2. Barbie Hidup

^^^&^^^

Tok Tok Tok

"Masuk!" sahut Lingga tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas yang ada di hadapannya.

Tak lama setelahnya, Will masuk. Lingga menyadari kehadiran sekertarisnya itu, tapi ia masih terlalu fokus memeriksa berkas-berkas yang perlu ditandatangani olehnya.

"Ada perlu apa, Will? Bukannya kamu tadi izin pulang lebih awal? Kenapa masih di sini?"

"Anu, Bos..."

"Ngomong aja!"

"Bos belum mau pulang?" tanya Will ragu-ragu.

Lingga terkekeh. "Kenapa? Kamu nggak enak pulang lebih awal?"

Pria bernama lengkap Willdan Cahyono ini meringis.

"Tidak perlu sungkan! Kamu bisa pulang duluan. Habis ngecek berkas, saya langsung pulang. Kamu tidak perlu khawatir," ucap Lingga serius.

"Tapi nanti Bos bakal dateng kan?"

"Ke mana?" Lingga mengalihkan pandangannya, menatap sekertarisnya itu dengan tatapan bingung.

"Bos lupa?"

Lingga berpikir sejenak sambil mengusap dagunya kemudian melirik Will. "Sepertinya," ucapnya ragu. CEO muda dari perusahaan game online itu menatap sekertarisnya penuh tanya tanya.

"Ya Tuhan! Bos, saya bisa-bisa dipecat Ibu kalau Bos begini terus," keluh Will frustasi.

Berbanding balik dengan Will yang terlihat frustasi, Lingga justru terkekeh santai. "Kenapa kamu takut dipecat Ibu saya, kalau kenyataannya kamu kerja untuk saya. Ibu saya tidak punya hak memecat kamu, Will. Kamu tidak perlu khawatir."

"Tapi Bos..."

"Kenapa? Ibu saya ngancem kamu?" Lingga kembali menghentikan kegiatannya lalu menatap Will.

Will terlihat tidak percaya. "Bos beneran lupa atau pura-pura lupa sih?"

Lingga hanya membalas pertanyaan Will dengan mengangkat kedua bahunya secara bersamaan. "Yang jelas saya tidak ingat."

Will kemudian berdecak kesal. "Hari ini Bos harus bertemu dengan Willona," ucapnya kemudian.

"Siapa Willona?" tanya Lingga dengan ekspresi bingungnya. Ia tidak merasa mengenal nama belakang artis ibukota yang katanya sudah berstatus sebagai mantan pacar Farrel Bramanstya itu.

Will mendesah tidak percaya. "Jadi Bos beneran lupa?"

Lingga kembali sibuk dengan berkas di hadapannya. "Hmm."

"Bos!"

"Katakan saja dia siapa!"

"Willona itu perempuan yang Ibu pilih untuk jadi calon istri Bos."

Lingga menggaruk pelipisnya sambil mengangguk paham. "Iya, sekarang saya inget. Kamu bisa pergi sekarang."

"Begitu saja?" protes Will kurang suka dengan respon sang atasan.

Lingga mendengus. "Memangnya kamu mau saya merespon bagaimana?" Ia kemudian melirik Will, "pulang sana!" usirnya kemudian.

"Tapi Bos nanti akan datang kan?"

"Lihat nanti, Will," jawab Lingga seadanya.

"Bos!!"

Lingga menatap Will tajam sambil berdecak. "Saya bos kamu, Will. Jangan berteriak kepada saya!"

"Bos," rengek Will frustasi. Pasalnya ia sudah berjanji kepada Lidiya--ibu Lingga--kalau ia akan memastikan bosnya ini datang ke acara yang sudah Lidiya siapkan.

Lingga mencoba untuk tidak peduli dengan rengekan Will. Ia mencoba memfokuskan diri dengan berkas-berkasnya. Tapi sepertinya hal itu sia-sia, karena Will terus merengek hingga akhirnya Lingga menyerah kalah dan menyetujui untuk datang.

"Kamu sekarang puas, Will?" sindir Lingga dengan nada sebal.

"Sangat."

"Silahkan pergi!" usir Lingga sekali lagi.

Will kemudian memberikan hormat sambil mengucapkan terima kasih, setelahnya ia pergi dari ruangan begitu saja.

