai kesuciannya? Kau tidak lihat betapa polosnya putriku? Bajingan kau! Brengsek!" maki Gerald penuh umpatan. Sumpah demi Tuhan, ia benar-benar ingin membunuh pria ini rasanya.

"Udah, Pa!"

"Jangan hentikan Papa! Papa ingin menghajarnya sampai babak belur. Enggak, Papa akan membunuhnya." Gerald terlihat diselimuti amarah yang siap meledak.

"Memang setelah Papa menghajar Lingga sampai babak belur, bisa mengembalikan semuanya?" jerit Vallery di sela sesegukannya.

Tubuh Gerald mematung. Genggaman tangan yang tadi mencengkram kerah kemeja Lingga mendadak terlepas.

"Tapi dia sudah menghamili kamu?" lirih Gerald terdengar putus asa. Sejujurnya ia masih sedikit tidak percaya dengan apa yang diucapkan barusan. Pria ini menghamili putrinya? Putri semata wayangnya tengah mengandung? Semakin dipikirkan, semakin ia marah.

"Yang salah di sini bukan cuma Lingga, Pa, tapi Vallery juga. Jadi nggak ada gunanya Papa hajar Lingga. Karena Vallery paling bersalah di sini."

Mendengar ucapan Vallery, Lingga langsung menggeleng tidak setuju. "Nggak ada yang paling salah atau salah aja, Valle. Kesalahan ini seimbang dilakukan oleh kita berdua. Tidak lebih di kamu ataupun hanya lebih di aku."

Sialan. Mendengar ucapan Lingga yang sedikit berbau gombalan, membuat Gerald mendadak ingin muntah. Dalam hati, pria paruh baya itu pun cukup menyesali sikapnya yang tidak pernah bisa semanis itu terhadap Riana. Ck. Kenapa pula dirinya malah membandingkan caranya dan Lingga dalam memperlakukan wanitanya. Ini tidak benar. Batin Gerald sambil geleng-geleng kepala.

"Saya akan bertanggung jawab, Om," ucap Lingga penuh keyakinan.

Gerald memijit pelipisnya yang mendadak pening. "Lebih baik kamu pulang, kita bicarakan lain kali. Saya perlu berpikir."

"Papa!!" seru Vallery kesal.

Gerald kemudian langsung menoleh ke arah Putrinya. "Apa? Ini semua tidak sesederhana itu, Valle, untuk memutuskan sebuah pernikahan. Papa butuh waktu untuk berpikir."

"Tapi--"

"Saya bilang pulang!" usir Gerald dengan tegas.

Lingga tidak membantah, jelas saja, ia langsung bangkit berdiri dan berpamitan. Gerald tidak merespon sama sekali, ia paham betul dan langsung undur diri.

"Maafin Papa aku, ya," sesal Vallery merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Lingga.

Pria itu tersenyum menenangkan Vallery. "Nggak papa, aku baik-baik aja."

"Tapi memar loh, nanti sampai rumah langsung diobatin, ya."

Lingga terkekeh geli secara spontan. Sudah lama ia tidak diperhatikan seperti ini.

"Ya ampun, gimana ini, apa kita perlu ke rumah sakit?"

Kali ini Lingga terbahak. "Enggak usah, ini nggak papa, cuma luka kecil. Nanti begitu sampai rumah langsung diobati. Makasih karena udah khawatir." Ia tersenyum tulus, mengelus rambut Vallery dan masuk ke dalam mobilnya.

Sedangkan Vallery mematung, jantungnya berdegup kencang. Perasaan aneh macam apa ini?

Tbc,

Hayo, like dan komennya jangan lupa ya🤭

Terpopuler

Comments

Mak sulis

Mak sulis

iiihhh ada dengup kencang didada saat Lingga mengusap kepala Vall..itu karena kamu lagi mengandung anaknya jadi ada kontak batin deh