^*^*^*^*^

Barbie hidup. Itulah kesan pertama yang dapat mendeskripsikan sesosok perempuan yang bernama Willona-willona itu. Berwajah manis, kulit putih mulus, tinggi semampai, hidung mancung, bibir yang tidak terlalu tebal, rambut panjang, dan anggun. Willona mengenakan dress merah marron selutut, rambut panjangnya dijepit setengah lalu sisanya ia biarkan tergerai, menambah kesan anggun dan manisnya.

Tidak terlalu buruk. Batin Lingga setelah selesai menilai penampilan Willona. Dengan gerakan spontan, Lingga berdiri menyambut Willona dan menarik salah satu kursi untuk diduduki wanita itu. Sederhana. Namun cukup membuat Willona tersanjung.

"Terima kasih," ucap Willona sambil tersenyum.

Lingga balas tersenyum sambil mengangguk, baru kemudian kembali duduk di kursinya.

"Kita pesan makan sekarang?" tanya Lingga, setelah duduk nyaman di kursinya.

Willona menjawab dengan anggukan kepala tanda setuju.

Tanpa membuang waktu, Lingga langsung mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan. Setelah selesai memesan mereka mengobrol sembari menunggu pesanan mereka.

"Bagaimana menurutmu tentang perjodohan ini?" tanya Lingga, memulai percakapan mereka.

"Aku tidak masalah. Kamu cukup tampan dan juga mapan. Aku perempuan normal yang tidak akan menolak pria seperti kamu," jawab Willona jujur.

Jawaban yang di luar dugaan. Batin Lingga sambil mangguk-mangguk. Realistis dan jujur. Lingga suka dengan sikap Willona. Terlihat dewasa dan juga anggun. Tidak terlalu buruk. Tapi tetap saja ia tidak tertarik untuk hubungan lebih.

"Kamu sendiri? Apa kamu keberatan?"

"Sebenarnya tidak terlalu."

"Tapi?"

Lingga harus menahan jawabannya karena pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Suasana hening setelahnya, karena Lingga memilih untuk menikmati Steak Medium Rare-nya lebih dulu, ketimbang langsung menjawab rasa penasaran Willona.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi, Lingga."

"Aku tahu. Lebih baik kita makan dulu," ucap Lingga mengintruksi Willona untuk segera menyantap Tenderloin Steak-nya.

Namun, bukannya menurut Willona justru mendengkus lalu menyandarkan punggungnya di kursi.

"Kamu menolakku?" tebak Willona terlihat sakit hati.

"Kenapa kamu berpikir begitu?" Lingga ikut menyandarkan punggungnya di kursi.

"Kalau kamu menerima perjodohan ini, kamu pasti akan bilang kalau kamu tidak keberatan. Tapi yang kamu lakukan sekarang tidak demikian. Apalagi kalau bukan karena kamu memang menolakku."

Lingga tersenyum sambil mengangguk takjub. Perempuan ini ternyata cukup peka juga.

"Kamu cukup cerdas," puji Lingga tanpa perasaan bersalah dan kembali menyantap steaknya.

"Maksudnya?!" seru Willona tidak paham sepenuhnya.

"Ya, sesuai dengan asumsi kamu barusan."

Harga diri Willona seolah diinjak-injak. Kurang ajar sekali pria ini.

"Brengsek," umpat Willona geram, "kurang ajar!" imbuhnya lalu meninggalkan meja begitu saja.

Lingga menghela napas pendek, pandangannya lalu beralih pada Tenderloin Steak milik Willona yang bahkan belum disentuh wanita itu sama sekali. Ia kemudian meraih ponselnya yang memang sengaja diletakkan di samping piringnya. Mengutak-atik sebentar dan kembali meletakkan ponsel itu ke tempat semula. Baru kemudian menyantap Steak Medium Rare miliknya.

Setelah steaknya habis, Will datang dengan nafas yang sedikit ngos-ngosan.

"Ada masalah apa, Bos?" tanya Will saat menemukan bosnya ini duduk sendirian.

Lingga menyesap red wine-nya dengan penuh penghayatan, lalu mengangkat dagunya. Mengintruksi sekertarisnya itu untuk duduk di kursi yang ada di hadapannya. Dengan ekspresi sedikit bingung, Will tetap mendudukkan bokongnya di kursi itu.

"Ini maksudnya gimana sih, Bos?" tanya Will tidak paham.

"Saya traktir kamu makan malam hari ini. Meski bukan selera kamu, tapi Tenderloin Steak cukup bisa dinikmati semua orang. Jadi, ya makan aja."

Lingga mengelap ujung bibirnya dengan serbet, lalu beranjak berdiri.

"Orang bisa berpikir jika kita pasangan gay kalau saya masih tetap duduk di sini. Jadi, saya tunggu di mobil saja. Kamu nikmati makan malam kamu, lalu setelahnya kamu bisa pulang."

Setelah mengatakan itu, Lingga langsung meninggalkan Will yang sedang terbengong.

"Astagfirullah! Gue bahkan nggak tahu ini rejeki atau musibah," gerutu Will sebelum meraih garpu dan pisaunya. Dia jauh-jauh meninggalkan kencan butanya hanya demi Tenderloin Steak yang bahkan mulai dingin. Astaga, yang benar saja.

Tbc,

Terpopuler

Comments

Nur cholifah Olif

Nur cholifah Olif

rezeky willl 😁

2023-08-19

0

Dhinok Farrel

Dhinok Farrel

ahahahahaha.... Will....rasane enak toh tenderloin steak nya...😀

2023-06-10

0

Mak sulis

Mak sulis

not bad.. aku suka kak outhor

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bule Jawa
2 2. Barbie Hidup
3 3. Tunangan Papa
4 4. Akhirnya Bertemu
5 5. Hanya Ingin Menolong
6 6. Khilaf
7 7. Sudah Terlanjur
8 8. Telat?
9 9. Sebuah Pengakuan
10 10. Tanggung Jawab
11 11. Kemarahan Papa
12 12. Age Just Number
13 13. Perasaan Bersalah Seorang Ayah
14 14. Terkejut Akan Sebuah Fakta
15 15. Bertemu Calon Mertua
16 16. Menjemput Restu
17 17. Pertemuan Dadakan
18 18. Pernyataan Cinta Tak Terduga
19 19. Kekesalan Vallery
20 20. Kekecewaan Vallery
21 21. Akur
22 22. Murkanya Nenek Vallery
23 23. Kekhawatiran Vallery
24 24. Bocah Yang Sebentar Lagi Punya Bocah
25 25. Cemburunya Gerald
26 26. Hampir Khilaf
27 27. Mendamaikan Nick & Patricia
28 28. Sebar undangan
29 29. Pendarahan?
30 30. Drama Sebelum Pernikahan
31 31. Damai
32 32. Fix, Gagal Resepsi
33 33. Ada Yang Jadian
34 34. Sah!
35 35. Bukan Malam Pertama
36 36. Pindahan
37 37. Kunjungan Mertua
38 38. Kencan Ceritanya
39 39. Drama Pacarannya Nick & Patricia
40 40. Chek Kandungan
41 41. Drama Rumah Tangga?
42 42. Ngidam
43 43. Boy's Time
44 44. Chek in di Hotel??
45 45. Ngambek
46 46. Kekhawatiran Semata
47 47. Pernyataan Cinta
48 48. Lamaran Gerald
49 49. Sedang Manis-Manisnya
50 50. Kekecewaan Patricia
51 51. Putus atau Terus?
52 52. Perkara Susu
53 53. Cewek?
54 54. Kedatangan Tamu
55 55. Tamu Tambahan
56 56. Kamu Marah?
57 57. Kegalauan Vallery
58 Pengumuman
59 58. Salah Apa Lagi Nih?
60 59. Jujur
61 60. Nemenin Kondangan
62 61. Pengakuan
63 62. Curhat
64 63. Semoga Semua Baik-baik Saja
65 64. Rasa Bersalah Lingga
66 65. Kondisi Vallery
67 66. Terima Kasih Untuk Bertahan
68 67. Tak Ingin Pisah
69 68. Masih Ada Kita
70 69. Ayo, Berjuang!
71 70. Baikan?
72 71. Bertemu Baby
73 72. Cari Nama Buat Baby
74 73. Selamat Tinggal Saka
75 74. Diskusi Berujung Emosi
76 75. Belum Baikan? (part 1)
77 76. Belum Baikan (part 2)
78 77. Rencana Gagal
79 78. Jujur Itu Baik?
80 79. Berkunjung Ke Rumah Mertua