2023-06-03

0

tetesan embun 🌛

tetesan embun 🌛

lebih bagus yg ini dri pda yg terlambat menikah,

2023-03-09

1

nona listya

nona listya

ayoooo thoooorrrrr,,,

2020-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bule Jawa
2 2. Barbie Hidup
3 3. Tunangan Papa
4 4. Akhirnya Bertemu
5 5. Hanya Ingin Menolong
6 6. Khilaf
7 7. Sudah Terlanjur
8 8. Telat?
9 9. Sebuah Pengakuan
10 10. Tanggung Jawab
11 11. Kemarahan Papa
12 12. Age Just Number
13 13. Perasaan Bersalah Seorang Ayah
14 14. Terkejut Akan Sebuah Fakta
15 15. Bertemu Calon Mertua
16 16. Menjemput Restu
17 17. Pertemuan Dadakan
18 18. Pernyataan Cinta Tak Terduga
19 19. Kekesalan Vallery
20 20. Kekecewaan Vallery
21 21. Akur
22 22. Murkanya Nenek Vallery
23 23. Kekhawatiran Vallery
24 24. Bocah Yang Sebentar Lagi Punya Bocah
25 25. Cemburunya Gerald
26 26. Hampir Khilaf
27 27. Mendamaikan Nick & Patricia
28 28. Sebar undangan
29 29. Pendarahan?
30 30. Drama Sebelum Pernikahan
31 31. Damai
32 32. Fix, Gagal Resepsi
33 33. Ada Yang Jadian
34 34. Sah!
35 35. Bukan Malam Pertama
36 36. Pindahan
37 37. Kunjungan Mertua
38 38. Kencan Ceritanya
39 39. Drama Pacarannya Nick & Patricia
40 40. Chek Kandungan
41 41. Drama Rumah Tangga?
42 42. Ngidam
43 43. Boy's Time
44 44. Chek in di Hotel??
45 45. Ngambek
46 46. Kekhawatiran Semata
47 47. Pernyataan Cinta
48 48. Lamaran Gerald
49 49. Sedang Manis-Manisnya
50 50. Kekecewaan Patricia
51 51. Putus atau Terus?
52 52. Perkara Susu
53 53. Cewek?
54 54. Kedatangan Tamu
55 55. Tamu Tambahan
56 56. Kamu Marah?
57 57. Kegalauan Vallery
58 Pengumuman
59 58. Salah Apa Lagi Nih?
60 59. Jujur
61 60. Nemenin Kondangan
62 61. Pengakuan
63 62. Curhat
64 63. Semoga Semua Baik-baik Saja
65 64. Rasa Bersalah Lingga
66 65. Kondisi Vallery
67 66. Terima Kasih Untuk Bertahan
68 67. Tak Ingin Pisah
69 68. Masih Ada Kita
70 69. Ayo, Berjuang!
71 70. Baikan?
72 71. Bertemu Baby
73 72. Cari Nama Buat Baby
74 73. Selamat Tinggal Saka
75 74. Diskusi Berujung Emosi
76 75. Belum Baikan? (part 1)
77 76. Belum Baikan (part 2)
78 77. Rencana Gagal
79 78. Jujur Itu Baik?
80 79. Berkunjung Ke Rumah Mertua
81 80. Hanya Mimpi atau Memang Firasat?
82 81. Ya, Halo?
83 82. Bertahan Demi Mama, Nak!
84 83. Menunggu Hasil
85 84. Tetap Kuat, Nak!
86 85. Dijengukin Mama Baru
87 86. Surprise?
88 87. Kating Rese
89 88. Saka Sudah Boleh Pulang?
90 89. Dilabrak
91 90. Bertahan, Sayang
92 91. Terima Kasih Sudah Bertahan, Sayang
93 92. Hampir Ribut Lagi?
94 93. Berdamai?
95 94. Hah? Positif?
96 promo cerita baru
97 Info cerita baru
98 promo
99 cerita baru
100 promo
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Bule Jawa
2
2. Barbie Hidup
3
3. Tunangan Papa
4
4. Akhirnya Bertemu
5
5. Hanya Ingin Menolong
6
6. Khilaf
7
7. Sudah Terlanjur
8
8. Telat?
9
9. Sebuah Pengakuan
10
10. Tanggung Jawab
11
11. Kemarahan Papa
12
12. Age Just Number
13
13. Perasaan Bersalah Seorang Ayah
14
14. Terkejut Akan Sebuah Fakta
15
15. Bertemu Calon Mertua
16
16. Menjemput Restu
17
17. Pertemuan Dadakan
18
18. Pernyataan Cinta Tak Terduga
19
19. Kekesalan Vallery
20
20. Kekecewaan Vallery
21
21. Akur
22
22. Murkanya Nenek Vallery
23
23. Kekhawatiran Vallery
24
24. Bocah Yang Sebentar Lagi Punya Bocah
25
25. Cemburunya Gerald
26
26. Hampir Khilaf
27
27. Mendamaikan Nick & Patricia
28
28. Sebar undangan
29
29. Pendarahan?
30
30. Drama Sebelum Pernikahan
31
31. Damai
32
32. Fix, Gagal Resepsi
33
33. Ada Yang Jadian
34
34. Sah!
35
35. Bukan Malam Pertama
36
36. Pindahan
37
37. Kunjungan Mertua
38
38. Kencan Ceritanya
39
39. Drama Pacarannya Nick & Patricia
40
40. Chek Kandungan
41
41. Drama Rumah Tangga?
42
42. Ngidam
43
43. Boy's Time
44
44. Chek in di Hotel??
45
45. Ngambek
46
46. Kekhawatiran Semata
47
47. Pernyataan Cinta
48
48. Lamaran Gerald
49
49. Sedang Manis-Manisnya
50
50. Kekecewaan Patricia
51
51. Putus atau Terus?
52
52. Perkara Susu
53
53. Cewek?
54
54. Kedatangan Tamu
55
55. Tamu Tambahan
56
56. Kamu Marah?
57
57. Kegalauan Vallery
58
Pengumuman
59
58. Salah Apa Lagi Nih?
60
59. Jujur
61
60. Nemenin Kondangan
62
61. Pengakuan
63
62. Curhat
64
63. Semoga Semua Baik-baik Saja
65
64. Rasa Bersalah Lingga
66
65. Kondisi Vallery
67
66. Terima Kasih Untuk Bertahan
68
67. Tak Ingin Pisah
69
68. Masih Ada Kita
70
69. Ayo, Berjuang!
71
70. Baikan?
72
71. Bertemu Baby
73
72. Cari Nama Buat Baby
74
73. Selamat Tinggal Saka
75
74. Diskusi Berujung Emosi
76
75. Belum Baikan? (part 1)
77
76. Belum Baikan (part 2)
78
77. Rencana Gagal
79
78. Jujur Itu Baik?
80
79. Berkunjung Ke Rumah Mertua
81
80. Hanya Mimpi atau Memang Firasat?
82
81. Ya, Halo?
83
82. Bertahan Demi Mama, Nak!
84
83. Menunggu Hasil
85
84. Tetap Kuat, Nak!
86
85. Dijengukin Mama Baru
87
86. Surprise?
88
87. Kating Rese
89
88. Saka Sudah Boleh Pulang?
90
89. Dilabrak
91
90. Bertahan, Sayang
92
91. Terima Kasih Sudah Bertahan, Sayang
93
92. Hampir Ribut Lagi?
94
93. Berdamai?
95
94. Hah? Positif?
96
promo cerita baru
97
Info cerita baru
98
promo
99
cerita baru
100
promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!