81 80. Hanya Mimpi atau Memang Firasat?
82 81. Ya, Halo?
83 82. Bertahan Demi Mama, Nak!
84 83. Menunggu Hasil
85 84. Tetap Kuat, Nak!
86 85. Dijengukin Mama Baru
87 86. Surprise?
88 87. Kating Rese
89 88. Saka Sudah Boleh Pulang?
90 89. Dilabrak
91 90. Bertahan, Sayang
92 91. Terima Kasih Sudah Bertahan, Sayang
93 92. Hampir Ribut Lagi?
94 93. Berdamai?
95 94. Hah? Positif?
96 promo cerita baru
97 Info cerita baru
98 promo
99 cerita baru
100 promo
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Bule Jawa
2
2. Barbie Hidup
3
3. Tunangan Papa
4
4. Akhirnya Bertemu
5
5. Hanya Ingin Menolong
6
6. Khilaf
7
7. Sudah Terlanjur
8
8. Telat?
9
9. Sebuah Pengakuan
10
10. Tanggung Jawab
11
11. Kemarahan Papa
12
12. Age Just Number
13
13. Perasaan Bersalah Seorang Ayah
14
14. Terkejut Akan Sebuah Fakta
15
15. Bertemu Calon Mertua
16
16. Menjemput Restu
17
17. Pertemuan Dadakan
18
18. Pernyataan Cinta Tak Terduga
19
19. Kekesalan Vallery
20
20. Kekecewaan Vallery
21
21. Akur
22
22. Murkanya Nenek Vallery
23
23. Kekhawatiran Vallery
24
24. Bocah Yang Sebentar Lagi Punya Bocah
25
25. Cemburunya Gerald
26
26. Hampir Khilaf
27
27. Mendamaikan Nick & Patricia
28
28. Sebar undangan
29
29. Pendarahan?
30
30. Drama Sebelum Pernikahan
31
31. Damai
32
32. Fix, Gagal Resepsi
33
33. Ada Yang Jadian
34
34. Sah!
35
35. Bukan Malam Pertama
36
36. Pindahan
37
37. Kunjungan Mertua
38
38. Kencan Ceritanya
39
39. Drama Pacarannya Nick & Patricia
40
40. Chek Kandungan
41
41. Drama Rumah Tangga?
42
42. Ngidam
43
43. Boy's Time
44
44. Chek in di Hotel??
45
45. Ngambek
46
46. Kekhawatiran Semata
47
47. Pernyataan Cinta
48
48. Lamaran Gerald
49
49. Sedang Manis-Manisnya
50
50. Kekecewaan Patricia
51
51. Putus atau Terus?
52
52. Perkara Susu
53
53. Cewek?
54
54. Kedatangan Tamu
55
55. Tamu Tambahan
56
56. Kamu Marah?
57
57. Kegalauan Vallery
58
Pengumuman
59
58. Salah Apa Lagi Nih?
60
59. Jujur
61
60. Nemenin Kondangan
62
61. Pengakuan
63
62. Curhat
64
63. Semoga Semua Baik-baik Saja
65
64. Rasa Bersalah Lingga
66
65. Kondisi Vallery
67
66. Terima Kasih Untuk Bertahan
68
67. Tak Ingin Pisah
69
68. Masih Ada Kita
70
69. Ayo, Berjuang!
71
70. Baikan?
72
71. Bertemu Baby
73
72. Cari Nama Buat Baby
74
73. Selamat Tinggal Saka
75
74. Diskusi Berujung Emosi
76
75. Belum Baikan? (part 1)
77
76. Belum Baikan (part 2)
78
77. Rencana Gagal
79
78. Jujur Itu Baik?
80
79. Berkunjung Ke Rumah Mertua
81
80. Hanya Mimpi atau Memang Firasat?
82
81. Ya, Halo?
83
82. Bertahan Demi Mama, Nak!
84
83. Menunggu Hasil
85
84. Tetap Kuat, Nak!
86
85. Dijengukin Mama Baru
87
86. Surprise?
88
87. Kating Rese
89
88. Saka Sudah Boleh Pulang?
90
89. Dilabrak
91
90. Bertahan, Sayang
92
91. Terima Kasih Sudah Bertahan, Sayang
93
92. Hampir Ribut Lagi?
94
93. Berdamai?
95
94. Hah? Positif?
96
promo cerita baru
97
Info cerita baru
98
promo
99
cerita baru
100
promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!